Anda di halaman 1dari 11

SOIL INVESTIGATION GARDU INDUK LISTRIK PASIR PENGARAIAN

KECAMATAN RAMBAH HILIR KABUPATEN ROKAN HULU

OKI SAPUTRA1
RISMALINDA, ST dan BAMBANG EDISON, S.pd. MT2
2

Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian
e-mail : Putra_Oq@yahoo.com

ABSTRAK
Tanah merupakan tempat bertumpunaya pondasi suatu konstruksi bangunan maupun jalan raya, keberadaannya akan
sangat baik apabila kondisi tanah yang berada dibawahnya mempunyai daya dukung yang cukup untuk menahan
beratnya suatu bangunan yang berada diatasnya. Oleh sebab itu pelaksanaan survei geologi dan investigasi struktur
lapisan tanah sangat penting untuk memperoleh prediksi penurunan dan daya dukung tanah timbunan.
Metode penelitian ini yaitu Menganalisa Enginering Properties Lapisan tanah timbunan dan mendesain nilai
kepadatan maksimum lapisan tanah timbunan pada perencanaan Gardu Induk Listrik Pasir Pengaraian, Kecamatan
Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu melalui uji Proctor Unsoaked.
Hasil Soil Invesigation (penyelidikan tanah) timbunan yang digunakan pada lokasi pembangunan Gardu Induk
Listrik Pasir Pengaraian Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu yang dilakukan di laboratorium mekanika
tanah fakultas teknik universitas pasir pengaraian adalah, pengujian Engenering Properties yang terdiri dari, BeratJenis
(Specific Grafity), yang diperoleh 2,60 gr/cc, Kadar Air (Water Content), yang diperoleh 20,48%, Batas Cair (Liquid
Limit), yang diperoleh 48,50%, Batas Plastis (Plastic Limit) yang diperoleh 26,74%, Indeks Plastisitas (Plasticity
Index), yang diperoleh 21,76%. Nilai Koefisien Keseragaman Tanah (Uniformity Coeficient) yang diperoleh 2,76%.
Nilai Koefisien Gradasi Tanah (Coeficient Of Gradation) yang diperoleh 1,03%. Nilai CBR Unsoaked (Laboratoriu)
yang diperoleh antara lain, nilai CBR Unsoaked 95% Dmaks yang diperoleh 9,50% dan nilai CBR Unsoaked 100%
Dmaks yang diperoleh 10,0%.

Kata kunci, Soil ,Invesigation, kadar air, Proctor Unsoaked, CBR, American Standard Testing

PENDAHULUAN Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu.


Tanah merupakan pendukung pondasi untuk suatu Secara garis besar penelitian ini bertujuan :
konstruksi bangunan maupun jalan raya, keberadaan a. Menganalisa Enginering Properties Lapisan
suatu konsruksi akan sangat baik apabila kondisi tanah tanah timbunan untuk perencanaan gardu induk
yang berada dibawahnya mempunyai daya dukung listrik Pasir Pengaraian, Kecamatan Rambah Hilir
yang cukup untuk menahan beratnya suatu bangunan Kabupaten Rokan Hulu.
yang berada diatasnya. pelaksanaan survei geologi dan b. Mendesain nilai kepadatan maksimum lapisan
investigasi struktur lapisan tanah sangat penting. tanah timbunan pada perencanaan gardu induk
Pelaksanaan investigasi yang akurat akan dapat listrik Pasir Pengaraian, Kecamatan Rambah Hilir
memetakan penyebaran lapisan tanah dasar, dengan Kabupaten Rokan Hulu melalui uji Proctor
demikian akan mendapatkan informasi karakteristik Unsoaked.
lapisan tanah dasar dan memprediksi penurunan dan Lingkupan pengujian yang dilakukan antara lain
daya dukung tanah timbunan. yaitu: Specific Grafity, Water Content, Liquid Limit,
Struktur lapisan tanah pada suatu segmen tertentu Plastic Limit, Plasticity Index, Sieve Analysis,
mempunyai karateristik yang berbeda dengan tanah di Uniformity Coeficient, Coeficient Of Gradation dan
lokasi yang lain. Hal inilah yang menjadikan kekuatan CBR Laboratorium.
daya dukung lapisan tanah sebagai bagian dari sistem Parameter engineering Propertis inilah yang
kontruksi berbeda di satu lokasi dengan lokasi yang menjadi acuan dasar agar dihasilkan lapisan tanah
lain. dasar yang optimum. Hal inilah yang melatar belakangi
Penelitian ini diharapkan dapat ditentukan kriteria perlunya dilakukan kajian tentang penyelidikan daya
desain kepadatan lapisan tanah timbunan pada dukung tanah untuk Gardu Induk Listrik Pasir
perencanaan gardu induk listrik Pasir Pengaraian,

