SKRIPSI
SKRIPSI
ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS
iii
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
NIM : 108102000065
Disetujui oleh :
Pembimbing I Pembimbing II
MENGETAHUI,
Ketua Program Studi Frmasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
iv
HALAMAN PENGESAHAN
DEWAN PENGUJI
v
ABSTRAK
Kata kunci : Daun Durian (Durio zibethinus L), Daun Lengkeng (Dimocarpus
longan Lour), Daun Rambutan (Nephelium lappaceum L), Antibakteri,
Metode Difusi Cakram,
vi
ABSTRACT
vii
KATA PENGANTAR
viii
8. Ibunda Dr. Faizah Ali sebagai Orang Tua Angkat Penulis yang telah
memberikan semangat, doa dan dukungan baik moral maupun material
selama penulis kuliah hingga terwujudnya skripsi ini.
9. Pak Tar, Mak Wo, Minan Sri, Mbah Sugi, yang telah memberikan semangat,
doa dan dukungan baik moral maupun material dari mulai penulis kuliah
hingga akhir, sampai terwujudnya skripsi ini.
10. Buat seorang wanita yang Special dalam hidupku (Syelvi Susanti, Amd. Keb)
yang selalu memberikan doa dan semangat yang begitu besar kepada
penulis.
11. Mbakku tercinta Faridlatul Hasanah, S. Farm., Apt., Bang Syaiful Bahri,
SKM., adekku Luluk dan Farida yang telah memberikan semangat, doa dan
dukungan baik moral maupun material hingga terwujudnya skripsi ini.
12. Teman- teman seperjuangan Matriks 08 khususnya Matriks Farmasi 08
(Aam, Zulfa, Zikriah, Roni, Imam, Jiddin, Syukron, Labib dan Syafei) terima
kasih atas kerjasamanya, bantuan semangat dan kebersamaannya.
13. Serta pihak-pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah
memberikan dukungan hingga terwujudnya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, namun
penulis berharap semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi perkembangan
ilmu pengetahuan pada umumnya dan ilmu Farmasi pada khususnya. Amin.
Penulis
ix
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
untuk dipublikasikan atau ditampilkan di internet atau media lain yaitu Digital
Library Perpustakaan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
untuk kepentingan akademik sebatas sesuai dengan Undang-Undang Hak Cipta.
Demikian peryataan persetujuan publikasi karya ilmiah ini saya buat dengan
sebenarnya.
Dibuat di : Jakarta
Pada tanggal : 21 Januari 2013
Yang menyatakan,
(Doni Maradona)
x
DAFTAR ISI
Halaman
xi
3.2. Sampel .................................................................................. 24
3.3.1. Sampel (Bahan Uji) .................................................... 24
3.3.2. Determinasi Tanaman ................................................ 24
3.3. Alat, Bahan/Reagen dan Bakteri Uji .................................... 25
3.3.1. Alat ............................................................................. 25
3.3.2. Bahan Kimia................................................................ 25
3.3.3. Bakteri Uji dan Antibakteri Pembanding .................... 25
3.4. Prosedur Kerja ...................................................................... 26
3.4.1. Pembuatan Ekstrak ..................................................... 26
3.4.1.1. Penyiapan Bahan dan Alat ............................. 26
3.4.1.1.1. Daun Durian ................................................ 26
3.4.1.1.2. Daun Rambutan .......................................... 26
3.4.1.1.3. Daun Lengkeng ........................................... 26
3.4.2. Ekstraksi Dengan Pelarut Organik ............................. 26
3.4.2.1. Ekstraksi Daun Durian ................................... 26
3.4.2.2. Ekstraksi Daun Rambutan ............................. 27
3.4.2.3. Ekstraksi Daun Lengkeng .............................. 27
3.4.3. Pemeriksaan Karakteristik Ekstrak ............................ 27
3.4.4. Penapisan Fitokimia ................................................... 28
3.4.5. Pengujian Ekstrak Terhadap Bakteri .......................... 30
3.4.5.1. Sterilisasi Alat dan Bahan ....................................... 30
3.4.5.2. Pembuatan Media Pertumbuhan Bakteri ................. 30
3.4.5.3. Peremajaan Bakteri Uji ........................................... 30
3.4.5.4. Pembuatan Suspensi Bakteri ................................... 30
3.4.5.5. Pembuatan Larutan Uji ........................................... 31
3.4.5.6. Pengujian Aktivitas Antibakteri .............................. 31
3.4.5.7. Penentuan Konsentrasi Hambat Minimum ............. 31
BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................... 33
4.1 Hasil Determinasi ................................................................... 33
4.2 Penapisan Fitokimia ............................................................... 33
4.3 Hasil Ekstraksi ....................................................................... 34
