Anda di halaman 1dari 23

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori
1. Pengertian
a. Antenatal Care/ ANC
Pemeriksaan Antenatal Care adalah pemeriksaan dan

pengawasan kehamilan untuk mengoptimalkan kesehatan mental dan

fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi persalinan, kala nifas,

persiapan memberikan ASI dan kembalinya kesehatan reproduksi

secara wajar (Manuaba,2002:129). Antenatal Care adalah merupakan

cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil

normal dan mendeteksi ibu hamil normal sebaiknya di anjurkan

mengunjingi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak iamerasa

dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan asuhan antenatal

(Prawiroharjo, 2002:89). Antenatal care adalah merupakan cara

penting untuk memonitoring dan mendukung kesehatan ibu hamil

sebaiknya di anjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin

semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan dan

asuhan antenatal (Prawirohadjo, 2006: 52).

b. Tujuan Antnatal Care


Menurut Wiknjosastro(2001)tujuan ANC :
1) Sekurang-kurangnya dapat menjaga kesehatan wanita hamil

dari awal kehamilan sama sehatnya atau lebih sehat.


2) Menemukan serta mengobati kelainan fisik psikologis secara

dini.
3) Wanita melahirkan tanpa mengalami kesulitan dan bayi yang

dilahirkan sehat secara fisik dan mental.

Dalam pelayanan ANC dikemukakan beberapa tujuan antara lain :

a. Memantau kondisi kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu

dan tumbuh kembang bayi.


b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental,

social,ibu dan bayi.


c. Menganalisa secara dini adanya ketidak normalan atau

komplikasi yang mungkin terjadi selama kehamolan termaksuk

riwayat penyakit secara umum yaitu pembedahan dan

kebidanan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan

selamat baik ibu maupun bayinya dengan trauma seminimal

mungkin.
e. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan

pemberian ASI eksklusif.


f. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima

kelahiran bayi agar tumbuh dan berkembang secara normal


g. Memberikan nasehat dan petunjuk yang berkaitan dengan

kahamilan, persalinan, nifas dan aspek keluarga berencana.


h. Menurunkan angka kesakitan dan kematian maternal perinatal

(Prawiroharjo ,2002:90, Manuaba, 2002: 129)


c. Manfaat ANC
Dapat mengikuti dan mengetahui keadaan kesehatan ibu dan

janin sehingga jika ada kelainan bias segera di perbaiki.

1) Mendapat tablet penambah darah dan zat besi, suntikan TT

atau obat-obatan ibu hamil yang diperlukan.


2) Agar bias memperoleh nasehat-nasehat tentang kesehatan dan

keluarga berencana meliputi :


a. Perawatan diri selam hamil.
b. Kebutuhan makanan.
c. Penjelasan tentang kehamilan.
d. Persiapan persalinan.
e. Tanda bahaya pada kehamilan dan persalinan.
f. Penyuluhan KB.
d. Pelayanan ANC
Pelayanan ANC adalah pelayanan kesehatan oleh tenaga

professional ibu selama kehamilannya, yang dilaksanakan sesuai

dengan standar pelayanan antenatal yang di tetepkan (Depkes

RI,2001).
Pelayanan ANC merupakan pelayanan kesehatan yang

diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya yang mencakup

banyak hal meliputi Anamnesa, pemeriksaan fisik baik umum dan

khusus. Pemeriksaan psikologis, pemeriksaan laboratorium atas

intervensi dasar dan khusus sesuai dengan resiko yang ada. Namun

dalam penerapan secara operasionalnya dikenal dengan 10T untuk

pelayanan Antenatal Care ( ANC), yang terdiri atas :


1) Timbang berat badan dan ukur tekanan darah
2) Ukur tinggi fundus uteri
3) Pemberian imunusasi TT
4) Pemberian tablet tambah darah (FE minimal 90 tablet

selama hamil)
5) Nilai status gizi buruk
6) Tentukan presentasi janin dan DJJ
7) Skrining status imunisasi TT
8) Tes laboraturium rutin dan khusus
9) Tata laksana khusus
10) Temu wicara (konseling)
e. Standar Pelayanan Antenatal Care
Terdapat 6 ( enam ) standar dalam standar pelayanan antenatal care

yang terdiri dari :


1) Standar 1 : Identifikasi Ibu Hamil
Bidan melakukan kunjungan rumah dan berinteraksi

dengan masyarakat secara berkala untuk memberikan

penyuluhan motivasi ibu, suami dan anggota keluarga agar

mendorong ibu untuk memeriksakan kehamilannya sejak

dini dan secara teratur.


