Anda di halaman 1dari 19

UAS ETIKA DAN HUMANIORA

(PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN)

Oleh:
MIRAJ MAULANA
270110160026
(GEOLOGI B)

FAKULTAS TEKNIK GEOLOGI


UNIVERSITAS PADJADJARAN
Jl. Raya Bandung Sumedang KM 21 Jatinangor 45363 Telp. 022-
8428888

2016/2017
LATAR BELAKANG

Pancasila merupakan ideologi dan dasar negara Indonesia. Dengan demikian


semua aspek kehidupan baik fisik maupun non fisik harus selaras dan sejalan
dengan Pancasila. Semua WNI yang baik wajib mematuhi segala peraturan yang
berlaku di Indonesia khususnya Pancasila baik secara terpaksa maupun tidak
terpaksa.

Sejak awal lahirnya Pancasila sampai sekarang, Pancasila masih tetap kokoh dan
harus dipertahankan sampai kapanpun, karen Pancasila sebagai jati diri bangsa.
Sebagai negara hukum, negara Indonesia sangat memperhatikan implementasi dan
aktualisasi terhadap Pancasila yang ditujukan supaya tidak ada penyelewengn atau
ketidak selarasan terhadap Pancasila itu sendiri.

Sebagai warga negara yang baik, kita perlu hidup sejalan dengan Pancasila dalam
kehidupan berbagsa dan bernegara. Banyak upaya yang kita lakukan untuk
mengaktualisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
salahsatunya yaitu menghormati dan mentaati Pancasila itu sendiri.

Dengan adanya makalah ini, penulis berharap aktualisasi Pancasila di dalam


kehidupan berbangsa dan bernegara semakin nyata dan terorganisir dengan baik.
ISI

A. Pengertian Pancasila

Pancasila menurut KBBI adalah Pan-ca-si-la adalah dasar negara serta


filsafat bangsa dan negara Republik Indonesia yag terdiri atas lima sila,
yaitu (1) Ketuhanan Yang Maha Esa, (2) Kemanusian yang adil dan
beradab, (3) Persatuan Indonesia, (4) Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmah kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, dan (5)
Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.

Pancasila menurut Notonegoro adalah dasar filsafat negara Indonesia,


sehingga dapat diartikan sebagai kesimpulan bahwa Pancasila meruakan
dasar filsafat dan ideologi negara yang diharapkan menjadi pandangan
hidup bangsa Indonesia, sebagai dasar pemersatu, lambang persatuan dan
kesatuan, serta bagian pertahanan bangsa dan negara.

Dari arti tersebut dapat ditarik kesimpulan, bahwa Pancasila merukapan


dasar dan ideologi negara Indonesia yang sudah seharusnya menjadi
pandangan hidup bangsa Indonesia sebagai alat pemersatu bangsa dan
terciptanya kesatuan dan kedamaian di dalam berbangsa dan bernegara.

B. Sejarah Singkat Pancasila

Pacasila lahir pada 1 Juni 1945 pada saat Ir. Soekarno berpidato dalam
sidang BPUPKI. Pada mulanya pidato tersebut tidak sengaja menyebutkan
Pancasila sebagai calon dasar negara Indonesia, kemudian setelah diangkat
di dalam buku mantan ketua BPUPKI Dr. Radjiman Wedyodiningrat
ditetapkanlah Pancasila sebagai dasar negara dan 1 Juni 1945 sebagai hari
lahir Pancasila.

Beberapa kali sidang BPUPKI tidak menemukan titik terang, dan pada
akhirnya pada tanggal 1 Jui 1945 Ir. Soekarno berkesempatan untuk
berpidato merumuskan dan menyampaikan aspirasinya terhadap dasar
negara, ketika kata Pancasila dicetuskan dan tidak dipersiapkan secara
tertulis itu diterima secara aklamasi oleh anggota BPUPKI saat itu.
Setelah melalui persidangan beragai cara lainnya, akhirnya kata Pancasila
berhasil dirumuskan sebagai dasar negara dan dicantumkan dalam
Mukadimah Undang-Undang Dasar 1945. Dan semenjak itu ditetapkanlah
1 Juni 1945 sebagai dasar negara Indonesia.

