Anda di halaman 1dari 13

Resume Life Skill

A. Konsep Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup (life Skill education) adalah upaya
mempersiapkan generasi muda didalam menghadapi perubahan yang sangat cepat
sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dari perubahan tersebut melalui
pendidikan keterampilan dengan jalan mengembangkan potensi peserta didik
dalam menghadapi perannya dimasa yang akan datang
Banyak pendapat dan literatur yang mengemukakan bahwa pengertian
kecakapan hidup (life skill) bukan sekedar keterampilan untuk bekerja
(vocasional) tetapi memiliki makna yang lebih luas. Claver (2005)
mengemukakan A skill is a learned ability to do something well. Life skills are
abilities individuals can learn that will help them to be successful in living a
productive and satisfying life.
Dalam mendapatkan kesuksesan dalam produktifitas dan kesenangan
hidupnya seorang individu harus mempunyai kemampuan adaptif dan keteguhan
di dalam menghadapi segala tantangan Pendapat ini sejalan dengan definisi dari
WHO ( depdiknas 2006 ) mendefinisikan bahwa kecakapan hidup sebagai
keterampilan atau kemampuan untuk dapat beradaftasi dan berprilaku positif ,
yang memungkinkan seseorang mampu menghadapi berbagai tuntutan dan
tantangan dalam kehidupan secara lebih efektif . Maka untuk itu seorang individu
dituntut untuk minimal memiliki 5 kecakapan yaitu: (1) kecakapan mengenal diri
sendiri, (2) kecakapan berfikir (3) kecakapan sosial (4) kecakapan akademik, dan
(5) kecapan kejuruan. Brolin (Depdiknas: 2006) mengartikan lebih sederhana
yaitu kecakapan hidup merupakan interaksi dari berbagai pengetahuan dan
kecakapan sehingga seseorang mampu hidup mandiri. Sebagaimana yang
diungkapkan Mc Kenly (2006). Life Skills-competencies that help people
function well in their environments. Dengan kemandiriannya ini seorang
individu akan mampu berperan dengan baik di lingkungannya.

1
Depdiknas (2006) Sejalan dengan pengertian di atas konsep kecakapan hidup
bisa dibagi menjadi:
a) Kecakapan hidup generic/umum (generic life skill/GLS), dan
b) Kecakapan hidup spesifik/ khusus (spesifik life skill/SLS)
Masing-masing jenis kecakapan ini dibagi menjadi sub kecakapan ,
Kecakapan hidup generic terdiri atas kecakapan personal (personal skill), dan
kecakapan sosial (social skill). Kecakapan personal mencakup kecakapan dalam
memahami diri (self awareness skill) dan kecakapan berpikir (thinking skill).
Kecakapan mengenal diri pada dasarnya merupakan penghayatan diri sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa, sebagai anggota masyarakat dan warga negara,
serta menyadari dan mensyukuri kelebihan dan kekurangan yang dimiliki
sekaligus sebagai modal dalam dirinya untuk meningkatkan sebagai individu yang
bermamfaat bagi lingkungannya. Kecakapan berpikir mencakup antara lain
kecakapan mengenali dan menemukan informasi , mengolah dan mengambil
keputusan, serta memecahkan masalah secara kreatif. Sedangkan dalam
kecakapan sosial mencakup kecakapan berkomunikasi (communications skill) dan
kecakapan bekerjasama (collaboration skill).
Kecakapan spesifik adalah kecakapan untuk menghadapi pekerjaan dan
keadaan tertentu. Kecakapan ini terdiri dari kecapakan akademik (academic skill)
atau keckapan intelektual (intellectual skill), dan kecakapan vocasional
(vocational skill). Kecakapan akademik terkait dengan bidang pekerjaan yang
lebih memerlukan pemikiran atau kerja intelektual . Kecakapan vocasional terkait
dengan pekerajaan yang lebih memerlukan keterampilan motorik . Kecakapan
vocasional terbagi menjadi kecakapan vocasional dasar (basic vocational skill)
dan kecakapan vocasional khusus (occupational skill).