2) Standar 2 : Pemeriksaan dan pemantauan antenatal
Bidan memberikan sedikitnya 4X pelayanan antenatal.

Pemeriksaan meliputi anamnesa dan pemantauan ibu dan

janin dengan seksama untuk menilai apakah perkembangan

berlangsung normal. Bidan juga harus mengenal kehamilan

resiko tinggi atau kelainan, khususnya anemia, kurang gizi,

hipertensi, PMS/infeksi HIV, memberikan pelayanan

iminisasi, nasehat dan penyuluhan kesehatan serta tugas

terkait lainnya yang diberikan oleh puskemas. Mecatat data

yang setiap kunjungan, bila ditemukan kelainan, maka


harus mampu mengambil tindakan yang diperlukan dan

merujuknya untuk tindakan selanjutnya.


3) Standar 3 : Palpasi Abdominal
Bidan melakukan pemeriksaan abdominal dengan seksama

dan melakukan palpasi untuk memperkirakan usia

kehamilan dan bila umur kehamilan bertambah, memeriksa

posisi, bagian terendah dan masuknya kepala janin kedalam

rongga panggul, untuk mencari kelainan serta melakukan

rujukan tepat waktu.


4) Standar 4 : Pengelolaan Anemia pada Kehamilan
Bidan melakukan tindakan pencegahan, penemuan,

penanganan dan atau rujukan semua kasus anemia pada

kehamilan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.


5) Standar 5 : Pengelolaan dini hipertensi pada kehamilan
Bidan menemukan secara dini setiap kenaikan tekanan

darah pada kehamilan dan mengenai tanda serta gejala pre-

eklampsia lainnya, serta mengambil tindakan yang tepat

dan merujuknya.
6) Standar 6 : Persiapan Persalinan
Bidan memberikan saran yang tepat kepada ibu hamil,

suami/keluarga pada trimester III. Untuk memastikan

bahwa persiapan persalinan bersih dan aman dan suasana

yang menyenangkan akan direncanakan dengan baik, bila

terjadi keadaan gawat darurat ( Depkes, 2002).


f. Jadwal Kunjungan ANC
1) Kunjungan Ibu Hamil
Kunjungan ibu hamil adalah kontak ibu hamil dengan

tenaga professional untuk mendapatkan pelayanan ANC sesuai

standar yang ditetapkan. Istilah kunjungan disini tidak hanya

mengandung arti bahwa ibu hamil yang berkunjung kefasilitas

pelayanan, tetapi adalah setiap kontak tenaga kesehatan baik di

posyandu, pondok bersalin di desa, kunjungan rumah dengan

ibu hamil tidak memberikan pelayanan ANC sesuai dengan

standar dapat dianggap sebagai kunjungan ibu hamil.


2) Kunjungan Baru Hamil / K1
Kunjungan baru hamil adalah kunjungan ibu hamil

yang pertama kali pada masa kehamilan. Kunjungan baru ibu

hamil ( K1) adalah kontak ibu hamil yang pertama kali dengan

petugas kesehatan untuk mendapatkan pemeriksaan kehamilan

dengan standar 10T.


Tujuan K1 adalah untuk menfasilitasi hasil yang sehat

dan positif bagi ibu maupun bayinya dengan jalan menegakkan

hubungan kepercayaan dengan ibu, mendeteksi komplikasi-

konflikasi yang dapat mengancam jiwa, menpersiapkan

kelahiran dan memberikan pendidikan. Asuhan itu penting

untuk menjamin bahwa proses alamiah dari kelahiran berjalan

normal dan tetap demikian seterusnya ( JHPIEGO, 2001).


3) Kunjungan Ulang
Kunjungan ulang adalah kontak ibu hamil dengan

tenaga kesehatan yang kedua dan seterusnya, untuk


mendapatkan pelayanan antenatal sesuai dengan standar

selama satu periode kehamilan. Berdasarkan kehamilan yang

dilakukan secara teratur akan memberikan kesempatan untuk

mengetahui kelainan secara dini, serta perkembangan dan

keadaan dan keluhan pada kunjungan sebelumnya.

