Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

PANCASILA

Disusun Oleh :
Apriandah
41116110023
Dosen Pengajar :
Nurohmah, M.Si

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MERCU BUANA
2017

Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................1
A. Latar Belakang................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................2
C. Tujuan................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................3
A. Pengertian Pengangguran...........................................................................3
B. Penyebab terjadinya Pengangguran........................................................3

1
C. Perkembangan Pengangguran di Indonesia..........................................4
D. Dampak Pengangguran di Indonesia.......................................................8
E. Nilai Pancasila terhadap Pengangguran.................................................8
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
A. Kesimpulan......................................................................................................9
B. Saran.................................................................................................................9
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu masalah pokok yang dihadapi bangsa dan negara Indonesia
adalah masalah pengangguran. Pengangguran yang tinggi berdampak langsung
maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah
sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang
cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi
sangat besar dan kompleks.

Pengangguran terjadi disebabkan antara lain, yaitu karena jumlah lapangan


kerja yang tersedia lebih kecil dari jumlah pencari kerja. Juga kompetensi pencari
kerja tidak sesuai dengan pasar kerja.Selain itu juga kurang efektifnya informasi
pasar kerja bagi para pencari kerja.

Fenomena pengangguran juga berkaitan erat dengan terjadinya pemutusan


hubungan kerja, yang disebabkan antara lain; perusahaan yang
menutup/mengurangi bidang usahanya akibat krisis ekonomi atau keamanan yang
kurang kondusif; peraturan yang menghambat inventasi; hambatan dalam proses
ekspor impor, dan lain-lain.Pengangguran yang tinggi berdampak langsung
maupun tidak langsung terhadap kemiskinan, kriminalitas dan masalah-masalah
sosial politik yang juga semakin meningkat. Dengan jumlah angkatan kerja yang
cukup besar, arus migrasi yang terus mengalir, serta dampak krisis ekonomi yang
berkepanjangan sampai saat ini, membuat permasalahan tenaga kerja menjadi
sangat besar dan kompleks

Jika masalah pengangguran terus berlarut-larut maka sangat besar


kemungkinannya untuk mendorong suatu krisis sosial. Yang terjadi tidak saja
menimpa para pencari kerja yang baru lulus sekolah, melainkan juga menimpa
orangtua yang kehilangan pekerjaan karena kantor dan pabriknya tutup. Indikator
masalah sosial bisa dilihat dari begitu banyaknya anak-anak yang mulai turun ke
jalan. Mereka menjadi pengamen, pedagang asongan maupun pelaku tindak

2
kriminalitas. Mereka adalah generasi yang kehilangan kesempatan memperoleh
pendidikan maupun pembinaan yang baik.

B. Rumusan Masalah
A. Apa yang dimaksud dengan pengangguran?
B. Apa penyebab pengangguran di Indonesia?
C. Bagaimana keadaan pengangguran di Indonesia ?
D. Apa dampak pengangguran terhadap ekonomi masyarakat Indonesia?
E. Bagaimana peran pancasila terhadap pengangguran di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Memberikan Informasi tentang pengangguran di Indonesia.
2. Memberikan kesadaran masyarakat indonesia agar ikut berperan
menanggulangi pengangguran di Indonesia
3. Mengetahui bagaimana peran pancasila terhadap masalah pengangguran di
Indonesia.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pengangguran

Penggangguran adalah sebuah kondisi dimana seseorang tidak memiliki pekerjaan


untuk memenuhi kebutuhan hidup. Di negara berkembang, pengangguran adalah
masalah yang masih membelenggu. Termasuk negara kita Indonesia.

Banyak orang-orang yang menjadi pengangguran dikarenakan kekurangan


lapangan kerja, minimnya ilmu yang mereka miliki. Sehingga msalah pengangguran
tersebut dapat menimbulkan hal- hal negatif seperti tindakan kriminal.

Jenis-Jenis Pengangguran

Pengangguran sering diartikan sebagai angkatan kerja yang belum bekerja


atau tidak bekerja secara optimal. Berdasarkan pengertian diatas, maka
pengangguran dapat dibedakan menjadi tiga macam yaitu :

1. Pengangguran Terselubung (Disguissed Unemployment) adalah tenaga kerja


yang tidak bekerja secara optimal karena suatu alasan tertentu.

