NASKAH PUBLIKASI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan
Disusun Oleh :
ANITA SANTI WIDYASTUTI
J 210.110.207
2013
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 0
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1
PENELITIAN
Abstrak
Abstract
Quality of nursing care as an indicator of the quality of health care to be one of the
factors determining the image of health care institutions in the public area. Because nursing is
the profession with the highest number,front and the closest to the suffering and illness
experienced by patients and families. One of indicator from the quality of nursing care is
weather the nursing services provided was satisfactory patient or not. Nursing care is one of
indicator for quality and image of the health service, so it can influence patient satisfaction. The
purpose of this research was to determine the relationship between quality of nursing care and
level of patient satisfaction in Public Health Center Wonosegoro 1 Boyolali. This research is a
descriptive study with cross sectional korelasional. The research sample was 85 patients at
Public Health Centers Wonosegoro 1 Boyolali. Data processing techniques use Spearman Rank
Correlation Techniques. Based on the results of research and discussion, the conclusions of
this study are: (1) the quality of nursing care in the public health center Wonosegoro 1 Boyolali
average is moderate, (2) patient satisfaction in the public health center Wonosegoro 1 Boyolali
average is moderate, (3) there are significant relationship between the quality of nursing care
with level of patient satisfaction in the public health center Wonosegoro 1 Boyolali, if the quality
of nursing services is good, the level of patient satisfaction will increase.
.
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 2
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1
bukan hal-hal yang aktual seperti yang dokter. Dari 14 tempat tidur tersebut
dipikirkan produsen atau pemberi jasa, rata-rata dalam sehari terdapat 8 pasien dan
sehingga masyarakat sering menilai baik rata-rata lama perawatannya 3 hari. Jadwal
buruknya pelayanan di instalasi rawat inap perawat hanya terbagi dua shif yaitu pagi
tergantung bagaimana kinerja dari perawat dan siang. Shif siang biasanya dilanjut shift
(Nursalam, 2002). malam.
Menurut pedoman teknis sarana Menurut perawat setempat selama ini
prasarana bangunan instalasi rawat inap belum ada penelitiana di Puskesmas
departemen kesehatan RI seketariat jendral Wonosegoro 1 Boyolali tentang mutu
ruang rawat inap untuk pasien memerlukan pelayanan tenaga perawat terhadap
asuhan dan pelayanan keperawatan yang kepuasan pasien. Berdasarkan hasil
berkesinambungan lebih dari 24 jam. Untuk wawarncara kepada 10 pasien didapatkan 8
ruang rawat inap memiliki ruang pos dari 10 pasien mengatakan tidak puas
perawat, ruang konsultasi, ruang tindakan, dengan pelayanan yang diberikan oleh
ruang administrasi, ruang dokter, ruang perawat. Ketidakpuasan pasien yaitu
loker, ruang kepala rawat inap, ruang linen perawat yang kurang tanggap dengan
bersih dan kotor, spoolhoek, kamar mandi, keluhan pasien, perawat tidak selalu
bangunan gedung yang kokoh, serta sarana memberikan informasi kepada pasien
prasarana yang menunjang seperti sistem sebelum melakukan tindakan, kurangnya
kelistrikan, sistem proteksi kebakaran, komunikasi antara perawat dan pasien,
sistem sanitasi, sistem ventilasi, sistem pasien tidak puas dengan fasilitas
pembuangan. pelayanan yang kurang memadahi. Disisi
lain pelayanan yang baik dari perawat
Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali
sangat dibutuhkan pasien, karena dapat
adalah suatu puskesmas yang terletak di
membantu proses penyembuhan pasien.
daerah yang jauh dari rumah sakit, dimana
Sehingga berdasarkan fenomena tersebut
pelayananan kesehatannya sangat
peneliti tertarik ingin mengetahui adakah
dibutuhkan khususnya masyarakat di daerah
hubungan antara mutu pelayanan tenaga
tersebut maupun daerah sekitar.
perawat dengan tingkat kepuasan pasien
Data kunjungan pasien di ruang rawat rawat inap di Puskesmas Wonosegoro 1
inap Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali Boyolali.
dalam tiga tahun terakhir tercatat tahun
Berdasarkan pada latar belakang
2009 jumlah 1065, APS 104, rujuk 77.