C. Pancasila Sebagai Dasar Negara

Pancasila sebagai filsafat bangsa Indonesia dan ideologi negara Indonesia


berarti Pancasila memiliki kedudukan sebagai panutan dan tuntutnan hidup
bagi bangsa Indonesia dan bersifat pengatur pemerintahan dan
penyelenggaraan negara. Sebagaimana bunyi dalam pembukaan UUD
1945, secara jelas menyatakan ... maka disusunlah kemerdekaan
kebangsaan Indonesia itu dalam suatu undang-undang dasar negara
Indonesia yang terbentuk dalam susunan negara Republik Indonesia yang
berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada ....

Sebagai dasar negara Indonesia Pancasila dipergunakan sebagai pengatur


seluruh tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara, segala sesuatu
ketatanegaraan maupun non ketatanegaraan harus selaras dengan Pancasila
dan berlandaskan Pancasila, tak terkecuali apapun. Sehingga dapat
diartikan segala peraturan dan hukum tertulis maupun nontertulis harus
berlandaskan Pancasila.

Secara singkat dapat diartikan bahwa Pancasila sebagai pengatur hidup,


sebagai pengatur tingkah laku, dan tata cara melakukan aktifitas kehidupan
yang benar dan sejalan dengan Pancasila.
D. Pancasila Sebagai Filsafat Negara Negara

Pancasila sebagai filsafat negara memiliki kandungan pandangan, nilai-


nilai serta suatu pemikiran yang menjadikannya inti utama dari sebuah
ideologi. Pemikiran Pancasila sebagai filsafat negara merupakan cerminan
atas pemikiran yang kritis dan rasional tentang kedudukan Pancasila dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum di Indonesia.


Sekalipun bersifat politis, tetapi Pancasila telah dinyatakan dalam GBHN
1983 sebagai satu-satunya azas dalam hiduo bermasyarakt dan bernegara.
Tercatat juga sejumlah naskah tentang Pancasia dan perspektif suatu
agama karena selain unsur lokal diakuinya unsur universal yang biasanya
diklaim ada dalam setiap agama. Namun rasanya lebih tepat untuk melihat
Pancasila sebagai kajian filsafat politik, yang berbicaara mengenai
kehidupan bersama manusia menurut pertimbangan epistemologis yang
bertolak dari urutan logis sebagai Alloh SWT penempatan prioritas utama.

Pancasila sebagai filsafat kategori utama adalah perwujudan bentuk


bangunan yang diangan-angan dalam penggambaran di atas kertas, dan
Pancasila sebagai falsafah. Kategori yang kedua adalah adanya lokasi serta
tingkat ketersediaan bahan-bahan untuk merealisasikan bangunan yang
dicita-citakan. Pancasila sebagai falsafah yang dimaksud adalah setiap sila
di dalamnya yang oleh karena perkembangan sejarah masih tetap berfungsi
sebagai landasan ideologi, maupun nilai-nilai filsafat yang dapat kita
masukan kedalamnya adalah sila Ketuhanan Yang Maha Esa dan sila
Persatuan Indonesia.

