Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN TENAGA PERAWAT

DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DIRUANG RAWAT INAP


PUSKESMAS WONOSEGORO I BOYOLALI

NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan

Disusun Oleh :
ANITA SANTI WIDYASTUTI
J 210.110.207

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2013
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 0
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA MUTU PELAYANAN TENAGA KEPERAWATAN


DENGAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
PUSKESMAS WONOSEGORO 1 BOYOLALI

Anita Santi Widyastuti.*


Arif Widodo A.Kep.,M.Kes **
Dian Hudiyawati S.Kep.,Ns ***

Abstrak

Mutu pelayanan keperawatan sebagai indikator kualitas pelayanan kesehatan menjadi


salah satu faktor penentu citra institusi pelayanan kesehatan di mata masyarakat. Hal ini terjadi
karena keperawatan merupakan kelompok profesi dengan jumlah terbanyak, paling depan dan
terdekat dengan penderitaan, kesakitan, serta kesengasaraan yang dialami pasien dan
keluarga. Salah satu indikator dari mutu pelayanan keperawatan itu adalah apakah pelayanan
keperawatan yang diberikan itu memuaskan pasien atau tidak. Pelayanan keperawatan
merupakan salah satu faktor penentu baik buruknya mutu dan citra tempat pelayanan
kesehatan, sehingga akan dapat mempengaruhi kepuasan pasien. Tujuan penelitian ini adalah
untuk mengetahui hubungan antara mutu pelayanan tenaga perawat dengan tingkat kepuasan
pasien rawat inap di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. Penelitian ini adalah penelitian
deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah 85 pasien
rawat inap di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. Teknik pengolahan data menggunakan teknik
korelasi Rank Spearman. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka kesimpulan dari
penelitian ini adalah: (1) mutu pelayanan perawat di Puskesmas I Wonosegoro Boyolali
rata-rata adalah sedang, (2) kepuasan pasien di Puskesmas I Wonosegoro Boyolali rata-rata
adalah sedang, (3) terdapat hubungan yang signifikan antara mutu pelayanan perawat dengan
kepuasan pasien di Puskesmas I Wonosegoro Boyolali, yaitu semakin baik mutu pelayanan
perawat, maka tingkat kepuasan pasien semakin meningkat.

Kata kunci: mutu pelayanan, kepuasan pasien.


Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 1
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

RELATIONSHIP BETWEEN QUALITY OF NURSING CARE WITH LEVEL OF PATIENT


SATISFACTION IN THE PUBLIC HEALTH CENTER WONOSEGORO 1 BOYOLALI

Anita Santi Widyastuti.*


Arif Widodo A.Kep.,M.Kes **
Dian Hudiyawati S.Kep.,Ns ***

Abstract

Quality of nursing care as an indicator of the quality of health care to be one of the
factors determining the image of health care institutions in the public area. Because nursing is
the profession with the highest number,front and the closest to the suffering and illness
experienced by patients and families. One of indicator from the quality of nursing care is
weather the nursing services provided was satisfactory patient or not. Nursing care is one of
indicator for quality and image of the health service, so it can influence patient satisfaction. The
purpose of this research was to determine the relationship between quality of nursing care and
level of patient satisfaction in Public Health Center Wonosegoro 1 Boyolali. This research is a
descriptive study with cross sectional korelasional. The research sample was 85 patients at
Public Health Centers Wonosegoro 1 Boyolali. Data processing techniques use Spearman Rank
Correlation Techniques. Based on the results of research and discussion, the conclusions of
this study are: (1) the quality of nursing care in the public health center Wonosegoro 1 Boyolali
average is moderate, (2) patient satisfaction in the public health center Wonosegoro 1 Boyolali
average is moderate, (3) there are significant relationship between the quality of nursing care
with level of patient satisfaction in the public health center Wonosegoro 1 Boyolali, if the quality
of nursing services is good, the level of patient satisfaction will increase.

Key words: quality of nursing care, level of patient satisfaction.

.
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 2
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

PENDAHULUAN pelaksanaan untuk memenuhi standar


pelayanan kesehatan dan akhirnya akan
Pada saat ini Puskesmas telah
tersusun suatu standar kerja berdasarkan
didirikan di hampir seluruh pelosok tanah air.
informasi terkini, teknologi dan harapan
Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
pasien. Kegiatan ini akan berulang terus,
Puskesmas diperkuat dengan Puskesmas
menemukan masalah, menentukan
Pembantu serta Puskesmas keliling. Kecuali
penyebab masalah dan melaksanakan
itu untuk daerah yang jauh dari sarana
tindakan perbaikan dan memantau hasil,
pelayanan rujukan, Puskesmas dilengkapi
sehingga tercipta upaya peningkatan mutu
dengan fasilitas rawat inap. Jumlah
pelayanan kesehatan puskesmas yang
Puskesmas pada tahun 2002 tercatat
berkesinambungan (Pohan, 2003).
sebanyak 7.277 unit, Puskesmas Pembantu
21.587 unit, Puskesmas Keliling 5.084 unit Mutu pelayanan keperawatan sebagai
(perahu 716 unit, Ambulance 1.302 unit). indikator kualitas pelayanan kesehatan
Sedangkan Puskesmas yang telah menjadi salah satu faktor penentu citra
dilengkapi dengan fasilitas rawat inap institusi pelayanan kesehatan di mata
tercatat sebanyak 1.818 unit (Departemen masyarakat. Hal ini terjadi karena
Kesehatan, 2004). Peningkatan jumlah keperawatan merupakan kelompok profesi
Puskesmas ditandai dengan peningkatan dengan jumlah terbanyak, paling depan dan
rasio Puskesmas dari 3,65 per 100.000 terdekat dengan penderitaan, kesakitan,
penduduk pada tahun 2007 (DepKes RI, serta kesengasaraan yang dialami pasien
2008). dan keluarga. Salah satu indikator dari mutu
pelayanan keperawatan itu adalah apakah
Peningkatan mutu Puskesmas
pelayanan keperawatan yang diberikan itu
merupakan tuntutan nyata masyarakat
memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan
karena jumlah kunjungan puskesmas sejak
merupakan perbandingan antara kualitas
tahun 1997 semakin menurun. Penetapan
jasa pelayanan yang didapat dengan
prioritas oleh masing-masing Puskesmas
keinginan, kebutuhan dan harapan (Tjiptono,
merupakan langkah awal untuk
2001). Pasien sebagai penggunan jasa
pengembangan program menjaga Mutu
pelayanan keperawatan menuntut
Pelayanan Kesehatan Puskesmas.
pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
Peningkatan komitmen dan dukungan
haknya, yakni pelayanan keperawatan yang
pegawai puskesmas perlu terus
bermutu dan paripurna. Pasien akan
dikembangkan agar dapat meningkatkan
mengeluh bila perlakuan caring yang
proses kerja dengan menyusun standar
dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan
pelayanan kesehatan puskesmas yang
bagi dirinya.
realistis dan sesuai dengan kebutuhan lokal
dan kemudian memantau kemajuannya. Keperawatan sering disebut juga
Dengan kata lain, jaminan mutu pelayana ujung tombak dari pelayanan yang ada di
kesehatan puskesmas dilakukan melalui Rumah sakit maupun Puskesmas rawat
pendekatan siklus pemecahan masalah inap, sebagai pelaksana asuhan
(problem solving cycle) serta mata rantai keperawatan, perawat selama 24 jam
peningkatan mutu dengan penilaian kinerja berada di dekat pasien, sehingga perawat
yang berkesinambungan. Jaminan mutu memegang peranan yang cukup dominan
pelayanan kesehatan puskesmas dimulai dalam rangka memberikan kepuasan
dengan membentuk gugus kendali mutu kepada pelanggan atau pasien. Pelayanan
pelayanan kesehatan puskesmas yang akan keperawatan bersifat komprehensif,
melakukan identifikasi masalah, kemudian mencakup pelayanan bio- psiko- sosio-
mancari penyebab masalah dan pada saat kultural dan spiritual. Dalam kepuasan hal
yang sama melakukan pemantauan terpenting adalah persepsi pelanggan,
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 1
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