(1). Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian 1|Page
(2). Dosen Program Studi Teknik Sipil Universitas Pasir Pengaraian
Pengaraian, Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten R.R. Proctor menurut Krebs & Walker (1971),
Rokan Hulu. menyatakan bahwa ukuran kepadatan tanah adalah
berat isi keringnya ( dry ), yaitu perbandingan antara
TINJAUAN PUSTAKA berat butiran tanah dibandingkan dengan volumenya.
Tanah didefinisikan sebagai material yang terdiri Dengan demikian dalam suatu volume tertentu semakin
dari agregat (butiran) mineral-mineral padat yang tidak besar rongga, akan semakin kecil volume butiran dan
tersementasi (terikat secara kimia) satu sama lain dari semakin kecil harga kepadatan keringnya demikian
bahan-bahan organic yang telah melapuk (yang sebaliknya. Proctor mendefinisikan empat variabel
berpartikel padat) disertai dengan zat cair dan gas yang pemadatan tanah, yaitu:
mengisi ruang-ruang kosong di antara partikel-partikel 1. Usaha pemadatan (Energi Pemadatan)
padat tersebut. 2. Kadar air saat pemadatan ()
Pemadatan tanah merupakan usaha untuk 3. Berat isi kering/kepadatan kering (d) (Proctor
mempertinggi kerapatan tanah dengan pemakaian menggunakan angka pori),
energi mekanis untuk menghasilkan pemampatan 4. Jenis tanah (Gradasi, kohesif, atau tidak kohesif,
partikel. Usaha pemadatan tanah mulanya dengan ukuran partikel sebagainya)
pengeringan, penambahan air, agregat (butir-butir) atau Jadi besarnya kepadatan kering tergantung dari
dengan bahan-bahan stabilisasi seperti semen, jenis tanah meskipun tanah dipadatkan dengan daya
gamping, abu batubara, atau bahan lainnya. Pengerjaan pemadatan dan metode yang sama, harga kepadatan
tambahan lainnya dapat dilakukan dengan menggaru, kering yang diperoleh akan berbeda bila jenis tanahnya
membajak atau menggunakan mesin pecampur, yang berbeda.
kesemuanya dapat dilakukan tergantung pada keadaan Usaha pemadatan dan energi pemadatan
tanah yang bersangkutan. [compaction effort and energy (CE)] adalah tolak ukur
Tujuan pemadatan adalah untuk memperbaiki sifat- energi mekanis yang dikerjakan terhadap suatu massa
sifat teknis massa tanah. Beberapa keuntungan yang tanah. Di lapangan, usaha pemadatan ini dihubungkan
didapatkan dengan usaha pemadatan ini adalah: dengan jumlah gilasan dari mesin gilas, jumlah jatuhan
1. Berkurangnya penurunan permukan dari benda-benda yang dijatuhkan, energi dari suatu
tanah(subsidence) yaitu gerakan vertikal di ledakan dan hal-hal yang serupa untuk volume tanah
dalam massa tanah itu sendiri akibat tertentu. Energi pemadatan jarang merupakan bagian
berkurangnya angka pori dari spesifikasi untuk pekerjaan tanah karena sangat
2. Bertambahnya kekuatan tanah sukar diukur. Namun, yang sering di syaratkan adalah
3. Berkurangnya penyusutan, berkurangnya jenis peralatan yang digunakan, jumlah gilasan, atau
volume akibat berkurangnya kadar air dari nilai yang paling sering adalah hasil akhir berupa berat isi
patokan pada saat pengeringan. kering.
Spesifikasi pengendalian untuk pemadatan tanah Di laboratorium, CE didapat dari tumbukan (yang
kohesif telah dikembangkan oleh R.R Proctor ketika biasa dilakukan) remasan (kneading), atau dengan
sedang membangun bendungan-bendungan untuk Los tekanan statis. Selama pemadatan tumbukan, suatu palu
Angles Water District pada akhir tahun 1920-an. dijatuhkan dari ketinggian tertentu beberapa kali pada
Metode yang orisinil dilaporkan melalui serangkain beberapa lapisan tanah didalam suatu cetakan (mold)
artikel dalam Engineering New Record (Proctor, 1993). untuk menghasilkan suatu contoh dengan volume
Untuk alasan ini prosedur dinamik laboratorium yang tertentu. Ukuran dan bentuk palu dan jumlah jatuhan,
standar biasanya disebut ujiProctor jumlah lapisan dan volume cetakan telah