4.4 Aktivitas Antibakteri ............................................................. 35
4.5 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Durian
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus............................... 36
4.6 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Rambutan
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus............................... 37
4.7 Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak Daun Lengkeng
Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus............................... 39
BAB 5. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................... 45
5.1 Kesimpulan ............................................................................. 45
5.2 Saran ..................................................................................... 45
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xiv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4 Hipotesa
1. Ekstrak etanol daun durian mempunyai aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
2. Ekstrak etanol daun rambutan mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
3. Ekstrak etanol daun lengkeng mempunyai aktivitas antibakteri terhadap
bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
2.3.3. Penggunaan
Manfaat kulit buah rambutan adalah sebagai obat demam dan
antioksidan. Biji buah rambutan berkhasiat sebagai hipoglikemik
(menurunkan kadar gula darah) (Dalimartha, 2005). Penelitian yang dilakukan
oleh Thitilerdecha et al., (2008) menyimpulkan bahwa ekstrak metanol kulit
dan biji dari tanaman Nephelium lappaceum dengan konsentrasi 125mg/mLS
yang tumbuh di Thailand mempunyai aktivitas antioksidan dan antibakteri
terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa ( zona hambat 7,5 mm), Vibrio
cholera ( zona hambat 16,7 mm), Enterococcus faecalis ( zona hambat 11,7
mm), Staphylococcus aureus ( zona hambat 8,5 mm) dan Staphylococcus
epidermidis ( zona hambat 16,5 mm) dengan (MIC 2.0 mg/mL).
2.4. Ekstrak
Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi
senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan
pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan
massa atau serbuk yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi
baku yang telah ditetapkan. (Depkes RI, 2000).
Dalam buku Farmakope Indonesia Edisi 4, disebutkan bahwa ekstrak
adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif
dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai,
kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang telah
ditetapkan.
Faktor yang berpengaruh pada mutu ekstrak adalah :
1. Faktor biologi
Mutu ekstrak dipengaruhi dari bahan asal (tumbuhan obat), dipandang
secara khusus dari segi biologi yaitu identitas jenis, lokasi tumbuhan asal,
a. Cara Dingin
1. Maserasi
Maserasi ialah proses pengekstrakan simplisia dengan
menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau
pengadukan pada temperatur ruangan (kamar). Secara teknologi
termasuk ekstraksi dengan prinsip metode pencapaian konsentrasi pada
keseimbangan. Maserasi kinetik berarti dilakukan pengadukan yang
kontinyu (terus-menerus). Remaserasi berarti dilakukan pengulangan
penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan maserat pertama,
dan seterusnya. Cara ini dapat menarik zat-zat berkhasiat yang tahan
pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan. (Depkes RI, 2000)
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru
sampai sempurna (exhaustive extraction) yang umumnya dilakukan
pada temperatur ruangan. Proses ini terdiri dari tahapan pengembangan
bahan, tahap maserasi antara, tahap perkolasi sebenarnya
(penetesan/penampungan ekstrak), terusmenerus sampai diperoleh
ekstrak (perkolat) yang jumlahnya 1- 5 kali bahan. Ekstraksi ini
membutuhkan pelarut yang lebih banyak. (Depkes RI, 2000)
b. Cara Panas
1. Refluks
Refluks merupakan ekstraksi dengan pelarut pada temperatur
titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang
relatif konstan dengan adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan
pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat
termasuk proses ekstraksi sempurna. (Depkes RI, 2000)
2. Soxhletasi
Soxhletasi ialah ekstraksi dengan menggunakan pelarut yang
selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga
lingkaran dan berlipat-lipat di dalam sel. DNA pada bakteri dapat diisolasi
dengan melisis dengan kuat sel bakteri dengan menggunakan larutan garam
fisiologis dan dilanjutkan dengan sentrifugasi. DNA pada prokariot tidak
diselubungi oleh suatu membran dan berupa untaian yang melingkar. DNA
merupakan kromosom tunggal yanng membawa semua sifat yang diturunkan.