Pemeriksaan yang di lakukan pada kunjungan ulang.


4) Kunjungan ulang yang ke-4
K4 adalah kontak ibu hamil dengan tenaga kesehatan

yang ke empat atau lebih untuk mendapatkan pelayanan

antenatal sesuai standar yang di tetapkan ( Depkes RI,2001).


Menurut buku pelayanan kesehatan maternal dan

neonatal, Saifudin tahun 2002 hal 91 jadwal kunjungan

antenatal care adalah : 1. Satu kali kunjungan selama trimester

pertama (sebelum 14 minggu), 2. Satu kali kunjungan selama

trimester kedua (antara minggu 14-28), 3. Dua kali kunjungan

selama trimester ketiga ( antara minngu 28-36 dan sesudah

minggu ke 36).
Untuk mendapatkan semua informasi yang diperlukan,

sehubungan dengan hal-hal di atas, petugas kesehatan akan

memberikan asuhan antenatal yang baik dengan langkah-

langkah seperti berikut : 1. Sapa Ibu(dan keluarganya) dan

membuatnya merasa nyaman, 2. Mendapatkan riwayat

kehamilan ibu dan mendengarkan dengan teliti apa yang di

ceritakan oleh ibu, 3. Melakukan pemeriksaan fisik, 4.


Melakukan pemeriksaan laboratorium, 5. Melakukan

anamnesis, pemeriksaan fisik dan laboratorium untuk menilai

apakah kehamilan normal: a. Tekanan darah bibawah

140/90mmHg, b. Edema hanya pada ekstremitas, c. Tinggi

fundus dalam cm atau menggunakan jari-jari tangan sesuai

dengan usia kehamilan, d. Denyut jantung janin 120 sampai

160 deyut permenit, e. Gerakan janin terasa setelah 18-20

minggu sampai melahirkan. 6. Membantu ibu dan keluarganya,

untuk mempersiapkan kelahiran dan kemungkinan keadaan

darurat; a. Berkerja sama dengan ibu keluarganya serta

masyarakat untuk mempersiapkan kelahiran termaksud

mengidentifikasi penolongan dan tempat bersalin, serta

perencanaan tabungan untuk mempersiapkan biaya persalinan.

b. Berkerja sama dengan ibu, keluarganya dan masyarakat

untuk mempersiapkan rencana jika terjadi komplikasi termasuk

: 1. Mengidentifikasi kemana harus pergi dan transportasi

untuk mencapai tempat tersebut. 2. Mempiapkan donor darah.

3. Mengadakan persiapan financial, 4. Mengidenfikasi

pembuatan keputusan kedua jika pembuat keputusan pertama

tidak ada di tempat. 7. Memberikan konseling; a. Gizi :

Peningkatan konsumsi makanan hingga 300 kalori perhari,

mengkonsumsi makanan mengandung protein, zat


besi,minuman cukup cairan (menu seimbang). b. Menasehati

ibu untuk mencari pertolongan segera jika ia mendapatkan

tanda-tanda bahaya berikutnya, seperti : 1. Perdarahan

Pervaginam, 2. Sakit kepal lebih dari biasa, 3. Gangguan

penglihatan, 4. Pembengkakan pada wajah atau tangan, 5.

Nyeri abdomen, 6. Janin tidak bergerak sebanyak biasanya. c.

Merencanakan dan mempersiapakan kelahiran yang bersih dan

aman dirumah, d. Menjaga kebersihan diri terutama lipatan

kulit(ketiak,bawah buah dada,daerah genetalia) dengan cara di

bersihkan dan di keringkan. e. Menjelaskan cara merawat

payudara terutama pada ibu yang mempunyai putting susu rata

atau masuk ke dalam, dilakukan 2kali sehari selama 5 menit, 8.

Memberikan zat besi 90 hari mulai minggu ke-20. 9.

Memberikan imunisasi tetanus 0,5 cc, jika sebelumnya telah

mendapatkan. 10. Menjadwalkan kunjungan berikutnya. 11.