2|Page
dispesifikasikan dalam pengujian standar oleh ASTM Berat volume lembab atau basah adalah
dan AASHTO. perbadingan antara berat butiran tanah termasuk air dan
udara (W) dengan volume total tanah(V)
LANDASAN TEORI dengan volume total (V) tanah.
Tanah adalah himpunan mineral, bahan organik, Berat volume butiran padat (ys) adalah
dan endapan-endapan yang relatif lepas (loose), yang perbandingan antara berat butiran padat (Ws) dengan
terletak di atas batuan dasar (bedrock). Ikatan antara volume butiran padat (Vs).
butiran yang relatif lemah dapat disebabkan oleh Berat spesifik atau berat jenis (Gs) adalah
karbonat, zat organik, atau oksida-oksida yang perbandingan antar berat volume butiran padat (ys)
mengendap di antara partikel-partikel. Ruang diantara dengan berat volume air (yw) pada temperatur 4o C.
partikel-partikel dapat berisi air,udara ataupun Derajat kejenuhan (S) adalah perbandingan
keduanya. Proses pelapukan batuan atau proses geologi volume air (Vw) dengan volume total rongga pori tanah
lainnya yang terjadi di dekat permukaan bumi (Vv) biasanya dinyatakan dalam persen.
membentuk tanah. pembentukan tanah dari Nilai-nilai porositas, angak pori dan berat volume
batuaninduknya, dapat berupa proses fisik maupun pada keadaan asli di alam dari berbagai jenis tanah
kimia. yang di sarankan oleh Terzaghi (1947).
Tanah secara umum mempunyai dua sifat Utama Dalam tabel 3.1 terlihat bahwa untuk tanah
yaitu sifat fisis dan sifat mekanis. Sifat fisis tanah lempung lunak angka pori
adalah sifat yang berhubungan dengan elemen ( e = Vv/ Vs )
penyusunan massa tanah yang ada, misalnya volume Sifat mekanis tanah merupakan sifat perilaku dari
tanah, kadar air, berat jenis tanah.Dalam keadaan tidak struktur massa tanah pada saat dikenai suatu gaya atau
jenuh terdiri dari tiga bagian yaitu bagian butiran padat tekanan yang di jelaskan secara teknismekanis (Das,
(s), bagian air (w), dan bagian udara (a). Keberadaan 1993 dalam Junaidy, 2003).
materi air dan udara biasanya menempati ruang antara Parameter kekuatan tanah terdiri dari :
butiran./ pori pada masa tanah tersebut. 1. Kohesi (c), yaitu gaya tarik antara butiran tanah
Adapun hubungan hubungan volume yang biasa yang tergantung pada jenis tanah dan kondisi
digunakan dalam mekanika tanah adalah angka pori, kerapatan butir.
porositas, derajat kejenuhan. Hubungan hubungan itu 2. Bagian butir yang bersifat gesekan tergantung
antara lain : pada tekanan efektif bidang geser terhadap
Berat udara (Wa) dianggap sama dengan nol. sudut geser dalam yang terbentuk.
Hubungan-hubungan volume yang sering digunakan Sistem klasifikasi tanah adalah suatu pengaturan
dalam mekanika tanah adalah kadar air (w) angka pori beberapa jenis tanah yang berbedabeda tapi
(e), porositas (n) dan derajat kejenuhan Vw Vv mempunyai sifat yang serupa kedalam kelompok
Kadar air (w) adalah perbandingan antara berat kelompok dan sub kelompoksub kelompok
air (Ww) dengan berat butiran padat (WS) dinyatakan berdasarkan pemakaiannya (Bowles,1989). Sistem
dalam persen. klasifikasi memberikan suatu bahasa yang mudah
Porositas (n) adalah perbandingan antara volume untuk menjelaskan secara singkat sifatsifat umum
rongga (Vv)dengan volume total (V). Nilai n dapat tanah yang sangat bervariasi dengan penjelasan yang
dinyatakan dalam persen atau desimal. terperinci.
Angka pori (e) sebagai perbandingan antara Sebagian besar sistem klasifikasi tanah yang telah
volume rongga (Vv) dengan volume butiran (VS) dikembangkan untuk tujuan rekayasa didasarkan pada
biasnya dinyatakan dalam bentuk desimal