Pancasila tidak bisa diragukan lagi dalam Mukadimah UUD 1945 dan
dalam kata Bhineka Tunggal Ika dalam lambang negara Republik
Indonesia. Dalam naskah Pembukaan UUD 1945 itu, Pancasila menjadi
defining characteristics atau pernyataan jati diri bangsa. Dalam jati diri
ada unsur kepribadian, unsur keunikan dan unsur identitas diri.
Sesungguhnya dalam kata Bhineka Tunggal Ika terdapat isyarat utama
untuk mendapatkan informasi tentang arti Pancasila, dan kunci bagu
kegiatan merumuskan muatan filsafat yang terdapat dalam Pancasila.
Dalam konteks itu dapatlah diidentifikasi mana yang secara harfifah
Bhineka Tunggal Ika identik dengan E Pluribus Umum pada lambang
negara Amerika Serikat. Dengan demiian pula dokumen Pembukaan UUD
1945 memiliki bobot sama dengan Declaration of Independence negara
tersebut. Dengan kajian atas Pancasila dalam tinjauan filsafat tentang
manusia menurut aliran eksistensialisme disumbangkan oleh N Driyakar.
Menurut Driyakara, keberadaan manusia senaniasa bersifat ada-bersama
manusia lain. Oleh karena itu rumusan filsafat dari Pancasila adalah
sebagai berikut :
1. Perwujudan cinta kasih dengan sesama makhluk hidup khususya
manusia dengan berlandas sila Perikemanusiaan yang adil dan
beradab.
2. Penjelamaan dan aktualisasi dari perikemanusiaan ini merupaka bagian
dari keadilan sosial.
3. Bermasyarakat dalam membentuk kesatuan dan berkarya merupakan
bagian demokrasi, yaitu kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan dan perwakilan.
4. Menjalankan hubungan antar suku, adat istiadat, dan agama
merupakan bagian dari persatuan Indonesia.
5. Manusia itu sama sebagai sumber dari ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

E. Nilai Luhur Bangsa

Dalam menjalankan kehidupan berbangsa dan bernegara diperlukan


adanya pelaksanaan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila,
agar nilai norma dan sikap yang dijabarkan benar-benar menjadi bagian
yang utuh dan dapat menyatu dengan kepribadian setiap manusia
Indonesia, sehingga dapat mengatur dan memberi arah kepada tingkah
laku.

Pancasila dibahas, dirumuskan dan disepakati seagai dasar dan tujuan


kehidupan berbangsa dan bernegara. Setiap perilaku, arah dan tatacara
hidup juga harus senantiasa berlandaskan Pancasila. Pancasila yang
seutuhnya akan memberikan kita keyakinan kepada masyarakat dan
bangsa Indonesia, bahwa kebahagiaan dan kenikmatan hidup akan tercapai
ketika adanya keselarasan dan keserasian serta keseimbangan dari faktor-
faktor penuntun hidup dalam berbangsa dan bernegara. Baik dalam
hubungan manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, manusia dengan
manusia, serta manusia dengan seluruh ciptaan Tuhan hidup maupun tidak
hidup.

Sebagai warga negara yang baik, kita belum bisa hidup memajukan bangsa
dan negara apabila masih belum menyadari hak dan kewajiban kita dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara, dalam arti sempit dalam aktualisasi
Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara tanpa berlandaskan
dan acuan yang benar, hanya sekedar menjalankan dan tidak tahu menahu
landasan dan acuannya itu sendiri.

Kurangnya tanggung jawab merupakan salah satu utama kurangnya


aktualisasi Pancasila dalam kehidupab berbangsa dan bernegara, sehingga
kita perlu menumbuhkan rasa tanggung jawab guna memupuk rasa
nasionalisme dan patriotisme guna mendukung untuk aktualisasi Pancasila
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Keharmonisan dan keselarasan hubungan sosial dapat memberikan


landasan kepercayaan kepada sesama warga negara, percaya terhadap
itikad baik setiap orang. Menjamin landasan keteguhan hati untuk
mempertahakan naluri dan keinginan nafsu dan hasrat yang bisa
mendorong penurunan dan mengancam harkat martabat sebagai warga
negara.

