Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manajemen keuangan pribadi sangatlah penting dalam mendukung terwujudnya tujuan-
tujuan individu. Dengan melakukan pengelolaan terhadap keuangan pribadi, maka tiap individu
tahu akan tujuan yang ingin dicapai, dan memanfaatkan pengelolaan sumber daya keuangan
secara optimal untuk mencapai tujuan tersebut. Dengan mengoptimalkan pengelolaan keuangan
pribadi, maka individu secara bertanggung jawab mampu merencanakan dan mewujudkan masa
depannya.
Sikap konsumtif yang tinggi akhir-akhir ini dikalangan mahasiswa dan generasi muda
lainnya, menyebabkan pengelolaan keuangan menjadi sesuatu yang tidak mudah. Selain dari
sikap tersebut, beberapa penelitian juga menunjukan bahwa generasi muda banyak yang belum
memiliki pengetahuan akan pengelolaan keuangan. Jika generasi muda belum memiliki
pengetahuan akan mengelola keuangan pribadi, maka mereka tidak dapat merencanakan dan
mengendalikan penggunaan uang untuk pencapain tujuan individu mereka.
Kebanyakan pengelolaan keuangan dilakukan ketika generasi muda mulai bekerja
dan/atau berkeluarga, padahal pengelolaan keuangan harus sudah dapat dilakukan pada saat
mereka sedang berkuliah. Walaupun sumber keuangan masih berasal dari orang tua, donatur atau
pemberi beasiswa, namun jika dikelola dengan baik dan optimal, maka jumlah nominal uang
yang diterima tiap bulan dapat juga dimanfaatkan untuk investasi masa depan
Dengan demikian, manajemen keuangan pribadi mencakup dua unsur yakni pengetahuan
akan keuangan dan seni dalam mengelola. Mengapa seni dalam mengelola itu menjadi sesuatu
yang juga penting? Karena kegiatan mengelola (pengelolaan) membutuhkan kedisiplinan dan
menentukan prioritas yang berasal dari pengontrolan diri. Pengontrolan diri akan membantu anda
untuk tetap bertahan pada prinsip manajemen, yakni efesiensi dan efektifitas. Efesiensi, yakni
menggunakan sumber-sumber dana secara optimal untuk pencapaian tujuan manajemen
keuangan pribadi. Sedangkan efektifitas merujuk pada manajemen keuangan pribadi menuju
pada tujuan yang tepat.

1.2 Rumusan Masalah


Apakah yang dimaksud dengan mengelola keuangan pribadi?
Apa tujuan dari pengelolaan keuangan pribadi?
Bagaimana cara pengontrolan keuangan pribadi dalam manajemen keuangan?
Apa saja langkah-langkah dalam mengelola keuangan pribadi?
Bagaimana cara menghindari kebiasaan buruk dalam pengelolaan keuangan pribadi?

1.3 Tujuan
Mengetahui apa yang dimaksud dengan mengelola keuangan pribadi.
Untuk mengetahui tujuan dari pengelolaan keuangan pribadi
Memahami bagaimana cara mengontrol keuangan pribadi dalam manajemen keuangan
Agar mengerti apa saja langkah-langkah dalam mengella keuangan pribadi
Untuk mengetahui bagaimana cara menghindari kebiasaan buruk dalam pengelolaan
keuangan pribadi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Mengelola Keuangan Pribadi

Manajemen keuangan pribadi adalah seni dan ilmu mengelola sumber daya (money)
dari unit individual/ rumah tangga (Gitman 2002). Seorang wirausaha harus mampu
memanfaatkan uang wirausaha untuk kehidupan yang menyadarkan diri bahwa pola
kehidupan yang sederhana dan tidak boros. Pemborosan akan mengurangi kemampuan untuk
memberdayakan potensi. Wirausaha dalam membantu peningkatan keuangan pribadi wirausaha
juga akan menciptakan dampak negatif dalam usahanya. Semakin seorang wirausaha mampu
memberdayakan potensi dirinya bersama sumber daya keuangan wirausaha, maka semakin
lancar dan kuat usahanya.

Mengelola keuangan pribadi tidaklah mudah diaplikasikan karena terdapat beberapa


langkah sistematis yang harus diikuti. Namun, mengetahui manajemen keuangan pribadi,
merupakan langkah awal untuk aplikasi yang tepat ketika mengelola uang pribadi. Manajemen
keuangan pribadi menuntut adanya pola hidup yang memiliki prioritas. Prinsip kekuatan
dari prioritas berpengaruh juga pada tingkat kedisiplinan seseorang ketika mengelola.