Mendokumentasikan kunjungan tersebut ( Saifudin, 2002 : 15).


g. Pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal Care
Pengetahuan ibu hamil tentang Antenatal care ( pemeriksaan

kehamilan) sangat penting karena akan dapat membantu mengurangi

angka kematian ibu dan bayi. Penurunan angka kematian ibu

merupakan indikator keberhasilan pelayanan kesehatan. Pelayanana

kesehatan ibu hamil dalm hal ini adalah pengawasan pemeriksaan

kehamilan yang masih belum memadai, sehingga masalah-masalah


atau penyulit dalm kehamilan dengan hamil resiko tinngi terlambat

diketahui bahkan tidak diketahui (Manuaba, 2002).


Hal ini sesuai dengan indinosia sehat 2010, dimana telah

merumuskanvisi pembangunan kesehatan yang menuju masyarakat,

bangsa dan negara yang ditandai dengan pendudukanya hidup dalam

lingkungan dan dengan perilaku hidup sehat, memiliki kemampuan

untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan

merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya

( Manuaba 2003).

2. Pengatahuan
a. Pengertian
Pengetahuan adalah penginderaan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata

hidung, telinga dan sebagainya) (Notoatmojo,2007:139).


Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemukan

dandiperolah manusia melalui pengamatan inderawi (info.g-

exess.com/id/online). Pengetahuan dapat muncul ketika seseorang

menngunakan indera atau akal budinya untuk mengenali benda atau

kejadian tertentu yang belum pernah dilihat atau dirasakan

sebelumnya.

1). Cara memperoleh pengetahuan :


a). Cara tradisional atau non ilmiah
Cara ini dipakai orang untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan sebelum diketemukannya metode

ilmiah, antara lain meliputi :

b). Coba- coba salah ( Trial and Error)

Cara yang paling tradisional, cara ini dilakukan

dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah dan apabila kemungkinan

tersebut tidak berhasil dicoba kemungkinan lain.

Apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil maka

dicoba kemungkinan kedua dan seterusnya sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya

maka cara ini disebut trial ( coba ) dan error ( gagal

atau salah )
c). Cara kekuasaan atau otorias
Dalam kehidupan sehari-hari, banyak sekali

kebiasaan dan tradisi yang dilakukan oleh orang tanpa

melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik

atau tidak. Kebiasaan ini biasanya tidak hanya terjadi

pada masyarakat tradisional, melainkan juga terjadi

pada masyarakat modern. Kebiasaan ini seolah-olah

diterima dari sumbernya sebagai kebenaran yang


mutlak. Sumber pengetahuan tersebut berupa

pemimpin- pemimpin masyarakay baik formal maupun

informal, ahli agama, pemerintah dan sebagainya.

Dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh

berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi,

otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,

maupun ahli ilmu pengetahuan.

d). Bardasarkan pengalaman pribadi


Hal ini dilakukan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan masalah yang dihadapi pada masa lalu.

Apabila dengan cara yang digunakan tersebut orang

dapat memecahkan masalah yang dihadapi, maka

untuk memecahkan masalah lain yang sama, orang

dapat menggunakan cara tersebut lagi. Tetapi

sebaliknya apabila cara tersebut gagal maka orang

tidak akan menggunakan cara itu lagi dan berusaha

mencari cara yang lain.


d). Melalui jalan pikiran
Sejalan dengan perkembangan kebudayaan

umat manusia, cara berpikir umat manusia pun ikut

berkembang. Dari sini manusia telah manpu


menggunakan penalarannya dalam memperoleh

pengetahuan.
e). Cara modern atau Cara ilmiah
Cara modern dalam memperoleh pengetahuan pada

dewasa ini lebih logis dan ilmiah. (Notoatmodjo,

2005).

b. Faktor- faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang

(Mubarak,2007;30) antara lain :

1). Pendidikan, pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang pada orang lain terhadap sesuatu hal agar mereka

dapat memahami. Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi

pendidikan seseorang semakin mudah pula mereka menerima

informasi, dan pada akhirnya makin banyak pula pengetahuan

yang dimilikinya. Sebaliknya jika seseorang tingkat

pendidikan rendah, akan menghambat perkembangan sikap

seseorang terhadap penerimaan informasi dan nilai-nilai yang

baru diperkenalkan.

2). Pekerjaan, lingkungan pekerjaan dapat menjadikan seseorang

memperoleh pengalaman dan pengetahuan baik secara

langsung maupun secara tidak langsung.


3). Umur, dengan berkembangnya umur seseorang akan terjadi

perubahan pada aspek fisik dan psikilogis ( mental ).