bukan hal-hal yang aktual seperti yang dokter. Dari 14 tempat tidur tersebut
dipikirkan produsen atau pemberi jasa, rata-rata dalam sehari terdapat 8 pasien dan
sehingga masyarakat sering menilai baik rata-rata lama perawatannya 3 hari. Jadwal
buruknya pelayanan di instalasi rawat inap perawat hanya terbagi dua shif yaitu pagi
tergantung bagaimana kinerja dari perawat dan siang. Shif siang biasanya dilanjut shift
(Nursalam, 2002). malam.
Menurut pedoman teknis sarana Menurut perawat setempat selama ini
prasarana bangunan instalasi rawat inap belum ada penelitiana di Puskesmas
departemen kesehatan RI seketariat jendral Wonosegoro 1 Boyolali tentang mutu
ruang rawat inap untuk pasien memerlukan pelayanan tenaga perawat terhadap
asuhan dan pelayanan keperawatan yang kepuasan pasien. Berdasarkan hasil
berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk wawarncara kepada 10 pasien didapatkan 8
ruang rawat inap memiliki ruang pos dari 10 pasien mengatakan tidak puas
perawat, ruang konsultasi, ruang tindakan, dengan pelayanan yang diberikan oleh
ruang administrasi, ruang dokter, ruang perawat. Ketidakpuasan pasien yaitu
loker, ruang kepala rawat inap, ruang linen perawat yang kurang tanggap dengan
bersih dan kotor, spoolhoek, kamar mandi, keluhan pasien, perawat tidak selalu
bangunan gedung yang kokoh, serta sarana memberikan informasi kepada pasien
prasarana yang menunjang seperti sistem sebelum melakukan tindakan, kurangnya
kelistrikan, sistem proteksi kebakaran, komunikasi antara perawat dan pasien,
sistem sanitasi, sistem ventilasi, sistem pasien tidak puas dengan fasilitas
pembuangan. pelayanan yang kurang memadahi. Disisi
lain pelayanan yang baik dari perawat
Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali
sangat dibutuhkan pasien, karena dapat
adalah suatu puskesmas yang terletak di
membantu proses penyembuhan pasien.
daerah yang jauh dari rumah sakit, dimana
Sehingga berdasarkan fenomena tersebut
pelayananan kesehatannya sangat
peneliti tertarik ingin mengetahui adakah
dibutuhkan khususnya masyarakat di daerah
hubungan antara mutu pelayanan tenaga
tersebut maupun daerah sekitar.
perawat dengan tingkat kepuasan pasien
Data kunjungan pasien di ruang rawat rawat inap di Puskesmas Wonosegoro 1
inap Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali Boyolali.
dalam tiga tahun terakhir tercatat tahun
Berdasarkan pada latar belakang
2009 jumlah 1065, APS 104, rujuk 77.
masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
Tahun 2010 jumlahnya 1028, APS 108,
maka tujuan penelitian ini adalah
rujuk 128. Tahun 2011 jumlahnya 614, APS
mengetahui hubungan antara mutu
71, rujuk 99 (Rekam Medik Puskesmas
pelayanan tenaga perawat dengan tingkat
Wonosegoro Boyolali, 2012).
kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas
Puskesmas Wonosegoro 1 adalah Wonosegoro 1 Boyolali.
puskesmas yang memiliki ruang rawat inap.
Karena letaknya jauh dari rumah sakit
LANDASAN TEORI
rujukan maka Puskesmas Wonoserogo 1 ini
dilengkapi dengan ruang rawat inap.
Tinjauan Pustaka
Dengan adanya puskesmas rawat inap ini,
bertujuan agar masyarakatnya dapat lebih
Mutu Pelayanan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
Mutu pelayanan kesehatan adalah
berada dipuskesmas. Ruang inap
derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan
menyediakan 14 tempat tidur pasien dan
yang sesuai dengan standar profesi dan
perawat khusus rawat inap yang berjumlah 8
standar pelayanan dengan menggunakan
perawat tetap, 1 perawat kontrak serta 2
potensi sumber daya yang tersedia di rumah
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 2
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

