Makalah Referat-Neuroblastoma. Vita
Makalah Referat-Neuroblastoma. Vita
NEUROBLASTOMA
Dokter Pembimbing
dr. Sonny Kusuma Yuliarso, Sp.
A
Disusun Oleh:
Vita Paramitha Teken
11 2016 053
KEPANITERAAN KLINIK
ILMU KESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA, JAKARTA
RS BHAKTI YUDHA, DEPOK 2017
Definisi
Neuroblastoma adalah tumor neuroblastik dari sel neural crest primordial yang terdapat
disepanjang sistem saraf simpatis. Neuroblastoma adalah malignancy solid ekstrakranial yang
paling umum pada kanak kanak dan tumor malignant yang paling umum pada pasien usia lebih
muda dari umur 1 tahun. Selain itu, neuroblastoma mewakili 7% sampai 10% dari semua
keganasan didiagnosis pada pasien anak-anak lebih muda dari 15 tahun dan bertanggung jawab
untuk sekitar 15% dari semua kematian kanker pediatrik. Namun, neuroblastoma adalah penyakit
heterogen. Tumor dapat regresi spontan atau matur, atau dapat sangat agresif, malignant
fenotip. Presentasi neuroblastoma tergantung dari lokasi anatomis di sistem saraf simpatis
dimana tumor primer berkembang dan status metastase. Neuroblastoma ini merupakan tumor
yang paling sering pada dekade awal kehidupan, sekitar 80% pada anak-anak dibawah usia 4
tahun.1
Penyakit lokal berkaitan dengan sistem saraf simpatis, mencapai dasar tengkorak sampai
pelvis. Presentasi yang paling umum adalah massa abdomen, dengan 35% kasus yang timbul dari
sel adrenergik pada medulla adrenal, 35% pada ganglia paraspinal, 20% pada mediastinum
Ini pada umumnya merupakan tumor solid pada anak kurang dari 4 tahun. Insidensinya
neuroblastoma 10,5/juta anak dibawah umur 15 tahun. Usia rata-rata yang ditunjukkan adalah 23
bulan, dengan puncaknya 0-4 tahun. Umumnya terjadi pada laki-laki daripada perempuan
(1,2:1), tidak ada predileksi ras atau geografi. Merupakan penyakit familial2.
Embriologi
Glandula adrenal berkembang dari dua sel yang asalnya berbeda. Kortek adrenal
dibentuk dari sel yang berasal dari mesoderm sedangkan medula adrenal berkembang dari sel
neural crest. Sel neural crest dibentuk dari migrasi ventrolateral dari sel neuro-ectodermal yang
berasal dari tabung saraf sekitar minggu ke 3 perkembangan. Sel neural crest ini dibagi menjadi
2 kelompok sel yang menimbulkan ganglia sensoris dari kranial dan saraf tulang belakang serta
migrasi ke berbagai posisi lain dalam tubuh untuk menimbulkan melanosit dan ganglia simpatik.
Kortek adrenal dibentuk pertama, biasanya selama minggu ke 6 perkembangan. Minggu ke 7 sel
neural crest dari ganglia simpatik bermigrasi membentuk massa pada sisi medial dari
perkembangan kortek. Selama beberapa bulan berikutnya sampai kelahiran janin, korteks akan
tumbuh dan berdiferensiasi mengelilingi sekitar massa sel puncak saraf. Ketika mereka
dikelilingi, sel-sel diferensiasi ke dalam sel-sel sekretori dari medula adrenal. Pada sekitar usia 1
tahun akhir dari pembentukan glandula adrenal menunjukkan 3 lapisan korteks adrenal
Neuroblastoma adalah tumor embrional dari sistem saraf simpatis. Tumor ini muncul
selama fetal atau kehidupan awal postnatal dari sel sympathetic (sympathogonia) berasal
dari neural crest. Secara histologi,gambaran dari neuroblastoma tidak spesifik, sel tumor bulat
biru kecil dengan sel-sel yang seragam, dengan inti hiperkromatik padat dan sitoplasma minimal.
