Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN IN-

FEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT PADA BAYI


DI PUSKESMAS POLOKARTO SUKOHARJO

Viyas Vivin Wulansari2, Endah Marlina3, Luluk Nur Fakhidah3


1
Mahasiswa Prodi D3 Mitra Husada Karanganyar
2, 3
Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Mitra Husada Karanganyar Jl Achmad
Yani No.167. Papahan, Tasikmadu, Karanganyar Email :
stikes.mitrahusada@gmail.com

ABSTRAK
ASI mengandung zat anti infeksi terhadap berbagai macam penyakit, seperti penyakit saluran
pernafasan atas, diare dan penyakit saluran pencernaan. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa hubungan antara pemberian ASI eksklusif dengan kejadian infeksi saluran
pernafasan akut pada bayi.
Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan retrospektif. Waktu
penelitian dilakukan di bulan maret sampai dengan April 2014 di Puskesmas Polokarto
Sukoharjo. Teknik pengambilan sampelnya menggunakan teknik purposive sampling dengan
jumlah responden 93 orang. Teknik pengumpulan data adalah dengan menggunakan angket. Di
Puskesmas Polokarto didapatkan 62,9% bayi usia 0-6 bulan yang mendapat ASI eksklusif dan
kejadian ISPA pada bayi usia 7-12 bulan sekitar 32,10%.
Hasil penelitian menunjukkan banyak ibu yang tidak memberikan ASI eksklusif sebanyak
73 responden (78,5%) dan tingginya kejadian ISPA yang di alami sebanyak 92 responden
(98,9%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada bayi sebesar 3,690, dengan
koefisien kontingensi didapatkan nilai c = 0,195 yang berarti keeratan hubungan antara kedua
variabel termasuk sangat rendah.
Simpulan dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian infeksi saluran pernafasan akut pada bayi yaitu dengan semakin
banyak bayi yang tidak mendapat ASI Eksklusif maka semakin banyak bayi yang menderita
ISPA.

