BIMBINGAN KLASIKAL
SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2018/2019
Kata integritas dan kejujuran yang sering didengar maupun dibaca merupakan kata yang
banyak orang mengartikan sebagai kata yang mempunyai arti yang sama. Ada sebagian yang
mengatakan bahwa integritas adalah “jujur atau kejujuran” dan sebagian lain mengatakan bahwa
integritas lebih luas dari sekedar jujur. Lalu apa sesungguhnya yang dimaksud dengan integritas dan
kejujuran. “Integritas” diartikan sebagai kejujuran, mutu, sifat atau keadaan yang menunjukkan
kesatuan yang utuh sehingga memiliki kemampuan yang memancarkan kewibawaan. sedangkan
kejujuran dari asal kata “Jujur” yang berarti dapat dipercaya, tidak bohong, lurus hati, berkata apa
adanya, tidak curang, tulus, ikhlas. “Kejujuran” diartikan sebagai sifat jujur, keadaan jujur.
Sedangkan ulama mengartikan kata “jujur” dengan makna kesesuaian antara apa yang disampaikan
dan fakta atau sejajarnya antara yang zhair dan bathin, yang rahasia dan yang terang-terangan. Ada
juga yang mengatakan bahwa jujur artinya apa yang dikatakan sesuai dengan apa yang ada didalam
hati. Kejujuran adalah pilar utama keimanan, kesempurnaan kemuliaan, saudara keadilan, roh
pembicaraan, lisan kebenaran, sebaik-baik ucapan, hiasan perkataan, sebenar-benarnya pembicaraan,
kebaikan segala sesuatu.
Dari pengertian Integritas dan Kejujuran diatas sesungguhnya baik integritas maupun
kejujuran merupakan pokok dari segala sesuatu. Namun pada kenyataannya dalam dunia kerja
terutama dilingkungan pemerintahan banyak yang berpendapat dan mengartikan bahwa integritas
lebih luas dari sekedar jujur atau kejujuran. Hal itu sah-sah saja karena memang antara integritas dan
kejujuran dua kata yang berbeda namun tipis makna. Seperti dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun
2014 tentang Aparatur Sipil Negara, dalam Pasal 5 ayat (2) bahwa kode etik dan kode perilaku
sebagaimana dimaksud ayat (1) berisi pengaturan perilaku agar pegawai ASN ; huruf a.
melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan berintegritas tinggi. Begitu juga dalam
Pasal 23 tentang kewajiban ASN antara lain pada huruf e. yaitu melaksanakan tugas kedinasan
dengan penuh pengabdian, kejujuran, kesadaran, dan tanggung jawab; sedangkan pada huruf f. yaitu
menunjukkan integritas dan keteladanan dalam sikap, perilaku.....ini menunjukkan bahwa kata
integritas dan kejujuran mempunyai makna yang berbeda.
Lawan kata dari jujur/kejujuran adalah dusta. “Dusta” diartikan tidak benar, bohong.
“Berdusta” berarti melakukan kebohongan, curang, tidak dapat dipercaya. Sedangkan lawan kata dari
Integritas adalah “Hipokrit” yang berarti munafik, “munafik” sendiri berarti bermuka dua, orang
yang perkataannya berbeda dengan isi hatinya, orang yang suka bohong. ini menunjukkan bahwa
antara integritas dan kejujuran merupakan sebuah kata yang masuk dalam satu lingkaran.
Terlepas dari perbedaan pandangan atau pendapat tentang arti integritas dan kejujuran,
apakah integritas itu sama dengan kejujuran atau berbeda yang pasti keduanya merupakan pokok dari
sesuatu yang mendatangkan segala kebaikan bagi pelakunya. Seseorang yang berlaku jujur berarti
telah menjaga kehormatan dirinya dan menumbuhkan rasa tenang dan kesatria, memunculkan
kewibawaan serta kepercayaan dari orang lain. Seseorang yang berintegritas akan terbentuk dari
perkataan yang sesuai dengan perbuatan yang dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Sedangkan
dusta/hipokrit akan membawa pelakunya kepada keburukan seperti hatinya selalu cemas, minder,
gugup, pesimimistis dan dapat berpengaruh buruk pula terhadap kehidupan keluarganya.
Sebagai orang yang beragama tentu harus mempunyai kepribadian yang baik, berani karena
benar takut karena salah, berani mengatakan yang hak itu hak dan yang bathil itu bathil, dengan
senantiasa jujur dalam perkataan/perbuatan, ikhlas dalam perbuatan. Kalau ini sudah tertanam dalam
diri seseorang maka barulah orang tersebut berintergitas.