diklasifikasikan baik dan kurang baik, tergantung pada derajat diferensiasi neuroblast, berisi
Klasifikasi
Pada tahun 1984, Shimada dan rekan pertama kali mengembangkan klasifikasi age-linked
sistem dari tumor neuroblastik berdasarkan morfologi tumor yang dibagi kelompok menurut
prognosis yaitu histologi baik dan histologi tidak baik. Sistem Klasifikasi Shimada berdasarkan
2. Umur anak
3. Derajat diferensiasi
Prognosis baik meliputi infant, low MKI, stroma rich tumor, tumor diferensiasi baik atau tumor
MKI didefinisikan jumlah sel tumor yang mitosis atau karyorrhexis per 5000 sel neuroblastik
(low MKI < 100 sel, intermediate 100-200 sel, high>200 sel)
Biologi Molekuler
Isi DNA
Sel manusia normal berisi 2 copy masing-masing 23 kromosom. Sel diploid normal
mempunyai 46 kromosom. Mayoritas (55%) dari neuroblastoma primer adalah triploid atau
neartriploid/hyperdiploid dan berisi antara 58 dan 80 kromosom. Sisanya (45%) adalah near
diploid (35-57 kromosom) atau near-tetraploid (81-103 kromosom). DNA index dari tumor
adalah rasio dari jumlah kromosom yaitu diploid kromosom (46), dengan DNA index 1, sel near
Amplifikasi MYCN
mungkin menyebabkan pertumbuhan tidak teratur saat ekspresi berlebihan. Amplifikasi MYCN
(>10 copi/sel) dihubungkan dengan metastasis penyakit, perkembangan penyakit yang cepat dan
hasil yang buruk dan sebagai penanda prognostik melebihi semua tanda sitogenetik lainnya.
Amplifikasi berasal dari lengan distal dari kromosom 2 (2p24) dan diisi MYCN proto-onkogen.
MYCN berhubungan dengan nukleus protein dalam perkembangan sistem saraf dan jaringan
Secara keseluruhan, 25% neuroblastoma pada anak mempunyai amplifikasi MYCN, 40%
dengan penyakit advance tetapi hanya 5-10% dengan penyakit low stage. Pasien dengan
amplifikasi MYCN diterapi secara intensif dengan strategi multimodalitas apapun luasnya
Perubahan kromosom
Perilaku tumor yang agresif dapat dikaitkan dengan penghapusan kromosom 1p36.3 atau
11q23.
Gejala klinis
Pasien dengan neuroblastoma biasanya menunjukkan gejala dan tanda menurut lokasi
primer dan perluasan dari penyakit, meskipun sering asimptomatik. Karena 75% dari
neuroblastoma terjadi pada kavum abdomen (50% pada glandula adrenal, 25% di
retroperitoneum), massa abdomen dideteksi saat pemeriksaan fisik, dengan keluhan nyeri perut.
Lokasi primer yang lain termasuk mediatinum posterior (20%), regio cervical (1%), dan pelvis
(4%). Distress respirasi atau disfagia mungkin refleksi dari tumor regio toraks. Perubahan
defekasi dan buang air kecil disebabkan kompresi dari spinal cord dari tumor paraspinal. Tumor
pada leher atau toraks bagian atas dapat menyebabkan Horner sindrom (ptosis,miosis dan
anhidrosis), enophtalmus, dan heterochromia iris. Ataksia cerebral akut diobservasi, ditandai
sindrom dancing eye, opsoklonus, myoclonus dan chaotic nistagmus. Dua sampai tiga kasus
terjadi pada bayi dengan tumor primer di mediastinum. Tanda dan gejala lain akibat dari sekresi
katekolamin dan vasoactive intestinal polypeptide meliputi diare, penurunan berat badan, dan
hipertensi.2,4
Lebih dari 40% pasien dengan penyakit metastase. Pada pasien yang lebih tua,
neuroblastoma mempunyai pola metastasis penyakit ke bone marrow, limfonodi, dan tulang.
