LP Hernia 1
LP Hernia 1
Hernia
A. Pengertian
Pengertian Hernia adalah menonjolnya suatu organ atau struktur organ dan tempatnya yang
normal malalui sebuah defek konsenital atau yang didapat.
(http://dafid-pekajangan.blogspot.com/2008/02/askep-
hernia.html)
Hernia adalah; suatu penonnjolan dari rongga yang normal melalui lubang congenital, akibat
dari kelemahan otot perut sehingga isi perut keluar karena adanya tekanan.
(Doengoes E,Marlin 1990)
Hernia, atau yang lebih dikenal dengan turun berok, adalah penyakit akibat turunnya buah
zakar seiring melemahnya lapisan otot dinding perut. Penderita hernia, memang kebanyakan
laki-laki, terutama anak-anak. Kebanyakan penderitanya akan merasakan nyeri, jika terjadi
infeksi di dalamnya, misalnya, jika anak-anak penderitanya terlalu aktif.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Hernia)
B. Patofisiologi
1. Etiologi
Hernia terjadi karena adanya tekanan yang tinggi dalam rongga perut dan kelemahan otot
dinding perut karena faktor usia. Tekanan dalam perut yang meningkat dapat disebabkan
oleh batuk yang kronik, susah buang air besar, adanya pembesaran prostat pada pria, serta
orang yang sering mengangkut barang-barang berat. Penyakit hernia akan meningkat
sesuai dengan penambahan umur. Hal tersebut dapat disebabkan oleh melemahnya
jaringan penyangga usus atau karena adanya penyakit yang menyebabkan tekanan di
dalam perut meningkat.
(http://stanleywush.wordpress.com/2007/08/01/lebih-jauh-tentang-hernia/)
Hernia terjadi karena kelemahan dari dinding rongga perut sebelah bawah yang
menyebabkan turunnya sebagian organ usus ke kantung kemaluan.
Herniadibagi dua sifat turunnya tersebut ada yang bisa kembali lagi
(Herniainguinalis/skrotalis reponibilis) dan tidak bisa kembali lagi
(herniainguinalis/skrotalis irreponibilis).
(http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081106163531AAywT9H)
2. Manifestasi Klinis
a. Tampak benjolan di lipat paha.
b. Bila isinya terjepit akan menimbulkan perasaan sakit di tempat itu disertai perasaan
mual.
c. Bila terjadi hernia inguinalis stragulata perasaan sakit akan bertambah hebat serta
kulit di atasnya menjadi merah dan panas.
d. Hernia femoralis kecil mungkin berisi dinding kandung kencing sehingga
menimbulkan gejala sakit kencing (disuria) disertai hematuria (kencing darah)
disamping benjolan di bawah sela paha.
e. Hernia diafragmatika menimbulkan perasaan sakit di daerah perut disertai sasak
nafas.
f. Bila pasien mengejan atas batuk maka benjolan hernia akan bertambah besar.
4. Komplikasi
a. Perlekatan antara isi hernia dengan dinding kantong hernia tidak bisa dimasuksan
kembali.
b. Penekan terhadap cincin hernia.
c. Gangguan vaskuler
d. Gangguan system pencernaan kronik.
e. Edema pada pinggang.
f. Nekrosis akut.
g. Illeus obstruksi.
C. Penatalaksanaan
1. Medis :
a. Pemeriksaan Diagnostik
Sinar X
Pada abdomen akan menunjukan kuantitas gas atau cairan.
Pemeriksaan Darah Lengkap : Hemoglobin yang rendah dapat mengarah pada
anemia / kehilangan darah 9 ketidak keseimbangan oksigenasi jaringan dan
pengurangan hemoglobin yang tersedia untuk diikat dengan anastesi inhalasi).
Peningkatan Hematokrit medindikasikan dehidrasi, penurunan hematokrit
mengarah pada kelebihan cairan.
waktu koagulasi : mempengaruhi hemostatis intraoperasi / pasca operasi.
