Anda di halaman 1dari 11

Nama : Frandiska Y.

Monoaraf/431 412 083


Kelas : C
A. Perencanaan Pengajaran
1. Pengertian Perencanaan
Menurut Horngren (1994). Perencanaan meliputi pemilihan tujuan,
memperkirakan hasil dari berbagai langkah alternatifdan kemudian memutuskan
bagaimana mencapai tujuan yang diinginkan.
Menurut Davis (1993). Rencana adalah suatu arah tindakan yang telah
ditentukan terlebih dahulu.
Jadi dapat disimpulkan perencanaan merupakan proses memikirkan secara
seksama usaha-usaha yang harus dilakukan untuk mencapai suatu tujuan.
Perencanaan adalah proses penetapan dan pemanfaatan sumber daya secara
terpadu yang diharapkan dapat menunjang kegiatan-kegiatan dan upaya-upaya
yang dilaksanakan secara efisien dan efektif dalam mencapai tujuan. Dalam hal
ini, Gaffar menegaskan bahwa perencanaan dapat diartikan sebagai proses
penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan pada masa yang akan
datang untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Perencanaan adalah menyusun
langkah-langkah yang akan dilaksanakan untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan. Perencanaan tersebut dapat disusun berdasarkan kebutuhan
dalam jangka waktu tertentu sesuai dengan keinginan pembuat perencanaan.
Namun yang lebih utama adalah adalah perencanaan yang dibuatharus dapat
dilaksanakan dengan mudah dan tepat sasaran.
Newman mengemukakan bahwa perencanaan adalah menentukan apa
yang akan dilakukan. Perencanaan mengandung rangkaian-rangkaian
putusan yang luas dan penjelasan-penjelasan dari tujuan, penentuan
kebijakan, penentuan program, penentuan metode-metode dan prosedur
tertentu dan penentuan kegiatan berdasarkan jadwal sehari-hari. Selanjutnya
Sudjana (2000) mengatakan bahwa perencanaan adalah proses yang
sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan
dilakukan pada waktu yang akan datang.
Kaufman mengatakan bahwa perencanaan adalah suatu proyeksi tentang apa
yang diperlukan dalam rangka mencapai tujuan absah dan bernilai, didalamnya
mencakup elemen-elemen:
a. Mengidentifikasikan dan mendokumentasikan kebutuhan
b. Menentukan kebutuhan-kebutuhan yang perlu diprioritaskan
c. Spesifikasi rinci hasil yang dicapai dari tiap kebutuhan yang dirasakan.
d. Identifikasi persyaratan untuk mencapai tiap-tiap pilihan
e. Sekuensi hasil yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan yang
dirasakan.
f. Identifikasi strategi alternative yang munkin dan alat atau tools untuk
melengkapi tiap persyaratan dalam mencapai tiap kebutuhan, termasuk
didalamnya merinci keuntungan dan kerugian tiap strategi dan alat yang
dipakai.
Dengan demikian, perencanaan berkaitan dengan penentuan apa yang
akan dilakukan. Perencanaan mendahului pelaksanaan. Mengingat
perencanan merupakan suatu proses untuk menentukan ke mana harus pergi
dan mengidentifikasikan persyaratan yang diperlukan dengan cara yang
paling efektif dan efisien. Berpangkal dari pemahaman di atas, maka
perencanaan mengandung 6 pokok, yakni:
1. Perencanaan melibatkan proses penetapan keadaan masa depan yang di
inginkan.
2. Keadaan masa depan yang di inginkan itu kemudian dibandingkan
dengan keadaan sekarang, sehingga dapat dilihat kesenjangannya.
3. Untuk menutup kesenjangan itu perlu dilakukan usaha-usaha.
4. Usaha yang dilakukan untuk menutup kesenjangan itu dapat
beranekaragam dan merupakan alternatif yang mungkin ditempuh.
5. Pemilihan alternatif yang paling baik, dalam arti yang mempunyai
efektivitas dan efisiensi yang paling tinggi perlu dilakukan.
6. Alternatif yang dipilih harus diperinci sehingga dapat menjadi pedoman
dalam pengambilan keputusan apabila akan dilaksanakan.
