Anda di halaman 1dari 5

III.

HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 hasil pengamatan acetobacter

Ciri- Foto botol filtrat


ciri
Keruh 1 2 3 4 5 6

(+) (+) (++) (++) (+++) (+++)


Lapis
an
tipis

(+) (+) (++) (+++) (+++) (+++)


Arom
a
asam

(+) (++) (++) (+++) (+++) (+++)


Ciri- Foto ampas nanas
ciri
Keruh 1 2 3 4 5 6

(+) (+) (++) (++) (++) (+++)


Lapis
an
tipis

(+) (++) (++) (+++) (+++) (+++)

Arom
a
asam

(+) (++) (+++) (+++) (++) (++)


PEMBAHASAN
Telah dilakukan praktikum mengenai pembuatan stater Acetobacter
xylinum dari alam. Adapun bahan yang digunakan yaitu filtrat nanas.
Penggunaan nanas dikarenakan nanas berfungsi untuk menangkap bibit
Acetobacter xylinum, karena pada nanas secara alami memang telah hidup atau telah ada
bakteri Acetobacter xylinum. Dalam pembuatan stater ini pertama yang dilakukan yaitu
dengan menghaluskan nanas yang sudah dibersihkan degan tujuan untuk mempermudah
pemisahan filtrat dan ampas. Setelah itu filtrat yag te;ah diperoleh dididihkan diatas
kompor hingga mendidih dengan penambahan yeast, asam cuka dan gula. Penamabahan
yeast ini bertujuan untuk sumber nitrogen yang dibutuhkan bagi Acetobacter xylinum..
hal ini sesuai dengan pernyataan Sumber nitrogen yang dapat digunakan untuk
mendukung pertumbuhan aktivitas bakteri nata dapat berasal dari nitrogen organic, seperti
misalnya protein dan ekstrak yeast, maupun Nitrogen anorganic seperti misalnya
ammonium fosfat, urea, dan ammonium sulfat. Biasanya dalam pembuatan stater nata
yang biasa digunakan adalah urea yang merupakan sumber nitrogen anorganik sangat
murah dan fungsinya tidak kalah jika dibandingkan dengan sumber nitrogen organic.
Bahkan diantara sumber nitrogen anorganik ada yang mempunyai sifat lebih yaitu
ammonium sulfat. Kelebihan yang dimaksud adalah murah, mudah larut, dan selektif bagi
mikroorganisme lain.
Selain penambahan ekstra yeast dilakukan penambahan gula bertujuan untuk
makanan yang difermentasi oleh bakteri Acetobacter xylinum. Dengan kata lain, asalnya
bakteri berjumlah sedikit, ketika diberi makanan akan semakin bertambah banyak. Hal ini
sesuai dengan pernyataan pada ummumnya senyawa karbohidrat sederhana dapat
digunakan sebagai suplemen pembuatan stater nata, diantaranya adalah senyawa-senyawa
maltosa, sukrosa, laktosa, fruktosa dan manosa. Dari beberapa senyawa karbohidrat
sederhana itu sukrosa merupakan senyawa yang paling ekonomis digunakan dan paling
baik bagi pertumbuhan dan perkembangan bibit nata. Bakteri Acetobacter mampu
mensintesis Nata dari glukosa, maltosa, maupun gliserol. Macam dan kadar gula yang
ditambahkan akan mempengaruhi ketebalan dan sifat Nata yang terbentuk. Sukrosa sering
digunakan sebagai sumber karbon menghasilkan Nata yang tebal dan keras. Kadar
sukrosa 5-10% pada media fermentasi akan menghasilkan Nata yang tebal dan keras.

Adanya penambahan asam asetat glacial juga bertujuan untuk menurunkan Ph


atau meningkatkan kadar ph dari suatu filtrat yang akan dijadikan stater Acetobacter
xylinum, hal ini juga dikarenakan asam asetat glacial merupakan asam asetat yang sangat
baik bagi pertumbuhan bakteri nata. Hal ini sesuai dengan pernyataan Asam asetat atau
asam cuka digunakan untuk menurunkan pH atau meningkatkan keasaman air kelapa.
Asam asetat yang baik adalah asam asetat glacial (99,8%). Asam asetat dengan
konsentrasi rendah dapat digunakan, namun untuk mencapai tingkat keasaman yang
diinginkan yaitu pH 4,5 5,5 dibutuhkan dalam jumlah banyak. Selain asan asetat, asam-
asam organic dan anorganik lain bisa digunakan.