2. Setengah Menganggur (Under Unemployment) adalah tenaga kerja yang


tidak bekerja secara optimal karena tidak ada lapangan pekerjaan, biasanya tenaga
kerja setengah menganggur ini merupakan tenaga kerja yang bekerja kurang dari
35 jam selama seminggu.

3. Pengangguran Terbuka (Open Unemployment) adalah tenaga kerja yang


sungguh-sungguh tidak mempunyai pekerjaan. Pengganguran jenis ini cukup
banyak karena memang belum mendapat pekerjaan padahal telah berusaha
secara maksimal.

B. Penyebab terjadinya Pengangguran

Pengangguran umumnya disebabkan karena jumlah angkatan kerja tidak


sebanding dengan jumlah lapangan pekerjaan yang mampu menyerapnya.
Pengangguran seringkali menjadi masalah dalam perekonomian karena dengan
adanya pengangguran, produktivitas dan pendapatan masyarakatakan berkurang

3
sehingga dapat menyebabkan timbulnya kemiskinan dan masalah-masalah sosial
lainnya.

Tingkat pengangguran dapat dihitung dengan cara membandingkan jumlah


pengangguran dengan jumlah angkatan kerja yang dinyatakan dalam persen.

Ketiadaan pendapatan menyebabkan penganggur harus mengurangi pengeluaran


konsumsinya yang menyebabkan menurunnya tingkat kemakmuran dan
kesejahteraan.Pengangguran yang berkepanjangan juga dapat menimbulkan efek
psikologis yang buruk terhadap penganggur dan keluarganya.

Tingkat pengangguran yang terlalu tinggi juga dapat menyebabkan kekacauan


politik, keamanan dan sosial sehingga mengganggu pertumbuhan dan
pembangunan ekonomi.Akibat jangka panjang adalah menurunnya GNP dan
pendapatan per kapita suatu negara.

Pengangguran dapat terjadi karena beberapa sebab diantara nya :

Adanya hambatan (ketidak lancaran) bertemunya pencari kerja dan lowongan


kerja
Jenis pengangguran ini biasanya terjadi karena hambatan teknis (misalnya
waktu dan tempat). Sering terjadi pencari kerja tidak mendapat informasi yang
lengkap tentang lowongan kerja
Rendahnya Tingkat Keahlian.
Keahlian dan produktifitas sangan erat. Orang yang memiliki keahlian akan
memiliki produktifitas tinggi karena ia mampu memanfaatkan dirinya pada
aktivitas ekonomi produktif.
Diskriminasi
Besarnya Angkatan Kerja Tidak Seimbang dengan Kesempatan Kerja
Budaya pilih-pilih pekerjaan
Pada dasarnya setiap orang ingin bekerja sesuai dengan latar belakang
pendidikan. Dan lagi ditambah dengan sifat gengsi maka tak heran kebanyakan
yang ditemukan di Indonesia bukan pengangguran terselubung, melainkan
pengangguran terbuka yang didominasi oleh kaum intelektual (berpendidikan
tinggi).
Pemalas
Selain budaya memilih-milih pekerjaan,budaya (negatif) lain yang menjamur di
Indonesia adalah budaya malas. Malas mencari pekerjaan sehingga jalan
keluar lain yang ditempuh adalah dengan menyogok untuk mendapatkan
pekerjaan.

4
C. Perkembangan Pengangguran di Indonesia

Semasa pemerintahan Orde Baru, pembangunan ekonomi mampu menambahkan


banyak pekerjaan baru di Indonesia, yang dengan demikian mampu mengurangi
angka pengangguran nasional. Sektor-sektor yang terutama mengalami
peningkatan tenaga kerja (sebagai pangsa dari jumlah total tenaga kerja di
Indonesia) adalah sektor industri dan jasa sementara sektor pertanian berkurang.
Pada tahun 1980-an sekitar 55 persen populasi tenaga kerja Indonesia bekerja di
bidang pertanian, tetapi belakangan ini angka tersebut berkurang menjadi sekitar
40 persen.

Namun, Krisis Keuangan Asia (Krismon) yang terjadi pada akhir tahun 1990-an
merusak pembangunan ekonomi Indonesia (untuk sementara) dan menyebabkan
angka pengangguran di Indonesia meningkat menjadi lebih dari 20 persen dan
angka tenaga kerja yang harus bekerja di bawah level kemampuannya
(underemployment) juga meningkat, sementara banyak yang ingin mempunyai
pekerjaan full-time, hanya bisa mendapatkan pekerjaan part-time.

