Anda di halaman 1dari 10

RESUME PENDIDIKAN DAN PELATIHAN TEKNIS SUBTANTIF PEMBEKALAN

PENUGASAN TAMBAHAN KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH ANGKATAN I


5 SEPTEMBER 2015 DI SURABAYA

5 Nilai-Nilai Budaya Kerja Kementerian Agama

1. INTEGRITAS

Keselarasan antara hati, pikiran, perkataan, dan perbuatan yang baik dan benar

2. PROFESIONALITAS

Bekerja secara disiplin, kompeten, dan tepat waktu dengan hasil terbaik

3. INOVASI

Menyempurnakan yang sudah ada dan mengkreasi hal baru yang lebih baik

4. TANGGUNG JAWAB

Bekerja secara tuntas dan konsekuen

5. KETELADANAN

Menjadi contoh yang baik bagi orang lain

The Spiritual Leadership


Kepemimpinan spiritual juga bisa diartikan sebagai kepemimpinan yang sangat menjaga nilai-nilai
etis dan menjujung tinggi nilai-nilai spiritual. Mreka melakukan pekerjaan dengan cara yang
memuaskan hati lewat pemberdayaan, memulihkan dan menguntungkan siapa saja yang berhubungan
dengannya. Mereka tidak hanya mampu menghadirkan uang, tetapi juga hati dan jiwa mereka dalam
bekerja. Mereka terlibat sepenuhnya(involve) dalam aktivitas bisnis yang dipimpinnya sebagai bentuk
komitmennya yang paling dalam yaitu komitmen spiritualitas.

Kepemimpinan spiritual dapat dikategorikan dalam dua kategori:

1. Kepemimpinan spiritual subtantif


Kepemimpinan spiritual subtantif, yaitu kepemimpinan spiritual yang lahir dari pengahayatan
spiritual sang pemimpin dan kedekatan pemimpin dengan realitas Ilahi dan dunia ruh.
Kepemimpinan spiritual subtantif berdasarkan pada keyakinan dan penghayatan yang dalam
terhadap nilai-nilai etis religius menjadikan keduanya memiliki integritas yang tinggi baik ketika
berhubungan dengan Tuhan maupun antar sesama manusia.

2. Kepemimpinan spiritual instrumental


Kepemimpinan instrumental, yaitu kepemimpinan spiritual yang dipelajari dan kemudian
dijadikan gaya atau model kepemimpinannya. Gaya spiritual dalam kepemimpinannya muncul
karena tuntutan eksternal dan menjadi alat atau media untuk mengefektifkan perilaku
kepemimpinannya. Kepemimpinan spiritual instrumental bersifat tidak abadi dan sekiranya
konteks kepemimpinannya berubah, maka model kepemimpinannya bisa jadi berubah pula.

SUPERVISI AKADEMIK
Supervisi akademik adalah serangkaian kegiatan membantu guru mengembangkan
kemampuannya mengelola proses pembelajaran demi pencapaian tujuan pembelajaran Glickman
(1981). Sementara itu, Daresh (1989) menyebutkan bahwa supervisi akademik merupakan upaya
membantu guru-guru mengembangkan kemampuannya mencapai tujuan pembelajaran.

Supervisi akademik yang dilakukan kepala sekolah/madrasah antara lain adalah sebagai
berikut :

(1) Memahami konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik, dan kecenderungan perkembangan
tiap bidang pengembangan pembelajaran kreatif, inovatif, pemecahan masalah, berpikir
kritis dan naluri kewirausahaan.
(2) Membimbing guru dalam menyusun silabus tiap bidang pengembangan di sekolah/madrasah
atau mata pelajaran di sekolah/madrasah berlandaskan standar isi, standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dan prinsip-prinsip pengembangan KTSP.
(3) Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan strategi/ metode/teknik
pembelajaran/bimbingan yang dapat mengembangkan berbagai potensi siswa.
(4) Membimbing guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran/ bimbingan (di kelas,
laboratorium, dan/atau di lapangan) untuk mengembangkan potensi siswa.
(5) Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan menggunakan media
pendidikan dan fasilitas pembelajaran.
(6) Memotivasi guru untuk memanfaatkan teknologi informasi untuk pembelajaran.

Kompetensi supervisi akademik intinya adalah membina guru dalam meningkatkan mutu proses
pembelajaran. Sasaran supervisi akademik adalah guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
yang terdiri dari materi pokok dalam proses pembelajaran, penyusunan silabus dan RPP,
pemilihan strategi/metode/teknik pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam
pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan kelas. Oleh karena
itu, materi ini diharapkan dapat memberikan wawasan kepada Kepala Sekolah dalam
meningkatkan kompetensi supervisi akademik yang meliputi: (1) memahami konsep supervisi
akademik, (2) membuat rencana program supervisi akademik, (3) menerapkan teknik-teknik
supervisi akademik, (4) menerapkan supervisi klinis, dan (5) melaksanakan tindak lanjut supervisi
akademik.

