Anda di halaman 1dari 15

Daftar Isi.........................................

Kata Pengantar ....................... 2

BAB I

Pendahuluan............................................

BAB II

Tinjauan Pustaka.....................................................................................................................

BAB III

Pembahasan..........................

Buah Matoa............................

Buah Bisbul.............................

Buah Kesemek.........................

Buah Menteng...........................

Buah Ciplukan..........................

Kesimpulan dan Saran.............

1 | Page
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Buah Matoa merupakan jenis buah atau keluarga dari Sapindaceae (Rambutan) dalam
bahasa latinnya disebut Pometia Pinnata . Banyak orang mengenal jenis buah ini berasal dari
Papua padahal pohon buah ini banyak dijumpai di daerah lain seperti di Maluku, Sulawesi,
Kalimantan, dan Jawa.

Matoa masuk jajaran tanaman langka. Memiliki pohon rindang tinggi bisa mencapai 20 meter
dengan akar yang kuat, rasa buahnya manis campuran kelengkeng dan durian dan ada yang
mengatakan seperti buah rambutan. Sedangkan pohon Matoa termasuk kayu kelas A. dan
berkualitas ekspor dan bagus untuk bangunan.

Matoa asli Papua ternyata mempunyai keistimewaan. Tahun 2006 Menteri Pertanian telah
melepas Matoa Papua sebagai varietas unggul yaitu yang berasal dari Desa Sere, Kecamatan
Sentani, Kabupaten Jayapura, Papua.

Matoa varietas Papua mempunyai keunggulan daging buah tebal dan mudah lepas
dari biji, rasa buahnya yang manis seperti campuran antara rasa kelapa muda, durian, klengkeng,
rambutan, kulit buah relatih tebal dan keras, dan beradaptasi dengan baik di dataran rendah
sampai sedang dengan ketinggian 0-500 m dpl. Sedangkan rata-rata hasil 200-500
kg/pohon/tahun.

B. Rumusan Masalah

Dalam hal ini, kita akan membahas masalah tentang hal-hal yang bersangkutan dengan :

1. Bagaimana klasifikasi buah Matoa, Bisbul , Kesemek, Menteng dan Ciplukan?

2 | Page
2. Apa manfaat yang terkandung dalam buah matoa, bisbul , kesemek, menteng dan
ciplukan?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui buah apa saja yang mulai punah


2. Untuk Memenuhi tugas keragaman Hayati

3 | Page
BAB II

TINJAUN PUSTAKA

ABSTRAK

Matoa (Pometia pinnata) adalah tanaman buah khas Papua, tergolong pohon besar dengan
tinggi rata-rata 18 meter dengan diameter rata-rata maksimum 100 cm. Umumnya berbuah sekali
dalam setahun. Berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah 3 atau 4 bulan kemudian.
Penyebaran buah matoa di Papua hampir terdapat di seluruh wilayah dataran rendah hingga
ketinggian 1200 m dpl. Tumbuh baik pada daerah yang kondisi tanahnya kering (tidak
tergenang) dengan lapisan tanah yang tebal. Iklim yang dibutuhkan untuk pertumbuhan yang
baik adalah iklim dengan curah hujan yang tinggi (>1200 mm/tahun). Matoa juga terdapat di
beberapa daerah di Sulawesi, Maluku, dan Papua New Guinea. Buah matoa memiliki rasa yang
manis.

Di Papua dikenal 2 jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang
membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh
daging buah yang kenyal seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan diameter biji
1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak lembek dan
lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Tanaman ini mudah beraptasi dengan kondisi panas
maupun dingin. Pohon ini juga tahan terhadap serangga, yang pada umumnya merusak buah.