sakit atau puskesmas secara wajar, efisien Menurut pendapat pakar mutu dari
dan efektif serta diberikan secara aman dan berbagai sudut pandang, dapat dirangkum
memuaskan secara normal, etika, hukum, sembilan dimensi mutu, yaitu :
dan sosial budaya dengan memperhatikan 1) Manfaat: pelayanan kesehatan yang
keterbatasan dan kemampuan pemerintah, diberikan menunjukkan manfaat dan
serta masyarakat konsumen (Satrianegara, hasil yang diinginkan.
2009). 2) Ketepatan: pelayanan kesehatan yang
Mutu pelayanan kesehatan adalah diberikan relevan dengan kebutuhan
kesesuaian pelayanan kesehatan dengan pasien dan sesuai dengan standar
standar profesi dengan memanfaatkan keprofesian.
sumber daya yang ada secara baik, 3) Ketersediaan: pelayanan kesehatan
sehingga kebutuhan pelanggan dan tujuan yang dibutuhakan tersedia.
untuk mencapai derajat kesehatan yang 4) Keterjangkauan: pelayanan kesehatan
optimal dapat tercapai (Bustami, 2011). yang diberikan dapat dicapai dan
Mutu pelayanan adalah derajat mampu dibiayai pasien.
pemberian pelayanan secara efisien dan 5) Kenyamanan: pelayanan kesehatan
efektif sesuai dengan standar profesi, dalam suasanan yang nyaman.
standar pelayanan yang dilaksanakan 6) Hubungan intrapersonal: pelayanan
secara menyeluruh sesuai dengan kesehatan yang diberikan
kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi memperlihatkan komunikasi, rasa
tepat guna dan hasil penelitian dalam hormat, perhatian dan empati yang baik.
pengembangan pelayanan kesehatan/ 7) Waktu: pelayanan kesehatan yang
keperawatan sehingga tercapai derajat diberikan memperlihatkan waktu tunggu
kesehatan yang optimal (Nursalam, 2011). pasien dan tepat waktu sesuai
perjanjian.
Dimensia Mutu 8) Kesinambungan: pelayanan kesehatan
Jaminan mutu didefinisikan dalam yang diberikan dilaksanakan secara
lokakarya tentang jaminan mutu yang berkesinambungan, pasien yang
diselenggarakan di Cisarua 1991 yaitu suatu memerlukan tindak lanjut perawatan
proses pengukuran derajat kesempurnaan perlu ditindak lanjuti.
penampilan kerja, dibandingkan dengan 9) Legitimasi dan akuntabilitas: pelayanan
standard dilakukan tindakan perbaikan yang kesehatan yang diberikan dapat
sistematis dan berkesinambungan, untuk dipertanggungjawabkan baik dari aspek
mencapai mutu penampilan kerja yang medik maupun askep hukum (Sulaeman,
optimum, sesuai standar dan sumber daya 2009).
yang ada. Dimensi-dimensi yang dikemukakan
Prinsip pendekatan jaminan mutu terdiri diatas, berbagai dimensi dalam versi lain
atas: 1) bekerja dalam tim, 2) memberikan banyak dikemukakan oleh para ahli mutu.
fokus perubahan pada proses, 3) Parasuraman, Zeithaml, dan Berry 1985
mempunyai orientasi kinerja pada menggabungkan beberapa dimensi menjadi
pelanggan 4) pengambilan keputusan satu yaitu:
berdasarkan data, 5) adanya komitmen 1) Reliabilitas (reliability) adalah
pimpinan dan keterlibatan staf dalam kemampuan memberikan pelayanan
perbaikan proses pelayanan. Jika kelima dengan segera, tepat (akurat) dan
prinsip tersebut dapat dirasakan dan memuaskan. Secara umum dimensia
dibuktikan keberadaanya di suatu reliabilitas merefleksikan konsistensi dan
Puskesmas, maka dapat dikatakan bahwa kehandalan (hal yang dapat dipercaya
Puskesmas itu telah menerapkan dan bertanggung jawabkan) dari
prinsip-prinsip jaminan dalam penyedia pelayanan. Dengan kata lain,
manajemennya. reliabilitas berarti sejauh mana jasa
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 3
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

mampu memberikan apa yang telah


dijanjikan kepada pelanggannya dengan
memuaskan. Hal ini berkaitan pelayanan Pengukuran Mutu Pelayanan
yang sama dari waktu ke waktu, apakah Menurut Donabedian 1999, mutu
perusahaan/instansi memenuhi janjinya, pelayanan dapat diukur dengan
membuat catatan yang akurat, dan mengunakan tiga variable, yaitu input,
melayani secara benar. proses dan output/ outcome
2) Daya tanggap (responsiveness) yaitu 1) Input adalah segala sumber daya yang
keinginan para karyawan/staf membantu diperlukan untuk melaksanakan kegiatan
semua pelanggan serta keinginan dan seperti tenaga, dana obat, fasilitas
melaksanakan pemberian pelayanan peralatan, teknologi, organisasi dan
dengan tanggap. Dimensi ini menekan informasi.
pada sikap dari penyedia jasa penuh 2) Proses adalah ineraksi professional
perhatian, cepat dan tepat dalam antara pemberi pelayanan dengan
menghadapi permintaan, pertanyaan, konsumen (pasien dan masyarakat).
keluhan dan masalah dari masalah Setiap tindakan medis/ keperawatan
pelanggan. Dimensi ketanggapan ini harus selalu mempertimbangkan nilai
merefleksikan komitmen perusahaan yang dianut pada diri pasien.
atas instansi untuk memberikan 3) Output / outcome adalah hasil pelayanan
pelayanan yang tepat pada waktunya kesehatan atau pelayanan keperawatan,
dan persiapan perusahaan/ instansi yaitu berupa perubahan yang terjadi
sebelum memberikan pelayanan. pada konsumen termasuk kepuasan diri
3) Jaminan (assurance) artinya karyawan/ konsumen. Tanpa mengukur hasil kinerja
staf memiliki kompotensi, kesopanan rumah sakit/ keperawatan tidak dapat
dan dapat dipercaya, bebas dari bahaya, diketahui apakah input dan proses yang
serta bebas dari resiko dan baik telah menghasilkan output yang
keragu-raguan. Dimensi-dimensi ini baik pula. (Nursalam, 2011)
merefleksikan kompetensi perusahaan,
keramahan (sopan santun) kepada Kepuasan Pasien
pelanggan, dan keamanan operasinya. Kepuasan adalah perasaan senang atau
Kompetensi ini berkaitan dengan kecewa seseorang yang muncul setelah
pengetahuan dan ketrampilan dalam membandingkan antara presepsi atau
memberikan jasa. kesannya terhadap kinerja atau hasil suatu
4) Empati (empathy) dalam hal ini produk dan harapan-harapannya (Kotler,
karyawan/ staf mampu menempatkan 2004). Kepuasan pasien adalah persepsi
dirinya pada pelanggan, dapat berupa pasien bahwa harapannya telah terpenuhi
kemudahan dalam menjalin hubungan atau terlampaui (Gerson, 2004). Sedangkan
dan komunikasi termasuk perhatiannya kepuasan pasien berhubungan dengan mutu
terhadap para pelanggannya, serta pelayanan rumah sakit. Dengan mengetahui
dapat memahami kebutuhan dari tingkat kepuasan pasien, manajemen rumah
pelanggan. Dimensi ini menunjukkan sakit dapat melakuakan peningkatan mutu
derajat perhatian yang diberikan kepada pelayanan. Prosentase pasien yang
setiap pelanggan dan merefleksikan menyatakan puas terhadap pelayanan
kemampuan pekerja (karyawan) untuk berdasarkan hasil survai dengan instrument
menyelami perasaan pelanggan. yang berlaku (Indikator Kinerja Rumah Sakit,
5) Bukti fisik atau bukti langsung (tangible) Depkes RI Tahun 2005).
dapat berupa ketersediaan sarana dan
prasarana termasuk alat yang siap pakai Faktor-faktor yang mempengaruhi
serta penampilan karyawan/ staf yang kepuasan pasien
menyenangkan. (Bustomi, 2011). Tjiptono (2005) mengungkapkan bahwa
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 4
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