Menjamin kebaikan rohani dan jasmani serta senantiasa memberika


motivasi dalam setiap tingkahlaku manusia dalam berbuat bertujuan untuk
berbuat baik yang berlandaskan moral dan norma semestiya, dan memberi
gambaran hubungan timbal balik terhadap tingkah laku yang telah
dilakukan terhadap kehidupan dunia maupun akhirat sebagai makhluk
ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

Salah satu contoh pengamalan sila Pancasila yang serasi dan semeestinya
dilakukan, diantarannya :

Pengamalan sila ke satu yaitu Ketuhanan Yang Maha Esa, diantaranya


yaitu menimbulkan rasa tanggung jwab bersama dari semua golongan
agama dan kerpercayaan serta meletakan moral setiap agama masing-
masing untuk mendorong kemajuan negara berlandaskan negara yang
beradab dan bermoral atas Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pengamalan sila ke dua yaitu Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, yaitu
melingkupi peningkatan harkat dan martabat manusia dalam implemetasi
hak dan kewajiban dalam berbangsa dan bernegara, dengan menitik
fokuskan untuk menghapus ketidak adilan, kesenjangan sosial, serta
penghapusan penjajahan di atas muka bumi dan memberikan hak
kemerdekaan bagi seluruh umat manusia.

Pengamalan sila ke tiga yaitu Persatuan Indonesia, yaitu


mengimplementasikan persatuan bangsa tanpa ada pembeda maupun
diskriminasi, seluruh kehidupan harus saling membaur tanpa adanya
pembeda warna kulit, sukuu, budaya, maupun agama. Sehingga kehidupan
lebih rukun dan aman.

Pengamalam sila ke empat, yaitu Kerakyatan yang Dipimpin Oleh Hikmat


Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan dan Perwakilan, dengan
menimbulkan dan mengembangkan sistem politik yang demokratis dan
memelihara stabilitas negara.

Pengamalan sila ke lima, yaitu Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat


Indonesia, yaitu dengan menitikberatkan keadilan di atas segalanya,
meghilangkan diskriminasi dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi
dengan pembangunan yang merata dengan tujuan kemakmuran dan
kesejahteraan merata.
Sebagai warga negara yang baik, semestinya kita menjalankan dan
mengaktualisasikan kehidupan berbangsa dan bernegara berdasarkan
Pancasila sehingga diharapkan tidak adanya penyelewengan Pancasila
yang terjadi pada masa kini, ketidak rukunan dan kehancuran tatanan
sosial masyarakat yang umum dan terlihat jelas dampaknya.

F. Kepribadian Bangsa Indonesia

Sebagai bangsa Indonesia wajib meyakini bahwa Pancasila yang masa kini
merupakan dasar negara dan falsafah negara sebagai pandangan hidup dan
jati diri bangsa Indonesia. Pancasila sebagai dasar Negara telah tercantum
dalam Pembukaan UUD 1945. Nilai-nilainya dapat dijadikan sebagai
pedoman dan motivasi hidup yang lebih baik dan benar menurut Pancasila.
Dalam mewujudkan tujuan nasional, uaitu memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, serta ikut melaksanakan dalam
ketertiban dunia yang berdasarkan kepada kemerdekaan, perdamaian abadi
dan keadilan sosial.

Pancsila sebagai pedoman hidup dan pandangan hidup bangs berperan


aktif dalam pembangunan bangsa dan nasional supaya negara Indonesia
berdiri utuh dan kokoh. Selain itu, Pancasila berperan sebagai jati diri dan
harga diri bangsa Indonesia yang akan tetap terus melekat pada jiwa setiap
bangsa Indonesia.