Manifestasi metastase ke tulang (nyeri tulang) atau anemia (infiltrasi bone marrow). Otak, spinal
cord, jantung, paru-paru merupakan lokasi yang jarang untuk metastasis. Metastasis juga
dihubungkan dengan racoon eyes, hasil dari penyebaran plexux vena retro-orbital
Gejala yang berhubungan dengan massa retroperitoneal, kelenjar adrenal, paraspinal.
1. Massa abdomen tidak teratur,tidak nyeri tekan, keras, yang melintasi garis tengah.
5. Defisit sensoris
3. Disfungsi pernafasan
4. Sakit kepala
6. Miosis
7. Ptosis
8. Eksoftalmos
9. Anhidrosis
Menurut Willie (2008) manifestasi klinis dari neuroblastoma berbeda tergantung dari lokasi
metastasenya:5
Neuroblastoma retroperitoneal
Massa menekan organ dalam abdomen dapat timbul nyeri abdomen, pemeriksaan menemukan
masa abdominal yang konsistensinya keras dan nodular, tidak bergerak, massa tidak nyeri dan
sering melewati garis tengah. Pasien stadium lanjut sering disertai asites, pelebaran vena dinding
Neurobalstoma mediastinal
daripada inferior. Pada awalnya tanpa gejala, namun bila massa besar dapat menekan dan timbul
batuk kering, infeksi saluran nafas, sulit menelan. Bila penekanan terjadi pada radiks saraf
Neuroblastoma leher
Mudah ditemukan, namun mudah disalahdiagnosis sebagai limfadenitis atau limfoma maligna.
Sering karena menekan ganglion servikotorakal hingga timbul syndrome paralisis saraf simpatis
leher(Syndrom horner), timbiul miosis unilateral, blefaroptosis dan diskolorasi iris pada mata.
Neuroblastoma pelvis
Terletak di posterior kolon presakral, relative dini menekan organ sekitarnya sehingga
vertebral di ekstradural. Gejala klinisnya berupa tulang belakang kaku tegak, kelainan
Pemeriksaan Laboratorium
Lactate Dehydrogenase
prognostik. Nilai serum LDH yang tinggi menandai aktivitas proliferasi atau luasnya tumor. Nilai
LDH > 1500 IU/L dihubungkan dengan prognosis yang buruk. LDH dapat digunakan untuk
Ferritin
Nilai yang tinggi dari serum ferritin (>150 ng/mL) juga merupakan gambaran besarnya tumor
atau cepatnya pembesaran tumor. Peningkatan serum feritin sering pada stadium advance dan
mengindikasikan prognosis yang buruk. Nilai ini sering kembali normal selama remisi klinis.4
Neuron spesific Enolase (NSE) adalah suatu isoenzim enolase glikolitik dan terdapat didalam
neuron pada jaringan saraf pusat dan perifer. Pada neuroblastoma, NSE berasal dari jaringan
tumor dan nilai level serum biasanya berhubungan erat dengan kondisi klinis pasien. Sayangnya
nilai yang tinggi pada NSE, tidak selalu spesifik untuk neuroblastoma, dan bisa juga terdapat
pada pasien dengan tumor wilms, limfoma, hepatoma. Batas nilai teratas untuk serum NSE
berkisar 14.6 ng/mL. Kadar NSE paling tinggi terdapat pada neuroblastoma yang meluas dan
sudah metastasis, dibandingkan pada yang terlokalisir. Nilai serum yang lebih tinggi dari
100ng/mL, biasanya berhubungan dengan stadium lanjut yang memiliki prognostik buruk.4
Ketika sel-sel neuroblast yang berasal dari neural crest ini berubah bentuk menjadi neoplastik,
mereka ditandai dengan tidak sempurnanya sintesis dari katekolamin dan prekursornya, seperti
epinefrin (E), norepinefrin (NE), 3,4 dihydroxyphenilalanine (DOPA) dan dopamin (DA), dan
katekolamin ini dilepaskan kedalam sirkulasi yang secara cepat mengalami degradasi menjadi