Sebagian besar tenaga kerja yang kehilangan pekerjaan di daerah perkotaan


karena Krismon pindah ke pedesaan dan masuk ke dalam sektor informal
(terutama di bidang pertanian). Walaupun Indonesia telah mengalami pertumbuhan
makro ekonomi yang kuat sejak tahun 2000-an dan boleh dikatakan Indonesia
sekarang telah pulih dari krisis pada akhir tahun 1990-an itu, sektor informal ini -
baik di kota maupun di desa - sampai sekarang masih tetap berperan besar dalam
perekonomian Indonesia. Walau agak sulit untuk menentukan jumlahnya secara
pasti, diperkirakan bahwa sekitar 55 sampai 65 persen pekerjaan di Indonesia
adalah pekerjaan informal. Saat ini sekitar 80 persen dari pekerjaan informal itu
terkonsentrasi di wilayah pedesaan, terutama di sektor konstruksi dan pertanian.

Pertumbuhan makro ekonomi yang cukup kuat selama lebih dari satu dekade ini
secara berlahan telah mampu menurunkan angka pengangguran di Indonesia.
Namun, dengan kira-kira dua juta penduduk Indonesia yang tiap tahunnya terjun ke
dunia kerja, adalah tantangan yang sangat besar buat pemerintah Indonesia untuk
menstimulasi penciptaan lahan kerja baru supaya pasar kerja dapat menyerap para
pencari kerja yang tiap tahunnya terus bertambah; pengangguran muda
(kebanyakan adalah mereka yang baru lulus kuliah) adalah salah satu
kekhawatiran utama dan butuh adanya tindakan yang cepat.

Dengan jumlah total penduduk sekitar 255 juta orang, Indonesia adalah negara
berpenduduk terpadat keempat di dunia (setelah Cina, India dan Amerika Serikat).
Selanjutnya, negara ini juga memiliki populasi penduduk yang muda karena sekitar
setengah dari total penduduk Indonesia berumur di bawah 30 tahun. Jika kedua
faktor tersebut digabungkan, indikasinya Indonesia adalah negara yang memiliki

5
kekuatan tenaga kerja yang besar, yang akan berkembang menjadi lebih besar lagi
ke depan, maka menekankan pentingnya penciptaan lapangan kerja dalam
perekonomian terbesar di Asia Tenggara.

Tabel di bawah ini memperlihatkan angka pengangguran di Indonesia dalam


beberapa tahun terakhir. Tabel tersebut menunjukkan penurunan yang terjadi
secara perlahan dan berkelanjutan, khususnya angka pengangguran wanita.
Pengangguran wanita berkurang secara drastis, bahkan mulai mendekati angka
pengangguran pria. Meskipun demikian, masalah persamaan gender, seperti di
negara-negara lain, masih menjadi isu penting di Indonesia. Meski sudah ada
kemajuan dalam beberapa sektor utama (seperti pendidikan dan kesehatan),
wanita masih cenderung bekerja di bidang informal (dua kali lebih banyak dari
pria), mengerjakan pekerjaan tingkat rendah dan dibayar lebih rendah daripada
pria yang melakukan pekerjaan yang sama.

Salah satu karakteristik Indonesia adalah bahwa angka pengangguran cukup tinggi
yang dihadapi oleh tenaga kerja muda usia 15 sampai 24 tahun, jauh lebih tinggi
dari angka rata-rata pengangguran secara nasional. Mahasiswa yang baru lulus

6
dari universitas dan siswa sekolah kejuruan dan menengah mengalami kesulitan
menemukan pekerjaan di pasar kerja nasional. Hampir setengah dari jumlah total
tenaga kerja di Indonesia hanya memiliki ijazah sekolah dasar saja. Semakin tinggi
pendidikannya semakin rendah partisipasinya dalam kekuatan tenaga kerja
Indonesia. Meskipun demikian dalam beberapa tahun terakhir terlihat adanya
perubahan tren: pangsa pemegang ijazah pendidikan tinggi semakin besar, dan
pangsa pemegang ijazah pendidikan dasar semakin berkurang.