Selain DNA kromosomal ditemui pula DNA ekstrakromosomal yang disebut
plasmid. Plasmid ini dapat membawa sifat resistensi terhadap antibiotika.
d. Ribosom
Merupakan partikel kecil yang terdiri dari protein 40% dan asam
ribukleat (RNA) sekitar 60%. Ribosom berperan dalam mengatur sentesis
protein. Ribosom mempunyai ukuran tertentu yang disebut Unit sedimentasi
konstan yang dinyatakan dengan S atau Svedberg.
e. Membran Sitoplasma
Membran sitoplasma adalah lapisan tipis yang terletak disebelah
dalam dinding sel, tersusun oleh 60% protein dan 40% lipid yang umumnya
berupa fosfolipid. Membrane sitoplasma merupakan barier yang fungsinya
mengatur keluar masuknya bahan-bahan dari dalam sel atau dari luar sel, dan
hanya bahan-bahan tertentu saja yang dapat melewati. Sifat ini disebut
semipermeabilitas membran sitoplasma. Fungsi membran sitoplasma yang
lain adalah mengatur masuknya bahan-bahan makanan atau nutrisi yang
diperlukan bakteri untuk menghasilkan energi. Membran sitoplasma juga
merupakan target dari beberapa jenis antimikroba, misalnya golongan
polimiksin. Sedangkan bahan-bahan kimia yang dapat merusak dinding sel
juga dapat merusak membran sitoplasma misalnya alkohol.
f. Mesosom
Mesosom merupakan lipatan atau lekukan dari membran sitoplasma
yang berperan aktif pada proses pembelahan sel dan metabolism. Bakteri
Gram positif mesosomnya lebih besar dibandingkan dengan bakteri Gram
negatif.
g. Inti sel
Sel bakteri tidak mempunyai pembungkus inti yang sebenarnya. Di
dalam inti, terdapat kromosom sebagai pusat informasi genetik yang mengatur
semua kegiatan dari bakteri tersebut.
h. Kapsul
Kapsul merupakan suatu lapisan tipis, berada di luar dinding sel dan
secara kimiawi tersusun atas polisakarida, polipeptida, atau kedua-duanya.
i. Flagela
Flagel kuman merupakan tambahan pada sel yang menyerupai benang
dan seluruhnya terdiri atas protein, dengan garis tengah 12-30 mm. flagel
merupakan alat penggerak bagi bentuk-bentuk kuman yang memilikinya.
j. Pili
Banyak kuman-kuman Gram negatif memiliki tonjolan-tonjolan pada
permukaan sel yang kaku yang dinamakan pili.
k. Spora
Beberapa bakteri gram positif dalam keadaan tertentu dapat
membentuk resting cells yang disebut endospora (spora). Pembentukan spora
akan terjadi apabila nutrisi esensial yang diperlukan tidak memenuhi
kebutuhan untuk pertumbuhan bakteri.(Dzen, Sjoekoer M. et al., 2003).
2.5.2. Pertumbuhan Bakteri
Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah semua komponen dari suatu
organisme secara teratur, sedangkan perkembangbiakan sel adalah akibat
pertumbuhan dalam organisme unisel, pertumbuhan mengakibatkan
peningkatan jumlah individu yang merupakan anggota suatu populasi atau
biakan (Jawetz et al., 1996).