2
Konsep kecakapan hidup ini dapat diilustrasikan sebagai berikut:
KESADARAN
DIRI

KEC.
HIDUP KECAKAPAN
PERSO- BERPIKIR
NAL
KECAKAPAN
HIDUP KECAKAPAN
GENERIK KOMUNIKASI
KEC. HIDUP
LIFE SOSIAL KECAKAPAN
SKILL KERJASAMA

KECAKAPAN
KECAKAPAN AKADEMIK
HIDUP
SPESIFIK
KECAKAPAN
VOKASIONAL

Dari pengertian dan konsep di atas kecapan hidup tidak semata-mata


mempunyai kemampuan tertentu (vocasionaljob), namun juga memiliki
kemampuan dasar pendukung secara fungsional seperti: membaca, menulis,
memecahkan masalah, bekerjasama dan penggunaan teknologi. kecakapan hidup
merupakan kecakapan-kecakapan secara praktis dapat membekali seorang
individu dalam mengatasi bebagai macam persoalan hidup dan kehidupan.
Kecakapan itu termasuk aspek pengetahuan sikap yang didalamnya termasuk
fisik dan mental serta kecakapan kejuruan.
B. Tujuan Pendidikan Kecakapan Hidup
Unesco (2008). Berdasarkan hasil laporan dari pertemuan agli pendidikan
menengah yang diadakan di Peking tahun 2001, merekomendsikan bahwa
pendidikan di abad ke-21 perlu adanya keseimbangan antara pengembangan
keterampilan dan pendidikan akademis, yang mencakup teknis dan pendidikan
kejuruan ditingkat pendidikan menengah. Hal ini perlu dilakukan mengingat pada
abad ke 21 terjadi perubahan yang sangat cepat yang memunculkan tantangan
yang lebih komplek dan meningkat dari lingkungan. Hal ini bagi generasi muda
menimbulkan ketidakpastian dalam hidup mereka bagaimana menghadapi masa

3
depan yang tidak pasti, mengasumsikan kedewasaan maupun dalam memasuki
dunia kerja.
Dari laporan di atas terlihat bahwa tujuan dari pendidikan kecakapan hidup
adalah untuk membantu generasi muda didalam menghadapi perubahan yang
sangat cepat sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri dari perubahan
tersebut melalui pendidikan keterampilan . Hal ini sejalan dengan rekomendasi
dari Develovment Basic Education ( Puskur: 2007 ) Kecakapan hidup adalah
berbagai jenis ketrampilan yang memampukan remaja-remaja menjadi anggota
masyarakat yang aktif, produktif dan tangguh.
Depdiknas (2006) membagi tujuan pendidikan kecakapan hidup ini menjadi
dua yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Secara umum kecakapan hidup
bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai fitrahnya , yaitu mengembangkan
potensi peserta didik dalam menghadapi perannya dimasa yang akan datang.
Sedangkan secara khusus adalah : Kesatu , mengaktualisasikan potensi peserta
didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan problem yang dihadapi,
Kedua, memberikan wawasan yang luas dalam pengembangan karir peserta didik.
Ketiga, memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari . Keempat, memberikan kesempatan kepada sekolah
untuk mengembangkan pembelajaran yang fleksibel dan kontekstual dan yang
kelima, mengoptimalkan pemamfaatan suberdaya di lingkungan sekolah , dengan
memberi peluang pemamfaatan sumberdaya yang ada di masyarakat dengan
prinsif manajement berbasis sekolah.
Tujuan di atas, diharapkan akan memenuhi kebutuhan-kebutuhan individu
seperti yang diungkapkan oleh UNESCO ( 2008 ), diantaranya, yaitu :
1) Kebutuhan akan ketrampilan ,kemampuan dan wewenang sosial antar
budaya yang mencakup tingkah laku, tanggung jawab, dan toleransi.
2) Kebutuhan untuk belajar bagaimana cara belajar, untuk menjelajahi
dari satu pengetahuan ke pengetahuan lainnya dan dari satu satuan
ketrampilan ke lainnya dengan perasaan senang.
3) Kebutuhan akan kemampuan komunikasi yang kritis, analitis, fleksibel
dan kreatif.