3|Page
sifat-sifat indeks tanah yang sederhana seperti Wo = Berat benda uji tanah kering + Pignometer (gr)
distribusi ukuran butiran dan plastisitas. Wa = Berat Pignometer + air (gr)
Klasifikasi tanah ada 2 (dua) sistem yaitu : Wb = Berat Pignometer + air + tanah kering (gr)
1. Sistem Klasifikasi Tanah Unified (Unified Soil
Classification System (USCS)). Pemeriksaan Sampel 1
Sistem ini dikembangkan oleh Casagrande (1984) Dari pemeriksaan sampel 1, diperoleh hasil sebagai
yang pada garis besarnya membedakan tanah atas 2 berikut:
(dua) kelompok yaitu : Berat Pignometer (Wf)= 59,90 gr
a. suatu tanah diklasifikasikan kedalam tanah yang Benda uji tanah kering + Pignometer (Wo)= 89,90 gr
berbutir kasar (kerikil dan pasir) jika lebih dari Berat Pignometer + air (Wa)= 130,10 gr
50% tinggal dalam saringan No 200. Secara Berat Pignometer + air + tanah kering (Wb)= 185,10 gr
visual butir-butir tanah berbutir kasar dapat Sehingga :
terlihat oleh mata. Simbol dari kelompok ini Gs = ( )
dimulai dari huruf awal S dan G ,
Gs = , ( , , )
b. Tanah berbutir halus (fine-grained-soil) yaitu
,
tanah dimana lebih dari 50% dari berat total Gs = , ( )
contoh tanah dapat lolos pada ayakan no 200. Gs = 2,58 gr/cc
Secara visual butir-butir tanah berbutir halus
tidak dapat terlihat oleh mata. Simbol dari Pemeriksaan Sampel 2
kelompok ini dimulai dari huruf awal M, C, O. Dari pemeriksaan sampel 2, diperoleh pula hasil
Simbol PT digunakan untuk tanah gambut sebagai berikut:
(peat), muck, dan tanah-tanah lain yang kadar Berat Pignometer (Wf) = 7,60gr
organiknya tinggi. Benda uji tanah kering + Pignometer (Wo) = 87,60 gr
Tanah berbutir halus (fine-grained-soil) yaitu tanah Berat Pignometer + air (Wa)= 130,40 gr
dimana lebih dari 50% dari berat total contoh tanah Berat Pignometer + air + tanah kering (Wb)= 182,90 gr
dapat lolos pada ayakan no 200. Secara visual butir- Sehingga :
butir tanah berbutir halus tidak dapat terlihat oleh mata.
Gs =
( )
Simbol dari kelompok ini dimulai dari huruf awal M,
,
C, O. Simbol PT digunakan untuk tanah gambut (peat), Gs = , ( , , )

muck, dan tanah-tanah lain yang kadar organiknya ,


Gs = , ( , )
tinggi
Gs = 2,50 gr/cc

HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN


Pemeriksaan Sampel 3
PENGUJIAN ENGENERING PROPERTIES
Dari pemeriksaan sampel 3, diperoleh pula hasil Dari
Pengujian Engenering Properties terdiri dari pemeriksaan sampel 3, diperoleh pula hasil sebagai
beberapa tahapan pengujian-pengujian sebagai berikut: berikut:
Berat Pignometer (Wf)= 58,90 gr
Pengujian Berat Jenis (Specific Grafity) Benda uji tanah kering + Pignometer (Wo)= 87,80 gr
Berat Pignometer + air (Wa)= 127,80 gr
Analisis Perhitungan
Berat Pignometer + air + tanah kering (Wb)= 183,40 gr
Bj tanah pada suhu T C : Gs= ( )
Sehingga :
Keterangan:
Gs =
( )

4|Page
,
Gs = Pemeriksaan Sampel 2
, ( , , )
,
Dari pemeriksaan sampel 1, diperoleh hasil sebagai
Gs =
, ( , ) berikut:
Gs = 2,73 gr/cc Berat tanah basah + Mangkok (WW)= 147,10 gr
Maka Rata-rata berat jenis (Gs) tanah tersebut adalah: Berat tanah kering + Mangkok (DW)= 132,30 gr
Gs Rata 2= Berat mangkok (Tw)= 57,90 gr
, , , Berat tanah kering/butiran (Ws)= 74,40 gr
Gs Rata-rata =
Berai air (Ww)= 25,60 gr
,
Gs Rata-rata = = 2,60gr
Sehingga :
Gs Rata-rata = 2,60 gr/cc
= 100%
Dari pemeriksaan ini, diperoleh berat jenis (Gs)
, ,
= 100%
tanah yang digunakan sebagai timbunan pada gardu , ,
,
induk listrik pasir pengaraian Kecamatan Rambah Hilir = 100
,
Kabupaten Rokan Hulu adalah: 2,60 gr = 19,89 %