masalah yang telah diuraikan sebelumnya,
Tahun 2010 jumlahnya 1028, APS 108,
maka tujuan penelitian ini adalah
rujuk 128. Tahun 2011 jumlahnya 614, APS
mengetahui hubungan antara mutu
71, rujuk 99 (Rekam Medik Puskesmas
pelayanan tenaga perawat dengan tingkat
Wonosegoro Boyolali, 2012).
kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas
Puskesmas Wonosegoro 1 adalah Wonosegoro 1 Boyolali.
puskesmas yang memiliki ruang rawat inap.
Karena letaknya jauh dari rumah sakit
LANDASAN TEORI
rujukan maka Puskesmas Wonoserogo 1 ini
dilengkapi dengan ruang rawat inap.
Tinjauan Pustaka
Dengan adanya puskesmas rawat inap ini,
bertujuan agar masyarakatnya dapat lebih
Mutu Pelayanan
memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
Mutu pelayanan kesehatan adalah
berada dipuskesmas. Ruang inap
derajat kesempurnaan pelayanan kesehatan
menyediakan 14 tempat tidur pasien dan
yang sesuai dengan standar profesi dan
perawat khusus rawat inap yang berjumlah 8
standar pelayanan dengan menggunakan
perawat tetap, 1 perawat kontrak serta 2
potensi sumber daya yang tersedia di rumah
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 2
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1
sakit atau puskesmas secara wajar, efisien Menurut pendapat pakar mutu dari
dan efektif serta diberikan secara aman dan berbagai sudut pandang, dapat dirangkum
memuaskan secara normal, etika, hukum, sembilan dimensi mutu, yaitu :
dan sosial budaya dengan memperhatikan 1) Manfaat: pelayanan kesehatan yang
keterbatasan dan kemampuan pemerintah, diberikan menunjukkan manfaat dan
serta masyarakat konsumen (Satrianegara, hasil yang diinginkan.
2009). 2) Ketepatan: pelayanan kesehatan yang
Mutu pelayanan kesehatan adalah diberikan relevan dengan kebutuhan
kesesuaian pelayanan kesehatan dengan pasien dan sesuai dengan standar
standar profesi dengan memanfaatkan keprofesian.
sumber daya yang ada secara baik, 3) Ketersediaan: pelayanan kesehatan
sehingga kebutuhan pelanggan dan tujuan yang dibutuhakan tersedia.
untuk mencapai derajat kesehatan yang 4) Keterjangkauan: pelayanan kesehatan
optimal dapat tercapai (Bustami, 2011). yang diberikan dapat dicapai dan
Mutu pelayanan adalah derajat mampu dibiayai pasien.
pemberian pelayanan secara efisien dan 5) Kenyamanan: pelayanan kesehatan
efektif sesuai dengan standar profesi, dalam suasanan yang nyaman.
standar pelayanan yang dilaksanakan 6) Hubungan intrapersonal: pelayanan
secara menyeluruh sesuai dengan kesehatan yang diberikan
kebutuhan pasien, memanfaatkan teknologi memperlihatkan komunikasi, rasa
tepat guna dan hasil penelitian dalam hormat, perhatian dan empati yang baik.
pengembangan pelayanan kesehatan/ 7) Waktu: pelayanan kesehatan yang
keperawatan sehingga tercapai derajat diberikan memperlihatkan waktu tunggu
kesehatan yang optimal (Nursalam, 2011). pasien dan tepat waktu sesuai
perjanjian.
Dimensia Mutu 8) Kesinambungan: pelayanan kesehatan
Jaminan mutu didefinisikan dalam yang diberikan dilaksanakan secara
lokakarya tentang jaminan mutu yang berkesinambungan, pasien yang
diselenggarakan di Cisarua 1991 yaitu suatu memerlukan tindak lanjut perawatan
proses pengukuran derajat kesempurnaan perlu ditindak lanjuti.
penampilan kerja, dibandingkan dengan 9) Legitimasi dan akuntabilitas: pelayanan
standard dilakukan tindakan perbaikan yang kesehatan yang diberikan dapat
sistematis dan berkesinambungan, untuk dipertanggungjawabkan baik dari aspek
mencapai mutu penampilan kerja yang medik maupun askep hukum (Sulaeman,
optimum, sesuai standar dan sumber daya 2009).