4
4) Kebutuhan untuk memperoleh tugas pengembangan yang mendukung,
pada kemampuan menghadapi masalah dan tuntutan dalam perubahan
ketrampilan dalam hubungan dengan perubahan ekonomi,
5) Kebutuhan untuk menyesuaikan kepada perubahan permintaan
ekonomi yang berkembang dari industri dan jasa layanan ke arah,
teknologi tinggi.
6) Kebutuhan untuk menguasai atau belajar ketrampilan baru, seperti
kemampuan beradaptasi dan memecahkan masalah , daya saing.
Disamping ketrampilan hidup memprakarsai dan memotivasi jiwa
kewiraswastaan.
7) Kebutuhan untuk mengimbangi permintaan pola pekerjaan baru yang
memerlukan kemampuan; menyesuaikan ke perubahan, berpikir
kreatif dan inovatif serta bisa menggunakan teknologi baru dan
8) Kebutuhan individu untuk dapat menyesuaikan diri secara fleksibel
dalam rangka keterlibatan dalam berbagai jabatan sepanjang hidup
mereka.
Dengan terpenuhinya kebutuhan kecakapan hidup tersebut diharapkan
akan mampu mempersiapkan generasi muda didalam menghadapi perubahan yang
sangat cepat di abad ke-21 ini. Sehingga mereka mampu untuk menyesuaikan diri
dari perubahan tersebut melalui pendidikan keterampilan dengan jalan
mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi perannya dimasa yang
akan datang
C. Pengimplementasian Pendidikan Kecakapan Hidup
Seperti halnya pengimplementasian pembelajaran berbasis lainnya,
pembelajaran berbasis kecapakan hidup ini diimplementasikan melalui model ;
Kesatu, dengan mengintegrasikan pada setiap mata pelajaran.
Pengimplementasian secara integratif pendidikan kecakapan hidup melekat dan
terpadu dalam program-program kurikuler, kurikulum yang ada, dan atau mata
pelajaran yang ada. Berbagai program kurikuler dan mata pelajaran yang ada
seharusnya bermuatan atau berisi kecakapan hidup sehingga secara struktur tidak
berdiri sendiri.. Pendidikan kecapan hidup sudah menjadi kebijakan seiring

5
dengan berlakunya standar isi dan Standar Kompetensi Lulusan yang menjadi
acuan daerah/sekolah dalam mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) pada masing-masing tingkat jenjang pendidikan. Oleh sebab
itu pengintegrasian pendidikan kecakapan hidup ke dalam mata pelajaran harus
mengacu kepada standar-standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah terutama
yang menyangkut standar isi dan standar kompetensi yang yang menjadi acuan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Dibawah ini disajikan analisis pengintegrasian Kecakapan Hidup
dalam Muatan wajib yang ada pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan..
Pengembangan Kecakapan Hidup
Kecakap Kecakap Kecakap Kecak
Mata an an a a
No Tujuan Pendidikan
Pelajaran Persoan Sosial pan pan
al Akadem Vocasi
ik onal
1 Pendidikan Membentuk peserta
Agama didik menjadi manusia
beriman
2 PKN Membentuk peserta
didik menjadi warga
negara yang memiliki
wawasan dan rasa
kebersamaan cinta
tanah air serta bersikap
dan berprilaku
demokratis
3 Bahasa Membentuk peserta
didik mampu
berkomunikasi secara
efektif sesuai denga
etika yang berlaku,
baik secara lisan
maupun tulisan
4 Matematika Mengembangkan
model logika dan
kemampuan berpikir
peserta didik
6 IPS Mengembangkan
pengetahuan,
pemahaman dan
kemampuan analisis