VMA dan HVA. VMA dan HVA dapat dinilai dari urin, dan keduanya sangat berguna untuk
Biasanya nilai urin tampung 24 jam dinilai, tetapi saat ini, urin sewaktu dengan menggunakan
sensitivitas assay dapat juga digunakan dan memiliki sensitivitas yang sejajar. Nilai normal
untuk VMA dalam urin 0.35 mmol/24 jam, sedangkan nilai normal untuk HVA dalam urin adalah
kekambuhan selama perawatan pasien neuroblastoma yang sedang diterapi. Pada beberapa kasus
dengan diagnosis kekambuhan, metabolit-metabolit ini hanya meningkat 55%, jika dibandingkan
saat awal presentasi, lebih dari 90% sensitifitasnya. Oleh karena itu, adanya relaps penyakit ini
atau perkembangannya, tidak dapat dideteksi secara reliable hanya dengan petanda tumor saja. 1
Pemeriksaan Radiologi
Radiography
Rontgen dada dapat digunakan untuk memperlihatkan massa mediastinum posterior, biasanya
Ultrasonography
Walaupun ultrasonography merupakan modalitas yang lebih sering digunakan pada penilaian
awal dari suspek massa abdomen, sensitivitas dan akurasinya kurang dibandingkan computed
tomography (CT) atau magnetic resonance imaging (MRI) untuk diagnosis neuroblastoma.
Modalitas lain biasanya digunakan setelah screening dengan USG untuk menyingkirkan
CT umumnya digunakan digunakan sebagai modalitas untuk evaluasi neuroblastoma. Itu dapat
menunjukkan kalsifikasi pada 85% kasus neuroblastoma. Perluasan intraspinal dari tumor dapat
dilihat pada CT dengan kontras. Secara keseluruhan, CT dengan kontras dilaporkan akurasinya
sebesar 82% dalam mendefinisikan luasnya neuroblastoma. Dengan akurasi mendekati 97%
ketika dilakukan dengan bone scan.CT Scan adalah metode yang menggambarkan massa
abdomen yang dapat dilakukan tanpa pembiusan, yang juga menunjukkan bukti daerah invasi,
bungkus vaskuler, limfadenopati, dan kalsifikasi, yang sangat sugestif dari diagnosis, khususnya
MRI adalah modalitas imaging yang lebih sensitif untuk diagnosis dan staging dari
neuroblastoma. MRI lebih akurat daripada CT untuk mendeteksi penyakit stadium 4. Sensitivitas
MRI adalah 83%, sedangkan CT 43%. Spesifitas MRI 97% sedangkan CT 88%. MRI adalah
Scintigraphy
ke tulang dan bone marrow oleh neuroblastoma. Isotop 123 dari I-metaiodobenzylguanidine ( 123I-
MIBG) selektif diambil sel tumor mensekresi katekolamin (ditunjukkan lebih dari 90%).4
Biopsi bone marrow adalah metode rutin dan penting untuk mendeteksi penyebaran bone
marrow pada neuroblastoma. Aspirasi dan biopsi harus dilakukan, meskipun kedepannya
mempunyai diagnosis yang lebih baik.untuk mengumpulkan informasi yang akurat, diambil
Terdapat dua sistem primer yang digunakan untuk staging neuroblastoma. Klasifikasi Evans
digunakan oleh the former Children Cancer Group (CCG) dan klasifikasi St Jude Childrens
Research hospital digunakan institusi POG. Klasifikasi Evans meliputi luasnya tumor, sesuai
limfonodi. Kedua sistem staging mempunyai nilai prognosis, dibuatlah sistem yang diterima,
International Neuroblastoma Staging system (INSS). Evaluasi dari tumor primer dan penyebaran
lokasi metastasis pada INSS tergantung dari pemeriksaan imaging (CT atau MRI).5,6
Stadium 2A : Tumor terlokalisasi dengan eksisi luas tidak lengkap, tidak ada pembesaran
KGB yang ipsilateral dan tidak melekat pada tumor secara mikroskopis.
pada pada tumor, pembesaran KGB kontralateral harus tidak didapatkan secara
mikroskopik.