Perencanaan pembelajaran merupakan catatan-catatan hasil pemikiran awal
seorang guru sebelum mengelola proses pembelajaran. Perencanaan pembelajaran
merupakan perisapan mengajar yang berisi hal-hal yang perlu atau harus
dilakukan oleh guru dan siswa dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yang
antara lain meliputi unsur-unsur: pemilihan materi, metode, media, dan alat
evaluasi. Unsur-unsur tersebut harus mengacu pada silabus yang ada dengan
memperhatikan hal-hal:
1. Berdasarkan kompetensi dan kemampuan dasar yang harus dikuasai siswa,
serta materi dan sub materi pembelajaran, pengalaman belajar, yang telah
dikembangkan didalam silabus.
2. Digunakan berbagai pendekatan yang sesuai dengan materi yang memberikan
kecakapan hidup sesuai dengan permasalahan dan lingkungan sehari-hari
(pendekatan kontekstual)
3. Digunakan metode dan media yang sesuai, yang mendekatkan siswa dengan
pengalaman langsung
4. Penilaian dengan sistem pengujian menyeluruh dan berkelanjutan didasarkan
pada sistem-sistem pengujian yang dikembangkan selaras dengan
pengembangan silabus.
2. Jenis-jenis perencanaan
Dalam meninjau jenis-jenis perencanaan pendidikan dapat dikaji dari
beberapa segi, antara lain:
1) Menurut besaran atau magnitude.
Perencanaan dapat dibagi dalam:
a. Perencanaan makro
Perencanaan yang mempunyai telaah nasional, yang menetapkan
kebijakan-kebijakan yang akan ditempuh, tujuan yang ingin dicapai dan cara
- cara yang dipakai dalam mencapai tujuan tersebut. Perencanaan makro
berusaha menjawab pertanyaan- pertanyaan berikut:
(a) Apakah tujuan pendidikan nasional
(b) Pendekatan apakah yang dipergunakan untuk mencapai tujuan tersebut,
(c) Lembaga pendidikan apakah yang digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut,
(d) Bagaimanakah seharusya organisasi pendidikan diatur sehingga
menunjang tercapainya tujuan tersebut,
(e) Program-program apakah yang perlu diadakan untuk
menunjang tercapainya tujuan tersebut,
(f) Sumber-sumber apakah yang dapat dipakai untuk menunjang
program-program tesebut,
(g) Apakah kriteria keberhasilan utama pendidikan itu.
b. Perencanaan Meso
Kebijakan yang ditetapkan dalam perencanaan makro, kemudian
dijabarkan lebih rinci kedalam program-program dalam dimensi yang lebih
kecil. Pada tingkat ini perencanaan sudah lebih bersifat operasion,
disesuaikan dengan keadaan daerah, departemen atau unit-unit antara
lainnya. Pertanyaan-pertanyaan yang perlu dijawab dalam tahap ini sama
dengan pertanyaan pada tahap makro, cuma lebih rinci dan kebebasannya
dibatasi oleh ketentuan-ketentuan yang ada pada rencana tingkat makro.
c. Perencanan mikro.
Diartikan sebagai perencanaan tingkat institusional, dan merupakan
jabaran lebih spesifik dari perencanaan tingkat meso. Dalam tahap ini,
karakteristik diperhatikan, namun tidak boleh bertentangan dengan apa yang
ditetapkan oleh perencanaan makro maupun perencanaan meso.
2. Menurut telaahnya
Perencanaan dapat dibagi menjadi:
a. Perencanaan strategis
Perencanaan yang berkaitan dengan penetapan tujuan, pengalokasian
sumber-sumber dalam mencapai tujuan dan kebijakan yang dipakai sebagai
pedoman) Perencanaan strategis cenderung dipusatkan pada masalah-
masalah yang tidak begitu trstruktur, yang melibatkan banyak variabel,
namun parameternya tidak pasti. Perencanaan jenis ini sering juga disebut
perencanaan tingkat normatif, sebab keputusan yang dibuat tidak didasarkan
pada data-data statistik. melainkan juga pertimbangan para perencana.
Biasanya perencanaan strategis dilakukan oleh pimpinan punsat suatu
organisasi.
b. Perencanaan manajerial
Perencanaan yang ditujukan untuk mengarahkan proses pelaksanaan
agar tujuan dapat dicapai secara efektif dan efisien. Perencanaan ini lebih
rinci dan menggunakan data-data statistik, meskipun
dalam beberapa hal masih menggunakan pertimbangan akal sehat.
c. Perencanaan operasional
Perencanaan yang memusatkan perhatian pada apa yang akan dikerjakan
pada tingkat pelaksanaan di lapangan dari rencana manajerial) Perencanaan ini
bersifat spesifik dan berfungsi memberi petunjuk konkret tentang pelaksanaan
suatu proyek atau program, baik tentang aturan, prosedur dan ketentuan ketentuan
lain yang telah ditetapkan. Perencanaan operasional tidak banyak membutuhkan
pertimbangan-pertimbangan individual, sebab sebagian besar didasarkan pada
data kuantitatif yang dapat diukur.