EKG : penemuan akan sesuatu yang tidak normal membutuhkan prioritas
perhatian untuk memberikan anestesi.
b. farmakoterafi
terapi obat analgesic
c. Pembedahan
Herniotomi : dilakukan pembebasan kantong hernia sampai lehernya kantong di
buka dan isi hernia dibebaskan jika ada pelkatan, kemudian diare posisi kantong
hernia dijahit ikat setinggi mungkin lalu dipotong.
Hernioplastik : dilakukan tindakan memperkecil annulus iguinalis internus dan
memperkuat dinding belakang kanalis iguinalis.
2. Keperawatan
a. Pre operatif hernia yang tidak inkerserata sering kali dapat diatasi dengan
membaringkan pasien dengan kaki diangkat atau berbaring didalam bak yang brisi
air hangat dan mendorong massa hernia dngan arah rongga abdomen kembali.
b. Post operatif
kompres es bila timbul nyeri akibat post operatf seperti peradangan edema, dan
perdarahan
sarankan pasien untuk tidak mengendarai kendaraan selama sakit, paling kurang
2 minggu.
aktifitas fisik tidak boleh melakukan hal seperti mengangkat beban berat,
mendorong / menarik paling sedikit selama 6 minggu
D. Pengkajian
1. Aktifitas / istirahat :
a. gejala: perhatikan dan kaji adanya malaise / kelemahan riwayat pekerjaan yang
berat, mengemudi dalam waktu lama,
b. tanda: gangguan dalam berjalan
c. Eliminasi:
d. Gejala: konstipasi, mengalami kesulitan dalam defekasi, adanya inkontettinesia.
2. Makanan atau cairan :
a. Gejala: kaji adanya gejala anoreksia, mual dan muntah
b. Tanda: tidak mau makan dan porsi yang dihidangkan tidak dihabiskan
3. Nyeri :
a. Gejala: kaji nyeri pada benjolan hernia pada saat dipalpasi, perhatikan tanda-
Tanda :prilaku berhati-hati, berbaring kesamping dengan lutut ditekuk bersanndar
dan bagian tubuh yang terkena, perubahan cara berjalan pincang dan pinggang
terangkat pada bagian tubuh.
4. Integritas ego:
a. Gejala : kelakuan akan timbulnya pralisis, ansietas masalah pekerjaan.
b. Tanda; tampak cemas dan menhindar dari keluarga.
5. Neurosensori:
a. Gejala: kesemutan dan kelemahan dari tangan dan kaki.
b. Tanda: penurunan defeks tendon dalam, kelemahan dan hipotonia.
6. Keamanan:
a. Gejala: adanya riwayat masalah punggung yang baru saja terjadi.
7. Penyuluhan:
a. Gejala: gaya hidup mononton atau hiperaktif.
b. Pemriksaan diagnostic:
8. Cek darah lengkap dn serum elektrolit.
9. Endoscopy
10. Rangkaian GI dengan kontras barium menunjukan bentuk hernia.
11. Mielografi; menentukan tingkat herniasis diskus.
E. Diagnosa Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman Nyeri berhubungan dengan kompresi saraf, spasme otot.
a. Selidiki keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala 0 10) dan faktor
pemberat/penghilang
Rasional : Nyeri insisi bermakna pada pasca operasi awal, diperberat oleh
pergerakan, batuk, distensi abdomen, mual.
b. Anjurkan pasien untuk melaporkan nyeri segera saat mulai.
Rasional: Intervensi diri pada kontrol nyeri memudahkan pemulihan otot/jaringan
dengan menurunkan tegangan otot dan memperbaiki sirkulasi
c. Pantau tanda-tanda vital
Rasional: Respon autonemik meliputi perubahan pada TD, nadi dan pernapasan yang
berhubungan dengan keluhan/penghilang nyeri. Abnormalitas tanda vital terus
menerus memerlukan evaluasi lanjut.
d. Kaji insisi bedah, perhatikan edema ; perubahan konter luka (pembentukan
hematoma) atau inflamasi mengeringnya tepi luka.