Stadium 3 : Tumor unilateral, tidak dapat dioperasi, terjadi infiltrasi melewati garis
tengah, dengan atau tanpa adanya pembesaran KGB regional atau tumor terlokalisasi
unilateral dengan pembesaran KGB kontralateral regional; atau tumor di garis tengah
dengan adanya perluasan bilateral secara infiltrasi yang tidak dapat dioperasi atau dengan
Stadium 4 : Tumor primer dimanapun dengan penyebaran jauh ke KGB, tulang sumsum
tulang, hepar,kulit dan/atau organ lain (kecuali yang terdapat pada stadium 4s)
Stadium 4s : Tumor primer terlokalisasi ( stadium 1, 2a, 2b) dengan penyebaran yang
terbatas di kulit, hepar, dan/atau sumsum tulang (khusus untuk bayi <1 tahun).
Stadium A
Stadium B
Stadium C
Stadium D
Bayi dengan adrenal kecil terutama dengan penyakit metastasis terbatas pada kulit, hati dan
sumsum tulang
Stadium D Neonatus
Telah diketahui dengan mengalami remisi spontan. Keterlibatan sumsum tulang pada stadium ini
Penatalaksanaan neuroblastoma pada anak tidak hanya berdasarkan dari stadium tetapi
juga berdasar pembagian risiko sesuai klinis dan variabel biologi. Faktor biologi yang
berpengaruh saat ini adalah status MYCN, ploidy (untuk infants), klasifikasi histopatologi.6
Kelompok Risiko
Stadium 4S
Kemoterapi adjuvant biasanya tidak diperlukan untuk kelompok pasien ini kecuali pada
Stadium penyakit 3/4/4S , umur < 1 tahun dan gambaran histologi baik
Stadium 3, lebih dari 1 tahun dengan non-MYCN dan gambaran histologi baik.
atau 8 siklus berdasarkan gambaran histologi. Pembedahan dilakukan setelah kemoterapi. Jika
Penyakit stadium 2A/2B, umur > 1 tahun dan mempunyai amplifikasi MYCN, gambaran
Stadium 3 pada anak > 1 tahun dengan amplifikasi MYCN atau non MYCN amplified dan
Pengobatan
Semua pasien dengan INSS stadium 2A, stadium 2B tanpa amplifikasi MYCN:
1. Pembedahan tumor primer tanpa kerusakan organ vital. Observasi setelah pembedahan hanya
2. Untuk pasien < 50%: kemoterapi 4 siklus dengan dosis sedang menggunakan carboplantin,
etoposide, cyclophosphamide, dan doxorubicin. Agen dan dosis kemoterapi terdapat pada tabel
dibawah. Protokol COG ANBL0531 menurunkan kemoterapi sampai 2 siklus. Selama 3 tahun
Mayoritas pasien dengan INSS stadium 4S masuk kelompok risiko rendah dengan EFS 86% dan
OS 92%
1. Mayoritas tumor 4S akan regresi spontan, meskipun pasien kurang dari 2 bulan mempunyai
insidensi tinggi gagal nafas dan disfungsi hati oleh karena infiltrasi diffuse tumor ke hati.
2. Tidak ada komplikasi yang mengancam jiwa, tidak ada indikasi pengobatan.
3. Reseksi bedah dari tumor primer biasanya tidak diperlukan, meskipun biopsi lokasi primer atau
4. Kemoterapi dimanfaatkan pada pasien dengan komplikasi yang mengancam kehidupan seperti
gangguan pernafasan dan disfungsi hati berat. Penelitian menunjukkan bahwa secara singkat
ciclophosphamide oral dosis rendah (5mg/kg/hari selama 5 hari setiap 2-3 minggu) atau sampai 4
siklus untik kemoterapi risiko sedang (siklus 1-4, tabel 22-10) sering menginduksi remisi.