Prioritas akan mendorong wirausaha untuk membahas tentang kedisiplinan yang


merupakan kesadaran diri untuk mematuhi aturan serta kemampuan diri untuk
menyesuaikan dirinya dengan perubahan, maka secara eksplisit telah menyentuh kontrol diri
(self control). Yang dimaksudkan dengan kontrol diri, yakni keseluruan kemampuan diri untuk
mengendalikan diri pribadinya. Ada 4 bidang kontrol diri, yakni :

1. Kognitif.
Disini tampak, bahwa seseorang dalam membuat keputusan keuangan harus memikirkan
berbagai manfaat yang diperoleh. Ia harus memanfaatkan pengetahuan keuangannya untuk
menganalisa manfaat dan keuntungan yang akan diperoleh dari tindakan yang diambil.
2. Impuls/ dorongan.
Seseorang harus mampu mengontrol berbagai impuls (dorongan) yang datang dari luar diri
maupun dari dalam diri, yang bertendensi menyebabkan penyimpangan dalam membuat
keputusan keuangan.
3. Emosi.
Seseorang harus mampu mengendalikan kecerdasan emosionalnya untuk membantu ketika
membuat keputusan keuangan. Kelemahan-kelemahan emosi seperti mood, keinginan yang
tinggi, ketamakan dan lainnya akan menyebabkan seseorang tidak terarah dalam membuat
keputusan keuangan.
4. Kinerja.
Seseorang harus mampu mengkaji ulang pemasukan dan pengeluarannya, sehingga sesuai
dengan perencanaan keuangan yang telah dibuat.

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 2


2.2 Cara-Cara Mengelola Keuangan Pribadi
Selanjutnya akan dibahas bagaimana mengelola keuangan pribadi dari empat ranah
menurut Warsono (2010). Empat ranah tersebut meliputi :
1. Penggunaan dana.
Dari mana pun sumber dana yang dimiliki, yang menjadi persoalan adalah bagaimana cara
mengalokasikan dana (penggunaan dana) tersebut untuk memenuhi kebutuhan secara tepat.
Pengalokasian dana haruslah berdasarkan prioritas. Skala prioritas dibuat berdasarkan
kebutuhan yang anda perlukan, namun harus memperhatikan presentase sehingga penggunaan
dana tidak habis digunakan untuk konsumsi sehari-hari saja. Presentasi pengalokasian dana
yakni 70% dapat digunakan untuk pemenuhan konsumsi sehari-hari, 20% untuk ditabung, dan
10% investasi. Karena 70% digunakan untuk konsumsi sehari-hari, maka diperlukan ketelitian
dalam menghitung kebutuhan pribadi dalam keseharian, seperti makan, minum, rekreasi, kos,
dan lainnya yang membantu anda pada tujuan pribadi. 70% ini haruslah tepat dan tidak
berlebihan. 20% yang ditabung berguna untuk kebutuhan mendesak ataupun jika tidak
digunakan, suatu saat dapat dipakai sebagai modal investasi. 10% yang digunakan untuk
investasi dapat direncanakan dengan matang, sehingga investasi tersebut dapat mendatangkan
keuntungan dimasa mendatang. Memang sangat kecil presentase untuk investasi, dikarenakan
kebutuhan investasi bukanlah sesuatu yang utama dalam pengelolaan keuangan pribadi. 10%
tersebut tidaklah langsung diinvestasikan jika anda memiliki rencana bisnis yang besar,
namun dapat ditabung dulu sebagai tabungan modal investasi. Perlu diingat, bahwa untuk
berinvestasi dibutuhkan perencanaan yang matang.
2. Penentuan sumber dana.
Seseorang harus mampu mengetahui dan menentukan sumber dana. Sumber-sumber dana
dapat berasal dari orang tua, donatur maupun beasiswa. Selain itu seseorang juga dapat
menentukan sumber dananya sendiri. Sumber dana dapat juga diciptakan dari berbagai usaha.
Dengan mampu menentukan sumber dana, maka seseorang mengetahui dan mencari sumber
dana alternatif lain sebagai sumber pemasukan keuangan untuk dikelola.
3. Manajemen resiko.
Selanjutnya seseorang juga haruslah memiliki proteksi yang baik untuk mengantisipasi
kejadian-kejadian yang tidak tertuga. Kejadian-kejadian tidak terduga itu seperti sakit,
kebutuhan mendesak dan lainnya. Hal yang sering dilakukan dalam melakukan proteksi
tersebut adalah dengan mengikuti asuransi. Yang dimaksud dengan manajemen resiko adalah
pengelolaan terhadap kemungkinan-kemungkinan resiko yang akan dihadapi.
4. Perencanaan masa depan.
Masa depan merupakan hal yang akan dituju oleh setiap orang, untuk itu dibutuhkan suatu
rencana yang matang dalam keuangan dalam menyongsong saat tersebut. Dengan
merencanakan masa depan, maka anda juga menganalisa kebutuhan-kebutuhan dimasa depan,
sehingga anda dapat menyiapkan investasi dari saat ini.