Sektor pertanian tetap berada di posisi teratas dalam hal penyerapan tenaga kerja.
Tabel di bawah ini memperlihatkan empat sektor terpopuler yang menyerap paling
banyak tenaga kerja di tahun 2011 dan setelahnya.

Pekerjaan rentan (tenaga kerja yang tidak dibayar dan pengusaha) baik untuk pria
maupun wanita angkanya lebih tinggi di Indonesia daripada di negara-negara maju
atau berkembang lainnya. Dalam satu dekade terakhir ini tercatat sekitar enam
puluh persen untuk pria Indonesia dan tujuh puluh persen untuk wanita. Banyak
yang merupakan 'pekerja rentan' adalah mereka yang bekerja di sektor informal.

7
D. Dampak Pengangguran di Indonesia

1. Timbulnya kemiskinan.

Dengan mengganggur manusia tidak mendapatkan penghasilan, jadi mana


mungkin dia bisa memenuhi kebutuhan kesehariannya.

2. Makin beragamnya tindak kriminal

Seorang pengangguran dalam keadaan terdesak untuk memenuhi kebutuhan


kesehariannya bisa saja melakukan tindakan kriminal seperti mencuri, mencopet,
atau bahkan membunuh

3. Bertambahnya jumlah anak jalanan pengemis, pengamen, perdagaan anak dan


sebagainya

Terganggunya kondisi psikis seseorang. Contohnya pembunuhan, pencurian,


perampokan, rendahnya tingkat kesehatan dan gizi masyarakat

Maka hal ini dapat menyebabkan pendapan nasional yang dicapai masyarakat
akan lebih rendah daripada pendapatan potensial yang seharusnya bisa dicapai
dan juga berdampak pada kehidupan sosial yang ada di negara ini. Karena jika
terdapat kesenjangan ekonomi dapat memungkinkan akan terjadi kesenjangan
sosial.

E. Nilai Pancasila terhadap Pengangguran

Pancasila merupakan dasar negara Indonesia yang bertujuan untuk melindungi,


memakmurkan, serta mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia sesuai nilai-nilai
yang terkandung di dalam Pancasila. Tetapi dengan adanya pengangguran maka
hal tersebut sama sekali tidak mencerminkan nilai-nilai dari Pancasila karena
pengangguran bertolak belakang dengan tujuan dari dibuatnya Pancasila terutama
sila ke-5. Keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia, yang artinya bahwa Pancasila
bertujuan untuk mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia.

Dalam UUD 1945 juga terdapat pada Pasal 27 Ayat 2 berbunyi "Tiap-tiap warga
negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan".Itulah bunyi Pasal 27 UUD 1945 yang menegaskan bahwa negara
menjamin setiap penduduk untuk bisa mendapat pekerjaan dan penghidupan yang
layak.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Pengangguran di Indonesia bukan hanya masalah ekonomi,melainkan masalah


sosial. Dampaknya akan berpengaruh terhadapa pembangunan nasional baik
dalam jangka pendek maupun panjang dan juga terhadap masalah sosial seperti
kriminalitas, kemiskinan dalan masalah lainnya. Disini diupayakan agar pemerintah
merespon dengan cepat agar pengangguran tidak menjadi persoalan yang berlarut
larut akan menjadi krisis sosial bagi negeri ini.

Pancasila adalah dasar Negara Indonesia terkandung nilai nilai yang bisa
menyelesaikan krisis sosial ini. Terkandung dalam Pancasila sila ke 5 . Keadilan
bagi seluruh rakyat Indonesia, yang artinya bahwa Pancasila bertujuan untuk
mensejahterakan seluruh rakyat Indonesia. Dan juga dalam UUD 1945 juga
terdapat pada Pasal 27 Ayat 2 berbunyi "Tiap-tiap warga negara berhak atas
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan".Itulah bunyi Pasal 27
UUD 1945 yang menegaskan bahwa negara menjamin setiap penduduk untuk bisa
mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak.

B. Saran

Untuk mengatasi hal pengangguran di Indonesia pemerintah perlu mempunyai


program dan juga kita sebagai rakyat harus bekerja sama kepada pemerintah agar
kita keluar dari krisis sosial pada era saat ini. Kita sebagai rakyat harus mandiri
tidak selalu membebani pemerintah seperti membuka usaha , meningkatkan skill
keterempilan agar lebih kreatif dan inovatif dalam menjauhi hal pengangguran.

Anda mungkin juga menyukai