Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Seiring berkembangnya teknologi di saat ini sangatlah membawa dampak


perubahan yang besar di dunia industry maupun di dunia perkuliahan, khususnya pada
fakultas teknik jurusan teknik mesin. Dalam mendalami dan memahami ilmu mata kuliah
yang sudah di siapkan oleh jurusan, kita harus dapat menarik kesimpulan di setiap
penjelasan khususnya pada mata kuliah yang berkaitan dalam perencanaan sebuah system
kerja suatu mesin. Salah satu contoh adalah cara kerja pada sebuah mesin di bagian
kopling.

Kopling adalah bgian dari mesin yang sering di gunakan pada mesinmesin yang
memerlukan adanya pemindahan dan penerusan gaya dari poros penggerak ke bagian
yang lain. System ini banyak di gunakan pada mobil, sepeda motor dan mesin-mesin
industry.

Kopling pada pemesinan mempunyai fungsi untuk menggabungkan dua buah


poros, yaitu poros penggerak dan poros yang di gerakkan. Selain itu bias juga untuk
mengguhubungkan atau membebaskan putaran mesin dengan bagian transmisi yang
digerakan. Sehingga dapat membantu kerja transmisi dan mengurangi pemindahan
goncangan beban dari suatu poros ke poros yang lain.

1.2 Rumusan masalah


Rumusan masalah didalam penulisan ini adalah :
1. Bagaimana prosedur perencanaan kopling pembajak sawah dilakukan ?
2. Factor-faktor apa saja yang penting dalam melakukan perencanaan ?
1.3 Tujuan

Tujuan penulisan ini adalah untuk melakukan perencanaan ulang kopling tractor
pembajak sawah, meliputi : Perencanaan poros, Perencanaan kopling caka, Peencanaan
bantalan, Perencanaan pegas dan Perencanaan stopper ring.

1.4 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan perencanaan Kopling Traktor Bajak sawah, adalah sebagai


berikut :

BAB I PENDAHULUAN, bab ini menguraikan tentang Latar Belakang, Rumusan


Masalah, Sistematika Penulisan dan Dasar Teori.

BAB II RUMUS-RUMUS, bab ini menguraikan tentang pembagian Rumus-rumus yang


di pakai untuk menghitung Perencanaan Kopling tractor roda dua.

BAB III ANALISA PERHITUNGAN, bab ini menguraikan tentang perhitungan poros,
Cakar (Sproket dan Steering Gear), Bantalan, Pegas, Stopper Ring.

BAB IV PENUTUP, bab ini menguraikan tentang kesimpulan dan saran dari laporan
tugas perencanaan.
1.5 Pembagian Kopling
Kopling terdiri dari dua macam yaitu kopling tetap dan kopling tidak tetap.
Secara umum mekanisme kerja kopling tersebut adalah meneruskan daya putar
dari poros penggerak ke poros yang di gerakkan atau melepaskan putaran dari
kedua poros pada saat di perlukan.
1.5.1. Kopling Tetap
Kopling Tetap merupakan peralatan penerus daya putar yang dipasang
secara permanen atau tetap diantara dua poros, yaitu poros penggerak dan poros
yang digerakan. Dengan pemasangan yang tetap, kemungkinan terjadinya slip
sangat kecil.
Sumbu dari kedua poros dipasang segaris atau lurus atau dengan
membentuk besar sudut tertentu. Karena pemasangan yang tetap, kopling ini tidak
akan lepas pada saat system permesinan bekerja dan pelepas bias dilakukan
dengan pembongkaran secara mekanik.
Di dalam perencannan dan perancangan kopling, perlu memperhatikan dan
mempertimbangkan hal-hal di bawah ini :
a. Pemasangan yang mudah dan cepat.
b. Ringkas dan ringan.
c. Aman terhadap getaran dan tumbukankecil pada putaran tinggi.
d. Dapat mencegah pembebanan yang berlebihan.
Kopling tetap terbagi menjadi beberapa macam, yaitu :
1.5.1.1. Kopling kaku
Kopling ini di gunakan untuk menghubungkan dua buah poros dengan
letak sumbu segaris atau lurus. Kopling kaku digunakan di poros mesin dan
transmisi pada mesin-mesin industry.
Kopling kaku dapat diklasifikasikan menjadi tiga, yaitu :
a. Kopling bus.
b. Kopling flens kaku.
c. Tempa.