3. Ditinjau dari jangka waktu
Perencanaan dibedakan dalam:
a. Perencanaan jangka panjang yaitu yang mencakup kurun waktu 10
sampai dengan 25 tahun. Mempunyai parameter yang lebih kabur dan
makin panjang jangka waktunya makin banyak variabelnya yang tidak
pasti.
b. Perencanaan jangka menengah yaitu rencana yang mencakup kur,ut wakiu
antara 4 sampai dengan 10 tahun. Merupakan penjabaran operasional dari
rencana jangka panjang.
c. Rencana jangka pendek yaitu rencana yang mencakup kurun waktu antara
1 sampai dengan 3 tahun dan merupakan jabaran dari rencana jangka
panjang.
Ada beberapa definisi tentang perencanaan yang rumusannya berbeda-
beda satu dengan yang lain. Cunningham misalnya, mengemukakan bahwa
perencanaan ialah menyeleksi dan meng-hubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi
dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan
mempformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan dan
perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan digunakan dalam
penyelesaian. Perencanaan di sini menekankan pada usaha menyeleksi dan
menghubungkan sesuatu dengan kepentingan masa yang akan datang serta usaha
untuk mencapainya.
Definisi lain menyebutkan bahwa perencanaan adalah suatu cara untuk
mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Dari rumusan definisi tersebut
dapat disimpulkan bahwa perencanaan merupakan suatu cara yang memuaskan
untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
3. Pentingnya perencanaan pengajaran
Ide perencanaan pengajaran yang bara dikerai sekitar tahun 50-an, sekarang
telah luas mempengaruhi pemikiran tentang pendidikan. Betapa tidak, pendidikan
itu ditujukan kepada anak didik. Anak didik merupakan pewaris hari depan
masyarakat. Terhadap hari depan itu manusia selalu mempunyai angan-angan,
cita-cita, rencana yang akan dicapai. Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi telah memungkinkan manusia menyusun rencana itu secara sistematis
dengan menggunakan perhitungan-perhitungan, maka lahirlah. perencanaan
pengajaran dalam arti modern.
Salah satu aspek tujuan pendidikan adalah memelihara, mempertahankan,
dan mengembangkan bagian dari tujuan yang menjadi dasar integrasi dari
perencanaan masyarakat dan perencanaan pengajaran. Perencanaan pengajaran
seharusnya dipandang sebagai suatu alat yang dapat membantu para pengelola
pendidikan untuk lebih menjadi berdaya guna dalam melaksanakan tugas dan
fungsinya. Perencanaan dapat menolong pencapaian suatu sasaran secara lebih
ekonomis, tepat waktu dan memberi peluang untuk lebih mudah dikontrol dan
dimonitor dalam pelaksanaannya. Karena itu perencanaan sebagai unsur dan
langkah pertama dalam fungsi pengelolaan pada umumnya menempati posisi yang
amat penting dan amat menentukan. Tidak jarang kita mendengar tuduhan
atas "perencanaan yang salah" karena suatu kegiatan tidak mencapai hasil
yang optimal, walaupun kekurangberhasilan tadi dapat juga disebabkan
adanya penyimpangan dalam pelaksanaannya. Namun tuduhan ini dapat
dijadikan suatu indikator bahwa perencanaan memainkan peranan yang
penting sekali sekali.
Perencanaan dapat membantu, akan tetapi perencanaan itu sendiri
harus dipakai dalam suatu kombinasi yang harmonis dengan alat-alat
lainnya seperti misalnya pengawasan dan evaluasi dalam pelaksanaan
pembangunan pendidikan. Perencanaan untuk menjadi alat yang berguna
perlu juga didampingi dengan pengetahuan dan kemampuan bekerja
seseorang secara efektit dalam situasi kepemimpinan yang baik. Hal ini
pentin mengingat perencanaan bukan sebagai pengganti kewenangan
seorang pengelola.