G. Pancasila Sebagai Ideologi Negara

Sebagai dasar negara, Pancasila bukanlah hasil dari renungan atau hidayah
pemikiran seseorang begitu saja, melainkan Pancasila lahir dari
penyelarasan adat istiadat, nilai kebudayaan serta nilai moral religus yang
sesuai dan selarasan dengan pandangan bangsa Indonesia pada saat itu dan
masa kini, dengan kata lain Pancasila muncul dari pandangan hidup
bangsa Indonesia itu sendiri, sehingga bangsa Indonesia sendiri menjadi
materialis dari Pancasila itu sendiri. Unsur-unsur pendukung Pancasila
tersebut kemudian dirumuskan oleh para pendiri negara dengan
mempertimbangkan beberapa aspek kehidupan dan adat istiadat bangsa
Indonesia itu sendiri, sehingga Pancasila dilahirkan dan memiliki
kedudukan sebagai ideologi bangsa Indonesia yang berakar dari dari
pandangan hidup dan budaya Indonesia sendiri bukan dari resapan atau
ambilan dari ideologi bangsa lain. Selain itu, Pancasila buka terlahir hanya
dari seseorang atau sekelompok orang yang mementingkan diri sendiri dan
kelompoknya itu, melainkan Pancasila terlahir dari bangsa itu sendiri
sehingga bangsa Indonesia memiliki kedudukan yang sama di depan
Pancasila.

H. Aktualisasi Pancasila

Keberagaman dan keperbedaan merupakan kehormatan dan sifat dari


manusiawi yang telah diciptakan Tuhan Yang Maha Esa. Hak Asasi
Manusia memiliki kedudukan terhormat di dunia, hak memperoleh
kehidupan, berbangsa dan bernegara, mengemukakan pendapat dimuka
umum, dan kebahagiaan yang telah dirumuskan oleh MPR dan dari
amandemen UUD 1945 pasal 28 ditambah menjadi 10 ayat dengan
memasukan hak pencapaian dalam Pembukaan UUD 1945. Pancasila yang
telah dirumuskan oleh para pendiri memiliki nilai rasionalitas yang telah
teruji dan dipastikan. Rasionalitas di sini yaitu bukti dari kita sebagai
bangsa yang majemuk dengan multi agama dan kepercayaan, multi bahasa,
ragam suku dan budaya, serta multi ras yang berbeda-beda.

Dalam sila Pesatuan Indonesia terkadung nilai bahwa negara merupakan


sebagai bentuk penjelmaan dari sifat kodratis manusia monodualis, yaitu
sebagai makhluk individu dan makhluk sosial. Negara adalah suatu
perkumpulan dari persatuan hidup bersama diantara aspek pembentuk dan
pendukung negara itu sendiri. Oleh karena perbedaan merukapan sifat
kodrat manusia dan merupakan salah satu aspek pembentuk negara.
Konsekuensinya yaitu berbeda-beda tetapi dituntut untuk menjadi satu
kesatuan yang utuh dan kokoh yang tertulis dengan Bhineka Tunggal Ika.
Perbedaan bukan masalah dan sumber konflik melainkan kekuatan dan
sumber yang menguntungkan untuk persatuan dan kesatuan bangsa dan
negara itu sendiri dengan merumuskan tujuan hidup bersama yang bisa
saling melengkapi dan membutuhkan satu sama lain.
Negara menjadi wadah sebagai pemersatu dan mengatasi segala macam
bentuk perbedaan yang timbul dari sifat kodratis manusia sebagai makhluk
Tuhan. Mengatasi di sini memiliki arti sebagai tempat untuk mewujudkan
kehidupan dan tujuan hidup bersama sesuai harkat dan martabat manusia
semestinya. Negara memberikan hak dan wewenang secara penuh
terhadap rakyatnya untuk merelasisasikan seluruh kemampuan dan
potensinya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara dengan sifat da
acuan integrasi.
Oleh karena itu, tujuan negara dirumuskan dengan tujun untuk melindungi
seluruh rakyat dan aspek pendukungnya, supaya tidak terjadi tumpah
darah dan pecah belah antara rakyat dan aspek pendukung lainnya
sehingga terlaksana kesejahteraan umum dan keadilan sosial.

Kebhinekaan yang dimiliki harus dijaga dan dipertahankan semaksimal


mungkin. Kebhinekaan yang sebenarnya diinginkan yaitu kebhinekaan
yang bermartbat nan adil, yang berdiri tegak di atas moral dan etika bangsa
kita sesuai dengan keragaman suku budaya. Untuk menjaga kebhinekaan,
maka berbagai ancaman terhadap kebhinekaan harus ditolak dan ditindak
semestinya denga tegas dan cepat. Karena kebhinekaan yang bermartabat
dan adil akan sangat kuat dan menunjukan eksistensinya sebagai manusia
yang bermartabat.