Gambar, Kopling bus, Flens kaku dan Tempa


(sumber gambar diperoleh dari www.google.com//jenis-jenis kopling)

1.5.1.2. Kopling Universal


Kopling ini digunakan untuk menghubungkan dua buah poros yang
membentuk sudut tertentu yang cukup besar. Kopling universal banyak digunakan
pada mobil untuk meneruskan putaran transmisi ke roda.
Terdapat dua macam kopling universal, yaitu :
a. Kopling universal hook.
b. Kopling universal kecepatan tetap.
1.5.1.3. Kopling Luwes
Kopling ini digunakan untuk menghubungkan dua buah poros dengan
mengijinkan sedikit ketidak lurusan pada kedua sumbu poros. Yang termasukjenis
kopling luwes yaitu :
a. Kopling flens luwes.
b. Kopling karet ban.
c. Koling karet bintang.
d. Kopling gigi.
e. Kopling rantai.
Gambar Kopling Flens Luwes, Karet ban, Karet Bintang, Kopling Gigi, Rantai
Dan Kopling Universal.
(sumber gambar diperoleh dari www.google.com//jenis-jenis kopling)

1.5.2 Kopling Tidak Tetap


Kopling tidak tetap merupakan elemen mesin yang menghubungkan dua
buah poros, poros penggerak dan poros yang digerakan, dengan putaran yang
sama dalam meneruskan daya serta dapat melepaskan hubungan kedua poros
tersebut baik pada saat mesin sedang bekerja atau dalam keadaan diam atau
berhenti.
Kopling tidak tetap dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

1.5.2.1. Kopling Cakar


Kopling ini merupakan penerus momen dengan kontak tanpa perantara
gesekan, sehingga tidak terjadi slip. Kopling cakar terbagi menjadi dua jenis,
yaitu:
a. Kopling cakar persegi.
b. Kopling cakar spiral.

Gambar. Kopling cakar


(sumber gambar diperoleh dari www.google.com//kopling Caka)

1.5.2.2. Kopling Plat


Kopling ini meneruskan momen dengan perantara gesekan dengan media
plat. Pembebanan yang berlebihan pada poros yang berfungsi sebagai penggerak
pada saat dihubungkan dapat dihindari.
Berdasarkan jumlah plat gesek pada saat digunakan kopling plat dapat dibagi
menjadi dua macam, yaitu :
a. Kopling Plat Tunggal (Single Disc Clutch )
b. Kopling Plat Banyak ( Multiple Disc Clutch )
1.5.2.3. Kopling Kerucut (Cone Clutch)
Kopling ini menggunakan medan gesek yang berupa bidang kerucut.
Keuntungan menggunakan koling kerucut adalah dengan gaya aksial yang kecil
mampu mentransmisikan momen yang besar.

Gambar Kopling Plat dan Kopling Kerucut


(sumber gambar diperoleh dari www.google.com//jenis-jenis kopling)
1.5.2.4. Kopling Fluida
Kopling fluida (Fluida coupling), baik fluida kering maupun kopling
serbuk dan kopling yang merupakan gabungan dari berbagai jenis kopling tersebut
di atas dengan menganut mekanisme kerja kopling tertentu.

Gambar Kopling Fluida


(sumber gambar diperoleh dari www.google.com//kopling fluida)
1.6 Poros (Shaft)
Poros merupakan salah satu bagian yang terpenting dari setiap mesin.
Hampir semua mesin meneruskan tenaga bersama-sama dengan putaran. Peran
utama dalam transmisi seperti itu dipegang oleh poros.
1.6.1. Macam-macam Poros
Poros untuk meneruskan daya diklasifikasikan menurut pembebanannya
sebagai berikut :
a. Poros transmisi
Poros ini mendapat beban puntir murni atau puntir yang lentur. Daya
ditransmisikan kepada poros melalui kopling. Roda gigi, puli sabuk atau
sprocket rantai.
b. Spindle
Poros transmisi yang relative pendek, seperti poros utama mesin perkelas.
Syarat yang harus dipenuhi poros ini adalah deformasi harus kecil dan
bentuk serta ukurannya harus teliti.
c. Gandar
Poros seperti yang di pasang di antara roda-roda kereta barang, yang tidak
mendapat beban puntir, bahkan kadang-kadang tidak boleh berputar,
disebut gandar. Gandar ini hanya mendapatkan beban lentur, kecuali jika
di gerskan oleh penggerak yang akan mengalami beban puntir.

