Anda di halaman 1dari 4

Psikologi Kognitif--Nurlia Puspitasari/15610038

Pengenalan Objek
Pengenalan pola dan kemampuan mengenali objek adalah sebuah kemampuan kognitif yang
pada umumnya kita laksanakan dengan mulus, cepat, dan tanpa banyak usaha.
Pengenalan pola (pattern recognition) sehari-hari melibatkan sebuah interaksi rumit antara
sensasi, persepsi, memori, dan pencarian kognitif dengan tujuan pengenalan terhadap pola
tersebut.
Teori-teori Perseptual
Para psikolog yang mempelajari persepsi telah mengembangkan teori utama tentang cara
manusia memhami dunia. Sebuah teori persepsi konstruksi menyatakan bahwa manusia
mengkonstruksi persepsi dengan secara aktif memilih stimuli dan menggabungkan sensasi
dengan memori. Teori lainnya persepsi langsung, menyatakan bahwa persepsi terbentuk dari
perolehan informasi secara langsung dari lingkungan.
1. Persepsi konstruksi
Teori persepsi konstruksi disusun berdasarkan anggapan bahwa selama persepsi, kita
membentuk dan menguji hipotesis-hipotesis yang berhuibungan dengan persepsi
berdasarkan apa yang kita indera dan apa yang kita ketahui. Dengan demikian persepsi
adalah sebuah efek kombinasi dari informasi yang diterima sistem sensorik dan
pengetahuan yang kita pelajari tentang dunia, yang kita dapatkan dari pengalaman.
2. Teori persepsi langsung
Teori persepsi langsung menyatakan bahwa informasi dalam stimuli adalah elemen
penting dalam persepsi dan bahwa pembelajaran dan kognisi tidaklah penting dalam
persepsi karena lingkungan telah mengandung cukup informasi yang dapat digunakan
untuk interpretasi.
Pengenalan Pola Visual
Selain kedua teori umum yang dijabarkan sebelumnya, terdapat sejumlah teori spesifik yang
meraih dukungan seiring berlalunya waktu, meskipun tidak semua teori tersebut mendapatkan
dukungan yang seimbang. Teori-teori tersebut adalah teori komputasional, teori Gestalt,
pemrosesan bottom-up, pencocokan template, analisis fitur, teori prototipe, dan sebuah bentuk
gabungan dari teori persepsi.
Psikologi Kognitif--Nurlia Puspitasari/15610038

1. Organisasi Subjektif
Sesorang konstruktivis akan menyatakan bahwa otak bersifat interpretatif. Otak
menggunakan heuristik dan algoritma untuk memproses sinyal-sinyal informasi. Heuristik
dapat dianggap sebagai suatu tebakan bagus berdasarkan aturan main yang berlaku yang
seringkali menghasilkan solusi yang tepat. Algoritma dapat dipandang sebgai suatu tatanan
aturan spesifi, yang mengarahkan proses pada hasil yang dapat diprediksikan sebelumnya.
Teori Gestalt
Cara kita mengorganisasi dan mengklasifikasikan stimuli dipelajari oleh para penganut psikologi
Gestalt selama awal abad ke-20, mesikpun persepsi itu sendiri hanyalah bagian kecil dari
keseluruhan teori Gestalt. Bagi para psikolog Gestalt tersebut kerjasama seluruh stimuli dalam
menghasilkan sebuah kesan yang melampaui gabungan seluruh sensasi.
Persepsi Kanonik
Persepsi kanonik adalah sudut pandang terbaik untuk mempresentasikan suatu objek, atau suatu
citra, yang pertama muncul dipikiran saat anda mengingat suatu bentuk.
Representasi kanonik dibentuk melalui pengalaman dengan anggota-anggota sejenis dari suatu
kategori, atau disebut eksemplar (exemplar).
Pemrosesan Bottom-Up versus Pemrosesan Top-Down
1.Teori yang pertama adalah pemrosesan bottom-up, yakni teori yang mengajukan
gagasan bahwa proses pengenalan diawali oleh identifikasi terhadap bagian-bagian
spesifik dari suaru pola, yang menjadi landasan bagi pengenalan pola secara keseluruhan.
2.Teori kedua adalah pemrosesan top-down, yakni teori yang mengajukan gagasan bahwa
proses pengenalan diawali oleh suatu hipotesis mengenai identifikasi suatu pola, yang
diikuti oleh pengenalan terhadap bagian-bagian pola tersebut.
Pencocokan Template
Teori pencocokan template, sebagai sebuah teori pengenalan pola, memiliki kekuatan dan
kelemahan. Kekuatannya, jelaslah bahwa agar kita mampu mengenali suatu bentuk huruf atau
suatu wujud visual, otak perlu melakukan mpembandingan stimuli visual tersebut dengan suatu
bentuk internal yang tersimpan dalam memori. Untuk mengenali objek yang berada di realitas
eksternal, otak perlu menemukan memori tentang objek pembanding dalam memori jangka
panjang. Kelemahan teori tersebut, suatu interpretasi harafiah dari teori pencocokan template
akan menghadapi suatu kesulitan.
Psikologi Kognitif--Nurlia Puspitasari/15610038