Kata Kunci : ASI Eksklusif, Kejadian ISPA


PENDAHULUAN khususnya balita adalah 6-8 kali pertahun.
Sejumlah studi besar menunjukkan bahwa
ASi Eksklusif adalah pemberian ASi saja
insiden penyakit pernapasan oleh virus
pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
melonjak pada bayi dan anak-anak usia dini.
tambahan cairan ataupun makanan lain.
insiden infeksi Saluran Pernafasan Akut
(Yanti, 2011). komposisi yang terdapat dalam
(iSPA) tertinggi terjadi pada usia 6-12 bulan.
ASi mampu memberikan zat anti infeksi
(Maryunani, 2010).
pada bayi. ASi mengangandung enzim,
immunoglobulin, dan lekosit. Lekosit terdiri kandungan zat anti infeksi yang terdapat di
atas fagosit 90% dan limfosit 10%, yang dalam ASi mampu mencegah dari penyakit
meskipun sedikit tetap dapat memberikan saluran pernafasan atas. immunoglobulin
efek protektif yang signifikan terhadap bayi. merupakan zat yang menstimulasi tubuh
immunoglobulin merupakan protein yang untuk memproduksi antibodi. Secretory igA
dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon (sigA) disekresi oleh makrofag (disintesa
terhadap adanya imunogen atau antigen (zat dan disim pan dal am p ayudara), yang
yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi berperan dalam fungsi antibodi ASi melalui
antibodi). (Sulistyawati, 2009). alur limfosit.Antibodi igA yang terbentuk
dalam payudara ibu (melalui ASi) setelah
ting k at p e m be rian AS i E k sk l u sif di
ibu terekspos terhadap antigen di saluran
indonesia masih rendah. kurangnya
pernafasan. Dengan ini, maka ASi mampu
pengetahuan tentang manfaat ASi dan
mengurangi bahkan mencegah dari penyakit
gencarnya promosi susu formula membuat
saluran pernafasan atas. (Sulistyawati, 2009).
banyak ibu gagal menyusui bayinya secara
eksklusif. Direktur Jendral bina gizi dan Dengan terbitnya PP No. 33 tahun 2012,
kesehatan ibu Anak kementrian kesehatan bidan mampu berperan dalam menyukseskan
menyebutkan, berdasarkan data Survei Sosial pemberian ASi eksklusif bagi bayi yaitu
Ekonomi Nasional (Susenas) tahun 2010, dengan melakukan inisiasi Menyusu Dini
baru ada 33,6 persen bayi umur 0-6 bulan (iMD), melakukan rawat gabung ibu dan
yang mendapatkan ASi Eksklusif. bahkan bayi lahir di tempat pelayanan kesehatan serta
riset kesehatan Dasar (riskesdas) 2010 menyediakan tempat yang memadai bagi ibu
menyebutkan, hanya 15,3 persen bayi umur yang meneteki untuk memeras ASi dan atau
kurang dari 6 bulan yang mendapat ASi menyusui. Dengan itu bidan mampu berperan
Eksklusif. (wiji, 2013). untuk memulai dan mendukung berjalannya
pemberian ASi eksklusif pada bayi sampai
infeksi Saluran Pernafasan Akut (iSPA)
umur 6 bulan. (wiji, 2013).
adalah suatu kelompok penyakit yang
menyerang saluran pernafasan. (Maryunani, berdasarkan data dari Dinas kesehatan
2010). infeksi Saluran Pernafasan Akut kabupaten Sukoharjo tahun 2013 didapatkan
(iSPA) merupakan penyakit yang seringkali 58,3% bayi usia 0-6 bulan yang mendapat
dilaporkan sebagai 10 penyakit utama di ASi Eksklusif dan 62,9% bayi usia 0-6 bulan
Negara berkembang. gejala yang sering di Puskesmas Polokarto Sukoharjo yang
dijumpai adalah batuk, pilek, dan kesukaran mendapatkan ASi Eksklusif. kejadian iSPA
bernapas. Serangan batuk pada anak, bayi usia 7-12 bulan di Sukoharjo berkisar
8,73% dan di kecamatan Polokarto sendiri Pengolahan data merupakan proses yang
berkisar 32,10%. Dari 12 kecamatan di sangat penting dalam penelitian. kegiatan
kabupaten Sukoharjo, Puskesmas Polokarto dalam proses pengolahan data adalah:
menempati diurutan pertama untuk kejadian a. Editing adalah upaya untuk memeriksa
iSPA sebanyak 32,10%, diurutan kedua di kembali kebenaran data yang diperoleh atau