Kelemahannya yang terjadi dalam perencanaan dapat disebabkan dua hal
penting berikut ini:
a. Karena manusianya sering diabaikan. Dalam perencanaan dibicarakan
tentang "apa", "bagaimana" dan "bilamana" namun kadang-kadang lupa
mempercakapan "siapa" atau orang yang terlibat di dalamnya. Sering
sekali dibicarakan tentang pelaksanaan program atau proyek secara
terpadu namun dalam perencanaannya instansi atau orang yang
diharapkan terlibat ternyata tidak diikutsertakan sejak awal penyusunan
perencanaan. Instansi atau orang yang dimaksud seyogianya sudah
dilibatkan dalam proses perencanaan sedini mungkin.
b. Disebabkan perencanaan yang berlebihan. Perencanaan memang berlaku
juga sebagai petunjuk mengenai apa yang akan dilakukan, akan tetapi
jika perencanaan tadi disusun begitu padat dan ketat serta kaku dan
tidal: manusiawi maka dapat menimbulkan kebingungan dan
ketidakpastian. Suatu rencana yang baik senantiasa menjadi alat
petunjuk arah dan sekaligus merupakan kiat yang lentur (flexible).
B. Pengembangan Persiapam Pengajaran
1. Perencanaan dan Implementasi Persiapan Mengajar
Persiapan mengajar pada hakekatnya merupakan perencanaan jangka
pendek untuk memperkirakan atau memproyeksikan tentang apa yng akan
dilakukan. Dengan demikian, persiapan mengajar merupakan upaya untuk
memperkirakan tindakan yang akan dilakukan dalam kegiatan pembelajaran.
Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan
langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru berdasarkan berbagai tugas.
Ada enam aktivitas yang akan akan diselesaikan oleh seorang guru. Dalam
kerangka tersebut terlihat adanya hubungan yang erat dari keenam aktivitas
tersebut. Aktivitas pertama, mendiagnosa kebutuhan peserta didik artinya para
guru harus menaruh perhatian khusus terhadap peserta didik dalam kelas.
Kebutuhan tersebut diantaranya minat dan kemampuan peserta didik, kemudian
dicari jalan keluarnya memenuhi dan menentukan bahan pelajaran yang dipilih
dan diajarkan kepada peserta didik. Usaha tersebut akan dapat membantu guru
untuk melangkah kepada aktivitas berikutnya.
Kedua, yaitu memilih isi dan menentukan sasaran. Sasaran pengajaran
melukiskan apa yang diharapkan dari peserta didik, agar peserta didik mampu
melakukan sesuatu sesuai dengan urutan pembelajaran. Dalam hal ini guru perlu
mempertimbangkan adanya perbedaan individu selama mengajar.
Ketiga, mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaraan. Guru dapat
memilihsecara bebas setiap teknik pembelajaran, sehingga merupakan
penyesuaian yang bersifat professional. Keempat, merencanakan aktivitas
merumuskan unit-unit dan merencanakan pelajaran. Dalam aktivitas ini yang
paling penting adalah mengorganisasi keputusan-keputusan yang telah diambil
yaitu mengenai peserta didik secara individu, sasaran-sasaran, dan teknik
pembelajaran dan didokumentasi secara resmi, sehingga dapat digunakan untuk
melanjutkan pembelajaran berikutnya.
Kelima, memberikan motivasi dan implementasi program. Perencanaan pada
aktivitas ini mempersiapkan guru secara khusus bertalian dengan teknik
motivasional akan diterapkan dan beberapa prosedur administrative yang perlu
diikuti agar rencana pengajaran dapat dilaksanakan dengan baik. Keenam, yaitu
perencanaan yang dipusatkan kepada pengukuran, evaluasi dan penentuan tingkat.
Aktivitas ini merupakan pengembangan perencanaan untuk mengadakan tes dan
penyesuaian tentang penampilan peserta didik secara individual. Terdapat
hubungan antara pengukuran, evaluasi, dan penentuan tingkatan tersebut dengan
keenam aktivitas lain yang terdapat dalam kerangka kerja yang diutarakan di atas.