4 | Page
BAB III

PEMBAHASAN

Berikut contoh- contoh buah yang mulai punah saat ini di indonesia :

1. Buah Matoa

Nama Ilmiah : Pometia Pinnata Ltu

Klasifikasi:

Kingdom : Plantae (Tumbuhan)


Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas : Rosidae
Ordo : Sapindales
Famili : Sapindaceae
Genus : Pometia
Spesies :Pometia pinnata J.R.& G.Forst

5 | Page
Klasifikasi tumbuhan matoa

Indonesia dikenal ada 2 jenis Pometia yaitu : Pomettia pinnata dan Pomettia ridley. Yang
membedakan dari keduannya yaitu pada Pomettia pinnata tepi daunnya bergigi dan ujung urat
daunnya berakhir pada tepi gigi-gigi tersebut. Sedangkan pada Pomettiaridley, tepi daunnya rata,
tidak bergigi dan urat-urat daunnya melengkung ke atas tidak sampai ke tepi daun. Pada jenis ini
di Indonesia hanya ditemukan di Simeulue, di Aceh ( Sunarno dan H.Sutarno 1997 ). Sedangkan
Pomettiapinnata tersebar di seluruh kepualauan Indonesia ( Peta Penyebaran P.pinnata di
Indonesia )

Hasil pengamatan morfologi Pomettia pinnata di Kebun Raya Bogor adalah berupa
pohon yang tingginya mencapai 50 meter, pada batang bagian bawahnya terdapat akar papan
dengan tingginya mencapai 5 meter. Daun berukuran besar dengan tangkai daun panjang hingga
1 meter, berupa dau majemuk, anak daun besirip genap, sebanyak 4 13 pasang, bundar sampai
bundar memanjang, tepi daun bergerigi. Pada pangkal tangkai daunnya terdapat sepasang daun
penumpu. Tulang daunnya menyirip dan menonjol ke bawah. Pada pangkal tangkai daun
berbentuk segitiga, membongkol dan cekung. Perbungaannya majemuk, dan mncul pada bagian
ujung tangkai daun. Buahnya bulat lonjong dengan ukuran panjang 1,5 5 cm dan diameeter 1
3 cm, kulitnya licin, berwarna hijau pada saat muda dan coklat kehitaman pada saat buah masak.
Kulit buahnya tipis dan kering, apabila dikelupas maka di dalamnya terdapat aril. Aril tersebut
berwarna bening, berair dan manis. Tebal aril berkisar 1 7 mm dan kenyal. Biji bulat sampai
lonjong, coklat kehitaman sampai hitam, mengkilat dan berdiameter 1 cm.

Di Sumatera jenis ini pada umumnya tumbuh di tepi-tepi sungai dan daerah endapan atau
rawa. Di NAD ditemukan pada ketinggian 40-1700 m dpl ; Sumatera Utara pada 40-110 m dpl ;
Riau pada 3-8 m dpl ; Jambi pada 45-700 m dpl ; dan Palembang pada 110 m dpl. Di Jawa jenis
ini ditemukan di DKI Jakarta pada ketinggian 93 m dpl ; Jawa Barat pada 10-220 m dpl ; dan
Jawa Tengah pada 100 m dpl. Sedangkan di Nusa Tenggara hanya ditemukan di Pulau Sumbawa
(G. Batulanteh) pada daerah dengan ketinggian 900-1000 m dpl.

Di Irian Jaya ditemukan di dataran rendah pada 0-300 m dpl pada tanah yang ringan,
berat, dan berkapur. Manokwari dan sekitarnya pada ketinggian 100-120 m dpl; Fakfak pada 3 m
dpl; Timika pada 4 m dpl; Memberamo Hulu pada 200-300 m dpl; serta di Sorong dan Merauke.

6 | Page
Di Papua dikenal 2 (dua) jenis matoa, yaitu Matoa Kelapa dan Matoa Papeda. Ciri yang
membedakan keduanya adalah terdapat pada tekstur buahnya, Matoa Kelapa dicirikan oleh
daging buah yang kenyal dan nglotok seperti rambutan aceh, diameter buah 2,2-2,9 cm dan
diameter biji 1,25-1,40 cm. Sedangkan Matoa Papeda dicirikan oleh daging buahnya yang agak
lembek dan lengket dengan diamater buah 1,4-2,0 cm. Dilihat dari jenis warna buahnya, baik
Matoa Kelapa mapun Matoa Papeda dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu matoa merah,
kuning, dan hijau.

2. Buah Bisbul ( buah beludru )

Klasifikasi
-Kingdom : Plantae
-Divisi : Magnoliophyta
-Kelas : Magnoliopsida
-Ordo : Ebenales
-Famili : Ebenaceae
-Genus : Diospyros
-Spesies : Diospyros blancoi A. DC.