MODEL-MODEL SUPERVISI AKADEMIK

Secara umum kegiatan supervisi dapat dibedakan dalam dua macam, yaitu: supervisi umum dan
supervisi akademik. Supervisi umum dilakukan untuk seluruh kegiatan teknis administrasi
sekolah, sedangkan supervisi akademik lebih diarahkan pada peningkatan kualitas pembelajaran.
Berikut ini akan dibahas lebih mendalam mengenai supervisi akademik.

a. Model supervisi tradisional


1) Observasi Langsung
Supervisi model ini dapat dilakukan dengan observasi langsung kepada guru yang sedang
mengajar melalui prosedur: pra-observasi dan post-observasi.

a) Pra-Observasi
Sebelum observasi kelas, supervisor seharusnya melakukan wawancara serta diskusi dengan
guru yang akan diamati. Isi diskusi dan wawancara tersebut mencakup kurikulum,
pendekatan, metode dan strategi, media pengajaran, evaluasi dan analisis.

b) Observasi
Setelah wawancara dan diskusi mengenai apa yang akan dilaksanakan guru dalam kegiatan
belajar mengajar, kemudian supervisor mengadakan observasi kelas. Observasi kelas meliputi
pendahuluan (apersepsi), pengembangan, penerapan dan penutup.

c) Post-Observasi
Setelah observasi kelas selesai, sebaiknya supervisor mengadakan wawancara dan diskusi
tentang: kesan guru terhadap penampilannya, identifikasi keberhasilan dan kelemahan guru,
identifikasi ketrampilan-ketrampilan mengajar yang perlu ditingkatkan, gagasan-gagasan baru
yang akan dilakukan.

2) Supervisi Akademik dengan Cara Tidak Langsung

a) Tes Dadakan
Sebaiknya soal yang digunakan pada saat diadakan sudah diketahui validitas, reliabilitas, daya
beda dan tingkat kesukarannya. Soal yang diberikan sesuai dengan yang sudah dipelajari
peserta didik waktu itu.

b) Diskusi Kasus
Diskusi kasus berawal dari kasus-kasus yang ditemukan pada observasi proses pembelajaran,
laporan-laporan atau hasil studi dokumentasi. Supervisor dengan guru mendiskusikan kasus
demi kasus, mencari akar permasalahan dan mencari berbagai alternatif jalan keluarnya.
c) Metode Angket
Angket ini berisi pokok-pokok pemikiran yang berkaitan erat dan mencerminkan penampilan,
kinerja guru, kualifikasi hubungan guru dengan siswanya dan sebagainya.

b. Model Kontemporer (Masa Kini)


Supervisi akademik model kontemporer dilaksanakan dengan pendekatan klinis sehingga
sering disebut juga sebagai model supervisi klinis. Supervisi akademik dengan pendekatan
klinis, merupakan supervisi akademik yang bersifat kolaboratif. Prosedur supervisi klinis
sama dengan supervisi akademik langsung, yaitu: dengan observasi kelas, namun
pendekatannya berbeda.

Teknik supervisi
Teknik supervisi akademik ada dua yaitu: individual dan kelompok

Pelaksanaan observasi melalui tahap: persiapan, pelaksanaan, penutupan, penilaian hasil


observasi;dan tindak lanjut.

EDM merupakan proses evaluasi diri sekolah yang bersifat internal yang melibatkan
pemangku kepentingan untuk melihat kinerja sekolah berdasarkan SPM (Standar Pelayanan
Minimum) dan SNP (Standar Nasional Pendidikan) yang hasilnya dipakai sebagai dasar
Penyusunan RKS. Selain itu, bagi perencanaan investasi pendidikan tingkat kabupaten/kota.

Tujuan EDM bagi sekolah antara lain :

1. Sekolah menilai kinerjanya berdasarkan SPM dan SNP.

2. Sekolah dapat menyusun Rencana Pengembangan Sekolah (RPS) atau Rencana


Kegiatan Sekolah (RKS) sesuai kebutuhan nyata menuju ketercapaian implementasi
SPM dan SNP.

Manfaat EDS/M bagi sekolah antara lain :

1. Sekolah dapat mengidentifikasi kelebihan serta kekurangannya sendiri dan


merencanakan pengembangan ke depan.