kepuasan pasien ditentukan oleh beberapa memberikan penanganan yang cepat


faktor antara lain, yaitu : dan kompetensi yang tinggi terhadap
1) Kinerja keluhan pasien sewaktu-waktu.
Kinerja (performance), pelayanan inti 7) Estetika, merupakan daya tarik rumah
yang telah diterima sangat berpengaruh sakit yang dapat ditangkap oleh panca
pada kepuasan yang dirasakan. Wujud indra. Misalnya: keramahan perawat,
dari kinerja ini misalnya : kecepatan, peralatan rumah sakit yang lengkap dan
kemudahan dan kenyamanan moderen, desain arsitektur rumah sakit,
bagaimana perawat dalam memberikan dekorasi kamar, kenyamanan ruang
jasa pengobatan terutama keperawatan tunggu, taman yang indah dan sejuk dan
pada waktu penyembuhan yang relatif sebagainya.
cepat, kemudahan dalam memenuhi 8) Kualitas yang dipresepsikan ( perceived
kebutuhan pasien dan kenyamanan quality ), citra dan reputasi rumah sakit
yang diberikan yaitu dengan serta tanggung jawab rumah sakit.
memperhatikan kebersihan, keramahan Bagaimana kesan yang diterima pasien
dan kelengkapan peralatan rumah sakit. terhadap rumah sakit tersebut terhadap
2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan prestasi dan keunggulan rumah sakit
(features), titik sekunder atau daripada rumah sakit lainnya dan
karakteristik pelengkap yang dimiliki oleh tanggung jawab rumah sakit selama
jasa pelayanan, misalnya : kelengkapan proses penyembuhan baik dari pasien
interior dan eksterior seperti televisi, AC, masuk sampai pasien keluar rumah sakit
sound system dan sebagainya. dalam keadaan sehat.
3) Kehandalan ( reliability ), sejauh mana
kemungkinan kecil akan mengalami Faktor-faktor yang berpengaruh
ketidakpuasan atau ketidaksesuaian terhadap presepsi pasien atas suatu
dengan harapan atas pelayanan yang pelayanan (Rangkunti, 2006)
diberikan. Hal ini dipengaruhi oleh 1) Harga
kemampuan yang dimiliki oleh perawat Harga yang rendah menimbulkan
didalam memberikan jasa presepsi pelayanan kesehatan yang
keperawatannya yaitu dengan tidak berkualitas. Harga yang terlalu
kemampuan dan pengalaman yang baik rendah menimbulkan presepsi pengguna
terhadap memberikan pelayanan pelayanan kesehatan tidak percaya
keperawatan dirumah sakit. kepada pemberi pelayanan. Sebaliknya
4) Kesesuaian dengan spesifikasi ( harga yang tinggi menimbulkan presepsi
conformance to spesification ), yaitu pelayanan tersebut berkualitas. Harga
sejauh mana karakteristik pelayanan yang terlalu tinggi menimbulkan presepsi
memenuhi standar-standar yang telah pemberi pelayanan kesehatan tidak
ditetapkan sebelumnya. Misalnya : percaya kepada pengguna pelayanan
standar keamanan dan emisi terpenuhi kesehatan.
seperti peralatan pengobatan. 2) Citra
5) Daya tahan ( durability ), berkaitan Citra yang buruk menimbulkan presepsi
dengan beberapa lama produk tersebut pelayanan kesehatan tidak berkualitas,
digunakan. Dimensia ini mencakup umur sehingga pengguna pelayanan
teknis maupun umur ekonomis dalam kesehatan mudah marah untuk
penggunaan peralatan rumah sakit, kesalahan kecil sekalipun. Sedangkan
misalnya: peralatan bedah, alat citra yang baik menimbulkan presepsi
transportasi dan sebagainya. pelayanan kesehatan yang berkualitas,
6) Service abilitiy, meliputi kecepatan, sehingga pengguna pelayanan
kompetensi, serta keluhan. Pelayanan kesehatan memaafkan sesuatu
yang diberikan oleh perawat dengan kesalahan, meskipun tidak untuk
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 5
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

kesalahan selajutnya. sesungguhnya.