Tiap-tiap bakteri mempunyai temperatur optimum, yaitu dimana
bakteri dapat tumbuh dengan baik. Berdasarkan batas-batas suhu
pertumbuhan bakteri dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu :
2.8. Antibakteri
2.8.1. Mekanisme Kerja Antibakteri (Ganiswara, S.G dkk, 1995)
a. Menghambat sintesis dinding sel
Antibakteri ini merusak lapisan peptidoglikan yang menyusun dinding sel
bakteri Gram positif maupun Gram negatif.
b. Merusak membran plasma
Membran plasma bersifat semipermiable dan mengendalikan transport
berbagai metabolit ke dalam dan keluar sel. Adanya gangguan atau
kerusakan struktur pada membran plasma dapat menghambat atau merusak
kemampuan membran plasma sebagai penghalang (barrier) osmosis dan
mengganggu sejumlah proses biosintesis yang diperlukan dalam membran.
c. Menghambat sintesis protein
Mekanisme penghambatannya adalah pada sintesis protein, berikatan pada
subunit 30S ribosom bakteri (beberapa terikat juga pada subunit 50S
ribosom ) dan menghambat translokasi peptidil-tRNA dari situs A ke situs
P, dan menyebabkan kesalahan pembacaan mRNA dan mengakibatkan
bakteri tidak mampu menyintesis protein vital untuk pertumbuhannya.
d. Menghambat sintesis asam nuklaeat (DNA/ RNA)
Penghambatan pada sintesis asam nukleat berupa penghambatan terhadap
transkipsi dan replikasi mikroorganisme.
e. Menghambat sintesis metabolit esensial
Penghambatan terhadap sintesis metabolit esensial antara lain dengan
adanya kopetitor berupa antimetabolit, yaitu substansi yang secara
kompetitif menghambat metabolit mikroorganisme , karena memiliki
struktur yang mirip dengan substrat normal bagi enzim metabolisme.
1) Metode Difusi
a. Cara Cakram (disc)
Zat antibakteri dijenuhkan kedalam kertas cakram ditanam
pada media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan
bakteri yang diuji, kemudian diinkubasi pada suhu 37 selama 18-24
jam. Selanjutnya diamati adanya area (zona) jernih disekitar kertas
cakram yang menunjukkan ada tidaknya pertumbuhan bakteri.
b. Cara Parit (ditsh)
Media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan
bakteri uji dibuat parit kemudian diisikan zat antibakteri dan
diinkubasi pada suhu 37 selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati
adanya zona jernih disekitar parit yang menunjukkan ada tidaknya
pertumbuhan bakteri.
c. Cara Sumur (cup)
Media perbenihan agar padat yang telah dicampur dengan
bakteri uji dibuat sumur kemudian diisikan zat antibakteri dan di
inkubasi pada suhu 37 selama 18-24 jam. Selanjutnya diamati
adanya zona jernih disekitar sumur yang menunjukkan ada tidaknya
pertumbuhan bakteri (Pratiwi, Silvya T, 2008., Edwards, D., 1980.,
Bonang, G. & E.S. Koeswondoro. 1982., Serta Stap Pengajar FKUI,
1994).
2) Metode Dilusi
a) Cara Penipisan Lempeng Agar
Cara yang dilakukan adalah dengan membuat seri pengenceran
kelipatan dua zat antibakteri dalam media agar yang masih cair,
kemudian dituangkan ke dalam cawan petri. Bakteri uji di
inokulasikan setelah campuran media agar dan zat uji membeku dan
kering, kemudian diinkubasi pada suhu 37 selama 18-24 jam.
Aktivitas zat uji ditentukan sebagai KHM (Konsentrasi Hambat
1. Rumus Bangun :
2. Rumus Kimia : C16H19N3O5S.3H2O
3. Nama Lain : (2S,5R,6R)- 6-{[(2R)-2-amino- 2-(4-hydroxyphenyl)-
acetyl]amino}- 3,3-dimethyl- 7-oxo- 4-thia- 1-azabicyclo[3.2.0]heptane-
2-carboxylic acid
4. Pemerian : serbuk hablur, kuning, tidak berbau.
5. Kelarutan : sukar larut dalam air; mudah larut dalam larutan asam
encer dan dalam larutan alkali hidrosida; sukar larut dalam etanol; praktis
tidak larut dalam kloroform dan dalam eter.
6. Penyimpanan :Dalam wadah tertutup rapat, pada suhu kamar
terkendali.
3.2. Sampel
3.2.1. Sampel (Bahan Uji)
Sampel (bahan uji) yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Daun durian (Durio zibethinus L) sebanyak 2 kg, diperoleh dari kebun
halaman depan Asrama Putra Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta, diambil pada tanggal 18 April 2012 jam 08.00 WIB.