6
peserta didik terhadap
kondisis sosial
masyarakat
7 Seni dan Membentuk karakter
Budaya peserta didik menjadi
manusia yang memiliki
rasa seni dan
pemahaman budaya
8 Pendidikan Membentuk karakter
Jasmani Olah peserta didik agar
Raga, dan sehat jasmani dan
Kesehatan rohani , serta
menumbuhkan rasa
sportivitas
9 Ketrampilan Membentuk peserta
bahasa Asing didik yang memiliki
dan TIK keterampilan
10 Muatan Lokal Membentuk
pemahaman terhadap
potensi sesuai dengan
ciri khas di daerah
tempat tinggalnya.
11 Pengembanga Memberikan
n diri kesempatan kepada
peserta didik untuk
mengembangkan dan
mengekspresikan diri
sesuai dengan
kebutuhan dan minat ,
dan bakat.
Sumber Depdiknas 2008
Ada dua hal penting yang perlu diperhatikan dalam pengimplementasia
pendidikan kecapakan hidup secara terintegrati ini yaitu: Prinsi[ pelakasanaan
pengembagan dan penekanan program . Prinsif pengembangan kecakapan hidup
dalam aktivitas pembelajaran banyak direkomendasikan oleh beberapa ahli
diantarannya dari Delor ( 1996 ) Pentingnya memasukan empat pilar pendidikan
yang disarankan oleh UNESCO supaya lebih epektif dan berhasil dengan
memasukkan kemampuan bagaimana seseorang belajar mengetahui, belajar
berbuat, belajar menjadi diri sendiri dan belajar untuk hidup bersaman .order to
impart essential skills effectively and successfully to the youth, Secondary
Education must take into account the four pillars of education, i.e. learning to

7
know, learning to do, learning to live and learning to be. Dionisius (2008)
Untuk mencapai upaya tersebut maka sistem activitas belajar harus dirubah dari
TCL (teacher centered learning) ke aktifitas SCL (Student Centre Learning).
Siswa harus lebih aktif dalam belajar melalui diskusi kelompok, pemecahan
masalah, analisa, perbandingan dengan fakta lapangan, disamping itu perlu juga
diperhatikan prinsip sebagai berikut; pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup
tidak mengubah system pendidikan yang berlaku, tidak mengubah kurikulum
yang berlaku, belajar kontekstual dengan menggunakan potensi lingkungan
sekitar sebagai wahana pendidikan dan mengarah kepada tercapainya hidup sehat
dan berkualitas, memperluas wawasan dan pengetahuan serta memliki akses untuk
memenuhi standar hidup secara layak.
Pengimplementasian pendidikan kecakapan hidup pada tiap tingkatan satuan
pendidikan terdapat perbedaan penekanan hal ini berhubungan dengan tingkat
perkembangan psikologis dan fisiologis tiap jenjang pendidikan. Pada Jenjang
TK/SD/SMP lebih menekankan kepada kecakapan hidup umum (generic skill),
yaitu mencakup aspek kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial
(social skill) dua kecakapan ini merupakan prasyarat yang harus diupayakan
berlangsung pada jenjang ini. Kedua kecakapan ini penekanannya kepada
pembentukan akhlak sebagai dasar pembentukan nilai-nilai dasar kebajikan (basic
goodness), seperti; kejujuran, kebajikan, kepatuhan, keadilan, etos kerja,
kepahlawanan, menjaga kebersihan , serta kemampuan bersosialisasi. Untuk
jenjang SMA lebih ditekankan pada kecapan akademik (akademik skill), yaitu
kemampuan berpikir yang lebih diarahkan kepada kemampuan bersikap ilmiah,
kritis, objekti dan transparan sehingga mempunyai kecakapan dalam hal ;
menidentifikasi variabel, menjelaskan hubungan suatu fenomena tertentu
merumuskan hipotesis dan melaksanakan penelitian . Kemampuan ini perlu
dimiliki pada jenjang SMA karena mereka diproyeksikan untuk melanjutklan ke
Perguruan Tinggi. Sedangkan untuk jenjang SMK penekan kecakapan hidup
ditekankan kepada kecakapan kejuruan (vokasional skill) karena mereka
dipersiapkan untuk terjun langsung dilapangan yang sesuai dengan spesifikasi
keahlian yang diajarkannya. Dari penekanan program ini terlihat bahwa untuk