Pengalaman bangsa Indonesia dari masa ke masa tidak luput dari usaha
implementasi dan aktualisasi bangsa Indonesia itu sendiri. Berikut
merupakan aktualisasi sila Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan
bernegara, diantaranya :

1. Ketuhanan Yang Maha Esa


Dengan sila Ketuhanan Yang Maha Esa, bangsa Indonesia meyakini
eksistensi dari Tuhan dan mempercayai serta bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-
masing tanpa adanya paksaan atau rasa takut ari golongan agama dan
kepercayaan yang lain. Di dalam kehidupan berbangsa dan bernegara
berlandaskan nilai religius, bangsa Indonesia memiliki prinsip saling
menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut
yang berbeda-beda, sehingga munculnya kerukunan hidup antar agama
dan tanpa adanya muncul perselisihan yang berujung konflik berlatar
belakang agama dan kepercayaan.

Sikap toleransi wajib dibina dan dipupuk supaya menyadari bahwa


hubungan Ketuhanan Yang Maha Esa merupakan hubungan antara
individu denga Tuhan kepercayaannya masing-masing, sehingga
muncul kesadaran diri untuk saling menghormati dan tidak adanya
paksaan untuk masuk suatu golongan kepercayaan atau agama.

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab

Dengan sila Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab manusia diakui dan
diperlakukan semestinya sesuai dengan harkat dan martabat sebagai
manusia seutuhnya dan sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha
Esa. Ketika manusia sebagai mkhluk Tuhan berarti di sini terdapat
kesaamaan dan keselarasan harkat dan martabat antar individu di
depan Tuhan dan memiliki hak dan kewajiban sama di depan Tuhan
Yang Maha Esa.

Dengan demikian sebagai manusia yang adil da beradab kita harus


memiliki sifat tenggang rasa dan mencintai satu sama lain.
Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab memiliki arti menjungjung tinggi
nilai-nilai kemanusiaan, pedui terhadap keadaan lingkungan, dan
berani membela yang benar dan keadilan.
Menyadari bahwa manusia itu sederajat, maka bangsa Indonesia
menyadari bahwasanya dirinya berasal dari seluruh umat dan bangsa
yang sama derajatnya, sehingga timbulah rasa saling menghormati dan
bekerjasama antar individu maupun antar bangsa.

3. Persatuan Indonesi

Dengan sila Persatuan Indnesia, bangsa Indonesia menempatkan


persatuan, kesatuan, serta seluruh kepentingan dan keselamatan bangsa
dan negara di atas kepentingan pribadi maupun golongan tertetu
(organisasi). Menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan
negara di atas segakanya mencerminkan bahwa bangsa Indonesia
sanggup dan rela berkorban untuk negara dan bangsanya dengan
dilandasi rasa cinta dan rasa persatuan Indonesia. Persatuan
dikembangkan dan terikat atas dasar dari Bhineka Tunggal Ika dengan
menunjukan perbedaan bukan tombak dari pemecah belah melainkan
sumber kekuatan yang secara kodratis tidak dapat dihilangkan.

4. Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan dalam


Permusyawaratan Perwakilan

Dengan sila Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah Kebijaksanaan


dalam Permusyawaratan Perwakilan, bangsa Indonesia memiliki
kedudukan, hak dan kewajiban yang sama. Dalam melaksanakan
haknya bangsa Indonesia lebih mempertimbangkan dan
mengutamakan kepentingan negara dan bangsanya sendiri. Karena
memiliki kedudukan, hak dan kewajiban yang sama maka tidak ada
kehendak yang harus dipaksakan untuk memenuhi kehendak lainnya.
Untuk menentukan dan mencapai kepentingan bersama dilakukan
musyawarah terlebih dahulu yang ditujukan untuk menghasilkan
mufakat. Dalam musyawarah ini mengedepakan kesadaran
kekeluargaan yang telah menjadi ciri dan jati diri bangsa Indonesia.
Dari hasil musyawarah bangsa Indonesia wajib menghormati dan
menerima segala hasil dan keputusan dari musyawarah dengan rasa
tanggung jawab penuh.