2. Daun rambutan (Nephelium lappaceum L) sebanyak 2 kg, diperoleh dari
kebun depan Kampus Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas
Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, diambil pada tanggal 12 April
2012 jam 08.00 WIB.,
3. Daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) sebanyak 2 kg, diperoleh dari
halaman depan Sekolah Pascasarjana Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, diambil pada tanggal 14 April 2012 jam 08.00 WIB.
3.2.2. Determinasi Tanaman
Sampel tanaman daun durian (Durio zibethinus L), daun rambutan
(Nephelium lappaceum L) dan daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) di
identifikasi di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit biologi, LIPI
Cibinong (lampiran 1).
Keterangan :
a = bobot cawan kosong
b = bobot sampel dan cawan sebelum dikeringkan dalam oven
c = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan dalam oven
4.1 Determinasi
Dari hasil identifikasi terhadap daun durian (Durio zibethinus L), daun
rambutan (Nephelium lappaceum L), dan daun lengkeng (Dimocarpus longan
Lour) yang dilakukan di Herbarium Bogoriense Bidang Botani, Puslit biologi,
LIPI Cibinong, menunjukkan bahwa sampel yang digunakan adalah benar
daun durian (Durio zibethinus L), daun rambutan (Nephelium lappaceum L),
dan daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour). Hasil determinasi dapat dilihat
pada lampiran 1.
Daun durian
(Durio + + - - - + (steroid)
zibethinus L)
Daun rambutan
(Nephelium + + + + - -
lappaceum L)
Daun lengkeng
(Dimocarpus + + + - - -
longan Lour)
Keterangan Hasil :
+ = Memberikan reaksi positif
- = Memberikan reaksi negatif
Keterangan Hasil :
+ = Memberikan reaksi positif
- = Memberikan reaksi negatif
Tabel 4. Hasil uji Konsentrasi Hambat Minimum ekstrak etanol 70% daun
durian (Durio zibethinus) terhadap bakteri Staphyloccus aureus ATCC
25922
Ekstrak etanol daun durian pada konsentrasi 100 ppm memiliki daya
antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC 25922 dengan rata
- rata diameter zona hambatnya sebesar 11 mm, untuk konsentrasi 50 ppm
memiliki daya antibakteri dengan rata - rata diameter zona hambatnya sebesar
7 mm, dan pada konsentrasi 25 ppm - 3,125 ppm sudah tidak memiliki daya
antibakteri lagi karena tidak terdapat zona hambat. Sedangkan untuk
amoksisilin sebagai kontrol positif rata - rata diameter zona hambatnya
sebesar 54 mm. Dari hasil tersebut bahwa konsentrasi terendah yang masih
Tabel 5. Hasil uji Konsentrasi Hambat Minimum esktrak etanol 70% daun
rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25925
Dari tabel tersebut diketahui bahwa ekstrak etanol 70% daun rambutan
dengan konsentrasi 100 ppm memiliki daya antibakteri dengan rata - rata
diameter zona hambatnya sebesar 15 mm. Konsentrasi terendah yang masih
memberikan hambatan antibakteri terhadap bakteri Staphylococcus aureus
ATCC 25922 adalah pada konsentrasi 6,25 ppm dengan rata-rata diameter
zoha hambat sebesar 8,7mm. Ini menunjukkan bahwa pada konsentrasi
tersebut masih terdapat senyawa antibakteri. Penelitian ini juga dilakukan oleh
(Thitilerdecha et al., 2008) bahwa kulit dan biji rambutan (Nephelium
lappaceum L) telah diketahui memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus ( zona hambat 8,5 mm), Pseudomonas aeruginosa
( zona hambat 7,5 mm ), Vibrio cholera ( zona hambat 16,7 mm),
Enterococcus faecalis ( zona hambat 11,7 mm) dan Staphylococcus
epidermidis ( zona hambat 16,5 mm) dengan (MIC 2.0 mg/mL).