8
jenjang SD, SMP dan SMA lebih condong kepada penekanan kecapan yang
sifatnya soft skill yang meningkat kadarnya sesuai dengan peningkatan jenjang
pendidikan , tapi bukan berarti untuk tingkatan ini tidak layak untuk menekuni
bidang kejuruan (vocasional) dan yang perlu diperhatikan mengintegrasikan aspek
kecakapan hidup dalam topik materi tidak boleh dipaksakan. Artinya jika suatu
topik pelajaran hanya dapat mengembangkan satu aspek kecakapan hidup maka
hanya satu aspek tersebut yang dikembangkan dan tidak perlu dipaksakan
mengkaitkan aspek yang lainnya, namun jika ada topik pelajaran yang dapat
menumbuhkan beberapa aspek kecakapan hidup maka pengembangan aspek
kecakapan hidup perlu dioptimalkan pada topik tersebut seperti yang tersaji dalam
tabel pilihan kecakapan hidup di atas. Artinya peran guru dalam mengembangkan
kecakapan hidup memiliki porsi yang sangat besar dalam menentukan
keberhasilannya terutama kreativitas dalam melakukan reorientasi pembelajaran.
Model ini memerlukan kesiapan dan kemampuan tinggi dari sekolah, kepala
sekolah, dan guru mata pelajaran. Kepala sekolah dan guru harus pandai dan
cekatan menyiasati dan menjabarkan kurikulum, mengelola pembelajaran, dan
mengembangkan penilaian. Ini berarti, mereka harus kreatif, penuh inisiatif, dan
kaya gagasan. Keuntungannya, model ini relatif murah, tidak membutuhkan
ongkos mahal, dan tidak menambah beban sekolah terutama kepala sekolah, guru,
dan peserta didik.
Kedua, melalui kegiatan ekstrakurikuler. Out put pendididkan akan lebih
berhasil apabila selama proses pembelajaran siswa dilibatkan langsung secara
nyata dengan permasalahan yang terjadi dilingkungannya, begitu juga dengan
tujuan pencapaian pendidikan kecakapan hidup perlu ada action langsung siswa
terhadapat lingkungan nyata di lapangan. Untuk memenuhi harapan tersebut
kegiatan ekstrakurikuler merupakan wadah yang tepat, selain dapat menutupi
kekurangan dari pelaksanaan kurikuler yang banyak disorot lebih menitik
beratkan kepada unsur kognetif juga siswa dapat langsung mengimplementasikan
teori-teori dan prinsif tentang kecakapan hidup dalam kehidupan nyata. Dalam
forum ini juga siswa dapat menanyakan apa saja tentang materi yang sedang
dibahas , sementara guru, instruktur dapat memberikan materi secara utuh tanpa

