Anda di halaman 1dari 17

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rumah Sakit Pemerintah merupakan unit kerja dari Instansi
Pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat umum. Permasalahan yang selalu timbul adalah
sulitnya meramalkan kebutuhan pelayanan yang diperlukan
masyarakat maupun kebutuhan sumber daya untuk
mendukungnya. Di lain pihak Rumah Sakit harus siap setiap saat
dengan sarana, prasarana tenaga maupun dana yang dibutuhkan
untuk mendukung pelayanan tersebut. Di samping itu Rumah
Sakit sebagai unit sosial dihadapkan pada semakin langkanya
sumber dana untuk membiayai kebutuhannya, padahal di lain
pihak Rumah Sakit diharapkan dapat bekerja dengan tarif yang
dapat terjangkau oleh masyarakat luas. (Henni Djuhaeni, 2006)
Pada tahun 2005 dikeluarkan PP No. 23/2005 dan
Permendagri No 61/2007 yang mengatur tentang pengelolaan
keuangan pada BLU dimana semua Rumah Sakit pemerintah
harus berubah statusnya menjadi BLU/BLUD. Aturan ini menjadi
landasan hukum bagi RS pemerintah untuk lebih otonom dibidang
keuangan. Dengan demikian, prinsip efisiensi harus menjadi
bagian dari sistem manajemen. Ini juga menjadi starting point
untuk meningkatkan sistem manajemen di rumah sakit
pemerintah dalam pengelolaan yang lebih berjiwa
enterpreneurship dengan menerapkan konsep bisnis secara sehat.
PP No 23/2005 dan Permendagri No 61/2007 secara eksplisit
menyebutkan bahwa ada persyaratan substanif, teknis dan
administratif bagi BLU, termasuk RS, Bapelkes, Puskesmas dan
organisasi pelayanan kesehatan lainnya.
Dalam pengelolaan keuangan, BLUD diberikan fleksibilitas
antara lain berupa: (1) pengelolaan pendapatan dan biaya; (2)
pengelolaan kas; (3) pengelolaan utang; (4) pengelolaan piutang;
(5) pengelolaan investasi; (6) pengadaan barang dan/atau jasa;
(7) pengelolaan barang; (8) penyusunan akuntansi, pelaporan dan
pertanggungjawaban; (9) pengelolaan sisa kas di akhir tahun
anggaran dan defisit; (10) kerjasama dengan pihak lain; (11)
pengelolaan dana secara langsung; dan (12) perumusan standar,
kebijakan, sistem, dan prosedur pengelolaan keuangan.
Adanya keistimewaan yang diberikan kepada BLUD
dikarenakan tuntutan khusus yaitu untuk meningkatkan kualitas
pelayanan dari BLUD. Rencana Bisnis Anggaran (RBA) merupakan
perwujudan dari penyusunan anggaran yang disusun oleh BLUD
untuk digunakan oleh BLUD itu sendiri. Berbeda dengan unit kerja
Pemerintah Daerah lainnya yang menyusun anggarannya dengan
menggunakan format Rencana Kerja Anggaran (RKA). Dalam
penyusunan anggaran, BLUD juga harus menyusun RKA untuk
kemudian dikonversi ke dalam bentuk RBA.

Anggran Satuan Kerja BLU Page 1


1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan dibahas pada artikel ini adalah :
1. Apakah pengertian Anggaran?
2. Apakah pengertian BLU?
3. Apakah yang dimaksud dengan Rumah Sakit sebagai BLU?

1.3 Tujuan Penulisan


Adapun tujuan disusunnya artikel ini adalah:
1. Untuk memenuhi tugas UTS mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik
2. Memaparkan pengertian Anggaran
3. Memaparkan pengertian BLU
4. Memaparkan Anggaran Rumah Sakit sebagai BLU