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia

Dengan adanya sila Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia,


bangsa Indonesia menyadari atas hak dan kewajibannya sama demi
mencapai dan mewujudkan keadilan sosial dalam kehidupan
bermasyarakat dan dan bernegara. Dalam pelaksanaannya tidak luput
dari ciri khas Indonesia yaitu menerapkan sistem kekeluargaan dan
gotong royong. Dengan demikian dituntut untuk mengembangkan
sikap adil, menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban agar
terjadi keselarasan, serta menghormati dan menghargai hak orang lain.
Tidak luput dari sikap kerja keras dan sikap menghargai orang lain
dalam berbagai aspek sehingga timbul kemajuan dan kesejahteraan
bersama.
Dengan kesadaran yang tinggi bahwa Pancasila merupakan pandangan
hidup bangsa dan dasar Negara Indonesia serta merasakan menyadari
bahwa Pancasila sebagai jati diri bangsa Indonesia, sehingga timbul
perasaan bahwa perjuangan aktualisasi Pancasila merupakan
perjuangan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

I. Contoh Aktualisasi Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara

Aktualisasi merupakan suatu uaya perwujudan tujuan Pancasila yang


diterapkan di dalam kehidupan berbangsa da bernegara. Aktualisasi
dibedakan menjadi dua, yaitu :

1. Aktualisasi Objektif
Aktualisasi objektif merupakan aktualisasi Pancasila yang dilakukan
kelembagaan negara yang meliputi eksekutif, legislatif dan yudikatif.

2. Aktualisasi Subjektif
Aktualisasi subjektif merupakan aktulisasi yang dilaksanakan oleh
warga sipil. Aktualisasi ini lebih berperan aktif dan lebih peting dari
aktualisasi objektif, dikarenakan aktualisasi subjektif merupakan syarat
terlaksananya aktualisasi objektif.

Aktualisasi ini sangat bertitik berat terhadap individu masing-masing


yang meliputi kesdaran diri, tanggung jawab, serta niat dan tekad yang
kuat untuk mewujudkan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara.

J. Pedoman Umum Aktualisasi dan Implementasi Pancasila

Setelah hakikat Pancasila dipahami, selanjutnya sebagai warga negara


yang baik sebaiknya memahami pedoman umum aktualisasi dan
implementasi sebagai dasar untuk mencapai keselarahan hidup berbangsa
dan bernegara sesuai dengan Pancasila.

Di atas telah diuraikan bahwa kepastian dan ketangguhan Pancasila tidak


perlu diragukan lagi. Namun tanpa adanya pemahaman atas konsep dasar
dan prinsip nilai-nilai Pancasila yang terkandung di dalamnya dapat
membuat salah arti dan ketidak selarsan hidup dengan Pancasila.

Tanpa adanya tekad juang akibat kekurang fahaman mengenai aspek dan
prinsip nilai nilai Pancasila, memungkindan dengan seiringnya waktu
berjalan dan perkembangan zaman, Pancasila mungkin saja hilang dan
terlupakan oleh bangsanya sendiri.