5) Kesenjangan persepsi perbedaan
3) Tahap Pelayanan antara apa yang benar benar
Kepuasan pengguna pelayanan diserahkan dengan apa yang dianggap
kesehatan ditentukan oleh beberapa oleh pelanggan telah mereka terima
jenis pelayanan yang didapatkan oleh (karena mereka tidak dapat menilai
pengguna pelayanan kesehatan selama kualitas jasa secara akurat).
menggunakan beberapa tahap 6) Kesenjangan interpersonal perbedaan
pelayanan tersebut. Ketidakpuasan yang antara apa yang sesungguhnya
diperoleh pada tahap awal pelayanan dijanjikan penyediaan jasa dalam upaya
menimbulkan presepsi berupa kualitas upaya komunikasinya dengan apa
pelayanan yang buruk pada tahap yang pelanggan pikir telah dijanjikan
pelayanan selanjutnya, sehingga dalam komunikasi tersebut.
pengguna pelayanan kesehatan merasa 7) Kesenjangan jasa perbedaan antar
tidak puas dengan pelayanan secara apa yang diharapkan pelanggan akan
keseluruhan. mereka terima dengan persepsi mereka
4) Momen Pelayanan (Situasi Pelayanan) terhadap jasa yang benar-benar
Situasi pelayanan dikaitkan dengan diserahkan.
kondisi internal pengguna pelayanan
kesehatan sehingga mempengaruhi Manfaat Kepuasan Pelangan/ Pasien
kinerja pelayanan. Kinerja pelayanan Kepuasan pelanggan atau pasien dapat
ditentukan oleh pelayan, proses memberikan manfaat seperti yang
pelayanan dan lingkungan fisik dimana dikemukakan oleh (Tjiptono, 2003)
pelayanan diberikan. diantaranya adalah sebagai berikut :
1) Hubungan antara institusi dengan
Faktor-faktor yang mempengaruhi pelanggan menjadi harmonis
ketidakpuasan pasien 2) Memberikan pengamalan yang baik
Menurut Lovelock dan Wright (2005) ada untuk selanjutnya
tujuh kesenjanagan dalam kualitas jasa 3) Terciptanya loyalitas pelanggan
yang dapat menyebabkan ketidakpuasan 4) Membentuk suatu rekomendasi dari
pelanggan, yaitu: mulut ke mulut yang menguntungkan
1) Kesenjangan pengetahuan-perbedaan bagi institusi.
antara apa yang diyakini penyedia jasa 5) Citra institusi menjadi lebih baik dimata
akan harapan dan kebutuhan pelanggan pelanggan
dibandingkan dengan harapan 6) Laba yang diperoleh dapat meningkat
pelanggan yang sesungguhnya. Yang
muncul biasanya adalah under estimate Kerangka Konsep
atau over estimate. V. Bebas V. Terikat
2) Kesenjangan standar perbedaan
antara presepsi manajemen dengan Mutu Pelayanan
pelanggan mengenai harapan Kepuasan Pasien
pelanggan, sehingga standar kualitas 1. Mutu pelayanan
1. Kepuasan tinggi.
yang ditatapkan tidak sesuai. tinggi.
3) Kesenjangan penyerahan perbedaan 2. Kepuasan sedang.
antara standar penyerahan yang 2. Mutu pelayanan
ditentukan dengan kinerja sedang. 3. Kepuasan rendah.
sesungguhnya.
4) Kesenjangan komunikasi internal 3. Mutu pelayanan
perbedaan antara apa yang dijanjikan/ rendah.
diucapkan dengan realisaasi yang
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 6
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

uji korelasi Rank Spearman.


Gambar 1. Kerangka Konsep
Hipotesis HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Ho : Tidak ada hubungan antara mutu Analisis Univariat


pelayanan tenaga perawat dengan
tingkat kepuasan pasien. Mutu Perawat
Ha : Ada hubungan antara mutu Mutu Perawat
pelayanan tenaga perawat dengan 80% 74%

tingkat kepuasan pasien. 70%


60%

Persentase
METODELOGI PENELITIAN 50%
40%
30%
20% 15%
11%
Rancangan Penelitian 10%
0%

Penelitian ini merupakan penelitian Rendah Sedang


Ketegori
Tinggi

kuantitatif, desain penelitian digunakan


diskriptif korelasi yaitu rancangan penelitian Gambar 1. Tingkat Mutu Perawat
yang bermaksud untuk mencari hubungan 2 Puskesmas Wono segoro I
variabel (Arikunto, 2010). Boyolali
Pengumpulan data penelitian
menggunakan angket / kuesioner, melalui Berdasarkan data pada gambar 1
pendekatan cross sectional. Penelitian ini di menunjukkan bahwa mutu perawat di
lakukan dengan membuat gambaran Puskesmas Wonosegoro I Boyolali menurut
tentang suatu keadaan secara objektif untuk responden termasuk kategori sedang yaitu
mempelajari dinamika korelasi antara faktor sebanyak 63 responden (74%), selanjutnya
resiko dengan efek, dengan cara tinggi sebanyak 13 responden (15%), dan
pengumpulan data sekaligus pada satu saat rendah sebanyak 9 responden (11%).
(Notoatmodjo, 2005).
Kepuasan pasien
Populasi dan Sampel Kepuasan Pasien

80% 75%
Populasi dalam penelitian ini adalah 70%
60%
semua pasien di ruang rawat inap
Persentase

50%
40%
Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali, 30% 19%
20%
sejumlah 614 pasien yang di dapat dari 10%
6%
0%
dokumentasi keparawatan ruang rawat inap Rendah Sedang Tinggi

pada tahun 2011. Ketegori

Sampel penelitian adalah 85 pasien Gambar 2. Tingkat Kepuasan Pasien


rawat inap inap Puskesmas Wonosegoro 1 Puskesmas Wono segoro I
Boyolali. Boyolali

Instrumen Penelitian Berdasarkan data pada gambar 2


Penelitian ini menggunakan alat ukur tentang kepuasan pasien menunjukkan
berupa kuesioner. sebagian besar pasien menyatakan
kepuasannya dalam kategori sedang yaitu
Analisis Data sebanyak 64 responden (75%), selanjutnya
tinggi sebanyak 16 responden (19%), dan
Analisa data pada penelitian ini adalah rendah sebanyak 5 responden (6%).
univariat dan bivariat. Analisis univariat
menggunakan tabel atau grafik, sedangkan
analisis bivariat hubungan dukungan
keluarga terhadap kepatuhan menggunakan
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 7
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