1. Teori Geon
Teori Geon berisi gagasan bahwa pengenalan terhadap suatu objek seperti sebuah
telepon, koper, atau bahkan bentuk-bentuk yang lebih rumit, terdiri dari recognition by
components (RBC; pengenalan berdasarkan komponen).
Analisis Fitur
Teori ini menyatakan bahwa pengenalan objek merupakan pemrosesan informasi tingkat tinggi
yang didahului pengidentifikasian stimuli kompleks yang masuk ke retina sesuai dengan fitur-
fitur yang lebih sederhana. Dengan demikian menurut pendekatan ini sebelum kita memahami
keseluruhan pola informasi visual, kita mereduksi dan menganalisis komponen-komponen
informasi visual.
1. Pergerakan Mata dan Pengenalan Objek
Jenis penelitian ini mengasumsikan bahwa mata membuat gerakan sakadik (gerakan mata
yang meloncat dari satu titik fiksasi/tatapan ke titik fiksasi lainnya) yang berhubungan
dengan informasi visual yang sedang diindera.
Pencocokan Prototipe
Pencocokan prototipe pada manusia tampaknya sesuai dengan asas keekonomisan neurologis dan
juga lebih sesuai dengan proses-proses pencarian memori, dibandingkan pencocokan template.
Selain itu pencocokan prototipe memungkinkan pengenalan pola-pola yang tidak lazim namun
tetap memiliki hubungan dengan prototipe.
1. Abstraksi Informasi Visual
Gagasan ini menyatakan bahwa suatu prototipe adalah sebuah abstraksi dari suatu
rangkaian stimuli yang mencakup sejumlah besar bentuk-bentuk serupa dari pola yang
sama.
2. Pseudomemori
Pseudomemori atau memori semu. Solso dan McCharty mengajukan hipotesis bahwa
sebuah prototipe dibentuk berdasarkan fitur-fitur yang sering dijumpai partisipan.
3. Teori-teori Pembentukan Prototipe
Sejumlah eksperimen diatas pada akhirnya memunculkan dua model teoretis tentang
pembentukan prototipe, yakni teori tendensi sentral dan teori frekuensi atribut. Dalam
teori tendensi sentral, sebiuah prototipe dikonseptualisasikan mewakili nilai rata-rata
Psikologi Kognitif--Nurlia Puspitasari/15610038

suatu seteksemplar. Sedangkan teori frekuensi atribut mengajukan gagasan bahwa sebuah
prototipe mewakili mode atau kombinasi atribut-atribut yang paling sering dialami
seseorang.
Pengenalan Pola pada Para Pakar
1. Para pemain catur
Chase dan Simon (1973a, 1973b) memepelajari problem yang rumit dengan cara
menganalisis pola rumit yang dihasilkan oleh buah-buah catur diatas sebuah papan
catur. Selain itu, para peneliti tersebut menganalisis perbedaan antara maestro-
maestro catur dengan para pemain amatir. Dalam studi tersebut pola tersusun dari
kumpulan sejumlah objek (jadi bukan fitur-fitur yang membentuk objek).
Pengenalan Objek Peran Pengamat
Satu-satunya sistem yang tampaknya selalu terlibat dalam pengenalan objek adalah memori.
Pengenalan onjek melibatkan sejumlah sistem tingkat rendah, seperti penyimpanan visual,
analisis dan sintesis terhadap fitur dan pencocokan prototipe.

Anda mungkin juga menyukai

  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen16 halaman
    Bab Iii
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii-1
    Bab Ii-1
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii-1
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen22 halaman
    Bab Iv
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Bab V
    Bab V
    Dokumen2 halaman
    Bab V
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • RPL (Cara Memilih Ekskul)
    RPL (Cara Memilih Ekskul)
    Dokumen4 halaman
    RPL (Cara Memilih Ekskul)
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • RPL (Implementasi Iman Dan Taqwa)
    RPL (Implementasi Iman Dan Taqwa)
    Dokumen5 halaman
    RPL (Implementasi Iman Dan Taqwa)
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Uts PAUD
    Uts PAUD
    Dokumen11 halaman
    Uts PAUD
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • RPL (Kejujuran Dan Integritas)
    RPL (Kejujuran Dan Integritas)
    Dokumen4 halaman
    RPL (Kejujuran Dan Integritas)
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • RPL (Kepribadian Manusia)
    RPL (Kepribadian Manusia)
    Dokumen5 halaman
    RPL (Kepribadian Manusia)
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen52 halaman
    Bab Iv
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • 54 4617 1 SM
    54 4617 1 SM
    Dokumen12 halaman
    54 4617 1 SM
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • PTSD PDF
    PTSD PDF
    Dokumen8 halaman
    PTSD PDF
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Kode Etik Bab 5
    Kode Etik Bab 5
    Dokumen19 halaman
    Kode Etik Bab 5
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Lampiran
    Lampiran
    Dokumen28 halaman
    Lampiran
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • 4 Abg
    4 Abg
    Dokumen2 halaman
    4 Abg
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat
  • Soal 3 Kosa Kata
    Soal 3 Kosa Kata
    Dokumen12 halaman
    Soal 3 Kosa Kata
    puspitasarinurlia
    100% (3)
  • Pengertian Filsafat
    Pengertian Filsafat
    Dokumen4 halaman
    Pengertian Filsafat
    puspitasarinurlia
    Belum ada peringkat