Sesuai dengan kasus, kepala ruangan tidak memiliki jadwal khusus untuk
melakukan supervise dan tidak memiliki check list supervise. Supervisi
merupakan bagian dari fungsi directing (penggerakkan/ pengarahan) dalam
fungsi manajemen yang berperan untuk mempertahankan agar segala kegiatan
yang telah diprogramkan dapat dilaksanakan dengan benar dan lancar. Supervisi
secara langsung memungkinkan manajer keperawatan menemukan berbagai
hambatan/ permasalahan dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruangan
dengan mengkaji secara menyeluruh factor - faktor yang mempengaruhinya dan
bersama dengan staf keperawatan untuk mencari jalan pemecahannya (Suarli
dkk, 2010).
Sukar seorang kepala ruangan untuk mempertahankan mutu asuhan
keperawatan tanpa melakukan kegiatan supervise, karena masalah-masalah
yang terjadi di unit keperawatan tidak seluruhnya dapat diketahui oleh kepala
ruangan melalui informasi yang diberikan oleh staf keperawatan yang mungkin
sangat terbatas tanpa melakukan supervisi keperawatan (Vonny, 2013).
Berdasarkan jurnal yang berjudul Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi,
Dan Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan 2013
oleh Yanti menunjukkan bahwa supervisi sangat diperlukan untuk perbaikan kerja
pendokumentasian asuhan keperawatan. Perhatian pimpinan dapat dilakukan
dalam bentuk bimbingan dan pengarahan dalam pelaksanaan tugas,
ketersediaan waktu atasan untuk mendengarkan saran-saran untuk
dipertimbangkan, dan sikap terbuka dalam menerima keluhan staf serta mencari
solusi untuk memberi bantuan atas permasalahan. Monitoring yang dilakukan
atasan langsung secara berkala juga dapat memacu perawat untuk bekerja lebih
baik. Supervisi dari bidang keperawatan sebaiknya dilakukan minimal sebulan
sekali untuk memberikan bimbingan. Supervisi yang dilakukan dengan benar
merupakan bentuk dukungan dari lingkungan untuk meningkatkan kualitas kerja
perawat (Yanti,2013).
Pelamar yang dapat diterima menjadi karyawan di rumah sakit harus terlebih
dahulu memenuhi kualifikasi yang ditetapkan oleh rumah sakit. Dalam pelaksaan
rekrutmen dan seleksi terdapat prosedur operasional baku mengenai rekrutmen
dan seleksi. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa hal yang mendasari
diadakannya rekrutmen adalah karena kebutuhan perawat dari unit tertentu,
tahap pertama pelaksanaan rekrutmen tenaga keperawatan adalah
mengidentifikasi peluang kerja melalui perencanaan SDM tenaga keperawatan
atau kebutuhan dari seksi keperawatan. Perencanaan rekrutmen bertujuan untuk
menentukan tipe kandidat setelah terencana kemudian dilakukan penentuan
sumber-sumber rekrutmen, metode rekrutmen, dan dilakukan proses seleksi.
(Endang,2009).
DAFTAR PUSTAKA
Endang, O. Gambaran sistem rekrutmen dan seleksi perawat di Rumah Sakit
Haji Jakarta. Jurnal Manajemen FKM UI 2009.
Handoko, T. 1996. Manajemen sumber daya manusia. Yogyakarta : BPFE
Suarli, S. Bahtiar, Y. 2010. Manajemen Keperawatan dengan pendekatan praktis.
Jakarta. Penerbit Erlangga
Yanti I.R, Bambang E.W. Hubungan Karakteristik Perawat, Motivasi, Dan
Supervisi Dengan Kualitas Dokumentasi Proses Asuhan Keperawatan.
Jurnal Manajemen Keperawatan. 2013, (1) no 2
Vonny M, Peran Kepala Ruangan Melakukan Supervisi Perawat Dengan
Penerapan Patient Safety Di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit. Jurnal
Manajemen Keperawatan. 2013, 2-4