Koefiesien korelasi adalah positif (+), artinya


bahwa hubungan mutu pelayanan tenaga
Analisis Bivariat perawat dan kepuasan pasien adalah
searah, yaitu semakin tinggi mutu pelayanan
Tabel 1. Hubungan Mutu Pelayanan tenaga perawat, maka tingkat kepuasan
dengan Kepuasan Pasien pasien juga meningkat. Berdasarkan
KepuasanPasien koefisien korelasi (0,429) maka hubungan
Renda Sedan Ting mutu pelayanan tenaga perawat dengan
h g gi kepuasan pasien adalah cukup kuat.
F % F % F % F %
Rendah 1 11 8 89 0 0 9 10 PEMBAHASAN
0
Sedang 3 5 53 84 7 11 63 10 Mutu Perawat
0 Distribusi mutu pelayanan perawat
Tinggi 1 8 3 23 9 69 13 10 di Puskesmas Wonosegoro I Boyolali
0 menurut responden sebagian besar
Total 5 6 64 75 16 19 85 10 termasuk kategori sedang yaitu sebanyak 63
0 responden (74%), selanjutnya tinggi
rhitung = 0,429 sebanyak 13 responden (15%), dan rendah
p-value = 0,000 sebanyak 9 responden (11%).
Kesimpul = H0ditolak Hasil penelitian menunjukkan bahwa
an sebagian besar masyarakat pengguna jasa
rawat inap di Puskesmas Wonosegoro I
Distribusi hubungan mutu pelayanan Boyolali menyatakan bahwa mutu pelayanan
dengan kepuasan pasien menunjukkan yang diterimanya dari puskesmas adalah
pasien dengan persepsi mutu perawat cukup baik. Beberapa hal yang
rendah sebagian besar memiliki kepuasan menunjukkan mutu pelayanan di
sedang yaitu sebanyak 8 responden (89%) Puskesmas dimulai dari memberikan
dan rendah sebanyak 1 responden (11%). pelayanan dengan segera, perawat
Selanjutnya responden yang menganggap memberikan informasi secara lengkap dan
mutu perawat sedang sebagian besar jelas tentang kondisi kesehatan pasien,
memiliki kepuasan dalam kategori sedang perawat selalu siap dan bertanggung jawab
yaitu sebanyak 53 responden (84%), terhadap perkembangan kesehatan pasien,
selanjutnya tinggi sebanyak 7 responden komunikasi petugas dengan pasien dan
(11%) dan rendah sebanyak 3 responden keluarga.
(5%). Sedangkan pada mutu perawat tinggi Mutu pelayanan keperawatan adalah
sebagian besar memiliki kepuasan dalam hasil kinerja yang ditampilkan perawat.
kategori tinggi yaitu sebanyak 9 responden Beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja
(69%), selanjutnya sedang sebanyak 3 perawat dalam pelayanan keperawatan
responden (23%), dan rendah sebanyak 1 berupa faktor internal yaitu kemampuan dan
responden (8%). motivasi, serta faktor eksternal meliputi usia,
Hasil uji korelasi Rank Spearman pengetahuan, tingkat pendidikan,
diperoleh nilai rhitung sebesar 0,429 dengan pengalaman kerja, lama kerja dan
tingkat signifikansi (p-value) 0,000.Nilai lingkungan kerja (Suryabrata, 2006).
p-value lebih kecil dari 0,05 (0,000 < 0,05)
sehingga keputusan uji adalah H0 ditolak, Kepuasan pasien
sehingga disimpulkan terdapat hubungan Tingkat kepuasan pasien
antara mutu pelayanan tenaga perawat menunjukkan sebagian besar pasien
dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap menyatakan kepuasannya dalam kategori
di Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali. sedang yaitu sebanyak 64 responden (75%),
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 8
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

selanjutnya tinggi sebanyak 16 responden merupakan perbandingan antara kualitas


(19%), dan rendah sebanyak 5 responden jasa pelayanan yang didapat dengan
(6%). Distribusi kepuasan pasien terhadap keinginan, kebutuhan dan harapan (Tjiptono,
rawat inap antara lain pelayanan yang 2001).Pasien sebagai penggunan jasa
mereka dapatkan selama rawat inap, pelayanan keperawatan menuntut
kepedulian perawat kepada pasien, dan pelayanan keperawatan yang sesuai dengan
kesediaan perawat untuk meluangkan waktu haknya, yakni pelayanan keperawatan yang
berbicara dengan pasien. Hal tersebut bermutu dan paripurna.Pasien akan
sesuai dengan pendapat Nursalam (2002) mengeluh bila perlakuan caring yang
menyatakan bahwa tingkat kepuasan adalah dirasakan tidak memberikan nilai kepuasan
suatu fungsi dari perbedaan antara bagi dirinya.
penampilan yang dirasakan dan harapan. Keperawatan sering disebut
Ketika pasien merasa bahwa harapannya jugaujung tombak dari pelayanan yang ada
tentang komunikasi dengan perawat di Rumah sakit maupun Puskesmas rawat
tercapai maka pasien tersebut telah merasa inap, sebagai pelaksana asuhan
puas, demikian sebaliknya, jika harapan keperawatan, perawat selama 24 jam
pasien tentang komunikasi dengan perawat berada di dekat pasien, sehingga perawat
tidak tercapai, maka pasien tersebut tidak memegang peranan yang cukup dominan
merasa puas. dalam rangka memberikan kepuasan
kepada pelanggan atau pasien. Pelayanan
Analisis Bivariat keperawatan bersifat komprehensif,
Hasil uji korelasi Rank Spearman mencakup pelayanan bio- psiko- sosio-
diperoleh nilai rhitung sebesar 0,429 dengan kultural dan spiritual. Dalam kepuasan hal
tingkat signifikansi (p-value) terpenting adalah persepsi pelanggan,
0,000.Nilaip-value lebih kecil dari 0,05 bukan hal-hal yang actual seperti yang
(0,000 < 0,05) sehingga keputusan uji dipikirkan produsen atau pemberijasa,
adalah H0 ditolak, sehingga disimpulkan sehingga masyarakat sering menilai baik
terdapat hubungan antara mutu pelayanan buruknya pelayanan di instalasi rawat inap
tenaga perawat dengan tingkat kepuasan tergantung bagaimana kinerja dari perawat
pasien rawat inap di Puskesmas (Nursalam, 2002).
Wonosegoro 1 Boyolali. Koefiesien korelasi Hasil penelitian tersebut yaitu adanya
adalah positif (+), artinya bahwa hubungan hubungan yang signifikan antara persepsi
mutu pelayanan tenaga perawat dan pasien tentang mutu pelayanan perawat
kepuasan pasien adalah searah, yaitu dengan kepuasan pasien ternyata
semakin tinggi mutu pelayanan tenaga mendukung hasil-hasil penelitian terdahulu.
perawat, maka tingkat kepuasan pasien juga Mulyono (2006) melakukan penelitian
meningkat. tentang hubungan antara sikap dan perilaku
Mutu pelayanan keperawatan perawat dalam berkomunikasi terhadap
sebagai indikator kualitas pelayanan kepuasan pasien di ruang rawat inap badan
kesehatan menjadi salah satu faktor Rumah Sakit Umum Daerah Sukoharjo.
penentu citra institusi pelayanan kesehatan Penelitian ini menyimpulkan bahwa sikap
di mata masyarakat. Hal ini terjadi karena dan perilaku perawat dalam berkomunikasi
keperawatan merupakan kelompok profesi berpengaruh besar terhadap kepuasan
dengan jumlah terbanyak, paling depan dan pasien, semakin aktif perawat melakukan
terdekat dengan penderitaan, kesakitan, komunikasi dengan pasien maka semakin
serta kesengsaraan yang dialami pasien dan tinggi kepuasan pasien.
keluarga. Salah satu indikator dari mutu Penelitian lainya itu dilakukan oleh
pelayanan keperawatan itu adalah apakah Dede (2009) tentangan analisis hubungan
pelayanan keperawatan yang diberikan itu persepsi mutu pelayanan dengan tingkat
memuaskan pasien atau tidak. Kepuasan kepuasan pasien balai pengobatan (BP)
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 9
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