Anggran Satuan Kerja BLU Page 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Anggaran
A. Pengertian Anggaran
Menurut Rudianto (2009:3) Anggaran adalah rencana
kerja organisasi dimasa mendatang yang diwujudkan dalam
bentuk kuantitatif, formal, dan sistematis. Proses penyiapan
anggaran disebut penganggaran. Rencana kerja tersebut
ditulis dalam bentuk sederetan angka yang merupakan
target pencapaian organisasi. Rencana kerja merupakan
suatu sasaran resmi organisasi yang harus diupayakan
untuk dicapai oleh seluruh anggota organisasi atau
organisasi itu sendiri. Anggaran juga harus disusun
menggunakan suatu urutan tertentu, bukan acakacakan.
Menurut Fardian (2012) Anggaran adalah rencana
terperinci tentang perolehan dan penggunaan sumber daya
keuangan dan sumber daya lainnya selama suatu periode
waktu tertentu.
Nordiawan dan Hertianti ( 2010:69) Anggaran juga
dapat dikatakan sebagai pernyataan mengenai estimasi
kinerja yang hendak dicapai selama periode waktu tertentu
dalam ukuran finansial. Dalam pembuatan anggaran sektor
publik, terutama pemerintah, merupakan proses yang cukup
rumit dan mengandung muatan politis yang cukup
signifikan. Beda dengan penyusunan diperusahaan suwasta
yang muatan politisnya relatif lebih kecil. Bagi sektor publik
seperti pemerintah. Anggaran tidak hanya rencana tahunan,
tetapi juga merupakan bentuk akuntabilitas atas
pengelolaan dana publik yang dibebankan kepadanya.
Pengertian anggaran (budget) menurut Afiah
(2010:166) adalah suatu rencana keuangan periodik yang
disusun berdasarkan program yang telah disahkan.
Anggaran merupakan alat manajemen yang penting dalam
perencanaan dan pengendalian keuangan organisasi.
Sebagai alat manajemen, anggaran tidak akan 12 berfungsi
dengan baik apabila manusia yang menggunakan alat
tersebut tidak dapat menggunakannya dengan baik. Oleh
karena itu anggaran memiliki fungsi yang sama dengan
manajemen.
Menurut Hartanto (2009:54) anggaran mempunyai
beberapa fungsi yang meliputi, fungsi perencanaan, fungsi
pelaksanaan, dan fungsi pengawasan. 1. Fungsi
Perencanaan Anggaran merupakan komponen utama dari
perencanaan yang memuat tujuan dan tindakan dalam
mencapai tujuan perusahaan. Anggaran memberikan
gambaran yang lebih nyata atau lebih jelas dalam unit dan
uang. 2. Fungsi Pelaksanaan Anggaran merupakan pedoman
dalam pelaksanaan pekerjaan, sehingga pekerjaan dapat

Anggran Satuan Kerja BLU Page 3


dilaksanakan secara selaras dalam mencapai tujuan. 3.
Fungsi Pengawasan Anggaran merupakan alat pengendalian
atau pengawasan (controlling), dilakukan dengan cara
membandingkan hasil aktual dengan yang dianggarkan
secara periodik serta dengan melakukan tindakan perbaikan
apabila dipandang perlu.

B. Karakteristik Anggaran
Anggaran harus disusun dan dihitung dengan cermat
agar operasionalisasi perusahaan dapat berjalan dengan
efektif. Untuk mewujudkan hal tersebut anggaran harus
mempunyai karakteristik tertentu. Menurut Samryn
(2010:91) karakteristik-karakteristiknya adalah sebagai
berikut:
1. Anggaran mengestimasikan potensi laba dari unit usaha
tersebut.
2. Dinyatakan dalam bentuk moneter, walau jumlah
moneter didukung dengan jumlah nonmoneter (contoh: unit
yanbg terjual atau diproduksi).
3. Biasanya meliputi waktu satu tahun.
4. Merupakan komitmen manajemen, manajer setuju untuk
menerima tanggung jawab atas pencapaian tujuan-tujuan
anggaran.
5. Usulan anggaran ditinjau dan disetujui oleh penjabat yang
lebih tinggi
wewenangnya dari pembuat anggaran.
6. Setelah disetujui, anggaran hanya dapat diubah dalam
kondisi-kondisi tertentu.
7. Secara berkala, kinerja keuangan akrual dibandingkan
dengan anggaran, dan varians dianalisis serta dijelaskan.
Menurut Renyowijoyo (2013:4) menyatakan bahwa ada
beberapa karakteristik anggaran, yaitu:
1. Dinyatakan dalam satuan moneter.
2. Umumnya mencakup kurun waktu satu tahun.
3. Mengandung komitmen manajemen.
4. Usulan anggaran disetujui oleh pejabat yang lebih tinggi
dari pelaksana anggaran.
5. Harus dianalisis penyebabnya, jika terjadi penyimpangan
didalam pelaksanaannya.