Puskesmas tawangsari sebanyak 18,44%, dan dikumpulkan. Editing dapat dilakukan
yang ketiga di Puskesmas kartasura sebanyak pada tahap pengumpulan data atau setelah
17,70%. Dari data tersebut, peneliti tertarik data terkumpul.
untuk melakukan penelitian dengan judul b. Coding merupakan kegiatan pemberian
Hubungan Pemberian ASi Eksklusif dengan kode numerik (angka) terhadap data yang
kejadian infeksi Saluran Pernapasan Akut terdiri atas beberapa kategori. Pemberian
(iSPA) pada bayi di Puskesmas Polokarto kode sangat penting bila pengolahan dan
Sukoharjo tujuan dari penelitian ini adalah analisa data menggunakan komputer.
untuk mengetahui hubungan pemberian ASi biasanya dalam pemberian kode dibuat juga
eksklusif dengan kejadian iSPA pada bayi di daftar kode dan artinya dalam satu buku
Puskesmas Polokarto Sukoharjo. (code book) untuk memudahkan kembali
melihat lokasi dan arti suatu kode dari
BAHAN DAN METODE suatu variabel.
c. Data entry adalah kegiatan memasukkan
Jenis penelitian yang dilakukan adalah
data yang telah dikumpulkan kedalam
observasional analitik yang menyangkut
master tabel atau database komputer,
bagaimana faktor resiko dipelajari dengan
kemudian membuat distribusi frekuensi
menggunakan pendekatan retrospektif.
sederhana atau dengan membuat tabel
Pendekatan retrospektif, yaitu rancangan
kontigensi.
bangun dengan melihat ke belakang dari suatu
d. Melakukan teknik analisis
kejadian yang berhubungan dengan kejadian
Dalam melakukan analisis, khususnya
kesakitan yang diteliti. Dengan kata lain efek
data penelitian akan menggunakan
ke faktor resiko atau mencari penyebab/faktor
ilmu statistik terapan yang disesuaikan
resiko dari penelitian yang dilakukan. (Nasir,
dengan tujuan yang hendak dianalisis.
2011). Penelitian ini dilakukan di wilayah
Apabila penelitiannya deskriptif, maka
kerja Puskesmas Polokarto Sukoharjo
akan menggunakan statistika deskriptif.
sekitar bulan Maret April 2014. Populasi
Sedangkan analisis analitik akan
pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang
menggunakan statistika inferensial. Statistika
mempunyai batita umur >12-24 bulan yang
diskriptif (menggambarkan) adalah
berada di wilayah kerja Puskesmas Polokarto
statistika yang membahas cara-cara
Sukoharjo pada bulan Maret April 2014.
merigkas, menyajikan, dan
Jumlah populasi penelitian ini sekitar 1253.
mendiskripsikan suatu data dengan
Alat yang digunakan untuk pengumpulan
tujuan agar mudah dimengerti dan lebih
data ini adalah angket dan kMS. Cara
mempunyai makna. Statistika inferensial
pengumpulan data dalam penelitian ini
(menarik kesimpulan) adalah statistika yang
dengan menggunakan angket tertutup dan
digunakan untuk menyimpulkan
angket terbuka. teknik Pengolahan Data
parameter (populasi) berdasarkan statistik HASIL DAN PEMBAHASAN
(sampel) atau lebih dikenal dengan proses
Dari hasil penelitian diperoleh data
generalisasi dan inferensial. (Hidayat,
sebagai berikut :
2010).
Tabel 4.1 Distribusi responden berdasarkan
pemberian ASI eksklusif
Analisis Data :
Kriteria Frekuensi Persentase (%)
a. Analisis univariat
78,5
Ana li si s eksklusif 7320 21,5
menjelaskan dan mendeskripsikan eksklusif
karakteristik variabel. total 93 100,0
Sumber: Data Primer, 2014
b. Analisis bivariat
Analisis yang dilakukan untuk melihat tabel 4.1 menunjukkan bahwa distribusi
hubungan kedua variabel, antara variabel frekuensi responden berdasarkan pemberian
bebas dengan variabel terikat. Dalam hal ASi eksklusif sebagian besar tidak memberikan
ini peneliti menggunakan uji chi-Square ASi eksklusif sejumlah 73 responden (78,5%)
dengan taraf signifikan dan sebagian kecil memberikan ASi eksklusif
0,05. sejumlah 20 responden (21,5%).

rumus dasar chi kuadrat adalah sebagai Tabel 4.2 Distribusi responden berdasarkan
kejadian penyakit ISPA
berikut :
Persentase
Kejadian ISPA Frekuensi
k
( f fh ) 2 (%)
x = 2 0

i=1 fh iSPAtidak iSPA 921 98,61,1


total 93 100,0
keterangan : Sumber: Data Primer, 2014
X2: Chi kuadrat
fo : Frekuensi yang diobservasi tabel 4.2 menunjukkan bahwa distribusi
fh : Frekuensi yang diharapkan frekuensi responden berdasarkan kejadian
penyakit iSPA sebagian besar terkena iSPA
untuk mengetahui keeratan hubungan antara sejumlah 92 responden (98,9%) dan sebagian
dua variabel maka dilakukan uji koefisien
kecil tidak terkena iSPA sejumlah 1 responden
kontingensi dengan rumus:
(1,1%).
Tabel 4.3 Tabulasi Silang hubungan pemberian ASI
eksklusif dengan kejadian ISPA pada bayi
Infeksi Saluran Total
keterangan : Pernapasan ISPA
c2 : chi square hitung Akut
IS- Tidak
N : jumlah sampel PA ISPA
C : koefisien kontingensi Pem- tidak Count 73 0 73
(Sugiyono, 2010) berian ASi
ASi Eksklusif
Infeksi Saluran Pernapasan Akut Total Pada tabel 4.4 disajikan hasil perhitungan
ISPA korelasi bivariat. Diketahui bahwa besarnya
angka koefisien korelasi adalah sebesar
IS- Tidak
PA ISPA 3,690 dengan signifikansi (p) sebesar 0,045.
% of total 78.5% .0% 78.5% Pengujian dilakukan dengan sampel sebanyak
93 dan pada taraf signifikansi sebesar 5%
ASi Count 19 1 20
Eksklusif sehingga diperoleh nilai sebesar 3,690.
% of total 20.4% 1.1% 21.5% Ha diterima bila harga chi kuadrat hitung
lebih dari harga chi kuadrat tabel. Apabila
total Count 92 1 93
dibandingkan terlihat bahwa hitung > tabel
% of 98.9% 1.1% 100.0%
total (3,690> 3,481) maka diputuskan bahwa
H 0 ditolak dan H diterima. Hal ini juga
tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 93 ditunjukkan dengan nilai signifikansi (p) 0,045
responden yang mengalami iSPA terbanyak < 0,05 dan angka koefisien kontingensi sebesar
yaitu 92 responden (98,9%) yaitu pada bayi 0,195 Dengan demikian dapat disimpulkan
yang tidak diberi ASi Eksklusif sebanyak 73 bahwa ada hubungan antara pemberian
responden (78,5%). Sedangkan pemberian ASi eksklusif dengan kejadian iSPA pada
ASi eksklusif termasuk rendah yaitu hanya bayi dengan derajat keeratan hubungan
19 responden (20,4%) dan yang tidak terkena antara kedua variabel termasuk sangat
iSPA hanya 1 responden (1,1%). rendah.Hasil penelitian dari 93 responden
menunjukkan sebagian besar ibu tidak
Tabel 4.4 Hasil Perhitungan Korelasi Bivariat
menerapkanASi Eksklusif pada bayinya yaitu
Exact Exact
Asymp.
Sig. Sig. 73 responden (78,5%) dan yang menerapkan
Value Df Sig. (2-
sided)
(2- (1- ASi Eksklusif sekitar 20 responden (21,5%).
sided) sided)
Pearson Chi- 3.690(b) 1 .045 Dalam penelitian ini menunjukkan pemberian
Square ASi Eksklusif yang masih kurang di wilayah
Continuity .486 1 .486
Correction(a)
kerja Puskesmas Polokarto. Menurut Yanti
Likelihood 3.114 1 .078 (2011), ASi eksklusif adalah pemberian ASi
ratio saja pada bayi sampai usia 6 bulan tanpa
Fishers .215 .215
Exact test
cairan ataupun makanan lain. ASi dapat
Linear- 3.650 1 .056 diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. Hasil
by-Linear penelitian dari 93 responden menunjukkan
Association
N of valid 93 ibu yang menjadi ibu rumah tangga 37
Cases responden (39,8%), wiraswasta 12 responden
Symmetric
Measures
(12,9%), swasta 33 responden (35,5%), PNS
value Approx. 3 responden (3,2%), dan buruh 8 responden
Sig.
(8,6%). Sebagian besar ibu yang bekerja
Nominal by Contin- .195 .055
Nominal gency diluar rumah menyebabkan pemberian ASi
Coeffi-
cient
eksklusif gagal diberikan. Dari penelitian
N of valid 93 juga menunjukkan ibu yang berpendidikan
Cases SD 20 responden (10,8%), SMP 31 responden
(44,1%), SMA 37 responden (39,8%), dengan berat badan lahir rendah (bbLr)
dan perguruan tinggi 5 responden (5,4%). mempunyai resiko kematian yang lebih
berarti secara tidak langsung pendidikan besar dibandingkan dengan berat badan lahir
ibu juga mempengaruhi pengetahuan normal, terutama pada bulan-bulan pertama
ibu dalam pemberian ASi eksklusif. kelahiran karena pembentukan zat anti
Menurut wiji (2013), penyebab umum kekebalan kurang sempurna sehingga lebih
kegagalan pemberian ASi Eksklusif adalah mudah terkena penyakit infeksi, terutama
minimnya pengetahuan ilmu ibu tentang ASi pneumonia dan sakit saluran pernafasan
Eksklusif dan menyusui, ibu bekerja, tidak lainnya. Hasil penelitian ini menunjukkan 93
ada dukungan dari keluarga, teknik menyusui responden (100%) telah mendapatkan vitamin
yang tidak tepat dan mitos ASi encer tidak A. Menurut Maryunani (2010), Pemberian
baik untuk ASi. vitamin A yang dilakukan bersamaan dengan
imunisasi akan menyebabkan peningkatan
Dari hasil penelitian 93 responden antibodi yang akan melindungi terhadap
menunjukkan bayi yang pernah mengalami bibit penyakit untuk jangka yang tidak terlalu
iSPA pada usia 7-12 bulan yaitu 91 responden singkat. Dari 93 responden juga terlihat
(98,9%) dan yang tidak pernah mengalami terdapat 88 responden (94,6%) yang memiliki
iSPA hanya 1 responden (1,1%). Menurut status gizi baik dan 5 responden (5,4%) yang
Maryunani (2010), iSPA adalah penyakit memiliki gizi kurang. Menurut Maryunani
saluran pernafasan akut dengan perhatian (2010), balita dengan gizi yang kurang akan
khusus pada radang paru (pneumonia), dan lebih mudah terserang iSPA dibandingkan
bukan penyakit telinga dan tenggorokan. balita dengan gizi normal karena faktor daya
Menurut Ngastiyah (2008), batuk pilek ( tahan tubuh yang kurang. Dari penelitian
common cold ) adalah infeksi primer juga banyak ibu yang mengatakan bayinya
nasofaring dan hidung yang sering mengenai mengalami iSPA karena terdapat anggota
bayi dan anak. Menurut Maryunani (2010), keluarga yang sakit sehingga tertular.
Sejumlah studi yang besar menunjukkan Menurut Maryunani (2010), faktor resiko
bahwa insiden penyakit pernafasan oleh virus terjadinya iSPA yaitu Faktor Lingkungan
melonjak pada bayi dan usia dini anak-anak. (pencemaran udara, ventilasi rumah dan
insiden iSPA tertinggi pada umur 6-12 bulan. hunian rumah), faktor individu anak (umur
Dalam penelitian ini peneliti juga anak, berat badan lahir, status gizi, vitamin
menanyakan faktor resiko terjadinya iSPA A dan status imunisasi), faktor Perilaku (bila
kepada responden. Dari 93 responden, salah satu keluarga mempunyai masalah
100% belum pernah mendapatkan imunisasi kesehatan maka akan berpengaruh terhadap
influenza yang bermanfaat untuk mencegah anggota keluarga lain). Dengan demikian
penyakit flu. Dalam penelitian ini juga menurut teori, faktor resiko yang dialami bayi
menunjukkan dari 93 responden terdapat dan tidak diberikannya ASi eksklusif akan
yang memiliki berat badan bayi saat lahir menambah kejadian iSPA pada bayi karena
yang > 2500 gram ada 90 responden (96,8%) daya tahan tubuh bayi yang kurang. Menurut
dan yang < 2500 gram ada 3 responden Sulistyowati (2009), ASi mengandung anti
(3,2%). Menurut Maryunani (2010), bayi infeksi terhadap berbagai macam penyakit,
seperti penyakit saluran pernafasan atas, SIMPULAN
diare dan penyakit saluran pencernaan.
berdasarkan penelitian yang telah
Immunoglobulin merupakan protein yang
dilakukan di Puskesmas Polokarto Sukoharjo
dihasilkan oleh sel plasma sebagai respon
dapat diambil beberapa simpulan sebagai
terhadap adanya imunogen atau antigen (zat
berikut : bayi di wilayah kerja Puskesmas
yang menstimulasi tubuh untuk memproduksi
Polokarto sebagian besar tidak mendapatkan
antibodi). Ada 5 macam immunoglobulin :
ASi eksklusif sejumlah 73 responden (78,5%).
igA, igM, igE, igD, dan igg. Dari kelimanya,
bayi di wilayah kerja Puskesmas Polokarto
secretory igA (sigA) disekresi oleh makrofag
sangat rentan terjadi iSPA ditunjukkan dengan
(disintesa dan disimpan dalam payudara),
kejadian sejumlah 92 responden (98,9%).
yang berperan dalam fungsi antibodi igA
yang terbentuk dalam payudara ibu (melalui Ada hubungan yang signifikan antara
ASi) setelah ibu terekspos terhadap antigen di pemberian ASi eksklusif dengan kejadian
saluran pencernaan dan saluran pernafasan iSPA pada bayi (x hitung = 3,487 > x tabel
disebut b A Lt ( bronchus associated = 3,690 dan p = 0,045 < 0,05).