Pertumbuhan pada fisik secara garis besar ada empat kategori

perubahan pertama, perubahan ukuran, kedua perubahan

proporsi, ketiga hilangnya cirri-ciri lama, keempat timbulnya

cirri-ciri baru. Ini terjadi akibat pematangan fungsi organ.

Pada aspek psikologis atau mental taraf berpikir seseorang

semakin matang dan dewasa.

4). Minat, sebagai suatu kecenderungan atau keinginan yang tinggi

terhadap sesuatu. Minat menjadikanseseorang untuk mencoba

dan menekuni sesuatu hal pada akhirnya diperoleh

pengetahuan yang lebih mendalam.

5). Pengalaman, adalah suatu kejadian yang pernah dialami

seseorang dalam berinteraksi dengan lingkungannya.

6). Kebudayaan lingkungan sekitar, kebudayaan dimana kita hidup

dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap

pembentukan sikap kita. Apabila dalam suatu wilayah

mempunyai budaya untuk menjaga kebersihan lingkungan

maka sangat mungkin masyarakat sekitarnya mempunyai

sikap untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan, karena


lingkingan sangat berpengaruh dalam pembentukan sikap

pribadi atau sikap seseorang.

7). Informasi, kemudahan untuk memperoleh suatu informasi

dapat membantu mempercepat seseorang untuk memperoleh

pengetahuan yang baru.

c. Tingkat Pengetahuan
Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting dalm membentuk tindakan seseorag ( over behavior).


Menurut Natoatmodjo (2007: 140) Pengetahuan yang tercakup

dalam domain kognitif mempunyai enam tingkatan, yaitu :

1). Tahu (know) tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang

telah di pelajari sebelumnya.

2). Memahami (comperehension), memahami di artikan sebagai suatu

kemampuan untuk menjelaskan secara benar tengtang objek yang

diketahui dan dapat menginterpretasikannya secara benar.


3). Analisis (analysis), analisis adalah suatu kemampuan untuk

menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen,

tetapimasih di dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya

satu sama lain.


4). Sistesis (synthesis), sistesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dan formulasi-formulasi yang ada.


5). Evaluasi (evaluation), evaluasi adalah kemampuan untuk

melakukan penelitian terhadap suatu objek.


6). Aplikasi (application), aplikasi di artikan sebagai suatu

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada

situasi atau kondisi sebenarya. Pengetahuan dapat di peroleh melalui

pengalaman langsung atau secara tidak langsung. Pengetahuan yang

diperoleh secara tidak langsung biasanya diperoleh dari penggalaman

yang berasal dari berbagai macam sumber informasi, misalnya media

masa, media elektronik, buku petujuk, petugas kesehatan, media

poster, kerabat dekat dan sebagainya


Tingkat pengetahuan berdasarkan skor untuk memudahkan

penelitian terhadap tingkat pengetahuan dalam penelitian, dengan

kategori :
a) 76-100 %, Pengetahuan baik
b) 56-75 %, Pengetahuan cukup
c) 40-55 % , Pengatahuan kurang
d) < 40 % , Kurang sekali ( Arikunto.2006).

3. Kepatuhan Kunjungan Antenatal Care (ANC)


a. Defenisi
Menurut Sundarwati dalam widiawati,(2007), tingkat

kepatuhan adalah pengkuran pelaksanaan kegiatan yang sesuai dengan

langkah-langkah yang telah ditetapkan.


Menurut Sarafini dalam Sudariyah,(2004), mendefinisikan

kepatuhan atau ketaatan sebagai tingkat melaksanakan cara

pengobatan atau perilaku yang disarankan oleh petugas kesehatan.


Penghitungan tingkat kepatuhan dapat sebagai contoh bahwa

pelaksanaan program telah melaksanakan program sesuai standar.