umum Puskesmas di Kabupaten KESIMPULAN


Tasikmalaya Tahun 2009. Hasil penelitian ini Kesimpulan
menunjukkan bahwa ada hubungan antara
pelayanan perawat dengan tingkat 1. Mutu pelayanan perawat di Puskesmas I
kepuasan pasien, yaitu semakin baik Wonosegoro Boyolali rata-rata adalah
pelayanan perawat, maka tingkat kepuasan sedang.
pasien semakin meningkat. 2. Kepuasan pasien di Puskesmas I
Penelitian Lucie (2005) tentang Wonosegoro Boyolali rata-rata adalah
Patient satisfaction with nurse practitioner sedang.
delivered primary health care service. 3. Terdapat hubungan yang signifikan
Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat antara mutu pelayanan perawat dengan
pengaruh kepuasan pasien dengan kepuasan pasien di Puskesmas I
pelayanan keperawatan primer yang Wonosegoro Boyolali, yaitu semakin baik
dilakukan oleh perawat primer. Aspek mutu pelayanan perawat, maka tingkat
keperawatan yang paling dominan kepuasan pasien semakin meningkat.
berpengaruh dengan kepuasan pasien
adalah aspek komunikasi perawat. Saran
Penelitian lain dilakukan oleh
Lekidou and Trivellas (2007) tentang 1. Bagi Perawat
Patients satisfaction and quality of care: An Hasil penelitian ini hendaknya dijadikan
empirical study in a Greek central hospital. acuan bagi perawat untuk lebih
Penelitian ini menunjukkan bahwa faktor meningkatkan persepsi pasien tentang
kepedulian dokter, kepedulian perawat, mutu pelayanan perawat. Hal tersebut
aspek akomodasi rumah sakit, dan dapat dilakukan dengan meningkatkan
lingkungan rumah sakit secara empati perawat terhadap kondisi pasien.
bersama-sama berpengaruh terhadap Dengan memahami kondisi pasien yang
kepuasan pasien. Sedangkan faktor yang antara lain tingkat pendidikan maka
paling dominan berpengaruh terhadap pasien dapat mengukur pola komunikasi
kepuasan pasien adalah kepedulian yang bagaimana yang harus dilakukan
perawat. sehingga proses komunikasi antara
Penelitian menunjukkan semakin perawat dengan pasien dapat berhasil.
tinggi mutu perawat maka tingkat kepuasan 2. Bagi Puskesmas
pasien semakin tinggi. Namun dalam Perlu dilakukan upaya-upaya
penelitian terdapat satu orang responden peningkatan kemampuan mutu
yang memiliki persepsi tinggi terhadap mutu pelayanan perawat. Upaya-upaya
perawat namun memiliki tingkat kepuasan tersebut dapat dilakukan dengan
yang rendah. Kondisi ini disebabkan adanya pembinaan kemampuan mutu pelayanan
factor - faktor lain yang turut berhubungan perawat, sehingga tercapai kepuasan
dengan tingkat kepuasan pasien. Irawan pasien.
(2003) mengemukakan bahwa faktor-faktor 3. Bagi Pendidikan
yang berhubungan dengan kepuasan pasien Hasil penelitian menunjukkan bahwa
antara lain karakteristik pelayanan persepsi pasien tentang mutu pelayanan
keperawatan, harga, pelayanan, lokasi, perawat berhubungan dengan kepuasan
fasilitas, desain visual, dan komunikasi. pasien. Untuk itu lembaga pendidikan
Pasien yang mempersepsikan mutu keperawatan hendaknya menekankan
pelayanan perawat baik, namun ketika kemampuan perawat kepada pasien,
pasien menganggap bahwa fasilitas yang sehingga ketika perawat telah bekerja
ada masih buruk, maka dapat menurunkan memiliki kemampuan yang baik dalam
tingkat kepuasan pasien. memberikan pelayanan keperawatan
kepada pasien.
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 10
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

4. Bagi Peneliti yang Akan Datang Lucie J. Agosta. 2005. Patient Satisfaction
Peneliti yang ingin meneliti dengan and Servis Quality Of Nursing Care.
obyek sejenis, hendaknya Journal of Nursing. Patient satisfaction
menambahkan faktor-faktor lain yang with nurse practitioner delivered
berhubungan dengan kepuasan pasien, primary health care service.
misalnya komunikasi terapeutik, sarana
dan prasarana rumah sakit, biaya Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
perawatan, dan sebagainya, sehingga Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
diketahui faktor manakah yang paling Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan:
dominan berhubungan dengan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
kepuasan pasien rawat inap di Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Puskesmas.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan:
Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 1. Salemba Medika:
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pohan. I. S. 2003. Jaminan Mutu Pelayanan
Pendekatan Praktek Edisi VI. Jakarta: Kesehatan Dasar-dasar Pengertian
Rineka Cipta. Cetakan 1. Bekasi: Kesaint Blanc.