Pengujian Kadar Air (Water Content) Pemeriksaan Sampel 3


Analisis Perhitungan Dari pemeriksaan sampel 1, diperoleh hasil sebagai
Kadar Air Tanah : berikut:
W= x 100% Berat tanah basah + Mangkok (WW)= 146,30 gr
Keterangan : Berat tanah kering + Mangkok (DW)= 130,00 gr
WW = Berat tanah basah + Mangkok Berat mangkok (Tw)= 57,50 gr
DW = Berat tanah kering + Mangkok Berat tanah kering/butiran (Ws)= 72,50 gr
Tw = Berat Mangkok Berai air (Ww)=27,50 gr
Ww = Berat air Sehingga :
Ws = Berat Tanah Kering/Butiran = 100%
, ,
= 100%
Pemeriksaan Sampel 1 , ,
,
Dari pemeriksaan sampel 1, diperoleh hasil sebagai = ,
100
berikut: = 22,48 %
Berat tanah basah + Mangkok (WW)= 146,20 gr
Berat tanah kering + Mangkok (DW)= 132,20 gr Maka Rata-rata Kadar Air (W) tanah tersebut adalah:
Berat mangkok (Tw)= 58,80 gr
W Rata-rata =
Berat tanah kering/butiran (Ws)=73,40 gr
, % , % , %
W Rata-rata =
Berai air (Ww)=26,60 gr
, %
Sehingga : W Rata-rata = = 20,48 %
= 100% Dari pemeriksaan ini, diperoleh kadar air (W)
, , tanah yang digunakan sebagai timbunan pada gardu
= , ,
100%
induk listrik pasir pengaraian Kecamatan Rambah Hilir
= ,
100 Kabupaten Rokan Hulu adalah: 20,48 %
= 19,07 %

5|Page
Pengujian Batas Cair ( Liquid Limit ) = 45 %
Analisis Perhitungan Pemeriksaan Sampel 4
Sampel 4 diputar dengan kecepatan 2 putaran/dtk
= 100% dengan tinggi jatuh 1-2 cm, sebanyak 40 kali putaran
dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Berat tanah basah + Mangkok = 153,00 gr
Pemeriksaan Sampel 1
Berat tanah kering + Mangkok = 108,60 gr
Sampel 1 diputar dengan kecepatan 2 putaran/dtk
Sehingga :
dengan tinggi jatuh 1-2 cm, sebanyak 15 kali putaran
dan diperoleh hasil sebagai berikut: = 100%

Berat tanah basah + Mangkok = 158,90 gr =


, ,
100%
,
Berat tanah kering + Mangkok = 102,50 gr
,
= 100
Sehingga : ,

= 100% = 40,88 %

, ,
= 100%
, Tabel 1. Jumlah Pukulan dan Kadar Air Pengujian
,
= ,
100 Batas Cair
Jumlah pukulan (N) Kadar Air (W) %
= 55,02 %
15 55,02
20 51,18
Pemeriksaan Sampel 2 30 45
Sampel 2 diputar dengan kecepatan 2 putaran/dtk 40 40,88

dengan tinggi jatuh 1-2 cm, sebanyak 20 kali putaran


dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Berat tanah basah + Mangkok = 153,9 gr
Berat tanah kering + Mangkok = 101,80 gr
Sehingga :

= 100%
, ,
= 100%
,
,
= 100 Gambar 1. Kurva Hasil Pengujian Batas Cair
,
Dari pemeriksaan ini, nilai batas cair yang
= 51,18 %
diambil adalah nilai pada 25 pukulan. Dan dari kurva
Pemeriksaan Sampel 3
hasil pengujian, Batas Cair (Liquid Limit) tanah yang
Sampel 3 diputar dengan kecepatan 2 putaran/dtk
digunakan sebagai timbunan pada gardu induk listrik
dengan tinggi jatuh 1-2 cm, sebanyak 30 kali putaran
pasir pengaraian Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten
dan diperoleh hasil sebagai berikut:
Rokan Hulu adalah: WI= 48,5%
Berat tanah basah + Mangkok = 147,90 gr
Berat tanah kering + Mangkok = 102,00 gr
Sehingga :