Kepatuhan kunjungan dapat diartikan ketaatan dan tindakan yang

berkaitan dengan perilaku seseorang. Sedangkan kepatuhan kunjungsn

antenatal care dapat diartikan keturunan dalam kunjungan ke tempat

pelayanan kesehatan oleh ibu hamil sesuai dengan standar antenatal

care yang ditetapkan. Kepatuhan kunjungan antenatal care dapat di

ukur dengan melihat jumlah pemeriksaan kehamilan yang dilakukan

oleh ibu hamil, dikatakan patuh apabila pemeriksaan dilakukan setiap

bulan samapai usia kehamilan 6 bulan kemudian setiap 2 minngu

sampai usia 7 bulan dan setiap minggu saat kehamilan 8 bulan sampai

terjadi persalinan. (Manuaba, 1998).


b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan melakukan Antenatal

Care
Kepatuhan ibu hamil terhadap saran tenaga kesehatan

ditemukan oleh beberapa hal antara lain :


1) Dukungan keluarga atau orang terdekat
2) Biaya
3) Interaksi dengan tenaga kesehatan
c. Dampak dari Antenatal Care yang dilakukan tidak patuh
1) Ibu hami akan kurang mendapakan informasi tentang cara

perawatan kehamilan yang benar.


2) Tidak terdektesinya tanda bahaya kehamilan.
3) Tidak terdekteksinya penyulit persalinan sejak awal seperti

kelainan bentuk panggul atau kelainan pada tulang belakang,

atau kehamilan ganda.


4) Tidak terdektesinya anemia kehamilan yang dapat

menyebabkan saat kehamilan.


5) Tidak terdektisinya penyakit penyerta dan komplikasi selama

kehamilan seperti Preeklamsia, penyakit kronis seperti

penyakit jantung, paru-patu dan penyakit karena genetic seperti

Diabetes, Hipertensi atau cacat kongenetal.


Sehingga bila tidak ditangani atau bila tidak dilakukan

screening sejak awal, akan mengakibatkan komplikasi pada

saat hamil atau pada saat persalinan yang akan mengarah

kepada kematian baik ibu maupun janinnya.


4. Preeklampsia
a. Pengertian
Preeklampsia merupakan kumpulan gejala yang timbul pada

ibu hamil, bersalin, dan dalam masa nifas yang terdiri dari trias :

hipertensi, proteinuria, dan edema yang kadang-kadang disertai

konvulsi sampai koma. Ibu tersebut tidak menunjukkan tanda-tanda

kelainan-kelainan vascular atau hipertensi sebelunya (Mochtar 1998).


b. Etiologi
Menurut Walsh (2008), berbagi teori mengenai asal

preeklampsia telah diajukan, tetapi baru-baru ini tidak terdapat

penjelasan yang lengkap tentang penyebab gangguan ini. Respon


imun abnormal, gangguan endokrin, predisposisi genetik, kelebihan

atau kekurangan nutrisi, dan gannguan ginjal semua diajukan sebagai

hal yang berperan terjadinya preeclampsia.


c. Patofisiologi
Menurut Mochtar (1998), pada preeklampsia terjadi spasme

pembuluh darah sehingga tekanan darah akan naik sabagai usaha

untuk mengatasi kenaikan tekanan perifer agar oksigenisasi jaringan

dapat dicukupi.
Kenaikan berat badan dan edema yang disebabkan oleh

penimbunan air yang berlebihan dalam ruang intertisasi belum

diketahui sebabnya, mungkin karena retensi air dan garam. Proteinuria

dapat disebabkan oleh spasme arteriola sehingga terjadi perubahan

pada glomerulus.
d. Klasifikasi
1) Preeklampsia ringan dengan tanda dan gejala yang dipaparkan oleh

Sujiyatini,(2009) yaitu :
a) Kenaikan tekanan darah sistolik 30 mmHg atau lebih, distolik

15 mmHg atau lebih dari tekanan darah sebelum hamil pada

kehamilan 20 minggu atau lebih. Dapat pula ditunjukkan

dengan sistolik 140 mmHg sampai kurang dari 160 mmHg,

diastolic 90 mmHg sampai kurang dari 110 mmHg.


b) Proteinuria, berarti konsentrasi protein dalam air kencing

secara kuantitatif melebihi 0,3 gr/liter dalam 24 jam atau

secara kuantitatif (++).


c) Edema pada pretibia, dinding abdomen, lumbosakral, waja, dan tangan.
d) Kenaikan berat badan 1 kg atau lebih per minggu selama ( 2

minggu berturut-turut).
2). Preeklampsia dinyatakan berat bila ada satu diantara tanda dan

gejala berikut :
a) Hipertensi dengan tekanan darah 160/110 mmHg atau lebih di

ukur minimal 2 kali dengan jarak waktu 6 jam pada keadaan

istirahat.
b) Proteinuria 5 graam/24 jam atau lebih, (+++) atau (++++) pada

pemeriksaan kualitatif.
c) oliguria, urine 400ml/24 jam kurang.
d) Tanda gejala lain yaitu sakit kepala yang berat, masalah

penglihatan, perdangan kabur dan spasme arteri retina pada

funduskopi, nyeri epigastrium.