C. Fungsi Anggaran
Ada beberapa fungsi utama anggaran, yaitu:
1. Anggaran sebagai alat perencanaan
Anggaran sektor publik dibuat untuk merencanakan
tindakan apa yang akan dilakukan oleh pemerintah,
berapa biaya yang dibutuhkan, dan berapa hasil yang
diperoleh dari belanja pemerintah tersebut. Fungsi
anggaran sebagai alat perencanaan adalah:

Anggran Satuan Kerja BLU Page 4


a. Merumuskan tujuan serta sasaran kebijakan agar
sesuai dengan visi dan misi yang ditetapkan,
b. Merencanakan berbagai program dan kegiatan untuk
mencapai tujuan organisasi serta merencanakan
alternatif sumber pembiayaannya,
c. Mengalokasikan dana pada berbagai program dan
kegiatan yang telah disusun
d. Menentukan indikator kinerja dan tingkat pencapaian
strategi.
2. Anggaran sebagai alat pengendalian
Sebagai alat pengendalian, anggaran memberikan
rencana detail atas pendapatan dan pengeluaran
pemerintah agar pembelanjaan yang dilakukan dapat
dipertanggungjawabkan kepada publik. Tanpa anggaran
pemerintah tidak dapat mengendalikan pemborosan-
pemborosan pengeluaran. Bahkan tidak berlebihan jika
dikatakan bahwa setiap oknum pemerintah dapat
dikendalikan oleh anggaran
Anggaran sebagai instrumen pengendalian digunakan
untuk menghindari adanya overspending, underspending
dan salah sasaran dalam pengalokasian anggaran pada
bidang lain yang bukan merupakan prioritas.
Pengendalian anggaran publik dapat dilakukan melalui
empat cara, yaitu:
a. Membandingkan kinerja aktual dengan kinerja yang
dianggarkan
b. Menghitung selisih anggaran
c. Menemukan penyebab yang dapat dikendalikan dan
tidak dapat dikendalikan atas suatu varians
d. Merevisi standar biaya atau target anggaran untuk
tahun berikutnya.
3. Anggaran sebagai alat kebijakan fiskal
Anggaran dapat digunakan sebagai alat menstabilkan
ekonomi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
4. Anggaran sebagai alat politik
Anggaran merupakan dokumen politik sebagai bentuk
komitmen eksekutif dan kesepakatan legislatif atas
penggunaan dana publik.
5. Anggaran sebagai alat koordinasi dan komunikasi
Anggaran publik merupakan alat koordinasi antar bagian
dalam pemerintahan. Disamping itu, anggaran publik
juga berfungsi sebagai alat komunikasi antar unit kerja
dalam lingkungan eksekutif.
6. Anggaran sebagai alat penilaian kinerja
Kinerja eksekutif dinilai berdasarkan pencapaian target
anggaran dan efisiensi anggaran.
7. Anggaran sebagai alat motivasi
Anggaran dapat digunakan sebagai alat untuk
memotivasi manajer, dan stafnya agar bekerja secara

Anggran Satuan Kerja BLU Page 5


ekonomis, efektif, dan efisien dalam mencapai target dan
tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
8. Anggaran sebagai alat untuk menciptakan ruang publik
Masyarakat, LSM, Perguruan Tinggi, dan berbagai
organisasi kemasyarakatan harus terlibat dalam proses
penganggaran publik.

2.2 Badan Layanan Umum (BLU)


A. Pengertian BLU
Badan layanan umum (BLU) adalah Instansi di
lingkungan pemerintah yang di bentuk untuk memberikan
pelayanan kepada masyarakat berupa penyediaan barang
atau jasa yang di jual tanpa mengutamakan mencari
keuntungan dan dalam melakukan kegiatannya di dasarkan
pada prinsip efisiensi dan produktivitas.

Kriteria BLU
1 Bukan kekayaan negara/ daerah yang dipisahkan, sebagai
satuan kerja instansi pemerintah
2 Dikelola secara otonom dengan prinsip efisiensi dan
produktivitas ala korporasi
3 Berperan sebagai agen dari menteri/ pimpinan lembaga
induknya:
a Kedua belah pihak menandatangani kontrak kinerja
b Menteri/ pimpinan lembaga bertanggungjawab atas
kebijakan layanan yang hendak dihasilkan,
c BLU bertanggungjawab untuk menyajikan layanan
yang diminta

B. Tujuan dan asas


BLU bertujuan untuk meningkatkan pelayanan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan umum
dan mencerdaskan kehidupan bangsa dengan memberikan
fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan berdasarkan
prinsip ekonomi dan produktivitas, dan penerapan praktek
bisnis yang sehat.