Berdasarkan literatur yang ada, mulai ada Jawa, Malaysia pada tahun 1881, dan juga ke
Kebun Raya Singapura, ke Calcuta di India. Buah langka bisbul beredar di daerah Bogor
diduga sejak ada Kebun Raya bogor yang didirikan sejak tahun 1817. Tanaman bisbul atau

7 | Page
buah beludru ini berbuah terus menerus sepanjang tahun. jarak dari bunga sampai berbuah
sekitar empat bulan. dan buah ini baru berbuah jika berumur 8 tahun. Buah bisbul ini
enaknya dimakan dalam keadaan segar ketika buah bisbul matang. Daging buahnya juga
dapat diiris iris dan dicampur dengan buah buahan lain untuk campran es buah. Buah ini
memiliki biji yang cukup besar berbentuk bulan sabit. buah bisbil atau buah beludru ini
aromanya sangat wangi, ada kesan berbau seperti buah melon, ada aroma buah salaknya, ada
rassa dan aroma seperti buah nona atau buah srikaya. Rasanya legit, manis dan gurih, mirip
banget dengan rasa buah nona.

Manfaat Buah Bisbul Untuk Kesehatan

Setiap 100 gram buah bisbul mengandung 2,8 gram protein, 0,2 gram lemak, 11,8 gram
karbohidrat, 1,8 gram serat, 46 mg kalsium, 18 mg fosfor, 0,6 mg zat besi, vitamin A, vitamin C,
tiamin, roblavin, dan energi. Dengan kandungan seratnya yang tinggi, maka bisbul bermanfaat
untuk meningkatkan daya tahan tubuh, memperbaiki saluran pencernaan, menghaluskan kulit,
menjaga kesehatan mata, dan mencegah sembelit.

8 | Page
3. KESEMEK

- Kingdom : Plantae
-Divisio : Spermatophyta
-Subdivisio : Angiospermae
-Klas : Magnoliopsida
-Subklas : Dilleniidae
-Ordo : Ebenales
-Famili : Ebenaceae
-Genus : Diospyros
-Spesies : Diospyros kaki L.f.
-Nama lain Buah kaki
-Asal-usul : Cina

profil tanaman
Termasuk tanaman langka, pohon lambat pertumbuhannya, dapat berupa semak atau pohon
hingga 15 m, mempunyai kanopi bulat. Daun berbentuk elips, permukaan daun mengilat, sering
rontok (meranggas), duduk daun berseling-seling dengan tangkai daun pendek.Bunga
berkelompok, terdiri dari 3-3 bunga jantan, sedangkan bunga betina soliter. Bunga berwarna
putih kekuningan, bunga jantan terdiri dari 16 24 benagsari, bunga betina mempunyai 8 kepala
putik, pada beberapa jenis bunga bagian tengah bersifat hermaprodit, bunga tergantung ke

9 | Page
bawah, dengan kepala putik terbuka di dalam mahkota bunga. Buah dipanen bila kulit buahnya
berwarna kuning hingga merah muda, dan daging buahnya lunak Dataran tinggi, 5,5 6,5

4. Menteng (Baccaurea racemosa)

Kingdom/Kerajaan : Plantae/ Plants


Sub kingdom/Sub kerajaan : Tracheobionta/ Vascular Plants
Super division/Super divisi : Spermatophyta/ Seed Plants
Division/Divisi : Magnoliophyta/ Flowering Plants
Classis/Kelas : Magnoliopsida/ Dicotyledons
Sub classis/Sub Kelas : Rosidae
Ordo/Bangsa : Euphorbiales
Familia/Suku : Euphorbiaceae/ Spurge Family
Genus/Marga : Baccaurea Lour./ Baccaurea
Species (Jenis/ spesies) : Baccaurea racemosa (Reinw.) Mull. Arg.
Binomial Name/Nama Latin : Baccaurea racemosa (Reinw.) Mull. Arg.

10 | P a g e
Common Nama/Nama Umum : Menteng
Manfaat tanaman
Pohon Menteng dimanfaatkan buahnya untuk dimakan langsung sebagai buah segar.
Buahnya mempunyai rasa asam-asam manis. Selain dimakan langsung buah Kepundung juga
dapat diolah menjadi sirup, asinan, atau difermentasi menjadi minuman.