= 100%

, ,
= 100%
,
,
= 100
,

6|Page
Pengujian Batas Plastis ( Plastic Limit ) Berat tanah kering + Mangkok =14,8 gr
Sehingga :
Analisis Perhitungan
= 100%
Penentuan Batas Plastis :
, ,
Kadar air pada saat benda uji retak pada saat = 100%
,
diameternya mencapai 3mm adalah batas plastis benda
= ,
100
uji.
= 27,03 %
= 100%
Maka Rata-rata Kadar Air (W) tanah pada pengujian
Plastic Limit adalah:
Pemeriksaan Sampel 1
W Rata-rata =
Berat tanah basah + Mangkok = 22,5 gr
, % , % , % , %
Berat tanah kering + Mangkok = 17,8 gr W Rata-rata =
, %
Sehingga : W Rata-rata = = 26,74%
= 100% Dari pengujian Plastic Limit, diperoleh kadar air
, , (W) tanah yang digunakan sebagai timbunan pada
= ,
100%
gardu induk listrik pasir pengaraian Kecamatan
,
= 100 Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu adalah: 26,74%
,

= 26,40% Tabel 2. Kadar air pada pengujian batas plastis

KADAR AIR
NO
Pemeriksaan Sampel 2 (W) %
Berat tanah basah + Mangkok = 14,5 gr 1 26,40
2 27,19
Berat tanah kering + Mangkok = 11,4 gr
3 26,32
Sehingga :
4 27,03
= 100%
Plastic Limit = 26,74 %
, ,
= 100%
,
,
= 100 Contoh tanah dinyatakan Non Plastis (Non
,
Plastis=NP) bilamana batas cair atau batas plastis tidak
= 27,19%
dapat ditentukan. Dari hasil pengujian batas cair (Wl)
dan batas plastis (WP) akan didapat nilai indeks
Pemeriksaan Sampel 3
plastisitas (IP) yang besarnya : IP = Wl WP
Berat tanah basah + Mangkok = 19,2 gr
Berat tanah kering + Mangkok = 15,2 gr
Pengujian Indexs Plastisitas (Plasticity Index)
Sehingga :

= 100% Dari hasil pengujian batas cair (Wl) dan batas


, , plastis (WP) akan didapat nilai indeks plastisitas (IP)
= ,
100%
yang besarnya : IP = Wl WP Nilai indeks plastisitas
= 100 diperoleh dari hasil penguragan pengujian batas cair
,

= 26,32% (Wl) dan batas plastis (Wp).


IP = Wl WP
Pemeriksaan Sampel 4 Keterangan:
Berat tanah basah + Mangkok = 18,8 gr IP = Indexs Plastisitas
WI = batas cair
7|Page
WP = batas plastis butiran 2,00 mm sebanyak 100%, yang lolos saringan
Maka: nomor 16 dengan diameter butiran 1,180 mm sebanyak
IP = Wl WP 61,33%, yang lolos saringan nomor 20 dengan
= 48,5 26,74 diameter butiran 0,60 mm sebanyak 50,70%, yang
= 21,76 % lolos saringan nomor 50 dengan diameter butiran 0,250
Dari pemeriksaan ini, diperkirakan Indexs mm sebanyak 14,90%, yang lolos saringan nomor 100
Plastisitas (Plasticity Index) tanah yang digunakan dengan diameter butiran 0,15 mm sebanyak 4,15%,
sebagai timbunan pada gardu induk listrik pasir yang lolos saringan nomor 200 dengan diameter
pengaraian Kecamatan Rambah Hilir Kabupaten Rokan butiran 0,075 mm sebanyak 1,38%.
Hulu IP = 21,76% Dari hasil ini, dapat dilihat bahwa diameter
keseragaman yang diameter sehubungan dengan 60%
Pengujian Analisa Pembagian Butiran (Sieve lebih halus (D60=0,8), diameter yang diameter
Analysis) sehubungan dengan 30% lebih halus (D30=0,49), dan
diameter efekif yang sehubungan dengan 10% lebih
Pengujian ini bertujuan menentukan pembagian
halus (D30=0,29).
butiran sampel tanah.
Menurut sistem American assocition of State

Analisis Perhitungan Highway and Transportation Officials (AASHTO),


hasil analisa ayakan atau analisa pembagian butiran
1. Hitung berat contoh tanah yang tertahan pada tiap- yang diperoleh tergolong kedalam jenis tanah
tiap ayakan dan jumlahkan. berlempung, karena persentase lolos saringan No.200
2. Hitung persentase contoh tanah yang tertahan pada kurang dari 35%.
tiap-tiap ayakan dan jumlahkan
3. Hitung persentase yang lolos tiap-tiap ayakan PENGUJIAN KOEFISIEN KESERAGAMAN
4. Hasil-hasil tersebut dapat di lihat pada tabel TANAH (UNIFORMITY COEFICIENT)
dibawah ini dan dari kurva yang diperoleh akan
Analisis Perhitungan
diketahui jenis tanahnya dan gradasinya.
Diketahui :
analisa ayakan D60 = 0,8 D10 = 0,29
120.00
% 100.00 Maka:
80.00
60.00 analisa
L 40.00 ayakan D60
o 20.00 Cu =
0.00
l D10
1 100 No 4 0,8
o
s Cu =
Diameter ayakan 0,29