Rasional: Sebagai daa penunjang untuk menegakkan intervensi selanjutnya.
e. Berikan tindakan kenyamanan, misal gosokan punggung, pembebatan insisi selama
perubahan posisi dan latihan batuk/bernapas, lingkungan tenang.
Rasional: Memberikan dukungan relaksasi, memfokuskan ulang perhatian,
meningkatkan rasa kontrol dan kemampuan koping.
f. Berikan analgesik sesuai terapi
Rasional: Mengontrol/mengurangi nyeri untuk meningkatkan istirahat dan
meningkatkan kerjasama dengan aturan terapeutik
4. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna/makan-makanan
Intervensi :
a. Tinjau faktor-faktor individual yang mempengaruhi kemampuan untuk mencerna/makan
makanan, misal : status puasa, mual, ikusperistaltik setelah selang dilepaskan
Rasional: Mempengaruhi pilihan intervensi
b. Aukultasi bising usus palpasi abdomen. Catat pasase flatus.
Rasional: Menentukan kembalinya peristaltik (biasanya dalam 2 4 hari)
c. Identifikasi kesukaan/ketidaksukaan diet dari pasien. Anjurkan pilihan makanan tinggi
protein dan vitamin C
Rasional: Meningkatkan kerjasama pasien dengan aturan diet, protein/vitamin C adalah
kontributor utama untuk pemeliharaan jaringan dan perbaikan. Malnutrisi adalah faktor
dalam menurunkan pertahanan terhadap infeksi
d. Berikan cairan IU, misal : albumin. Lipid, elektrolit
Rasional: Memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit. Inflamasi usus, erosi
mukosa, infeksi
5. Ketakutan/ansietas berhubungan dengan perubahan status kesehatan
Intervensi :
a. Awasi respon fisiologis, misal : takipnea, palpitasi, pusing, sakit kepala, sensasi
kesemutan.
Rasional: Dapat menjadi indikatif derajat takut yang dialami pasien tetapi dapat juga
berhubungan dengan kondisi fisik/status syok
F. Implementasi
1. Pengertian
Adalah inisiatif dari rencana tindakan untruk mencapai tujuan yang spesifik
2. Tahap Pelaksanaan
a. Uraikan persiapan terhadap keperawatan yang diidentifikasikan pada tahap
perencanaan
reviw terhadap keperawatan yang diidentifikasi pada tahap perencanaan
menganalisa pengetahuan dan ketrampilan keperawatan yang diperlukan
mengetahui komplikasi dan tindakan keperawatan yang mungkin timbil
menentukan dan mempersiapkan peralatan yang diperlukan
mempersiapkan lingkungan yang kondusif sesuai tindakan.
b. Dokumentasi
Mencatat semua tindakan yang dilakukan dan hasil dari tindakan tersebut dan waktu
yang ditentukan
G. Evaluasi
1. Pengertian
Evaluasi merupakan langkah ahir dari proses keperawatan dengan cara melakukan
identifikasi sejauh mana tujuan dari rencana keperawatan tercapai atau tidak
2. Jenis evaluasi
a. Evaluasi Proses (formatif)
Tipe evaluasi ini adalah aktifitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas
pelayanan tindakan keperawatan, evaluasi proses harus dilakukan segera setelah
perencanaan keperawatan dilaksanakan untuk membantu keefektifan terhadap
tindakan.
http://dafid-pekajangan.blogspot.com/2008/02/askep-hernia.html
http://id.answers.yahoo.com/question/index?qid=20081106163531AAywT9H
http://id.wikipedia.org/wiki/Hernia
http://stanleywush.wordpress.com/2007/08/01/lebih-jauh-tentang-hernia/