Adapun asas-asas dalam BLU adalah:


1 BLU beroperasi sebagai unit kerja kementerian negara/
lembaga/ pemerintah daerah untuk tujuan pemberian
layanan umum yang pengelolaannya berdasarkan
kewenangan yang didelegasikan oleh instansi induk yang
bersangkutan.
2 BLU merupakan bagian perangkat pencapaian tujuan
kementerian negara/ lembaga/ pemerintah daerah dan
karenanya status hukum BLU tidak terpisah dari
kementerian negara/ lembaga/ pemerintah daerah sebagai
instansi induk.

Anggran Satuan Kerja BLU Page 6


3 Menteri/ pimpinan lembara/ gubernur/ bupati/ walikota
bertanggung jawab atas pelaksanaan kebijakan
penyelenggaraan pelayanan umum yang didelegasikannya
kepada BLU dari segi manfaat layanan yang dihasilkan.
4 Pejabat yang ditunjuk mengelola BLU bertanggung jawab
atas pelaksanaan kegiatan pemberian layanan umum yang
didelegasikan kepadanya oleh menteri/ pimpinan lembaga/
gubernur/ bupati/ walikota.
5 BLU menyelenggarakan kegiatannya tanpa mengutamakan
pencarian keuntungan.
6 Rencana kerja dan anggaran serta laporan keuangan dan
kinerja BLU disusun dan disajikan sebagai bagian yang tidak
terpisahkan dari rencana kerja dan anggaran serta laporan
keuangan dan kinerja kementerian negara/ lembaga/ SKPD/
pemerintah daerah.
7 BLU mengelola penyelenggaraan layanan umum sejalan
dengan praktek bisnis yang sehat.

C. Persyaratan, penetapan dan pencabutan BLU

1 Persyaratan
Suatu satuan kerja instansi pemerintah dapat
diizinkan mengelola keuangan dengan Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum (PPK-BLU) apabila
memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
Persyaratan substantif terpenuhi apabila instansi
pemerintah yang bersangkutan menyelenggarakan layanan
umum yang berhubungan dengan:
a Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum.
b Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan
meningkatkan perekonomian masyarakat atau layanan
umum; dan/atau.
c Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan
ekonomi dan/atau pelayanan kepada masyarakat.

Persyaratan teknis terpenuhi apabila:


a Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya
layak dikelola dan ditingkatkan pencapaiannya melalui
BLU sebagaimana direkomendasikan oleh menteri/
pimpinan lembaga/ kepala SKPD sesuai dengan
kewenangannya; dan.
b Kinerja keuangan satuan kerja instansi yang bersangkutan
adalah sehat sebagaimana ditunjukkan dalam dokumen
usulan penetapan BLU.

Persyaratan administratif terpenuhi apabila instansi


pemerintah yang bersangkutan dapat menyajikan seluruh
dokumen berikut:

Anggran Satuan Kerja BLU Page 7


Pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja
pelayanan, keuangan, dan manfaat bagi masyarakat
Pola tata kelola
Rencana strategis bisnis
Laporan keuangan pokok
Standar pelayanan minimum, dan
Laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia untuk
diaudit secara independen.
Dokumen tersebut disampaikan kepada menteri/
pimpinan lembaga/ kepala SKPD untuk mendapatkan
persetujuan sebelum disampaikan kepada Menteri
Keuangan/ gubernur/ bupati / walikota, sesuai dengan
kewenangannya. Ketentuan lebih lanjut mengenai
persyaratan administratif diatur dengan Peraturan Menteri
Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota sesuai dengan
kewenangannya.

2 Penetapan
Proses penetapan PPK-BLU adalah sebagai berikut:
Menteri/pimpinan lembaga/kepala SKPD mengusulkan
instansi pemerintah yang memenuhi persyaratan
substantif, teknis, dan administratif untuk menerapkan
PPK-BLU kepada Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/
walikota, sesuai dengan kewenangannya.
Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota
menetapkan instansi pemerintah yang telah memenuhi
persyaratan untuk menerapkan PPK-BLU.
Penetapan tersebut dapat berupa pemberian status BLU
secara penuh atau status BLU bertahap.
Status BLU secara penuh diberikan apabila seluruh
persyaratan telah dipenuhi dengan memuaskan.
Status BLU-Bertahap diberikan apabila persyaratan
substantif dan teknis telah terpenuhi, namun persyaratan
administratif belum terpenuhi secara memuaskan.
Status BLU-Bertahap berlaku paling lama 3 (tiga) tahun.
Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota, sesuai
dengan kewenangannya, memberi keputusan penetapan
atau surat penolakan terhadap usulan penetapan BLU
paling lambat 3 bulan sejak diterima dari menteri/
pimpinan lembaga/ kepala SKPD.