Cu = 2,76 %
Gambar 2. Kurva Hasil Analisa Ayakan
Nilai Koefisien Keseragaman Tanah (Uniformity
Dari hasil analisa saringan atau Analisa Coeficient) tanah yang digunakan sebagai timbunan
Pembagian Butiran (Sieve Analysis) diperoleh rata-rata pada gardu induk listrik pasir pengaraian Kecamatan
hasil yang lolos saringan nomor 4 dengan diameter Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu adalah: 2,76 %,
butiran 4,75 mm sebanyak 100%, yang lolos saringan dan dikategorikan kedalam tanah bergradasi baik
nomor 8 dengan diameter butiran 2,36 mm sebanyak karena nilai yang diperoleh sesuai syarat yang
100%, yang lolos saringan nomor 10 dengan diameter ditetapkan yaitu nilai Cu lebih kecil dari 4.

8|Page
PENGUJIAN KOEFISIEN GRADASI TANAH Grafik Standard Proctor
2.10
(COEFICIENT OF GRADATION)
1.90

Berat Isi Kering (gr/cm3)


Analisis Perhitungan 1.70

1.50
Diketahui :
1.30
D60 = 0,8 D30 = 0,49 D10 = 0,29
1.10
Maka:
0.90
D302
15.00 17.00 19.00 21.00 23.00 25.00 27.00
Cc= Kadar Air (%)
D10 x D60

0,492 Gambar 3. Grafik Standar Proctor


Cc =
0,29 x 0,8 Dari kadar air optimum 20,77 % dan berat isi
keringnya 1,33gr/cm3 dapat dilihat grafik nilai CBR
Cc = 1,03 %
Design seperti berikut:
Nilai Koefisien Gradasi Tanah (Coeficient Of
CBR DESIGN
Gradation) tanah yang digunakan sebagai timbunan
1.90
pada gardu induk listrik pasir pengaraian Kecamatan
1.80
Rambah Hilir Kabupaten Rokan Hulu adalah: 1,03 %.
1.70

Kepadatan (gr/cm3)
dan dikategorikan kedalam tanah bergradasi baik 1.60
karena nilai yang diperoleh sesuai syarat yang 1.50

ditetapkan yaitu nilai Cc harus lebih besar dari 1 dan 1.40

lebih kecil dari 3. 1.30


1.20

PENGUJIAN CBR UNSOAKED 1.10


1.00
(LABORATORIUM )
0.90

Pengujian CBR dengan Proctor Standard 6 8


CBR 10
(%) 12

Pengujian menggunakan Proctor Standard ini Gambar 4. Grafik CBR Design


dilakukan sebanyak 5 sampel dengan membedakan
Pengujian CBR dengan proctor standard
penambahan air tiap masing-masing sampel, mulai dari
modifikasi
penambahan air sebanyak 100 cc sampai penambahan
air sebanyak 500 cc. Dari data hasil pengujian Pengujian menggunakan Proctor Modifikasi ini
menggunakan Proctor Standard tersebut, diperoleh dilakukan sebanyak 3 sampel dengan membedakan
grafik proctor standard yang menerangkan kadar air penumbukan per lapis tiap masing-masing sampel,
opotimum dari 5 sampel tersebut adalah 20,77 % dan mulai dari penubukan sebanyak 25 kali
3
berat isi keringnya adalah 1,33 gr/cm tumbukan/lapis, penubukan sebanyak 30 kali
tumbukan/lapis, penubukan sebanyak 56 kali
tumbukan/lapis. Dari data hasil pengujian itu, diperoleh
grafik CBR Design yang menerangkan 95 % kepadatan
maximum ( Dmaks) 1,26 CBR yang diperoleh adalah
9,50% dan 100% kepadatan maximum ( Dmaks) 1,33
CBR yang diperoleh adalah 10,00%.