2. Sekolah dapat memiliki data dasar yang akurat sebagai dasar pengembangan diri di
masa datang.

3. Sekolah dapat mengidentifikasi peluang untuk meningkatkan mutu pendidikan yang


disediakan, mengkaji apakah inisiatif peningkatan tersebut berjalan dengan baik dan
menyesuaikan program sesuai hasilnya.

4. Sekolah dapat memberikan laporan formal kepada pemangku kepentingan


(Pemerintah Daerah dan Pemerintah Pusat) demi meningkatkan akuntabilitas sekolah.

KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN

Kepemimpinan pembelajaran adalah kepemimpinan yang memfokuskan/menekankan pada


pembelajaran. Komponen-komponen kepemimpinan pembelajaran meliputi kurikulum,
proses belajar mengajar, asesmen, penilaian, pengembangan guru, layanan prima dalam
pembelajaran, dan pembangunan komunitas belajar di sekolah.
Tujuan Kepemimpinan Pembelajaran
Tujuan utama kepemimpinan pembelajaran adalah memberikan layanan prima
kepada siswa dan siswa mampu mengembangkan potensinya untuk menghadapi masa depan
yang belum diketahui dan sarat dengan tantangan-tantangan yang sangat turbulen.

Butir-butir penting kepemimpinan pembelajaran menyarankan bahwa kepemimpinan


pembelajaran akan berjalan dengan baik apabila didukung oleh:

(a) figur kepala sekolah yang mampu berpikir, bersikap, dan bertindak sebagai pemimpin
pembelajaran,

(b) kultur pembelajaran yang dikembangkan melalui pembangunan komunitas belajar di


sekolah, dan

(c) sistem/struktur yang utuh dan benar.

Perilaku kepala sekolah (pemimpin pembelajaran), guru, dan karyawan berkontribusi


sangat signifikan terhadap peningkatan keefektifan (effectiveness).

Siapapun yang ingin menjadi pemimpin pembelajaran harus memiliki 12 kompetensi


sebagai berikut:

(1) mengartikulasikan pentingnya visi, misi, dan tujuan sekolah yang menekankan pada
pembelajaran,

(2) mengarahkan dan membimbing pengembangan kurikulum,

(3) membimbing pengembangan dan perbaikan proses belajar mengajar yang meliputi
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran serta pengelolaan kelas,
(4) mengevaluasi kinerja guru dan mengembangannya,

(5) membangun komunitas pembelajaran,

(6) menerapkan kepemimpinan visioner dan situasional,

(7) melayani kegiatan siswa,

(8) melakukan perbaikan secara terus menerus,

(9) menerapkan karakteristik kepala sekolah efektif,

(10) memotivasi, mempengaruhi, dan mendukung prakarsa, kreativitas, inovasi, dan


inisiasi pengembangan pembelajaran,

(11) membangun teamwork yang kompak, dan

(12) menginspirasi dan memberi contoh.

MANAJEMEN KEUANGAN MADRASAH

Manajemen keuangan adalah sumber daya yang diterima yang akan dipergunakan untuk
penyelenggaraan pendidikan.

Manajemen keuangan meliputi:

1. Perencanaan financial, yaitu kegiatan mengkoordinir semua sumber daya yang tersedia untuk
mencapai sasaran yang diinginkan secara sistematik tanpa efek samping yang merugikan.

2. Pelaksanaan (implenmentation involves accounting), yaitu kegiatan berdasarkan rencana yang


telah dibuat.

3. Evaluasi, yaitu proses penilaian terhadap pencapaian tujuan.

Manajemen keuangan madrasah dapat diartikan sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan
madrasah mulai dari perencanaan, pembukuan, pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban
keuangan madrasah.
Manajer keuangan madrasah berkewajiban untuk menentukan keuangan madrasah, cara mendapatkan
dana untuk infrastruktur madrasah serta penggunaan dana tersebut untuk membiayai kebutuhan
madrasah.

Adapun yang harus dimiliki oleh seorang manajer keuangan yaitu strategi keuangan. Strategi tersebut
antara lain:

1. Strategic Planning
Berpedoman keterkaitan antara tekanan internal dan kebutuhan ekternal yang datang dari luar.
Terkandung unsur analisis kebutuhan, proyeksi, peramalan, ekonomin dan financial.
2. Strategic Management
Upaya mengelolah proses perubahan, seperti: perencanaan, strategis, struktur organisasi, kontrol,
strategis dan kebutuhan primer.
3. Strategic Thinking
Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara berkesinambungan.