Kemoterapi harus dihentikan jika didapatkan hasil remisi sebelum mencapai 4 siklus kemoterapi.
Radioterapi dosis rendah dapat juga dimanfaatkan (150 cGy dua sampai tiga kali di 2/3 anterior
5. Pasien stadium 4 S dengan biologik tidak baik jarang menjadi calon untuk perawatan yang
lebih intensif.
Pengobatan
sebelumnya. Tabel dibawah menjelaskan induksi kemoterapi berbagai tingkat respon dari
Pediatric Oncologi Group (POG), the Childrens Cancer Group (COG), dan the European
Neuroblastoma Study Group (ENSG). Baru-baru ini COG, berdasarkan tahap klinis INSS, umur,
dan biologis meliputi MYCN, Shimada histopatologi, dan ploidi, telah mengembangkan rejimen
kemoterapi yang dirancang untuk memelihara atau meningkatkan kelangsungan hidup untuk
meminimalkan morbiditas akut dan jangka panjang. Rejimen ini menggunakan empat agen yang
satu saja dari empat siklus kemoterapi, dan pasien dengan biologi tidak menguntungkan
mendapatkan dua program (delapan siklus). Masing-masing siklus diberikan setiap 3 minggu.
Favorable Biology
Untuk anak umur < 1 tahun atau berat 12 kg, dosis kemoterapi diberikan miligram per
1. Carboplatin 560 mg/m2 atau 18 mg/kg IV lebih dari 1 jam untuk 1 hari
2. Etoposide 120 mg/m2 atau 4 mg/kg IV lebih dari 2 jam sehari untuk 3 hari
3. Cyclophosphamide 1000 mg/m2 atau 33 mg/kg lebih dari 1 jam sehari untuk 1 hari
4. Doxorubicin 30 mg/m2 atau 1 mg/kg IV lebih dari 60 menit perhari untuk 1 hari.
Pengobatan
ketahanan hidup jangka panjang kelompok pasien kurang dari 15%. Secara keseluruh angaka
1. Induksi kemoterapi
b. Agen nonsitotoksik
Karena neuroblastoma sensitif kemoterapi, tujuan induksi terapi adalah untuk mereduksi secara
maksimal pada tumor primer dan lokasi metastasis. Durasi induksi terapi pada masing-masing
Terapi konsolidasi
Fase terapi berikutnya adalah konsolidasi. Tujuannya untuk menghilangkan setiap tumor yang
tersiasa dengan agen sitotoksik myeloablative dan penyelamatan sel induk. 3 tahun survival rate
pada pasien yang diberikan rejimen myeloablative diikuti oleh penyelamatan stem sel jauh lebih
unggul (38-50%) dengan kemoterapi saja (15%). Hal ini terutama berlaku untuk pasien berisiko
sangat tinggi seperti usia lebih dari 1 tahun dan amplifikasi MYCN penyakit metastasis.
kekambuhan penyakit.
Faktor risiko untuk kekambuhan:
a. Reseksi inkomplit pada tumor primer. Pengangkatan tumor secara pembedahan pada tumor
Daftar Pustaka
1. Sandoval JA, Malkas LH, Hickey RJ. Clinical significance of serum biomarkers in
pediatric solid mediastinal and abdominal tumors. Int J Mol Sci 2012; 13:1126-53
2. Traunecker H, Hallet A, A review and update on neuroblastoma, Elsivier, 2011, 103-8
3. Rutigliano D.N, Quanglia, Neuroblastoma and other adrenal tumor, In: Carachi R,
Grosfeld J.L, Azmy A.F, editors. The surgery of childhood tumors, 2008,11:202-19
4. Ricafort R. Tumor markers in infancy and childhood. Pediatric in Review 2011, 306-8
5. Square R, Haider N, Neuroblastoma, Handbook of pediatric surgery, 2010,391-8
6. Lanzkowsky P, manual of pediatric hematology and oncology, 2005, 540-46