Selain empat ranah diatas, Senduk (2004) mengatakan bahwa manajemen keuangan pribadi
meliputi keputusan tentang :

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 3


1. Membeli dan memiliki sebanyak mungkin harta produktif .
Tentukan harta produktif yang yang ingin anda miliki. Harta produktif ini merupakan harta
yang dapat menekan pengeluaran besar anda dalam kebutuhan sehari-hari. Seperti, jika anda
mahasiswa maka memiliki komputer dan printer dapat mengurangi pengeluaran print
dirental, dan lainnya. Harta produktif ini harus anda upayakan untuk miliki dengan cara
membeli pada saat anda mendapatkan uang. Prioritaskan harta-harta produktif yang benar-
benar mendukung aktivitas anda.
2. Mengatur pengeluaran anda.
Atur pengeluaran anda dan jangan sampai anda mengalami defisit. Usahakan dalam
pengaturan pengeluaran anda, sudah dipastikan pos-pos pengeluaran tetap sudah
terakomodir. Pelajari dan biasakanlah diri anda untuk mengeluarkan uang secara bijak dan
tidak boros.
3. Berhati-hati dengan hutang.
Anda harus mengetahui kapan saat yang tepat untuk berhutang, dan kapan saat yang tidak
tepat tidak untuk berhutang. Banyak perusahaan dapat memanfaatkan hutang di bank
sebagai modal usaha. Pada manajemen keuangan pribadi, jika anda mengalami defisit dan
memaksa anda untuk berhutang, maka usahakanlah hutang tersebut tidak terlalu besar, dan
mengganggu keuangan anda secara keseluruhan pada saat pengembalian hutang tersebut.
4. Sisihkan untuk masa depan.
Rencanakan masa depan anda secara sistematis. Karena dengan merencanakannya, anda
dapat menyisihkan pemasukan anda sebagian untuk diinvestasikan bagi masa depan. Dengan
membantu melakukan investasi masa depan dalam pengelolaan keuangan, maka anda
mengurangi resiko untuk bergerak jauh dari masa depan yang anda inginkan.
5. Memiliki proteksi.
Milikilah asuransi untuk melindungi anda dari berbagai bentuk resiko yang kemungkinan
dapat terjadi. Jika anda belum memiliki penghasilan yang tetap, maka anda dapat membuka
rekening tabungan dan menyisihkan uang anda sedikit dari pemasukan untuk ditabung
sebagai anggaran proteksi pada resiko yang tidak anda harapkan.

2.3 Langkah-Langkah Mengelola Keuangan Pribadi

Dengan melihat ranah di atas, maka langkah-langkah praktis yang dapat digunakan dalam
mengelola keuangan pribadi adalah sebagai berikut :
1. Ketahui dan temukan sumber pemasukan.
Anda perlu menginventarisir segala sumber dana yang menjadi pemasukan anda. Sumber-
sumber dana ini ada yang bersifat sumber dana tetap seperti kiriman orang tua, gaji,
beasiswa, dan lainnya. Ada juga yang bersifat sumber dana tambahan misalnya,
penghargaan (hadiah) lomba, upah menulis, upah proyek penelititian waktu tertentu dan
lainnya. Dengan mengetahui sumber-sumber dana tetap dan sumber-sumber dana tambahan,
anda akan mengetahui secara keseluruan sumber pemasukan anda untuk dikelola.
Penciptaan sumber-sumber dana tambahan sangat membantu pemasukan sumber dana tetap
anda, karena dengan adanya sumber dana tambahan maka anda telah mengoptimalkan
pemasukan untuk pencapaian tujuan pengelolaan keuangan secara efektif.