Bustomi.2011.Penjamin Mutu Pelayanan Rangkunti Freddy. 2006. Meansuring


Kesehatan & Akseptibilitasnya. Jakarta Customer Satsifaction. Jakarta : PT.
:Penerbit Erlangga. Gramedia Pustaka Utama.

Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Riwidikdo, Handoko. 2008. Statistik


Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta Kesehatan. Yogyakarta:Mitra Cendikia

Depkes RI, 2005. Indikator Kinerja Rumah Salman, Nur. 2010 Pengaruh Komunikasi
Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan Terapautik Perawat Terhadap
Medik. Jakarata. Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Haji
. Medan. Skripsi.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran.
Edisi Millenium. Jakarta :Penerbit PT Satrianegara, M. Fais dan Siti Saleha. 2009
Prenhallinda .Buku Ajar Organisasi dan
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Serta Kebidanan. Jakarta : Salemba
Edisi II. Jakarta :Penerbit PT. Indeks Medika.

Lakidou, I, Trivellas, P, and Ipsilandis, P. Sulaeman. E. S. 2009. Manajemen


2007. Patient Satisfaction and Servis Kesehatan :Teoridan Praktek di
Quality.Journal of Nursing. Patients Puskesmas. Yogyakarta : Gajah Mada
satisfaction and quality of care: An University Press.
empirical study in a Greek central
hospital. Suryabrata, S. 2006. Psikologi kepribadian.
Edisi 1. Jakarta: PT Raja Grafindo
Lovelock CH dan Wright LK. 2005. Persada
Manajemen Pemasaran Jasa (alih Tjiptono, Fandy. 2003. Prinsip-prinsip Total
bahasa Agus Widyantoro ). Jakarta : Quality Service. Yogyakarta
PT Indeks :AndiOfset.
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 11
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1

Tjiptono, Fandy. 2001 .Strategi Pemasaran.


Edisi Pertama. Yogyakarta :AndiOfset.

*Anita Santi Widyastuti : Mahasiswa S1


Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol
Post 1 Kartasura

** Arif Widodo A.Kep.,M.Kes : Dosen


Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol
Post 1 Kartasura.
*** Dian Hudiyawati S.Kep.,Ns : Dosen
Keperawatan FIK UMS. Jln A Yani Tromol
Post 1 Kartasura

Anda mungkin juga menyukai

  • Patofofisiologi HIV
    Patofofisiologi HIV
    Dokumen37 halaman
    Patofofisiologi HIV
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi CKD New
    Patofisiologi CKD New
    Dokumen35 halaman
    Patofisiologi CKD New
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Metode Kangguru
    Metode Kangguru
    Dokumen8 halaman
    Metode Kangguru
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Tugas Pancasila Dan Kearganegaraan 1
    Tugas Pancasila Dan Kearganegaraan 1
    Dokumen18 halaman
    Tugas Pancasila Dan Kearganegaraan 1
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Teks Protokol DN
    Teks Protokol DN
    Dokumen1 halaman
    Teks Protokol DN
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Klasifikasi BBLR
    Klasifikasi BBLR
    Dokumen2 halaman
    Klasifikasi BBLR
    Anunggal Lulus Waretna
    100% (1)
  • Patofofisiologi HIV
    Patofofisiologi HIV
    Dokumen2 halaman
    Patofofisiologi HIV
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Patofisiologi CKD New
    Patofisiologi CKD New
    Dokumen2 halaman
    Patofisiologi CKD New
    Putri Dewi Arumsari
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan BBLR
    Laporan Pendahuluan BBLR
    Dokumen26 halaman
    Laporan Pendahuluan BBLR
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Laporan Pendahuluan Hiv
    Laporan Pendahuluan Hiv
    Dokumen26 halaman
    Laporan Pendahuluan Hiv
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • LP HPP
    LP HPP
    Dokumen15 halaman
    LP HPP
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • LP Cidera Kepala
    LP Cidera Kepala
    Dokumen28 halaman
    LP Cidera Kepala
    Dean Nisaa
    Belum ada peringkat
  • LP PNC
    LP PNC
    Dokumen14 halaman
    LP PNC
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Sectio Cesarea
    Sectio Cesarea
    Dokumen10 halaman
    Sectio Cesarea
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • LP BBL
    LP BBL
    Dokumen15 halaman
    LP BBL
    rezkyprayogi
    Belum ada peringkat
  • LP Retensio Plasenta
    LP Retensio Plasenta
    Dokumen17 halaman
    LP Retensio Plasenta
    Anunggal Lulus Waretna
    0% (1)
  • Sap Kangguru
    Sap Kangguru
    Dokumen10 halaman
    Sap Kangguru
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Jadwal Dinas
    Jadwal Dinas
    Dokumen2 halaman
    Jadwal Dinas
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • LP Inc
    LP Inc
    Dokumen24 halaman
    LP Inc
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Sap CA Colon
    Sap CA Colon
    Dokumen10 halaman
    Sap CA Colon
    neni budi
    Belum ada peringkat
  • Sap CA Colon
    Sap CA Colon
    Dokumen10 halaman
    Sap CA Colon
    neni budi
    Belum ada peringkat
  • Sampul Depan
    Sampul Depan
    Dokumen1 halaman
    Sampul Depan
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Pathway CA Recti
    Pathway CA Recti
    Dokumen2 halaman
    Pathway CA Recti
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Woc Hemoroid
    Woc Hemoroid
    Dokumen2 halaman
    Woc Hemoroid
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Patofofisiologi HIV
    Patofofisiologi HIV
    Dokumen2 halaman
    Patofofisiologi HIV
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • Sap KTR
    Sap KTR
    Dokumen11 halaman
    Sap KTR
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • 1.LP TB MDR
    1.LP TB MDR
    Dokumen19 halaman
    1.LP TB MDR
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • LP Luka Bakar
    LP Luka Bakar
    Dokumen21 halaman
    LP Luka Bakar
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat
  • LP Tavb & TPM
    LP Tavb & TPM
    Dokumen34 halaman
    LP Tavb & TPM
    Anunggal Lulus Waretna
    50% (2)
  • Laporan Pendahuluan Hiv
    Laporan Pendahuluan Hiv
    Dokumen26 halaman
    Laporan Pendahuluan Hiv
    Anunggal Lulus Waretna
    Belum ada peringkat