3 Pencabutan
Adapun penerapan PPK-BLU berakhir atau dicabut yaitu
apabila:
Dicabut oleh Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/
walikota sesuai dengan kewenangannya.
Dicabut oleh Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/
walikota berdasarkan usul dari menteri/ pimpinan

Anggran Satuan Kerja BLU Page 8


lembaga/ kepala SKPD, sesuai dengan kewenangannya
atau

Pencabutan status dilakukan berdasarkan penetapan


ketentuan peraturan perundang-undangan, yaitu:
Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota, sesuai
dengan kewenangannya, membuat penetapan
pencabutan penerapan PPK-BLU atau penolakannya paling
lambat 3 (tiga) bulan sejak tanggal usul diterima. Dalam
hal jangka waktu 3 (tiga) bulan terlampaui, usul
pencabutan dianggap ditolak.
Instansi pemerintah yang pernah dicabut dari status PPK-
BLU dapat diusulkan kembali untuk menerapkan PPK-BLU
sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 4 PP No.23 Tahun
2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan
Umum.
Dalam rangka menilai usulan penetapan dan pencabutan,
Menteri Keuangan/ gubernur/ bupati/ walikota, sesuai
dengan kewenangannya, menunjuk suatu tim penilai.

2.3 Rumah Sakit Sebagai BLU


A. Pengertian Rumah Sakit
Menurut WHO rumah sakit adalah sebagai organisasi sosial
dan kesehatan yang berfungsi menyediakan pelayanan
kesehatan yang lengkap dalam hal :
a. Pencegahan dan penyembuhan penyakit;
b. Pelayanan rawat jalan; dan
c. Pusat penelitian biomedis.
Berdasarkan peraturan menteri kesehatan RI rumah sakit
adalah sarana upaya kesehatan yang menyelenggarakan
kegiatan pelayanan kesehatan serta dapat dimanfaatkan
untuk pendidikan tenaga kesehatan dan penelitian.

B. Jenis-jenis Rumah Sakit


Secara umum, rumah sakit berdasarkan fungsinya
memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dibagi dalam beberapa jenis :
1 Rumah Sakit Umum
Adalah rumah sakit yang memberikan pelayanan
kepada penderita berbagai jenis penyakit, pengobatan
umum, pembedahan dan sebagainya. Biasanya memiliki
institusi perawatan darurat yang siaga 24 jam untuk
memberikan pertolongan pertama.
2 Rumah Sakit Terspesialisasi
Merupakan rumah sakit yang memiliki spesialisasi
terhadap suatu penyakit yang membutuhkan penanganan
khusus. Rumah sakit yang dapat dikategorikan sebagai
rumah sakit terspesialisasi antara lain trauma center,
rumah sakit anak, gigi, manula, dll. Biasanya rumah sakit

Anggran Satuan Kerja BLU Page 9


ini memiliki afiliasi dengan universitas atau pusat medis
tertentu.
3 Rumah sakit pendidikan/penelitian
Adalah rumah sakit umum yang terkait dengan
kegiatan penelitian dan pendidikan di fakultas kedokteran
pada suatu lembaga/universitas. Biasanya digunakan
sebagai tempat pelatihan dokter-dokter muda, uji coba
obat baru, atau teknik pengobatan baru.
4 Rumah sakit lembaga/perusahaan
Merupakan rumah sakit yang didirikan oleh suatu
lembaga/perusahaan untuk memberikan pelayanan
kesehatan kepada anggota lembaga/perusahaan tersebut.
5 Klinik
Merupakan fasilitas medis yang lebih kecil dari rumah
sakit dan hanya melayani keluhan tertentu. Klinik
biasanya hanya menerima pasien rawat jalan dan
dijalankan oleh lembaga swadaya masyarakat atau
dokter-dokter yang ingin membuka praktik pribadi.
Kumpulan klinik disebut poliklinik.

Berdasarkan kepemilikannya, rumah sakit di Indonesia


dibedakan menjadi:

1 Rumah Sakit Milik Pemerintah


Rumah sakit milik pemerintah ini dibedakan menjadi
rumah sakit milik pemerintah pusat yang dikenal Rumah
Sakit Umum Pusat(RSUP) dan rumah sakit milik
pemerintah provinsi dan kabupaten atau kota yaitu RSUD.
Perbedaan keduanya ada pada kepemilikan dimana
RSUP merupakan milik pemerintah pusat yang mengacu
pada Departemen Kesehatan (DepKes), sedangkan RSUD
merupakan milik pemerintah provinsi dan kabupaten atu
kota dengan pembinaan urusan kerumahtanggaan dari
Departemen Dalam Negeri. Namun, RSUD tetap berada di
bawah koordinasi Departeman Kesehatan.