Dengan demikian untuk meghindari hal itu diperlukan suatu pedoman


umum untuk aktualisasi dan implementasi Pancasila.
1. Sistem, Struktur dan Strategi Implementasi Pancasila

Pemahaman terhadap maksud dan tujuan merupaka dasar dalam


aktualisasi dan pengimplementasian Pancasila sebagai acuannya.
Selanjutnya memikirkan aspek pendukung lainnya, seperti bagaimana,
siapa, dan kapan prosesnya akan dilaksanakan.

a. Maksud dan Tujuan dari Aktualisasi Pancasila


Mengembangkan pola fikir dan tingkah laku yang sesuai
dengan nilai-nilai Pancasila
Mengembangkah perilaku yang selaras dengan nilai Pancasila
Mengembangkan demokrasi dan menegakan HAM berdasarkan
Pancasila
Menciptakan kehidupan berbangsa dan bernegara sesuai
dengan Pancasila dan berasaskan Bhineka Tunggal Ika
Mewujudkan tujuan dan cita-cita bangsa yang tertera dalam
Pancasila
Mengembangkan pemikiran baru dalam perkembangan zaman
dan keterkaitannya dengan Pancasila

b. Sasaran Aktualisasi dan Implementasi Pancasila

Pancasila merupakan suatu dasar negara Indonesia, sehingga


muncul konsekuensi terhadap seluruh warganya untuk memahami
nilai Pancasila dengan benar dan mengaktualisasikannya dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara. Di lapangan menunjukan
bahwa masyarakat sudah menunjukan pengetahuan terhadap
aktualisasi Pancasila dan memiliki pengalaman masing-masing
sesuai tingkat pendidikannya. Dengan demikian hal ini ditujukan
dalam bentuk kelompok yang strategis dengan berdasar efektif dan
efesien.
c. Pendekatan Aktualisasi dan Implementasi Pancasila

Pendekatan yang efektif dan efesien dalam hal ini, yaitu


pendekatan kontekstual, yakni menerapkan konsep, prinsip dan
nila-nilai Pancasila langsung terhadap permasalahannya tanpa
dipersulit dan dikaitkan dengan permasalahan lainnya. Dengan
maksud untuk menentukan standar yang mampu mengembangkan
pola pikir, tingkah laku, sikap dan perbuatan setiap individu dalam
kehidupan berbangsa dan bernegara yang selaras dengan Pancasila.

KESIMPULAN

Pancasila adalah dasar negara sekaligus ideologi Negara Kesatuan Republik


Indonesia yang patut dipertahankan dan dijunjung tinggi dengan cara
menghormati dan mengaktualisasikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Pancasila sudah dipastikan sebagai pedoman dan junjungan hidup bangsa


Indonesia, dalam arti bahwa segala sikap, tingkah laku, tindakan dan perbuatan
harus sesuai dengan prinsip dan nilai-nilai Pancasila. Dengan tujuan agar
Pancasila tetap kokoh sebagai dasar negara dan ideologi bangsa yang tidak akan
pernah luput oleh waktu dan jaman.

Aktualisasi Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara merupakan salah


satu upaya untuk menjaga kehormatan dan menegakan Pancasila sebagai pedoman
hidup bangsa Indonesia.

Banyak makna dan nilai yang terkandung dalam tiap sila Pancasila, hanya dengan
memahami prinsip dan nilai nya denga baik kita sebagai warga negara bangsa
yang baik dapat melaksanakan aktualisasi Pancasila dalam kehidupan berbang dan
bernegara semestinya.

DAFTAR PUSTAKA

Anonym, 2010, Aktualisasi Pancasila


https://meynyeng.wordpress.com/2010/05/07/sospol/
Diakses pada : 19-12-2016 ; 13.45 WIB

Parta Setiawan, 2011, Pengertian Pancasila Sebagai Dasar Negara Terlengkap


http://www.gurupendidikan.com/pengertian-pancasila-sebagai-dasar-
negara-terlengkap/
Diakses pada : 19-12-2016 ; 18.50 WIB

Anonym, Arti Kata Pancasila Dalam KBBI


http://kbbi.co.id/arti-kata/pancasila
Diakses pada : 19-12-2016 ; 19.10 WIB

Dian Apita Sari, 2016, Sejarah Singkat Pancasila


http://malahayati.ac.id/?p=27602
Diakses pada : 19-12-2016 ; 19.45 WIB

Anda mungkin juga menyukai