Anda di halaman 1dari 2

Bioavailabilitas

Kondisi secara biologis dari bupivacaine tergantung dari absorpsi,


distribusi, dan eliminasi.42

Absorpsi dan distribusi dipengaruhi oleh vaskuleritas lokasi injeksi,


metode injeksi, dan derajat ionisasi dari obat.42

Lokasi dengan vaskularisasi yang banyak akan berkontribusi dalam


peningkatan konsentrasi plasma obat.25,42

Pemberian secara intravena memberikan konsentrasi plasma puncak


seketeika setelah injeksi.43 Pada titik ini, setengah dari waktu hidup obat yaitu 45
menit di mana obat tersebut berhubungan dengan redistribusi jaringan. Empat jam
setelah pemberian intervena, T menjadi 2 jam dikarenakan eliminasinya. Infus
drip IV menimbulkan oeningkatan konsentrasi plasma yang lebih lambat dan
kecenderungan untuk menjadi plateau di mana merupakan indikasi dari
equilibrium.42 Injeksi untuk blok saraf memberikan tingkat plasma maksimal
selama 15 sampai 30 menit.43

Anestesi lokal merupakan bahan dasar yang lemah dan berdifusi melalui
membran sebagai zat yang larut dalam lemak dan tidak terionisasi sebagian. 43
Oleh akrena itu, perubahan fisiologi seperti asidois di mana akan mengubah
bupivacaine menjadi bentuk yang terionisasi, akan menghambat transport
membran, menunda onset, menurunkan efektifitas, menurunkan konsentrasi
plasma, menurunkan toksisitas, dan menurunkan eliminasi melalui penurunan
aliran ke hati dan ginjal.42

Sama halnya dengan anestesi lokal amida lainnya 44 bupivacaine


dimetabolisme terutama di hati oleh N-dealkylation dan konjugasi glukoronida
dengan senyawa golongan hidroksilat.45 Waktu untuk metabolisme dari
bupivacaine sebanding dengan lidocaine dan etidocaine.46 Peningkatan pengikatan
protein ini menimbulkan penurunan koefisien antara jaringan dengan darah. Oleh
sebab itu, obat ini dibawa menuju hati secara cepat, tetapi uptake dari hati
lambat.42 Pengikat protein berkonstribusi dalam menurunkan rasio konsentrasi
obat pada fetal dan maternal yang akan meningkatkan keamanan dari agen obat
dalam bidang obstetrol.10 Epinefrin menurunkan tingkat bupivacaine pada fetal
yang dijelaskan lebih lanjut pada suatu penelitian.50

Fraksi pengikat dari bupivacaine secara farmakologi tidaklah aktif; fraksi


bukan pengikatlah yang menyebabkan reaksi toksik.42 Demerol,
diphenylhydantoin, quinidine, dan desipramine semuanya dapat menggantikan
bupivacain dari lokasi pengikatan protein.51 Akan tetapi, potensial toksisitas dari
bupivacain yang tampak meningkat tidak disadari karena lokasi pengikatan
eritrosit secara cepat mengabsorbsi obat yang digantikan.51

Toksisitas

Toksisitas lokal sistemik bermanifestasi menjadi cara bicara yang cadel,


nistagmus, berkedut, disorientasi, rasa kebal disekitar mulur, kepala terasa
melayang, paresthesi, mengantuk, dan kejang.38,52 Pengaruh pada SSP ini biasanya
bermanifestas sebelum berdampak pada sistem pernapasan dan sirkulasi.53,54

Toksisitas meningkat dengan meningkatnya laju dari infus epidural. 29,52


Blok epidural secara berkala meningkatkan efektifitas dan menurunkan toksisitas
dibandingkan dengan infus secara berkelanjutan.38 Bupivacaine tampak sedikit
lebih toksik dibandingkan dengan etidocaine yang sedikit lebih toksik
dibandingkan dengan lidocaine. Terlepas dari perbedaan dalam hal toksisitas
mutlak, potensi untuk rasio toksisitas diperkirakan sebanding.29

Rasa kantuk setelah injeksi bupivacain muncul dengan konsentrasi plasma


arteri lebih dari 1,5ug/ml, parestesi perifer pada 2,0ug/ml dan kejang muncul saat
mendekat 4,0ug/ml.48 Kejang telah dilaporkan setelah injeksi bupivacain bekerja
saat konsentrasi obat pada vena mencapai 2,3 ug/ml,54 seperti yang telah
diperkirakan karena konsentrasi bupivacaine perifer lebih rendah dibandingkan
dengan konsentrasi pada plasma arter.29,33 Gangguan psikomotor pada sistem
penggerak muncul setelah 1,3ug/kg dari bupivacaine yang diberikan secara
intramuskuler.55

Anda mungkin juga menyukai