9|Page
1.500 4. Nilai CBR Unsoaked (Laboratorium) yang
100 %gd max diperoleh adalah:

Kepadatan Kering ( Gr/cc )


1.300 95% gd max
- Pada 95 % kepadatan maximum ( Dmaks) 1,26
CBR yang diperoleh adalah 9,50%.
1.100
- Pada 100 % kepadatan maximum ( Dmaks) 1,33
0.900 CBR yang diperoleh adalah 10,00%.
0 5 10 15
Nilai CBR ( % )
SARAN
Gambar 5. Grafik CBR Design
Setelah melakukan Soil Invesigation (penyelidikan
Tabel 3. Tabel keterangan Grafik CBR Design
tanah) di laboratorium mekanika tanah fakultas teknik
KADAR AIR MAXIMUM ( % ) 20,77
universitas pasir pengaraian, maka perlu dilakukan lagi
KEPADATAN KERING MAXIMUM ( Gr / cc ) 1,33
kelanjutan penelitian mengenai penurunan tanah atau
95 % 1,26 9,50
DESIGN C. B. R ( % )
100 % 1,33 10,00 konsolidasi, agar dapat memastikan perencanaan dan
BERAT JENIS GABUNGAN ( Gr / cc ) 2,60 perhitungan bangunan yang akan berada diatasnya.
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
Dari hasil Soil Invesigation (penyelidikan tanah) di
Laboratorium Mekanika Tanah Program Studi Teknik Annual Book of ASTM Standards, 1992, ASTM
Sipil Fakultas Teknik Universitas Pasir Pengaraian, Standards on Soil Stabilization with
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: Admixture, American Society
1. Hasil-hasil pengujian Engenering Properties adalah Annual Book of ASTM Standards, 1997, Standard
sebagai berikut: Test Method for Liquid Limit, Plastic Limit,
- BeratJenis (Specific Grafity), yang diperoleh and Plasticity Index 0f Soils,ASTM D 4318,
adalah 2,60 gr/cc West Chonshohocken, PA.
- Kadar Air (Water Content), yang diperoleh adalah Annual Book of ASTM Standards, 1997, Standard
20,48% Test Method for Particle Size analiys of
- Batas Cair (Liquid Limit), yang diperoleh adalah soils,ASTM D 422, West Chonshohocken,
48,50% PA
- Batas Plastis (Plastic Limit), yang diperoleh Annual Book of ASTM Standards, 1997, Standard
adalah 26,74% Test Method for CBR (California Bearing
- Indeks Plastisitas (Plasticity Index), yang Ratio) of Laboratory-Compacted
diperoleh adalah 21,76% Soils,ASTMQ 1883, West Chonshohocken,
2. Nilai Koefisien Keseragaman Tanah (Uniformity PA
Coeficient) yang diperoleh adalah 2,76%. dan hasil Arikunto, S. 2002, Prosedur Penelitian, Rineka Cipta,
ini dikategorikan kedalam tanah bergradasi baik, Jakarta.
karena nilai yang diperoleh sesuai syarat yang Atmaja, Jajang, Liliwarti, 2009, Jurnal Sain dan
ditetapkan yaitu nilai Cu = 2,76 lebih kecil dari 4. Teknologi, Studi Laboratorium Penggunaan
3. Nilai Koefisien Gradasi Tanah (Coeficient Of Dinamic Cone Penetrometer (DCP) Pada
Gradation) yang diperoleh adalah 1,03%. Hasil ini Tanah Lempung Yang Dipadatkan Pada Sisi
dikategorikan kedalam tanah bergradasi baik karena Basah Untuk Lapisan Fondasi Jalan
nilai yang diperoleh sesuai syarat yang ditetapkan Badaron, Fauziah. 2010, Jurnal Sain Dan Teknologi,
yaitu nilai Cc=1,03 lebih besar dari 1 dan lebih Nilai Califonia Bearing Ratio Terhadap Nilai
kecil dari 3.
10 | P a g e
Cone Penetrasi Pada Tanah Cone Penetrasi
Pada Tanah Berbutir Kasar.
Bowles, J. E. 1991. Mekanika Tanah (Sifat Sifat Fisis
dan Geoteknis Tanah), edisi 2.
Bowles, J. E. 1979, Physical and Geotechnical
Properties of Soils, McGrawhill Book
Company, New York.
Hardiyatmo,H. C. 2006, Mekanika Tanah 1, Edisi
Keempat, Yogyakarta: Gajah Mada
Universiy Press.
Hendarsin, S. L. 2000, Investigasi Rekayasa
Geoteknik, Politeknik Negeri Bandung
Jurusan Teknik Sipil, Bandung.

Hermin Tjahyati, Ir. MSc, 1994, Pengaruh Kadar Air


pada Kestabilan Tanah,
Konferensi Tahunan Teknik Jalan Ke 2,
Himpunan Pengembangan Jalan
Indonesia, Jakarta, Indonesia.
Ingles, O.G and Metcalf, J.B. 1972, Soil Stabilization
Principles and Practice, Butterworths
Sydney-Melbourne, Brisbane.
Sarwono, J. 2006. Analisis Data Penelitian
Menggunakan SPSS. Yogyakarta: Andi

11 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai