KELOMPOK 1
BAB I
PENDAHULUAN
Saat ini dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk, semakin meningkat pula kebutuhan
pangan. Industri kecil maupun industri besar yang bergerak dalam bidang kuliner makin
berkembang. Namun, dengan semakin banyaknya jenis agent kimia dan biologi yang ada di
lingkungan dan potensinya untuk mencemari makanan, maka perlu ada sebuah standar untuk
keamanan pangan yang bisa diterapkan.
Menurut US Food and Drug Administration (US FDA), Hazard Analysis Critical Control Point
(HACCP) adalah sistem manajemen untuk keamanan pangan dengan menganalisis dan
mengendalikan bahaya biologic, kimiawi, dan fisik mulai dari proses produksi bahan mentah,
pembelian dan penanganan, hingga ke proses pengolahan, distribusi, dan konsumsi produk yang
sudah jadi. HACCP merupakan standar yang bertujuan untuk mencegah dan menurunkan kasus
keracunan makanan dengan upaya mengevaluasi, menentukan titik kritis pada setiap tahap
pengolahan makanan, dan mengendalikan titik kritis tersebut.
HACCP tidak hanya diterapkan pada industri makanan yang besar, namun juga pada food
establishment kecil yang dekat dengan masyarakat. Salah satu gerai makanan yang digemari
masyarakat di Bekasi adalah Soto Tanah Abang Pak Hapid. Gerai ini berada di Summarecon
Mall Bekasi. Makanan yang dihidangkan di gerai tersebut adalah soto daging dan disajikan
panas. Proses pembuatan masakan tersebut dilakukan di daerah Tangerang, kemudian dibawa ke
beberapa gerai, termasuk di Bekasi. Proses pengolahan yang di lakukan di Bekasi adalah
pemanasan soto, pembuatan nasi, pembuatan sambal, dan penyajian. Risiko terjadinya
kontaminasi mulai dari pemasakan hingga penyajian perlu diperhatikan. Untuk itu, maka perlu
dievaluasi titik kritis dari keseluruhan proses pembuatan hingga penyajian soto dan melakukan
rencana pengendalian titik kritis tersebut.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
BAB 3
HASIL
Kegiatan pengamatan titik kritis dilakukan di gerai Soto Tanah Abang Pak Hapid di Summarecon
Mall Bekasi, pada tanggal 5 Desember 2016, pukul 12.30.
SOTO DAGING
Dihaluskan
Digoreng
sebentar
Ditumis dengan
CCP
Diiris
CCP Dimasak dengan
Diletakkan
di display Dicampur dengan Santan Dipar Kelap
CCP santan
Kuah soto
Disimpan di
panci diatas
kompor
menyala
Daging iris
ditambah
kuah soto.
Sajikan CCP
PELENGKAP
Diletakka Diletakka
Disimpan n di n di
dalam wadah display CCP display CCP
tertutup CCP
3. Identifikasi Hazard
No Arti
Q1 Apakah bahan mentah memiliki kandungan bahaya pada level yang tinggi?
Apakah saat pemrosesan atau penanganan selanjutnya dapat menghilangkan atau
Q2
mengurangi bahaya hingga sampai pada level aman?
Apakah formulasi/komposisi dari produk setengah jadi atau produk jadi adalah
Q3
untuk mencegah peningkatan bahaya
Apakah ada kemungkinan terjadi re-kontaminasi? Apakah meningkatkan
Q4
kemungkinan bahaya?
Apakah proses/penanganan selanjutnya (termasuk yang dilakukan konsumen) akan
Q5
menghilangkan bahaya?
Apakah tahap-tahap pemrosesan ditujukan untuk menghilangkan atau mengurangi
Q6
bahaya hingga ke level yang aman?
Kegiatan yang dilakukan di gerai tesebut adalah memasak nasi, memanaskan soto, membuat
sambal, dan menyajikan soto.
BAB 4
PEMBAHASAN
Soto Tanah Abang Pak Hapid dimasak di tempat yang berlainan dengan tempat penyajian.
Pada saat pembelian bahan makanan, perlu dipastikan bahwa bahan dalam keadaan baik dan
layak untuk dikonsumsi. Penyimpanan bahan makanan juga harus sesuai dengan jenis bahan
dan menerapkan sistem FIFO.
Kondisi saat dilakukan distribusi makanan juga perlu diperhatikan karena letaknya yang jauh
dengan gerai Bahan makanan protein tinggi seperti daging memerlukan penanganan khusus
dalam distribusinya seperti disimpan dalam keadaan dingin setelah dimasak, sehingga
pertumbuhan bakteri akan terhambat selama perjalanan menuju ke gerai. Beberapa titik kritis
di tahapan pembuatan soto dan pelengkap bisa dikendalikan apabila soto tetap disajikan
dalam keadaan panas dengan pelengkap yang disiram dengan kuah soto mendidih.
Berdasarkan pengamatan yang dilakukan di gerai, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan :
1. Kebersihan tempat pengolahan makanan sudah cukup baik, namun perlu ditingkatkan
lagi. Display makanan ditutup dengan kain, agar kain dicuci dan diganti setiap hari
karena gerai berada di tempat terbuka. Atau dengan mengganti display dengan etalase
yang bertutup kaca yang bisa digeser.
2. Pemanasan kuah soto harus benar-benar mendidih, karena bahan pelengkap soto ada
yang mentah.
3. Pada setiap proses pengolahan makanan yang dilakukan baik di dapur maupun di
gerai, para penjamah makanan perlu memperhatikan hygiene perseorangan dalam
mengolah makanan.
BAB 5
A. Kesimpulan
Pada proses pembuatan soto ada beberapa titik kritis yang mungkin terjadi pada tiap
tahap pemasakan. Hal ini perlu dikendalikan dengan memperhatikan indicator
pengendalian bahaya dari setiap titik kritis. Hygiene dan sanitasi penjamah makanan
dan dapur maupun gerai soto perlu ditingkatkan untuk mencegah penularan penyakit
maupun kontaminasi dari penjamah ke makanan.
B. Saran
1. Memperhatikan hygiene dan sanitasi makanan, penjamah makanan, dan tempat
pengolahan makanan.
2. Memperhatikan suhu pemanasan kuah soto sebelum disajikan
3. Memperhatikan setiap titik kritis dan melakukan upaya pengendalian serta
evaluasi dari setiap tahapan pengolahan makanan.