Berikut dua jenis rumah sakit milik pemerintah :


a. Rumah sakit milik pemerintah yang tidak dipisahkan
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan
pemerintah. Contoh : RSUD Banyumas dan RSUD
Tangerang.
b. Rumah sakit milik pemerintah yang dipisahkan
Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh kekayaan
pemerintah yang dipisahkan, misalnya milik BUMN PT
Aneka Tambang, PT Pelni dan beberapa perusahaan
perkebunan Karena rumah sakit tersebut merupakan
bagian dari BUMN, keadaannya sangat bergantung
pada kondisi keuangan BUMN yang menjadi induknya.

Anggran Satuan Kerja BLU Page 10


2. Rumah sakit berbentuk Badan Layanan Umum (BLU)
BLU adalah instansi di lingkungan pemerintah yang
dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada
masyarakat berupa penyediaan barang dan/atau jasa
yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan
dan dalam melakukan kegiatannya didasarkan pada
prinsip efisiensi dan produktivitas.
Tujuan BLU adalah meningkatkan pelayangan kepada
masyarakat dalam rangka memajukan kesejahteraan
umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa dan
memberikan fleksibilitas dalam pengelolaan keuangan
berdasarkan prinsip ekonomi dan produktivitas dan
penerapan praktik yang sehat (PP No. 23/2005 tentang
pengelolaan keuangan BLU)
Rumah sakit berbentuk BLU antara lain, RSCM, RS Jantung
Harapan Kita, RS Hasan Sadikin Bandung, RS Makassar,
RS Karyadi Semarang, RS Sanglah Denpasar, RS Padang,
RS palembang, dan RS Dr. Sadjito Yogyakarta. Sedangkan
RSUD yang sudah dialihkan menjadi BLUD antara lain
RSUD Budi Asih, RSUD Tarakan , Koja, Duren Sawit, RSUD
Haji, dan RSUD Pasar Rebo.

3. Rumah sakit swasta


Adalah rumah sakit yang dimiliki oleh perorangan
atau badan hukum. Rumah sakit swasta ada yang
dimiliki oleh yayasan keagamaan dan kemanusiaan
ataupun dimiliki oleh perusahaan.

C. Anggaran Rumah Sakit


Anggaran Rumah Sakit adalah Rencana kegiatan yang
disusun secara sistematis dan meliputi seluruh kegiatan
atau aktivitas rumah sakit dan dinyatakan dalam bentuk
uang serta berlaku untuk jangka waktu tertentu yang
akan datang.

Faktor-faktor yang mempengaruhi penganggaran:


1) Faktor internal
Penjualan jasa rumah sakit tahun yang telah lalu
(rawat inap, rawat jalan, penunjang diagnostik,
tindakan bedah dan lain-lain).
Kemampuan rumah sakit yang tersedia
Keadaan personil (jumlah dan kualifikasi)
Modal kerja yang ada
Fasilitas yang dimiliki
2) Faktor eksternal
Keadaan pesaing
Kecenderungan upaya kesehatan

Anggran Satuan Kerja BLU Page 11


Penduduk, teknologi, keuangan, personil, ketentuan
pemerintah, dan lain-lain), keadaan perekonomian
nasional, penghasilan masyarakat dan lain-lain.

