Kunjungan PT - KAI Pelatihan Hiperkes
Kunjungan PT - KAI Pelatihan Hiperkes
PENDAHULUAN
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
5
2. Faktor-faktor Kecelakaan
Studi kasus menunjukkan hanya proporsi yang kecil dari pekerja sebuah
industri terdapat kecelakaan yang cukup banyak. Pekerja pada industri mengatakan itu
sebagai kecenderungan kecelakaan. Untuk mengukur kecenderungan kecelakaan
harus menggunakan data dari situasi yang menunjukkan tingkat resiko yang ekivalen,
Begitupun, pelatihan yang diberikan kepada pekerja harus dianalisa, untuk
seseorang yang berada di kelas pelatihan kecenderungan kecelakaan mungkin hanya
sedikit yang diketahuinya. Satu lagi pertanyaan yang tak terjawab ialah apakah ada
hubungan yang signifikan antara kecenderungan terhadap kecelakaan yang kecil atau
salah satu kecelakaan yang besar. Pendekatan yang sering dilakukan untuk seorang
manager untuk salah satu faktor kecelakaan terhadap pekeria adalah dengan tidak
membayar upahnya. Bagaimanapun jika banyak pabrik yang melakukan hal diatas
akan menyebabkan berkurangnya rata-rata pendapatan, dan tidak membayar upah
pekeria akan membuat pekeria malas melakukan pekeriaannya dan terus
membahayakan diri mereka ataupun pekerja yang lain. Ada kemungkinan bahwa
kejadian secara acak dari sebuah kecelakaan dapat membuat faktor-faktor kecelakaan
tersendiri.
3. Masalah Kesehatan dan Keselamatan Kerja
Kinerja (performen) setiap petugas kesehatan dan non kesehatan merupakan
resutante dari tiga komponen kesehatan kerja yaitu kapasitas kerja, beban kerja, dan
lingkungan kerja yang dapat merupakan beban tambahan pada pekerja. Bila ketiga
komponen tersebut serasi maka bisa dicapai suatu derajat kesehatan kerja yang
optimal dan peningkatan produktivitas. Sebaliknya bila terdaat ketidakserasian dapat
menimbulkan masalah kesehatan kerja berupa penyakit ataupun kecelakaan akibat
kerja yang pada akhirnya akan menurunkan produktivitas kerja.
a. Kapasitas Kerja
Status kesehatan masyarakat pekerja di Indonesia pada umumnya belum
memuaskan. Dari beberapa hasil penelitian didapat gambaran bahwa 30-40%
masyarakat pekerja kurang kalori protein, 30% menderita anemia gizi, dan 35%
kekurangan zat besi tanpa anemia. Kondisi kesehatan seperti ini tidak
6 memungkinkan bagi para pekerja untuk bekerja dengan produktivitas yang
optimal. Hal ini diperberat lagi dengan kenyataan bahwa angkatan kerja yang
ada,sebagian besar masih diisi oleh petugas kesehatan dan non kesehatan yang
mempunyai banyak keterbatasan sehingga untuk dalam melakukan tugasnya
mungkin sering mendapat kendala terutama menyangkut masalah PAHK dan
kecelakaan kerja.
b. Beban kerja
Sebagai pemberi jasa pelayanan kesehatan maupun yang bersifat teknis
beroperasi 8-24jam sehari, dengan demikian kegiatan pelayanan kesehatan pada
laboratorium menuntu adanya pola kerja bergilir dan tugas/jaga malam. Pola
kerja yang berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan yang meningkat, akibat
terjadinya perubahan pada bioritmik (irama tubuh). Faktor lain yang turut
memperberat beban kerja antara lain tingkat gaji dan jaminan sosial bagi pekerja
yang masih relatif rendah, yang berdampak pekerja terpaksa melakukan kerja
tambahan secara berlebihan. Beban psikis ini dalam jangka waktu lama dapat
menimbulkan stres.
c. Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja bila tidak memenuhi persyaratan dapat mempengaruhi
kesehatan kerja dapat menimbulkan Kecelakaan Kerja (Occupational Accident),
Penyakit Akibat Kerja dan Penyakit Akibat Hubungan Kerja (Occupational
Disease & Work Related Diseases).
9
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kemampuan
tenaga kerja dalam
mengoperasikan :
setiap tenaga kerja
dilatih untuk dapat
mengoperasikan
alat pemadam
Hasil Pemeriksaan
No Lokasi Kebakaran/
Mekanik Listrik Kimia
. ledakan
1. Unit Adanya potensi Adanya potensi Adanya Bahan kimia
kerangka kejatuhan benda kebakaran dari potensi tersimpan di
atas berat dan kabel listrik kebakaran dari dalam gudang
kecelakaan kerja yang tidak kabel listrik logistik
akibat trauma tersusun rapi. yang tidak
kecil. Ada trafo yang tersusun rapi.
tidak
menggunakan
penutup.
2. Unit Adanya potensi Adanya potensi Adanya Bahan kimia
kerangka kejatuhan benda kebakaran dari potensi tersimpan di
bawah berat dan kabel listrik kebakaran dari dalam gudang
kecelakaan kerja yang tidak kabel listrik logistik.
15
akibat trauma tersusun rapi. yang tidak
kecil. Potensi tersusun rapi.
jatuh ke ruang
bawah tanah (rel
kereta) karena
tidak ada
pembatas dan
tanda.
3. Unit Adanya potensi Kondisi cukup Adanya Bahan kimia
logam trauma mata aman dan baik. potensi tersimpan dalam
terkena las. kebakaran dari di wadah
Potensi trauma percikan api berlabel
tangan terkena mesin las. LOGAM.
gergaji.
4. Unit Adanya potensi Kondisi cukup Adanya Bahan kimia
diesel kejatuhan benda aman dan baik. potensi tersimpan di
berat dari crane ledakan karena dalam gudang
saat tekanan tinggi logistik.
memindahkan dari mesin
barang. Trauma regulator.
saat servis alat
5. Unit Kondisi cukup Kondisi cukup Adanya Tidak
traksi aman dan baik. aman dan baik. potensi menggunakan
listrik kebakaran dari bahan kimia.
alat-alat listrik
yang
digunakan.
6. Unit Potensi kaki Banyak kabel Ada potensi Bahan kimia
auxalary terlindas troli menjuntai di ledakan dari tersimpan di
pengangkut aki lantai, potensi aki yang dalam wadh
terkena strum diservis tong besar tanpa
dan tersandung label, di dalam
aki yang sedang
diservis. Ada
exhouse penarik
16
uap kimia dari
aki. Potensi
iritasi kulit dari
bahan kimia
yang digunakan
17
BAB IV
Masalah-masalah yang ditemukan dari aspek keselamatan kerja di PT. KAI adalah:
1. Dari keenam unit di perusahaan KAI terdapat empat potensi bahaya (mekanik,
listrik, kimia, dan ledakan/kebakaran)
2. Kurangnya kesadaran dari para pekerja untuk menggunakan APD yang
disediakan oleh perusahaan PT.KAI
3. Sistem penggunaan dan perawatan APAR sudah cukup baik
4. Sistem P2K3 di perusahaan PT.KAI berjalan cukup baik
18