Setelah pencampuran filtrat dengan bahan campuran yang lain telah selesai
langkah selanjutnya yaitu dengan menungkan hasil filtrat nanas dan bahan campuran
yang telah dididihkan kedalam botol. Pada saat penuangan filtrat nanas ini harus dalam
keadaan dingin. Setelah dimasukkan kedalam botol langkah selanjutnya yaitu dilakukan
penutupan ada botol. Hal ini bertujuan agar tidak ada udara yang masuk kedalam filtrat
tersebut, dikarenakan bakteri Acetobacter xylinum merupakan bakteri yang bersifat
anaerob sehingga jangan sampai udara masuk atau terlalu sering membiarkan udara
masuk ke dalam botol tempat inokulasi. Hal ini sesuai dengan pernyataan bakteri
Acetobacter xylinum ini dapat membentuk asam dari glukosa, etil alcohol, dan propel
alcohol, tidak membentuk indol dan mempunyai kemampuan mengoksidasi asam asetat
menjadi CO2 dan H2O. sifat yang paling menonjol dari bakteri itu adalah memiliki
kemampuan untuk mempolimerisasi glukosa sehingga menjadi selulosa. Selanjutnya
selulosa tersebut membentuk matrik yang dikenal sebagai nata. Fakor lain yang dominan
mempengaruhi sifat fisiologi dalam pembentukan nata adalah ketersediaan nutrisi, derajat
keasaman, temperature, dan ketersediaan oksigen.

Sedangkan untuk ampas yang telah diperoleh dari hasil penyaringan filtrat nanas
dilakukan pencampuran dengan menggunakan air dan gula dengan perbandian 6:3:1.
Dalam tahap ini ampas dimasukkan kedalam botol jam dan kemudian diaduk ampas
tersebut hingga homogen. Kemudian setelah homogen dilakukan penutupan pada botol
jam. Hal ini bertujuan agar tidak ada udara yang masuk kedalam botol jam yang berisi
ampas nanas tersebut.

Berdasarkan hasil yang telah diperoleh dari hasil filtrat nanas yang telah
diinkubasi selama 6 hari terdapat 2 fasa yang berbeda. Pada fasa awal terdapat filtrat yang
berwarna bening dang pada bagian bawah terdapat endapan yang berwarna kekuningan.
Pada hari pertama hingga hari kedua tingkat kekeruhan, lapisan dan aroma asam masih
sangat sedikit. Sedangkan pada hari ketiga dan keempat tingkat kekeruhan, lapisan dan
aroma asam sedang. Dan pada hari kelima dan keenam tingkat kekeruhan, lapisan tipis
dan aroma asam banyak. begitu pula pada hal nya ampas dari nanas yaitu diperoleh hari
pertama hingga hari kedua tingkat kekeruhan, lapisan dan aroma asam masih sangat
sedikit. Sedangkan pada hari ketiga dan keempat tingkat kekeruhan, lapisan dan aroma
asam sedang. Dan pada hari kelima dan keenam tingkat kekeruhan, lapisan tipis dan
aroma asam banyak.

Hasil yang diperoleh dari hasil pengamatan selama 6 hari yaitu pembuatan stater
nata dari alam tidak berhasil. Hal ini dikarenakan terjadinya kontaminasi pada saat
pembuatan. Dikarenakan pada saat pembuatan banyak praktikan yang tidak steril dan
tidak kerja aseptis sehingga menyebabkan kegagalan pada saat pembuatan stater. Hal ini
tidak sesuai dengan pernyataan bahwa bakteri Acetobacter xylinum bersifat Gram negatif,
aerob, berbentuk batang pendek atau kokus. Acetobacter adalah sebuah genus
bakteri penghasil asam asetat, ditandai dengan kemampuannya
mengubah etanol (alkohol) menjadi asam asetat (asam cuka) dengan
bantuan udara. Bakteri Acetobacter xylinum mengalami pertumbuhan
sel. Pertumbuhan sel didefinisikan sebagai pertumbuhan secara teratur
semua komponen di dalam sel hidup. Bakteri Acetobacter xylinum
mengalami beberapa fase pertumbuhan sel yaitu fase adaptasi, fase
pertumbuhan awal, fase pertumbuhan eksponensial, fase pertumbuhan
lambat, fase pertumbuhan tetap, fase menuju kematian, dan fase
kematian.

Menurut Faktor-faktor yang mempengaruhi Acetobacter xylinum


mengalami pertumbuhan adalah nutrisi, sumber karbon, sumber
nitrogen, serta tingkat keasaman media temperatur, dan udara
(oksigen). Senyawa karbon yang dibutuhkan dalam fermentasi nata
berasal dari monosakarida dan disakarida. Sumber dari karbon ini yang
paling banyak digunakan adalah gula. Sumber nitrogen bias berasal
dari bahan organic seperti ZA, urea. Meskipun bakteriAcetobacter
xylinum dapat tumbuh pada pH 3,5 7,5, namun akan tumbuh optimal
bila pH nya 4,3. sedangkan suhu ideal bagi pertumbuhan bakteri
Acetobacter xylinum pada suhu 28 31 0 C. bakteri ini sangat
memerlukan oksigen. Sehingga dalam fermentasi tidak perlu ditutup
rapat namun hanya ditutup untuk mencegah kotoran masuk kedalam
media yang dapat mengakibatkan kontaminasi.

Anda mungkin juga menyukai