D. Prosedur Penganggaran
Pada dasarnya yang berwenang dan bertanggung
jawab terhadap penyusunan serta pelaksanaan anggaran
adalah pimpinan tertinggi organisasi, karena pimpinan
organisasilah yang paling berwenang dan bertanggung
jawab atas kegiatan organisasi secara keseluruhan.
Namun demikian dalam penyusunannya dapat
didelegasikan kepada bagian administrasi, panitia
anggaran, kedua-duanya, atau kepada panitia anggaran
di mana bagian administrasi merupakan anggotanya.
Pada umumnya penganggaran diserahkan kepada
bagian administrasi bagi organisasi yang kecil dengan
kegiatan yang tidak terlalu kompleks, sedangkan panitia
anggaran, digunakan bagi organisasi yang besar dengan
kegiatan yang kompleks, beraneka ragam serta ruang
lingkup yang berbeda. Di dalam panitia anggaran inilah
diadakan pembahasan-pembahasan tentang rencana
kegiatan yang akan datang, sehingga anggaran yang
dihasilkan merupakan kesepakatan bersama, sesuai
dengan fasilitas dan kemampuan masing-masing bagian
secara terpadu. Kesepakatan bersama ini sangat penting
agar dalam pelaksanaannya nanti didukung oleh semua
pihak di Rumah Sakit. Anggaran yang disusun oleh panitia
anggaran ini baru merupakan rencana anggaran, yang
selanjutnya dikonsultasikan kepada pimpinan rumah
sakit. Untuk penyusunan anggaran di Rumah Sakit
Pemerintah akan dibicarakan pada bagian akhir dari bab
ini. Pada prinsipnya istilah panitia ini diberikan kepada
beberapa orang (sekelompok orang) yang ditunjuk dan
diberi wewenang untuk melakukan suatu tugas.
Wewenang yang diberikan kepada panitia ini sangat
bervariasi, ada yang diberi wewenang mengambil
keputusan atau yang sifatnya memberi saran saja dan
ada juga yang hanya digunakan sebagai alat penerima
informasi saja.

Penggunaan panitia dalam suatu organisasi disebabkan


oleh berbagai pertimbangan sebagai berikut :
a Sifatnya demokratis
b Sebagai alat koordinasi, alat untuk menampung
informasi, alat dalam konsolidasi wewenang dan
untuk pemusatan wewenang dalam merencanakan
program.
c Pertimbangan dan keputusan kelompok lebih baik
daripada perorangan.

Anggran Satuan Kerja BLU Page 12


d Motivasi melalui partisipasi.

Namun demikian Wursanto juga mengemukakan


bahwa penggunaan panitia dalam suatu organisasi, juga
mempunyai beberapa kelemahan, antara lain
pemborosan, baik waktu maupun biaya, tidak mampu
mengambil keputusan dengan cepat, serta memecah
tanggung jawab.

E. Jenis Anggaran Rumah Sakit


1) Anggaran statistik
Anggaran Statistik adalah bagian penting dari
proses penganggaran yang menetapkan volume dan
sumber daya yang digunakan pada anggaran lain.
Karena anggaran statistik ditempatkan ke dalam
semua anggaran keuangan lain, keakuratan secara
khusus adalah penting.
Beberapa organisasi, terutama sesuatu yang
lebih kecil, tidak boleh memiliki anggaran statistik
yang terpisah, tetapi dimasukkan ke dalam data
secara langsung ke dalam pendapatan dan anggaran
biaya atau barangkali ke dalam anggaran operasi
tunggal. Manfaat dari memiliki anggaran stastistik
terpisah adalah memaksa semua anggaran yang lain
diantara organisasi untuk menggunakan setelan
volume yang sama dari asumsi sumber daya.
2) Anggaran Pendapatan
Informasi rinci dari anggaran statistik
dimasukkan ke dalam anggaran pendapatan yang
menggabungkan volume data dengan data
pembayaran kembali untuk mengembangkan ramalan
pendapatan. Anggaran pendapatan seperti anggaran
pendapatan usaha rawat inap, rawat jalan, jasa
dokter, laboratorium, radiologi, farmasi dan lain-lain.
3) Anggaran Belanja
Sebagaimana anggaran pendapatan, anggaran
belanja di peroleh dari data dalam anggaran statistik.
Fokus disini berada di atas niaya untuk menyediakan
jasa dibandingkan hasil pendapatan. Anggaran belanja
secara khas dibagi kedalam tenaga kerja (gaji,upah,
dan keuntungan tambahan) dan komponen non
tenaga kerja. Komponen non tenaga kerja meliputi
belanja terkait dengan item-item seperti penyusutan,
sewa guna, utilitas, administrasi dan peralatan medis
serta pelatihan medis dan pendidikan.

4) Anggaran Operasional

Anggran Satuan Kerja BLU Page 13


Anggaran operasional atau rutin berkaitan
dengan dukungan biaya untuk setiap kegiatan
operasinal selama tahun anggaran. Untuk organisasi
yang lebih besar, anggaran operasi adalah satu
kombinasi dari pendapatan dan anggaran belanja.
Untuk bisnis yang lebih kecil, statistik, pendapatan
dan belanja sering dikombinasikan ke dalam anggaran
operasi tunggal. Karena anggaran operasi
dipersiapkan mengunakan metode akuntansi akrual
yang secara kasar dipikirkan sebagai satu ramalan
ikhtisar laba rugi. Bagaimanapun, tidak sama dengan
ihktisar laba rugi yang dipersiapkan pada tingkat
organisator, anggaran operasi di persiapkan pada
tingkat sub unit, satu departemen atau lini produk.
Karena akibat ini, seluruh kepentingan terhadap
proses penganggaran, banyak difokuskan pada
anggaran operasi.

