Anda di halaman 1dari 2

ANTARA

NU
dan
Wahabi
Nur Khalik Ridwan KH. Prof. Dr. Ali Mustafa Yaqub
Imam Besar Masjid Istiqlal
Titik Temu Wahabi-NU

Guru kita ini telah membandingkan Hadhratusy Syaikh dengan Ibnu Taimiyah, dan menemukan ada 20
persamaan, meskipun belum disebutkan persamaan itu, meskipun guru kita ini belum menyebutkan
perbedaannya. Mungkin saja, guru kita ini akan menyebutkannya di kemudian hari. Hanya saja, di sini,
al-Faqir ingin menambahkan bahwa Hadhratusy Syaikh memandang Ibnu Taimiyah dan Muhammad
bin Abdul Wahhab, termasuk orang yang mengharamkan apa yang menjadi kesepakatan kaum
muslimin, dalam kitab Risalah Aswaja demikian:
Golongan tradisi yang tetap eksis berpegang teguh pada doktrin ajaran yang diinginkan salafush sholih,
bermadzhab kepada satu madzhab tertentu, berpegang pada kitab-kitab mutabarah yang beredar,
mencintai ahlil bait, para wali, dan orang-orang sholih, berharap berkah mereka baik yang masih hidup
maupun yang telah wafat, melakukan ritus ibadah seperti ziarah kubur, mentalqin mayit, shadaqah
untuk mayit, dan meyakini adanya syafaat atau pertolongan, kemanfaatan doa, mengerjaan tawasul, dan
lain-lain.
Sebagin dari masyarakat kita terdapat kelompok yang mengikuti pendapat Muhammad Abduh dan
Rasyid Ridho yang menyepakati bidahnya beberapa hal di atas, sebagaimana juga dikemukakan oleh
Abdul Wahhab an-Najdi dan Ahmad bin Taimiyah dan dua muridnya, yani Ibnu Qayyim dan Ibnu
Abdil Hadi. Kelompok kedua ini secara tegas mengharamkan apa yang menjadi kesepakatan kaum
muslimin sebagai bentuk ibadah sunnah, yakni pergi menziarahi makam Rasulullah. Firqah ini secara
terus menerus melakukan penentangan keras terhadap kaum muslimin atas rutinitas yang mereka
lakukan (pasal II, kitab Risalah Aswaja).
Pandangan Hadhratusy Syaikh terhadap Ibnu Taimiyah dan Muhammad bin Abdul Wahhab, sudah
terang benderang seperti di atas. Mustahillah guru kita ini, yang katanya telah mempelajari kitab-kitab
pendiri Wahhabi dan Hadhratusy Syaikh Hasyim Asy`ari, sampai tersilap soal ini. Kalau ini bisa
diterima, yaitu bahwa guru kita ini telah membaca kitab-kitab Hadhratusy Syaikh, maka bagaimanakah
kiranya dia sampai gegabah menunjukan persoalan perbedaan Hadhratusy Syaikh dengan wahhbi dan
pendiri Wahhabi hanya kecil saja, kalau Hadhratusy Syaikh saja mengatakan demikian tentang Ibnu
Taimiyah.

Anda mungkin juga menyukai