Kayu pohon Menteng memiliki kualitas yang baik dan dapat digunakan untuk bangunan
rumah, perahu, dan mebel. Selain itu, kulit dan daun pohon yang disebut juga sebagai kepundung
ini mempunyai khasiat sebagai tanaman obat. Salah satunya adalah sebagai obat mencret dan
untuk pelancar haid.

Menteng dulu biasa ditanam di pekarangan namun sekarang sudah sulit ditemui akibat
desakan penduduk dan penanaman tanaman buah lain yang lebih disukai. Tumbuhan ini asli dari
Pulau Jawa. Di sekitar Jakarta dan Bogor kadang-kadang masih ditemukan penjual buah
menteng.

11 | P a g e
5. Ciplukan

Nama ilmiah : Physalis angulata L.

Nama lokal : Morel berry (Inggris), Ciplukan (Indonesia), Ceplukan (Jawa), Cecendet (Sunda),
Yor-yoran (Madura), Lapinonat (Seram), Angket, Kepok-kepokan, Keceplokan (Bali), Dedes
(Sasak), Leletokan (Minahasa).

Klasifikasi Tanaman

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonnae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Marga : Physalis
Spesies : Physalis angulata L.

12 | P a g e
Manfaat buah ciplukan

Akar tumbuhan ciplukan pada umumnya digunakan sebagai obat cacing dan penurun demam.
Daunnya digunakan untuk penyembuhan patah tulang, busung air, bisul, borok, penguat jantung,
keseleo, nyeri perut, dan kencing nanah. Buah ciplukan sendiri sering dimakan; untuk mengobati
epilepsi, tidak dapat kencing, dan penyakit kuning.

BAB IV

13 | P a g e
KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN
Matoa merupakan tumbuhan langka asli Irian Jaya yang penyebarannya telah sampai ke
seluruh Indonesia. Selain rasa buahnya yang enak, ternyata banyak sekali manfaat yang
terkandung pada satu pohon matoa. Buah, batang, dan daunnya memiliki khasiat unik yang
berbeda-beda.
Menteng dulu biasa ditanam di pekarangan namun sekarang sudah sulit ditemui akibat
desakan penduduk dan penanaman tanaman buah lain yang lebih disukai. Tumbuhan ini asli dari
Pulau Jawa. Di sekitar Jakarta dan Bogor kadang-kadang masih ditemukan penjual buah
menteng.

Saat ini buah ciplukan sangat jarang ditemukan karena jarang ada orang yang ingin
membudidayakannya dikarenakan kurangnya pengetahuan di masyarakat awam mengenai
khasiat dari buah tersebut. Selain itu iklim dan cuaca yang sekarang tak menentu menyebabkan
jarangnya ciplukan yang tumbuh secara liar.

SARAN
Meski tumbuhan matoa,bi memiliki manfaat yang banyak, namun kita juga tidak boleh
mengeksplotasi secara besar-besaran dan berlebihan. Perlu diingat, tumbuhan langka tersebut
adalah tumbuhan langka yang perlu dijaga kelestariannya. Sehingga selain mengambil
manfaatnya kita juga perlu ikut serta dalam pembudidayaan dan pelestariannya agar tumbuhan
ini nantinya tidak punah dan dapat terus dipelajari dan diambil manfaatnya oleh generasi-
generasi yang akan datang.

Daftar pustaka

14 | P a g e
1. Baedowi, 1998, Timbunan Glikogen dalam Hepatosit dan Kegiatan Sel Beta Insula
Pancreatisi Tikus Putih (Rattus norvegicus) Akibat Pemberian Ekstrak Daun Ciplukan, Penelitian
Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IX, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta, 139.

2. http://www.kesehatan123.com/3422/buah-matoa/

3.http://www.biotek.lipi.go.id/index.php/component/search/?searchword=BUAH%20YANG
%20MULAI%20PUNAH&searchphrase=all&Itemid=144

4. http://www.etumbuhan.web.id/2009/08/menteng-baccaurea-racemosa.html

5. iskandar dkk, 2003. Jurnal penelitian buah kesemek: potensi sumberdaya genetic, kabupaten
garut jawa barat.

15 | P a g e

Anda mungkin juga menyukai