yang ada. Dimensi-dimensi yang dikemukakan
Prinsip pendekatan jaminan mutu terdiri diatas, berbagai dimensi dalam versi lain
atas: 1) bekerja dalam tim, 2) memberikan banyak dikemukakan oleh para ahli mutu.
fokus perubahan pada proses, 3) Parasuraman, Zeithaml, dan Berry 1985
mempunyai orientasi kinerja pada menggabungkan beberapa dimensi menjadi
pelanggan 4) pengambilan keputusan satu yaitu:
berdasarkan data, 5) adanya komitmen 1) Reliabilitas (reliability) adalah
pimpinan dan keterlibatan staf dalam kemampuan memberikan pelayanan
perbaikan proses pelayanan. Jika kelima dengan segera, tepat (akurat) dan
prinsip tersebut dapat dirasakan dan memuaskan. Secara umum dimensia
dibuktikan keberadaanya di suatu reliabilitas merefleksikan konsistensi dan
Puskesmas, maka dapat dikatakan bahwa kehandalan (hal yang dapat dipercaya
Puskesmas itu telah menerapkan dan bertanggung jawabkan) dari
prinsip-prinsip jaminan dalam penyedia pelayanan. Dengan kata lain,
manajemennya. reliabilitas berarti sejauh mana jasa
Hubungan Antara Mutu Pelayanan Tenaga Keperawatan Dengan 3
Tingkat Kepuasan Pasien Di Ruang Rawat Inap Puskesmas
Wonosegoro 1
Persentase
METODELOGI PENELITIAN 50%
40%
30%
20% 15%
11%
Rancangan Penelitian 10%
0%
80% 75%
Populasi dalam penelitian ini adalah 70%
60%
semua pasien di ruang rawat inap
Persentase
50%
40%
Puskesmas Wonosegoro 1 Boyolali, 30% 19%
20%
sejumlah 614 pasien yang di dapat dari 10%
6%
0%
dokumentasi keparawatan ruang rawat inap Rendah Sedang Tinggi
4. Bagi Peneliti yang Akan Datang Lucie J. Agosta. 2005. Patient Satisfaction
Peneliti yang ingin meneliti dengan and Servis Quality Of Nursing Care.
obyek sejenis, hendaknya Journal of Nursing. Patient satisfaction
menambahkan faktor-faktor lain yang with nurse practitioner delivered
berhubungan dengan kepuasan pasien, primary health care service.
misalnya komunikasi terapeutik, sarana
dan prasarana rumah sakit, biaya Notoatmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian
perawatan, dan sebagainya, sehingga Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
diketahui faktor manakah yang paling Nursalam. 2011. Manajemen Keperawatan:
dominan berhubungan dengan Aplikasi dalam Praktek Keperawatan
kepuasan pasien rawat inap di Profesional. Jakarta: Salemba Medika.
Puskesmas.
Nursalam. 2002. Manajemen Keperawatan:
Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Edisi 1. Salemba Medika:
Jakarta
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pohan. I. S. 2003. Jaminan Mutu Pelayanan
Pendekatan Praktek Edisi VI. Jakarta: Kesehatan Dasar-dasar Pengertian
Rineka Cipta. Cetakan 1. Bekasi: Kesaint Blanc.
Depkes RI, 2005. Indikator Kinerja Rumah Salman, Nur. 2010 Pengaruh Komunikasi
Sakit, Direktorat Jendral Pelayanan Terapautik Perawat Terhadap
Medik. Jakarata. Kepuasan Pasien di Rumah Sakit Haji
. Medan. Skripsi.
Kotler, Philip. 2004. Manajemen Pemasaran.
Edisi Millenium. Jakarta :Penerbit PT Satrianegara, M. Fais dan Siti Saleha. 2009
Prenhallinda .Buku Ajar Organisasi dan
Manajemen Pelayanan Kesehatan
Kotler, Philip. 2005. Manajemen Pemasaran Serta Kebidanan. Jakarta : Salemba
Edisi II. Jakarta :Penerbit PT. Indeks Medika.