Pengelompokan Anggaran Operasional

Anggaran Anggaran Biaya


Pendapa
tan

1. Pendapatan 1. Anggaran Biaya Langsung


Usaha Usaha:
a. Rawat inap a. Biaya ruangan
b. Rawat jalan b. Biaya poliklinik
c. Jasa dokter c. Biaya dokter
d. Radiologi d. Biaya
e. Laboraturium laboraturium,far
f. Farmasi masi,radiologi
g. Jasa-jasa lain e. Biaya dapur
2. Pendapatan f. Biaya lain-lain jasa
Lain 2. Anggaran Biaya Pegawai
a. Parkir a. Gaji dan tunjangan
b. Kantin dan b. Biaya kesehatan
lain-lain c. Biaya lembur,
kesejahteraan,
pendidikan dan lain-lain
3. Anggaran Biaya Barang dan
Jasa
a. Biaya pemeliharaan
b. Biaya administrasi dan
umum
c. Biaya rumah sakit dan lain-
lain
4. Anggaran Biaya Lain-lain
a. Biaya penyusunan aktiva

Anggran Satuan Kerja BLU Page 14


tetap
b. Biaya-biaya lain yang di
bebankan

5) Anggaran Kas
Anggaran kas berkaitan dengan rencana
penerimaan dan pengeluaran kas yang dinyatakan
secara kuantitatif untuk periode yang akan datang.
Anggaran kas difokuskan pada posisi kas organisasi.
Karena anggaran operasi dan komponen anggaran
menggunakan akuntansi akrual, mereka tidak
menyediakan informasi arus kas. Seperti laporan arus
kas yang menuang kembali ikhtisar laba rugi untuk
difokuskan pada kas, anggaran kas ditung kembali
terhadap anggaran operasi untuk difokuskan kedalam
arus kas akrual dan keluar dari bisnis. Anggaran kas
memberitahukan manajer apakah bisnis
diproyeksikan untuk menghasilkan kelebihan kas
yang akan harus diinvestasikan atau untuk
mengalami kejatuhan singkat kas yang meliputi
beberapa cara. Anggaran kas dipersiapkan bulanan,
mingguan atau berdasarkan harian dan digunakan
untuk manajemen kas jangka pendek.

Anggran Satuan Kerja BLU Page 15


BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Parameter ukuran keberhasilan organisasi kesehatan
meliputi; jumlah alokasi dana yang diperoleh, peningkatan
derajat kesehatan masyarakat, jumlah orang yang
dilayani, dan biaya overhead yang mampu diminimalisir.
Organisasi kesehatan harus mampu menghitung biaya
ekonomi dan biaya sosial, hal ini menyebabkan akuntansi
diterima sebagai ilmu yang dibutuhkan untuk mengelola
urusan kesehatan.

Anggran Satuan Kerja BLU Page 16


DAFTAR PUSTAKA

http://maielvasundari.blogspot.co.id/2014/05/angga
ran-rumah-sakit-dan-pendidikan.html
http://erepo.unud.ac.id/11501/2/81f484075b2e387c
e2c9b0c914302391.pdf
http://triachia.blogspot.co.id/2013/12/akuntansi-
rumah-sakit-sebagai-badan.html
http://mizkookz.blogspot.co.id/2014/02/rumah-sakit-
sebagai-unit-akuntansi.html
http://parlinsetiabudi.blogspot.co.id/2015/11/akunta
nsi-sektor-publik-bab-11-semester.html
http://repository.stiesia.ac.id/98/4/Bab%202.pdf
http://matkulakuntansi-
jami.blogspot.co.id/2012/04/akuntansi-rumah-sakit-
dan-rs-blu.html
https://hpweblog.wordpress.com/2012/09/04/fungsi-
anggaran-sektor-publik/
Mardiasmo.2009.Akuntansi Sektor
Publik.Yogyakarta:Andi
Bastian,Indra.2006.Akuntansi Sektor Publik: Suatu
Pengantar.Jakarta:Erlangga

Anggran Satuan Kerja BLU Page 17

Anda mungkin juga menyukai