1.7. Cakar (Sprocket dan Steering Gear)


Sprocket merupakan batang bergigi yang berfungsi untuk menggerakan
poros dan peralatan yang lain. Cakar adalah bagian mesin yang berhubungan
langsung dengan Sprocket sehingga gaya dari motor penggerak dapat dipindahkan
ke bagian yang lain.

1.8. Bantalan (Bearing)


Bantalan adalah elemen mesin yang menumpu poros beban, sehingga
putaran atau gerakan bolak-baliknya dapat berlangsung secara halus, aman, dan
panjang umur. Bantalan harus cukup kokoh untuk memungkinkan poros serta
elemn mesin lainnya bekerja dengan baik. Jika bantalan tidak berfungsi dengan
baik, maka prestasi kerja seluruh system akan menurun atau tidak dapat bekerja
sebagaimana mestinya.
Klasifikasi bantalan
Bantalan dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian, yaitu :

1.8.1. Berdasarkan gerakan bantalan terhadap poros.


a. Bantalan luncur, pada bantalan inin terjadi gesekan luncur antara poros
dan bantalan, karena permukaan poros di tumpu oleh permukaan bantalan
dengan perantara lapisan pelumas.
b. Bantalan gelinding, Pada bantalan ini terjadi gesekan gelinding antara
bagian yang berputar dengan bagian yang diam melalui elemen gelinding
seperti bola (peluru), rol (rol jarum) dan bulat.

1.8.2. Berdasarkan arah beban terhadap poros.


a. Bantalan radial, yaitu arah beban tegak lurus terhadap sumbu poros.
b. Bantalan aksial, yaitu arah beban sejajar dengan sumbu poros.
c. Bantalan gelinding khusus, yaitu dapat menumpu beban yang searah dan
tegak lurus terhadap sumbu poros.

(a) Bantalan bola radial (b) Bantalan bola radial magneto


(c) Bantalan bola aksial satu arah (d) Bantalan sudut

(e) Bantalan rol bulat


Gambar jenis bantalan
(Sumber gambar diperoleh dari www.google.com//jenis bantalan)
1.9. Pegas (Spring)
Pegas berfungsi sebagai pelunak atau kejutan, sebagai penyimpan energi,
sebagai pengukur, sebagai penjepit rata tekan dan lain-lain.

Macam-macam pegas :
1.9.1. Berdasarkan jenis beban yang dapat diterimanya yaitu sebagai berikut :
a. Pegas tekan atau kompresi
b. Pegas Tarik
c. Pegas punter

1.9.2. Berdasarkan coraknya, pegas dapat dibedakan menjadi :


a. Pegas ulir
b. Pegas volut
c. Pegas daun
d. Pegas piring
e. Pegas cincin
f. Pegas batang punter
g. Pegas spiral atau pegas jam
h. Pegas batang puntir

Gambar 7.25 Macam-macam pegas


(Sumber gambar diperoleh dari www.google.com//jenis pegas)
1.10. Stopper ring
Stopper ring berfungsi untuk menahan gerakan steering gear atau cakar
poros yang digerakan, sehingga tidak terjadi tumbukan secara langsung antara
sprocket dan steering gear. Bahan yang digunakan untuk membuat stopper ring
adalah kawat baja keras (SW) dengan modulus geser (G) 8 x 102 Kg/mm2.
1.11. Cara Kerja Kopling
Mekanisme kerja kopling tractor bajak sawah adalah mengikuti system
kerja dari kopling cakar. Pada saat motor penggerak dijalankan, melalui pulley dan
V-belt, akan memutar poros dan sprocket, sehingga steering gear akan diteruskan
ke roda sehingga traktor akan bergerak atau berjalan.
Pada saat handle kopling ditarik, righ shifting fork (garpu penarik) akan
bergerak melepaskan steering gear dari sprocket. Lepasnya steering gear dari
sprocket mengakibatkan daya putar tidak dapat diteruskan ke bagian transmisi
roda, sehingga roda akan berhenti.
Mekanisme kerja tersebut dimanfaatkan untuk membantu proses
pembelokan arah tractor. Pada saat handle tractor sebelah kanan ditarik, tractor
akan berbelok kea rah kanan. Dan pada saat handle tractor sebelah kiri ditarik,
tractor akan berbelok ke arah kiri.

Anda mungkin juga menyukai