Tabel 6. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum Ekstrak etanol 70% daun
lengkeng (Dimocarpus longan Lour) terhadap Staphylococcus aureus
ATCC 25925
Dari hasil tersebut ekstrak etanol 70% daun lengkeng pada konsentrasi
100 ppm menunjukkan hasil yang paling bagus (zona hambat kuat)
dengan diameter zona hambat sebesar 15 mm dan konsentrasi terendah
yang masih memberikan hambatan antibakteri terhadap bakteri
Staphylococcus aureus ATCC 25922 adalah pada konsentrasi 6,25 ppm
dengan diameter zona hambat sebesar 8 mm. Hasil tersebut menunjukkan
bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak yang dipakai maka aktivitasnya
pun semakin tinggi pula. Menurut penelitian (Ripa, et al., 2010)
melaporkan bahwa ekstrak daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour)
yang tumbuh di Tangail Bangladesh memiliki aktivitas antibakteri
terhadap bakteri Staphylococcus aureus ( zona hambat 14 mm),
Escherichia coli ( zona hambat 17 mm), Salmonella typhi ( zona hambat
18 mm), Vibrio mimicus ( zona hambat 18 mm), dan Sarcina lutea ( zona
hambat 20 mm) dengan konsentrasi ekstrak 500 .
5.1 KESIMPULAN
5.2 SARAN
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2007. Kandungan dan Manfaat Buah Durian. Diakses pada tanggal 25 juni
2012. http://juntak.com/2011/04/rahasia-kandungan-gizi-dibalik-buah.html
Ayoola, GA., Coker HAB., Adesegun SA., Adepujo AA., Obaweya K., Ezennia EC.,
Atangbayila TO. 2008. Phytochemical Screening and Antioxidant Activities of
Some Selected Medicinal Plants Used for Malaria Therapy in Southwestern
Nigeria. Journal of Pharmaceutical Research, 7 (3), p. 1019-1024.
Blacow, G. & E.S. Koeswondoro. 1982. Martindale, The Extra Pharmacopoeia, 28th ed.
London : The Pharmaceutical Press. Hal. 1086-1091, 1136-1141, 1024.
Chadidjah, 2009. Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Dikloromethan dan Etil Asetat Daun
Bintaro (Cerbera manghas, linn) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli. Skiripsi. 2009. Uin Syarif Hidayatullah Jakarta. Jakarta
Chansiripornchai P., Pongsamart, S., 2008. Treatment of Infected Open Wounds on Two
Dogs Using a Film Dressing of Polysaccharide Extracted from the Hulls of
Durian (Durio zibethinus Murr.) : case report. Thai J. Med., 38 (3): 55-61
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1989. Materia Medika Indonesia Jilid IV.
Ditjen Pengawasan Obat dan Makanan : Jakarta
Departemen Kesehatan RI. 2000. Parameter Standard Umum Ekstrak Tumbuhan Obat.
Jakarta: Direktorat Jendral Pengawasan Obat dan Makanan.
Dinkes DKI, 2010, Sistem Pencatatan dan PelaporanTerpadu Puskesmas, diakses dari
http://www.dinkes-dki.go.id/ pada 1 September 2012.
Dr. Ratu Safitri, MS, Sinta Sasika N, S.Si. Medium Analisis Mikroorganisme. Trans Info
Media. Jakarta.
Dzen Sjoekoer M.. Roektiningsih, Sanarto., Sri W. 2003. Bakteriologi Medik. Jakarta:
Bayumedia Publishing.
Elgayyar M. Draughon AF, Golden AD, Mount RJ. 2000. Antimicrobial activity
of essential oils from plants against selected pathogenic and saprophytic
microorganism. J Food Protection. 64 (2): 1019-1024
Gupta, C., Grag A., Uniyal R., Kumari A. 2008. Antimicrobial activity of some herbal
oils against common food-borne pathogen. Journal of Microbiology Research,
Vol (2), p. 258-261
Gupte S (2006). The short textbook of medical microbiology. 9th edn. Jaypee Brothers
Medical Publishers (P) Ltd. New Delhi. pp 43-56.
Hariana, Arief. 2004. Tumbuhan Obat dan khasiatnya seri 1. Penebar Swadaya : Jakarta
Hugo, W.B., dan Russell, A.D., 1998, Pharmaceutical Microbiology, sixth edition,
Blackwell Science, Oxford
49
Katzung BG. 1989. Farmakologi Dasar an Klinik (Basic and Clinical Pharmacology).