e) Adanya HELLP Syndrome ( Haemolysis, Elevated Liver

Enzym Low Platelet ).


e. Komplikasi
Menurut Manuaba (2004), komplikasi preeclampsia berat : solusio

plasenta; payah ginjal, payah jantung, payah paru yang disebabkan edema,

payah lever karena nekrosis; perdarahan otak; Hellp sindroma : hemolisis,

elevate lever ezyms, low platelet.


Efek pada janin/neonates : hambatan pertumbuhan janin, dimana

bayi yang dilahirkan kecil untuk masa kehamilan; gangguan hasil perinatal

lainnya: kelahiran preterm ( Cunningham 2006).

f. Penatalaksanan

1). Pencagahan
Preeklampsia dan Eklampsia merupakan kehamilan yang

berkelanjutan dengan penyebab yang sama. Oleh karena itu pencegahan

atau diagnosis dini mengurangi kejadian dan merupakan angka

kesakitan dan kematian. Untuk dapat menegakan diagnosis dini

diperlukan pengawasan kehamilan yang teratur dengan memperhatikan

kenaikan berat badan, kenaikan tekanan darah dan memperiksakan

urine untuk mengetahui adanya proteinuria.


Pemeriksaan antenatal care yang teratur dan bermutu serta teliti

mengenai tanda-tanda sedini mungkin ( Preeklampsia ringan ), lalu

diberikan pengobatan yang cukup supaya penyakit tidak menjadi lebih

berat.
Untuk mencegah kajadian Preeklampsia dapat dilakukan

nasehat tentang dan berkaitan dengan :


a) Diet-makanan
Makanana tinggi protein, tinggi karbohidrat, cukup vitamin dan

rendah lemak. Kurangi garam apabila berat badan bertambah atau

edema. Makanan berorientasi pada empat sehat lima sempurna.

Uuk meninggatkan jumlah protein dengan tambahan satu butir

telur setiap hari.


b). Cukup Istirahat
Istirahat yang cukup pada ibu hamil semakin tua dalam arti berkeja

seperlunya dan di sesuaikan dengan kemampuan. Lebih banyak

duduk atau berbaring kearah punggung jani sehingga aliran darah

menuju plasenta tidak mengalami gangguan.


c). Pengawasan antenatal
Bila terjadi perubahan dan gerakan janin dalam rahim segera

datang ketempat pemeriksaan. Keadaan yang memerlukan

perhatian. Uji kemungkinan Preeklampsia :


(1). Pemeriksaan tekanan darah
(2). Pemeriksaan tinggi fundus uteri
(3). Pemeriksaan kenaikan berat badan atau edema
(4). Pemeriksaan protein dalam urin
(5). Kalau mungkin dilakukan pemeriksaan fungsi ginjal,

fungsi hati, gambaran darah umum,dan pemeriksaan retina

mata.
(6). Penilaian kondisi janin dalam rahim
(7). Pemantauan tinngi fundus uteri
(8). Pemeriksaan janin : gerakan janin dalam rahim, denyut

jantung janin, pemantauan air ketuban.


B. Kerangka Konsep
Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka hubungan

konsep-konsep yang akan di amati atau di ukur melalui penelitian yang akan

dilakukan (Notoatmodjo, 2002).

Pengetahuan tentang
Kejadian
preeklampsia
Preeklampsia

Kepatuhan kunjungan
ANC
Gambar 2.1 Kerangka Konsep

C. Hipotesis
Hipotesis adalah kesimpulan sementara atau jawaban sementara

dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian (Hidayah, 2007).


Hipotesis pada penelitian ini adalah :
1. Ada hubungan pengetahuan tentang preeclampsia dengan kejadian

preeclampsia di puskesmas Tamban.


2. Ada hubungan kepatuhan melakukan kunjungan ANC dengan kejadian

preeclampsia di Puskesmas Tamban.

Anda mungkin juga menyukai