9
harus mengintegrasikan pada pelajaran tertentu. Kegiatan ektrakurikuler yang
berpotensi bisa dimasukan dalam pendidikan kecakapn hidup antara lain: OSIS.
Pramuka, kesenian, PMR, KIR dan pencinta alam.
Ketiga Sistem dikrit. Melalui model ini pelaksanaannya dapat berupa
pengembangan program kecakapan hidup yang dikemas dan disajikan secara
khusus kepada peserta didik. Penyajiannya dilakukan dengan menintegrasikan
paket-paket diklat pravocasional dan program kecakapan vocasional bagi siswa
SD, SMP, SMA baik dilaksanakan dilingkunan sekolah, BLK maupun di SMK
yang telah dikembangkan menjadi comunity collage (Parjono : 2002). Model ini
membutuhkan persiapan yang matang, ongkos yang relatif besar, dan kesiapan
sekolah yang baik. Selain itu, model ini memerlukan perencanaan yang baik agar
tidak salah penerapan. Meskipun demikian, model ini dapat digunakan
membentuk kecakapan hidup peserta didik secara komprehensif dan leluasa.
D. Kemampuan guru dalam Pendidikan Kecakapan Hidup
Untuk mencapai tujuan pendidikan kecakapan hidup ini tidak akan lepas dari
peran guru sebagai pelaksana kurikulum, fasilitator dan motivator bagi siswa
melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah sehingga siswa memiliki bekal
kompetensi untuk bekerja dan bermasyarakat dalam mengarungi kehidupan.
Kurikulum sebagai petunjuk jalan untuk mencapai tujuan pembelajaran dan mata
pelajaran sebagai kendaraan yang membawa peserta didik mencapai kompetensi
tertentu dimana guru berperan sebagai sopir untuk mengantarkan peserta didik
sampai ke tujuan pembelajaran sesuai standar kompetensi yang ditetapkan. Untuk
itu kreativitas guru dalam mengembangkan kecakapan hidup di dalam setting
kelas sesuai dengan mata pelajaran yang di ampunya.sangat di perlukan.
Pendidikan kecakapan hidup bukanlah sesuatu yang baru dan karenanya juga
bukan topik yang orisinil. Yang benar-benar baru adalah bahwa kita mulai sadar
dan berpikir bahwa relevansi antara pendidikan dengan kehidupan nyata perlu
ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya. Hal ini berarti proses pembelajaran
yang selama ini dilakukan di sekolah sebenarnya juga telah menumbuhkan
kecakapan hidup namun ketercapaiannya masih sebatas sebagai efek pengiring
(nurturant efect) yang secara otomatis terbentuk seiring terkuasainya subtansi

10
mata pelajaran. Sementara itu berdasarkan konsep pendidikan berorientasi
kecakapan hidup bahwa aspek-aspek kecakapan hidup harus sengaja dirancang
untuk ditumbuhkan dalam kegiatan belajar. Perancangan dimulai dari penyusunan
program pembelajaran, penyusunan satuan pembelajaran, kegiatan
pembelajaran dan sistem evaluasinya. Hal ini menuntut guru untuk melakukan
reorientasi pembelajaran pada mata pelajaran yang diampunya guna
mengembangkan kecakapan hidup.
Depdiknas (2006) Reorientasi pembelajaran dalam pengimplementasian
pendidikan kecakapan hidup dalam kativitas pembelajaran perlu dilakukan, karena
pendidikan kecakapan hidup bukan mata pelajaran sehingga dalam
pelaksanaannya tidak perlu merubah kurikulum dan menciptakan pelajaran baru.
Yang diperlukan disini adalah mereorientasikan pendidikan dari mata pelajaran ke
orientasi pendidikan kecakapan hidup melalui pengintegrasian kegiatan-kegiatan
yang prinsipnya membekali peserta didik terhadap kemampuan-kemampuan
tertentu agar dapat diterapkan dalam kehidupan seharian pesera didik,
Pemahaman ini memberi arti bahwa mata pelajaran dipahami sebagi alat dan
bukan tujuan untuk mengembangkan kecakapan hidup yang nantinya akan
digunakan oleh peserta didik dalam menghadapi kehidupan nyata.
Kemampuan mengorientasikan pembelajaran kecakapan hidup seorang guru
harus mampu: Kesatu melakukan identifikasi unsur kecakapan hidup yang
dikembangkan dalam kehidupan nyata yang dituangkan dalam bentuk kegiatan
pembelajaran, kedua melakukan identifikasi pengetahuan, keterampilan, sikap dan
nilai-nilai yang mendukung kecakapan hidup, ketiga mengklasifikasikan dalam
bentuk topik /tema dari mata pelajaran yang sesuai dengan kecakapan hidup ,
keempat menentukan metode pembelajaran yang cocok untuk mendukung
pendidikan kecakapan hidup dan yang kelima merancang bentuk dan jenis
evaluasi yang sesuai dengan kompetensi yang telah dirumuskan . Dengan
kemampuan-kemampuan itu diharapkan seorang guru mampu
mengimplementasikan pembelajaran berbasis kecapan hidup ini dengan baik dan
benar. Pertanyaan mendasar, siapkan guru-guru dengan segala kreativitasnya
melakukan itu dan mencoba mengimplentasikan dalam seting-seting kelasnya dan