Edisi III. Diterjemahkan: Kotoabulun BH, Indrawasih B, Sanjaya C, Setiadi H,
Hokardi Y, Pranoto GB, Andrianto P. EGC. Jakarta
Krieg, N.R and Holt. J.G. 1984. Bergeys Manual of Systematic Bacteriology, Vol 1.
Baltimore. USA
Lucky H.M, Karsinah., Suharto., Mardiastuti H.W. 1993. Batang Negatif Gram dalam
buku Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta : Binarupa Aksara
Mims, B. C.,Curry Jr., Clarence E., 2008. Constipation, Diarrhea, and Irritable
BowelSyndrome In Chisholm, M.A., Wells, B.G., Schwinghammer, T.L.,
Malone, P.M., Kolesar, J.M., Rotschafer, J.C., Dipiro, J.T.(Eds),
50
Mubin usman. 2004. Sukses Membuahkan Lengkeng dalam Pot. Jakarta: AgroMedia
Pustaka
Ong Hean Chooi. 2004. Buah : Khasiat Makanan dan Ubatan. Kuala Lumpur:
Yeohprinco SDN, BHD
Pelezar, M.J. dan E.C.S. Chan. 2008. Dasar-Dasar Mikrobiologi Jilid I. Jakarta: UI
Press.
Poeloengan, M., Chairul., Komala I., Salmah S., M.N Susan. 2006. Aktivitas
Antimikroba dan Fitokimia dari beberapa Tanaman Obat (Antimicroba and
Fitochemical Activities of Herbal Medicine). Seminar Nasional Teknologi
Peternakan dan Veteriner.
dr. M. Djamil Padang Pada Tahun 2006. Laporan Penelitian Universitas Andalas.
Padang.
Ripa, F. A., Haque, M., and Bulbul, I. J., 2010, In vitro Antibacterial Cytotoxic and
Antioxydant activities of Plant Nephelium longan, Journal of Biological Science,
13 (1), p. 22-27.
Rukmana, Rahmat dan Uoesman, Yuniarsih Yuyun. 2002. Rambutan Komoditas Unggul
dan Prospek Agri Bisnis. Kanisius. Jogyakarta
Solanki, R., 2010, Some Medicinal Plants with Antibacterial Activity, International
Journal of Comprehensive Pharmacy, 4, P. 10.
Staf Pengajar fkui. 1994. Buku Ajar Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi.
Jakarta : Binarupa Aksara.
Suharto dan Aidilfiet Chatim. 1993. Fisiologi Pertumbuhan Kuman dalam buku
Mikrobiologi Kedokteran Edisi Revisi. Jakarta: Binarupa Aksara
Thamrin, H.R., Nani S., Agnes M.L., Ruslan A., Ketut R., Sumarsono, Sherley, Sri H.,
Reen W.N., Tepy U. 2006. Pokok Pemikiran Menuju Integrasi Obat Asli/Obat
Bahan Alam Indonesia ke dalam Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Badan Pengawas
Obat dan Makanan Deputi Bidang Pengawasan Obat Tradisional, Kosmetik dan
Produk Komplemen: 1.
Voight, R., 1995, Buku Pelajaran Teknologi Farmasi, Edisi ke-5, Cetakan Kedua, UGM
Press, Yogyakarta.
Warsa, Usman chatib., Karsinah, Lucky HM., Suharto dan Mardiastuti HW. 1994.
Mikrobiologi Kedokteran. GGC, Jakarta
Warsa, Usman chatib., Karsinah, Lucky HM., Suharto dan Mardiastuti HW. 1993.