immunocompetent lymphoid tissue) dan Saran: bagi Peneliti yang akan dating
gALt (gut associated immunocompetent diharapkan dapat melakukan penelitian
lymphoid tissue). bayi baru lahir mempunyai tentang faktor-faktor yang dapat menyebabkan
cadangan igA sedikit dan karena itulah ia iSPA sehingga selain diberikan ASi Eksklusif
sangat memerlukan tambahan proteksi sigA dapat mengurangi resiko kejadian iSPA pada
dalam ASi terhadap penyakit infeksi. bayi. bagi petugas kesehatan khususnya
berdasarkan hasil uji statistik chi kuadrat pada bidan yang berinteraksi secara langsung
ketelitian 5% maka diperoleh untuk memberikan informasi atau penyuluhan
sebesar 3,690 dan koefisien kontingensi yang tepat serta mensosialisasikan pemberian
sebesar 0,195. Ha diterima jika lebih dari ASi Eksklusif tentang manfaat dan tujuan
(3,690 > 3,481), maka dalam penelitian untuk menyusun program yang akan datang.
tabel,
ini Ha diterima . rendahnya pemberian bagi Akademi Diharapkan dapat digunakan
ASi menyebabkan tingginya kejadian iSPA sebagai bahan wacana dan dapat menambah
pada bayi usia 7-12 bulan di wilayah kerja referensi yang telah ada.. bagi responden
Puskesmas Polokarto Sukoharjo. Dengan Diharapkan kepada ibu-ibu yang sudah
demikian dapat disimpulkan bahwa ada mengetahui tujuan dan manfaat ASi Eksklusif
hubungan pemberian ASi eksklusif dengan supaya bersedia menerapkan pemberian
kejadian iSPA pada bayi dengan derajat ASi Eksklusif pada bayinya karena dapat
keeratan hubungan antara kedua variabel meningkatkan antibody pada bayi, serta lebih
termasuk sangat rendah. Namun, dalam menjaga bayi agar tidak terserang penyakit.
penelitian ini terdapat kelemahan yaitu ibu 1. Bagi Peneliti
yang sulit untuk mengingat riwayat terjadinya
Diharapkan peneliti menggunakan tingkat
iSPA pada bayi dikarenakan jangka waktu
penyimpangan dalam penelitian yang
umur bayi sekarang dengan riwayat kejadian
konsisten dari awal sampai akhir penelitian.
iSPA memiliki jangka waktu yang cukup
lama.
2. Bagi Pembaca Mubarak, wi. 2011. Promosi Kesehatan
Diharapkan dapat menambahreferensi Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
dan pengetahuan pembaca. Medika. pp. 83
Nazir, Moh. 2009. metodologi
Penelitian.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: ghalia indonesia. pp. 54
Ambarwati Er, Diah w. 2010. Asuhan
Kebidanan Nifas. Jogjakarta : Nuha Notoatmodjo, S. 2012. Promosi Kesehatan
Medika. pp. 29-30, 43-62 dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:
rineka Cipta. pp. 131-143
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian.
Jakarta: rineka Cipta. pp. 324 _________, 2010. metode
Penelitian
b ahiyatun. 2009. B uku A j ar A suhan Kesehatan. Jakarta: rineka. pp. 10
Kebidanan Nifas Normal. Jakarta : EgC. 19, 164, 176 -8.
pp. 2
Nursalam. 2011. Konsep dan Penerapan
Fraser DM, Margaret AC. 2011. myles Buku m etodologi Penelitian Ilmu
Ajar Bidan. Jakarta: EgC. pp.642 Keperawatan. Jakarta: Salemba
Hidayat, AAA. 2010. metode Penelitian Medika. pp. 80-9, 93-7
Kebidanan Teknik Analisis Data. Jakarta: Prawirahardjo, S. 2010. Ilmu
Salemba Medika. pp. 56-68, Kebidanan.
87, 121-2 Jakarta : Yayasan bina Pustaka. pp.
Hidayat, Dr. 2009. Ilmu Perilaku manusia. 275-7
Jakarta timur: trans info Media. pp. riyanto, A. 2011. Pengolahan dan
121 Analisis Data Kesehatan. Yogyakarta:
kristiyanasari, w. 2011. ASI, menyusui dan Nuha Medika. pp. 9-10, 72
Sadari. Yogyakarta : Nuha Medika. pp. 40- rochimah, dkk. 2011. Keterampilan Dasar
9 Praktik Klinik (KDPK). Jakarta : trans info
Maryunani, A. 2009. Asuhan Pada Ibu Dalam Media. pp 284-5
masa Nifas (Postpartum). Jakarta : trans Saleha, S. 2009. Asuhan Kebidanan pada
info Media. Pp. 76-9 masa Nifas. Jakarta : Salemba Medika. pp.
___________. 2009. Pengenalan Alat/ 2-4, 16, 31-3
Instrumen Kesehatan Dan Kebidanan Soetjiningsih, Dr.DSAk. 2012. Seri Gizi
Dalam Praktik Kebidanan. Jakarta : trans Klinik ASI petunjuk untuk tenaga
info Media. pp. 40 kesehatan. Jakarta : EgC. pp 86
wiji, rN. 2013. ASI Panduan Ibu
menyusui.
Yogyakarta : Nuha Medika. pp. 39-51,
89, 93

Anda mungkin juga menyukai