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 4


2. Analisis pengeluaran anda.
Setelah mengetahui pemasukan anda, inventarisirlah pengeluaran anda.
Mulailah dengan membagi presentase pengeluaran anda berdasarkan tujuan. Misalnya
70% untuk biaya sehari-hari (selama 1 bulan), 20% untuk ditabung, 10% untuk investasi
(mungkin juga untuk biaya rekreasi dan atau amal)
Selanjutnya kelola 70% biaya sehari-hari. Mulailah dengan inventarisir secara detail
biaya pengeluaran bulanan anda, seperti uang sewa, uang listrik & air, kos, biaya
membeli kebutuhan bulanan (sabun, sikat gigi, air galon dan lainnya). Setelah
menginventarisir, sisihkan biaya tersebut atau segeralah gunakan pengeluaran untuk
kebutuhan tetap bulanan anda tersebut.
Selanjutnya dana sisa dari 70% yang telah digunakan untuk membiayai kebutuhan tetap
bulanan, manfaatkan secara efesien untuk kebutuhan sehari-hari, seperti makan, fotokopi
materi kuliah, snack dan lainnya. Gunakan biaya ini dengan bijak dan jika ada aktivitas
lain yang bisa mengurangi pengeluaran biaya ini, maka jangan tergesa-gesa untuk
mengalihkan biaya, tapi pikirkanlah skala prioritasnya.
Setelah anda menginventarisir pemasukan dan menganalisis biaya pengeluaran, maka
rencanakanlah dan manage keuangan pribadi anda. Jangan sampai pengeluaran melebihi
pemasukan, tapi kelolalah segala sumber dana yang masuk secara efesien.
Pada saat menjalankan rencana manajemen keuangan pribadi selama satu bulan, dan ada
pemasukan dari sumber dana tambahan lain (diluar yang sudah diinventarisir), maka
simpanlah untuk dimasukan kedalam perencanaan pemasukan keuangan untuk bulan
berikutnya. Hal ini penting, supaya manajemen keuangan pribadi anda tidak terganggu
dengan pemasukan-pemasukan yang tidak terkontrol sebelumnya.
Jika pada saat akhir bulan ada surplus dari pengelolaan keuangan pribadi anda, maka
gunakanlah surplus itu sebagai pemasukan untuk bulan berikutnya.

Tabel Manajemen Keuangan Pribadi Harian.

Dalam mengelola keuangan pribadi harian, maka pertama kali yang dilakukan adalah
inventarisir kebutuhan pengeluaran pokok harian anda, dan tambahkan kebutuhan tidak terduga
sebagai antisipasi pengeluaran keuangan penting tapi diluar rencana anda. Setelah

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 5


menginventarisir kebutuhan-kebutuhan tersebut, maka taruhlah biaya yang dikeluarkan untuk
tiap kebutuhan per hari. Setelah semua hari telah diketahui biaya pengeluarannya, maka
jumlahkan keseluruhan pengeluran anda. Pada akhirnya lakukanlah pengeluaran biaya sesuai
dengan kebutuhan yang telah direncanakan, dan hindari pengeluaran biaya diluar itu.

2.4 Kebiasaan Buruk Yang Harus Dihindari

Melakukan manajemen keuangan pribadi seharusnya sudah menjamin segala sesuatu


berjalan sesuai rencana keuangan, namun seringkali ada kebiasaan-kebiasaan buruk yang
mengganggu pada saat pengelolaan keuangan. Kebiasaan buruk itu adalah :

Selalu melakukan pengeluaran diluar rencana, karena sikap konsumtif dan tidak tahan dengan
pengaruh atau ajakan dari luar.
Selalu menggunakan prinsip tambal sulam. Menggunakan biaya pengeluaran hari besok
untuk hari ini, sehingga tidak konsisten dengan rencana keuangan pribadi yangn dibuat.
Jika ada pemasukan diluar rencana, seringkali pemasukan tersebut langsung dihabiskan.
Seringkali jika mendapatkan dana dari pemasukan tetap (seperti gaji dan atau uang kiriman)
10% langsung dipakai untuk mentraktir teman atau melakukan aktivitas senang-senang.
Menggunakan tabungan atau dana investasi untuk pengeluaran tidak terduga yang tidak
penting.
Berhutang untuk hal-hal yang bukan menjadi kebutuhan, sehingga pada bulan berikutnya
kebutuhan (ditambah hutang) menjadi besar.