Mikrobiologi Kedokteran. GGC, Jakarta : 18-22, 47-48, 103-111, 163-165
Wattimena JR, Suigiarto NC, Widianto MB, Sukandar EY, Soemardji AA, Setiadi AR,
1991. Farmakologi dan Terapi Antibiotik. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
WHO. 1999. Infectious Diseases are the Biggest Killer of the Young. diakses
tanggal 25 Juli 2011. Dari http://www.who.int/infectious-disease-
report/index-rpt99.htm
LAMPIRAN
Determinasi di Herbarium
Sampel Uji
Daun durian 2kg Bogoriense Bidang Botani,
Puslit biologi, LIPI Cibinong
Penentuan KHM
Metode Difusi Cakram
55
Determinasi di Herbarium
Sampel Uji
Daun rambutan 2kg Bogoriense Bidang Botani,
Puslit biologi, LIPI Cibinong
Penentuan KHM
Metode Difusi Cakram
56
Determinasi di Herbarium
Sampel Uji
Daun lengkeng 2kg Bogoriense Bidang Botani,
Puslit biologi, LIPI Cibinong
Penentuan KHM
Metode Difusi Cakram
57
Keterangan :
a = bobot cawan kosong
b = bobot sampel dan cawan sebelum dikeringkan dalam oven
c = bobot sampel dan cawan setelah dikeringkan dalam oven
% Kadar abu :
1. Daun Durian = = 5%
1 2 3 1 2 3
1 2 3
1 2 3
Lengkeng 1 2 3
Ket : Ket :
1. Lengkeng 1. Durian
2. Rambutan 2. Rambutan
3. Durian 3. Lengkeng
Lampiran 9 : Hasil Uji Aktivitas Antibakteri ekstrak etanol daun durian (Durio
zibethinus L), lengkeng (Dimocarpus longan Lour), dan rambutan (Nephelium
lappaceum L) terhadap bakteri Stapylococcus aureus ATCC 25925
dan Escherichia coli ATCC 25922.
.
3
4
5
2
5
2
1
Hasil uji pendahuluan terhadap bakteri Hasil uji pendahuluan terhadap bakteri
Stapylococcus aureus Escherichia coli
Ket : Ket :
1. Ekstrak daun Durian 1. Ekstrak daun Durian
2. Ekstrak daun Lengkeng 2. Ekstrak daun Lengkeng
3. Ekstrak daun Rambutan 3. Ekstrak daun Rambutan
4. Kontrol positif (Amoksisilin) 4. Kontrol positif (Amoksisilin)
5. Kontrol negatif (etanol) 5. Kontrol negatif (etanol)
62
Lampiran 10. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum dari esktrak etanol daun
durian (Durio zibethinus L) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25925
6 5
4
7
Ket :
1. Kontrol positif (Amoksisilin 2)
2. Konsentrasi Uji 3,125 ppm
3. Konsentrasi Uji 6,25 ppm
4. Konsentrasi Uji 12,5 ppm
5. Konsentrasi Uji 25 ppm
6. Kkonsentrasi Uji 50 ppm
7. Konsentrasi Uji 100 ppm
8. Kontrol negatif (etanol 70%)
63
Lampiran 11. Hasil Uji Konsentrasi Hambat Minimum dari esktrak etanol daun
rambutan (Nephelium lappaceum L) terhadap Staphylococcus aureus ATCC 25925
kontrol (+)
6,25 ppm
kontrol (-)
kontrol (+)
Ket :
Kontrol (+) : Amoksisilin
Kontrol (-) : etanol 70%
Konsentrasi Uji : 100ppm, 50ppm, 25ppm, 12,5ppm, 6,25ppm, dan 3,125ppm
64
Lanjutan
12,5 ppm
0,390625 ppm
kontrol (-)
kontrol (+)
Ket :
Kontrol (+) : Amoksisilin
Kontrol (-) : etanol 70%
Konsentrasi Uji : 12,5ppm, 6,25ppm, 3,125ppm, 1,56ppm, 0,78ppm, 0,39ppm.
65
Lampiran 12. Hasil Uji Konsentrasi terendah yang masih memberi hambatan dari
esktrak etanol daun lengkeng (Dimocarpus longan Lour) terhadap Staphylococcus
aureus ATCC 25925
4
1
kontrol (-)
6
kontrol (+)
Ket :
1. Konsentrasi Uji : 100ppm 4. Konsentrasi Uji : 12,5ppm
2. Konsentrasi Uji : 50ppm 5. Konsentrasi Uji : 6,25ppm
3. Konsentrasi Uji : 25ppm 6. Konsentrasi Uji : 3,125ppm
Kontrol (+) : Amoksisilin
Kontrol (-) : etanol 70%