2. Prinsip-prinsip Persiapan Mengajar
Untuk membuat perencanaan yang baik dan dapat menyelenggarakan proses
pembelajaran yang ideal, setiap guru harus mengetahui unsure-unsur perencenaan
pembelajaran yang baik antara lain: mengidentifikasi kebutuhan siswa, tujuan
yang hendak dicapai, berbagai strategi dan scenario yang relevan digunakan untuk
mencapi tujuan, dan criteria evaluasi (Hunt, 1999:24). Bersamaan dengan itu
peran guru dalam mengembangkan strategi amat penting, karena aktivitas belajar
peserta didik sangat dipengaruhi oleh sikap dan perilaku guru di dalam kelas. Jika
guru antusias memperhatikan aktivitas dan kebutuhan-kebutuhan peserta didik,
maka peserta didikpun akan mengembangkan aktivitas belajarnya dengan baik,
antusias, giat, dan serius (Dede Rosyada, 2004:123).
Dalam mengembangkan persiapan mengajar, terlebih dahulu harus diketahui
arti dan tujuannya, serta menguasai secara teoritis dan praktis unsure-unsur yang
terdapat dalam persiapan mengajar. Kemampuan membuat persiapan mengajar
merupakan langkah awal yang harus dimiliki oleh guru dan sebagai muara dari
segala pengetahuan teori, ketrampilan dasar, dan pemahaman mendalam tentang
objek belajar dan situasi pembelajaran. Persiapan mengajar merupakan suatu
perkiraan atau proyeksi guru mengenai seluruh kegiatan yang akan dilakukan baik
oleh guru maupun peserta didik, terutama dalam kaitannya dengan pembentukan
kompetensi.
Lebih lanjut, pengembangan persiapan mengajar harus memperhatikan minat
dan perhatian peserta didik terhadap materi yang dijadikan bahan kajian. Dalam
hal ini peran guru bukan hanya sebagai transformator, tetapi harus berperan
sebagai motivator yang dapat membangkitkan gairah belajar, serta mendorong
siswa belajar dengan menggunakan berbagai variasi media, dan sumber belajar
yang sesuai serta menunjang pembentukan kompetensi. Berkenaan dengan hal
tersebut, (E. Mulyasa, 2004:80) mengemukakan beberapa prinsip yang harus
diperhatikan dalam mengembangkan persiapan mengajar, yaitu:
a. Rumusan kompetensi dalam persiapan mengajar harus jelas.
b. Persiapan mengajar harus sederhana dan fleksibel serta dapat dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
c. Kegiatan-kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam persiapan mengajar
harus menunjangdan sesuai dengan kompetensi yang telah ditetapkan.
d. Persiapan mengajar yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh serta jelas
pencapaiannya.
e. Harus ada koordinasi antara komponen pelaksana program sekolah, terutama
apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim (team teaching) atau moving
class.
3. Komponen-komponen Persiapan Mengajar
Penyusunan program pembelajaran akan bermuara pada persiapan mengajar,
sebagai produk program pembelajaran jangka pendek yang mencakup komponen
kegiatan belajar dan proses pelaksanaan program. Cynthia dalam Mulyasa
(2004:82) mengemukakan bahwa proses pembelajaran yang dimulai dengan fase
persiapan mengajar ketika kompetensi dan metodologi telah diidentifikasi, akan
membantu guru dalam mengorganisasikan materi standar serta mengantisipasi
peserta didik dan masalah-masalah yang mungkin timbul dalam pembelajaran.
Sebaliknya, tanpa persiapan mengajar, seorang guru akan mengalami hambatan
dalam proses pembelajaran yang dilakukannya.
Agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil guna,
dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan pengembangan
persiapan mengajar, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip maupun
prosedur pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektifitas mengajar.

Rangkuman
Kerangka perencanaan dan implementasi pengajaran melibatkan urutan
langkah-langkah yang sangat penting bagi para guru berdasarkan berbagai tugas.
Ada enam aktivitas yang akan akan diselesaikan oleh seorang guru. Aktivitas
pertama, mendiagnosa kebutuhan peserta didik. Kedua, yaitu memilih isi dan
menentukan sasaran. Ketiga, mengidentifikasi teknik-teknik pembelajaraan.
Keempat, merencanakan aktivitas merumuskan unit-unit dan merencanakan
pelajaran. Kelima, memberikan motivasi dan implementasi program. Keenam,
yaitu perencanaan yang dipusatkan kepada pengukuran, evaluasi dan penentuan
tingkat. Agar guru dapat membuat persiapan mengajar yang efektif dan berhasil
guna, dituntut untuk memahami berbagai aspek yang berkaitan dengan
pengembangan persiapan mengajar, baik berkaitan dengan hakikat, fungsi, prinsip
maupun prosedur pengembangan persiapan mengajar, serta mengukur efektifitas
mengajar.

Anda mungkin juga menyukai