2.5 Menyusun Anggaran Keuangan Keluarga

Bagi seorang manusia, memiliki keluarga adalah sangat penting dalam hidup.
Kebahagiaan keluarga akan membawa kebahagiaan bagi diri manusia. Bagi seorang
wirausaha, apapun yang dilakukannya adalah bagian dari upaya untuk membahagiakan
keluarga. Bagi seorang wirausaha yang sudah berkeluarga ataupun sedang berencana untuk
segera berkeluarga maka pengaturan keuangan keluarga sangat penting dalam kehidupan
berumah tangga.
Seorang Wirausaha harus pintar dalam mengatur keuangan keluarga / mengatur keuangan
rumah tangga Wirausaha,karena jika tidak pintar mengelola keuangan keluarga akan
banyak permasalahan yang muncul. Masalah utama sebuah keluarga yang selalu ada
biasanya seputar keuangan, yaitu karena kekurangan uang, kelebihan uang atau karena
bingung bagaimana mengatur uang yang penghasilannya pas-pasan sedangkan kebutuhan
selalu melebihi pemasukan. Masalah keuangan merupakan akar dari kebanyakan keretakan
rumah tangga. Oleh sebab itu, sangat penting bagi wirausaha untuk tahu cara mengatur
keuangan keluarga, sehingga dapat memaksimalkan pendapatan yang ada untuk kebutuhan
hidup sehari-hari, maupun untuk masa depan.
Untuk menyelesaikan masalah tersebut, maka kata kuncinya adalah bagaimana
mengatur keuangan keluarga dengan cerdas, cermat dan sebaik-baiknya. Mengatur
keuangan keluarga berarti adalah menyusun anggaran untuk keluarga.

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 6


Gambar 18. Diagram Cashflow Manajemen Keuangan Keluarga

Mengatur anggaran rumah tangga adalah hal yang sulit apabila tidak berhati-hati
untuk menggunakan anggaran rumah tangga tersebut. Karena apabila salah dalam mengaturnya,
akan berdampak pada perekonomian keluarga di kemudian hari, bisa juga dalam jangka
panjang di dalam kehidupan rumah tangga. Oleh karena itu, sebagai seorang wirausaha,
diperlukan kemampuan untuk mengelola keuangan keluarga, khususnya anggaran.

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 7


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dengan memahami dan melaksanakan manajemen keuangan pribadi, maka anda telah
mengetahui tujuan tertinggi anda dan bagaimana mencapainya. Pengaruh pengontrolan diri
dalam manajemen keuangan pribadi sangatlah penting. Dengan melakukan kontrol diri, maka
pribadi akan memiliki sikap bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan. Yang
dimaksudkan dengan kotrol diri, yakni keseluruan kemampuan diri Pengelolaan keuangan
pribadi membantu anda untuk menjalani aktivitas anda secara terencana secara finansial. Jika
anda mampu memastikan keuangan pribadi anda mendukung capaian cita-cita tertinggi anda,
maka anda memastikan mimpi anda dalam genggaman tangan anda.

3.2 Saran
Untuk memajukan suatu usaha diperlukan manajemen keuangan pribadi. Untuk
memanajemen keuangan, kita harus menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk yang dapat
menghambat pengelolaan keuangan kita. Sebaiknya buat tabel aktivitas pengeluaran harian kita
agar lebih mudah dalam memantau keuangan kita.

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 8


Daftar Pustaka

L. Giltman. 2004. Princile of finance. (11th ed) 2002. Prectice Hall : New Jersey
Warsono. 2010. Prinsip-Prinsip dan Praktik keuangan Pribadi. Journal of Science, volume 13
Nomor 2 Juli-Desember 2010
S. Senduk. 2004, Siapa Bilang Jadi Karyawan Ngak Bisa Kaya; Lima Kiat Praktis Mengelola
Gaji Agar Bisa Kaya, Elex Media Komputindo : Jakarta
Ditjendikti. 2013. Modul Pembelajaran Kewirausahaan. Jakarta
Warsono. 2010. Prinsip-Prinsip dan Praktik keuangan Pribadi. Journal of Science, volume 13
Nomor 2 Juli-Desember 2010 .

MANAJEMEN KEUANGAN PRIBADI 9

Anda mungkin juga menyukai