Pengelolaan Keuangan Madrasah Yang Efektif

Pengelolaan akan dianggap efektif apabila merujuk pada Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Madrasah (RAPBM) untuk satu tahun pelajaran, para kepala madrasah bersama smua
pemegang peran di madrasah pada umumnya menempuh langkah-langkah sebagai berikut :

1. Merancang suatu program madrasah yang ideal untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada
tahun pelajaran yang bersangkutan.
2. Melakukan inventarisasi semua kegiatan dan menghitung perkiraan kebutuhan dana
penunjang.
3. Melakukan peninjauan ulang atas program awal berdasarkan kemungkinan tersedianya dana
pendukung yang dapat dihimpun.
4. Menetapkan prioritas kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahun pelajaran yang
bersangkutan.
5. Melakukan perhitungan rinci pemanfaatan dana yang tersedia untuk masing-masing kegiatan.
6. Menuangkan perhitungan-perhitungan rinci tersebut ke dalam suatu format yang telah
disepakati untuk digunakan oleh setiap madrasah.
7. Pengesahan dokumen RAPBM oleh instansi yang berwenang.
Masalah keuangan harus dipecahkan secara bersama jika kita ingin mendapatkan peluang yang
maksimal bagi semua madrasah agar dapat berkembang. Usaha dan pendanaan mandiri merupakan
cara pemecahan yang sangat hakiki bagi madrasah yang benar-benar ingin berkembang. Jika berkaitan
dengan masalah keuangan, maka sebaiknya digunakan sistem manajemen terbuka. Dengan
manajemen terbuka, maka semua keadaan madrasah baik atau buruk bisa diketahui oleh siapa saja.

KEWIRAUSAHAAN KEPALA SEKOLAH


Kepala sekolah yang memiliki jiwa wirausaha pada umumnya mempunyai tujuan dan
pengharapan tertentu yang dijabarkan dalam visi, misi, tujuan dan rencana strategis yang
realistik. Realistik berarti tujuan disesuaikan dengan sumber daya pendukung yang dimiliki.
Semakin jelas tujuan yang ditetapkan semakin besar peluang untuk dapat meraihnya. Dengan
demikian, kepala sekolah yang berjiwa wirausaha harus memiliki tujuan yang jelas dan
terukur dalam mengembangkan sekolah. Untuk mengetahui apakah tujuan tersebut dapat
dicapai maka visi, misi, tujuan dan sasarannya dikembangkan ke dalam indikator yang lebih
terinci dan terukur untuk masing-masing aspek atau dimensi. Dari indikator tersebut juga
dapat dikembangkan menjadi program dan sub-program yang lebih memudahkan
implementasinya dalam pengembangan sekolah

Untuk menjadi kepala sekolah yang berjiwa wirausaha harus menerapkan beberapa hal
berikut: (1) berpikir kreatif -inovatif, (2) mampu membaca arah perkembangan dunia
pendidikan, (3) dapat menunjukkan nilai lebih dari beberapa atau seluruh elemen sistem
persekolahan yang dimiliki, (4) perlu menumbuhkan kerjasama tim, sikap kepemimpinan,
kebersamaan dan hubungan yang solid dengan segenap warga sekolah, (5) mampu
membangun pendekatan personal yang baik dengan lingkungan sekitar dan tidak cepat
berpuas diri dengan apa yang telah diraih, (6) selalu meng-upgrade ilmu pengetahuan yang
dimiliki dan teknologi yang digunakan untuk meningkatkan kualitas ilmu amaliah dan amal
ilmiahnya, (7) bisa menjawab tantangan masa depan dengan bercermin pada masa lalu dan
masa kini agar mampu mengamalkan konsep manajemen dan teknologi informasi.

PENYUSUNAN RENCANA STRATEGIS MADRASAH

Perencanaan strategis adalah proses yang dilakukan suatu organisasi untuk menentukan
strategi atau arahan, serta mengambil keputusan untuk mengalokasikan sumber dayanya
(termasuk modal dan sumber daya manusia) untuk mencapai tujuan dari organisasi tersebut
(Amrullah, 2010:4).
Perencanaan strategis merupakan panduan bagi sekolah dalam menjalankan proses
pendidikan dalam tingkat satuan pendidikan masing-masing.
Langkah-langkah perencanaan strategis :
1. Perumusan visi, misi dan nilai-nilai.
2. Telaah lingkungan strategik, yang terdiri dari analisis lingkungan internal, analisis
lingkungan eksternal.
3. Analisis strategik dan kunci keberhasilan.
4. Rencana Strategis yang terdiri dari merumuskan tujuan, sasaran, strategi, kebijakan,
program, kegiata suatu organisasi.

Anda mungkin juga menyukai