11
seluruh instansi di lingkungan pendidikan baik langsung atau tidak komitmen
dalam mendukung program kecakapan hidup ini? Kesadaran bersama inilah yang
perlu dikaji bukan hanya tertuju kepada guru saja. Kamarga (2008) Banyak
penelitian menunjukkan bahwa lingkungan kerja memberi kontribusi signifikan
terhadap peningkatan prestasi kerja. Apabila tidak ada dukungan dari lingkungan
kerja, maka guru akan berpikir untuk apa saya menerapkan kreativitas. Untuk itu
kesadaran dalam peningkatan mutu pendidikan harus merupakan komitmen
bersama dalam meningkatkan mutu sumberdaya manusia, baik sebagai manusia
pribadi maupun sebagai modal dasar pembangunan bangsa. Pendidikan yang
mampu mengembangkan potensi peserta didik agar berani menghadapi problem
yang dihadapi tanpa tertekan , mau dan mampu, serta senang mengembangkan diri
untuk menjadi manusia unggul sehingga mampu bersaing baik dalam skala lokal
maupun global. Meir (2005:41) Apalagi tugas pendidikan pada abad ke -21 ini
adalah mempersiapkan orang untuk hidup yang pasang surut , yaitu dunia tempat
setiap orang harus mengerahkan seluruh kekuatan pikiran dan hati mereka
sepenuhnya dan bertindak berdasarkan kreatifitas yang penuh kesadaran , bukan
sesuatu yang mudah diramalkan dan tidak membutuhkan pikiran. Bukan
menghasilkan manusia fotocopy tapi tokoh orisinal yang mampu mengerahkan
energi potensia dan menjanjikan. Untuk itulah bentuk inovasi pendidikan
kecakapan hidup ini merupakan salah satu alternatif yang perlu dipertimbangkan
dalam memberikan solusi mencapai tujuan tersebut yang perlu diadopsi dan
diimplementasikan di setiap jenjang pendidikan.
Apabila hal ini dapat dicapai, diharapkan perdebatan para akhli selama ini
mengenai sejauh mana dunia pendidikan dapat diharapkan menjadi sarana
persiapan siswa memasuki dunia kerja atau menghasilkan siswa yang siap bekerja
menemui titik terang. Dengan demikian ketergantungan terhadap ketersediaan
lapangan pekerjaan, yang berakibat pada meningkatnya angka penggangguran,
dapat diturunkan, yang berarti produktifitas nasional dapat meningkat secara
bertahap. Hal tersebut sangat mungkin tercapai karena kebutuhan kecakapan
individu (peserta didik) untuk hidup di dalam masyarakat sudah disiapkan selama
siswa mengikuti pelajaran di ruang-ruang kelasnya.

12
Kesimpulan
1. Kecakapan hidup (life skill) tidak hanya menyangkut kecakapan
vocasional saja tapi meliputi kecapan mental dan fisik
2. Pengimplementasian pendidikan kecakapan hidup dalam aktivitas
pembelajaran yaitu dengan mengintegrasikan kedalam mata-pelajaran
yang ada pada muatan wajib kurikulum melalui reorientasi program mulai
dari perencanaan, pelaksanan dan evalusi yang berorientasi kepada
pendidikan kecakapan hidup.
3. Pendidikan kecakapan hidup merupakan salah satu alternatif yang perlu
dipertimbangkan dalam solusi mencapai tujuan pendidikan di abad ke-21
yang perlu diadopsi dan diimplementasikan di setiap jenjang pendidikan.

13

Anda mungkin juga menyukai