Anda di halaman 1dari 6

PROGRAM PENANGGULANGAN TB

Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan


Departemen Kesehatan Republik Indonesia
2017

ENDAHULUAN
Tuberkulosis (TB) merupakan penyebab kematian
ke-3 terbanyak di Indonesia. Diperkirakan pada
tahun 2008, ada 535.000 kasus baru, dan dari
kasus tersebut 88.113 orang meninggal karena
TB. TB dapat disembuhkan jika pasien menelan
obat secara teratur selama 6-8 bulan sesuai
petunjuk dokter.
Pengobatan TB membutuhkan waktu lama,
terbatasnya informasi mengenai TB dan masih
adanya stigma tentang TB di masyarakat, efek
samping obat, sehingga ada kemungkinan pasien
tidak patuh dalam menelan obat. Untuk mengatasi
masalah tersebut peran masyarakat sebagai kader
kasehatan sangatlah penting dalam hal
pendampingan di masyarakat untuk menurunkan
angka putus berobat dan meningkatkan
kesembuhan serta penemuan kasus TB di
wilayahnya.
BAGIAN 1 - INFORMASI DASAR TB

Apa itu TB?

Tuberkulosis (TB) yang dulu dikenal dengan


TBC adalah penyakit menular langsung yang
disebabkan oleh kuman TB (Mycobacterium
tuberculosis). Sebagian besar kuman TB
menyerang paru-paru, tetapi dapat juga
menyerang organ atau bagian tubuh lainnya
(misalnya: tulang, kelenjar, kulit, dll).
TB dapat menyerang siapa saja, terutama
usia produktif/masih aktif bekerja (15-50
tahun) dan anak-anak. TB dapat
menyebabkan kematian. Apabila tidak diobati,
50% dari pasien TB akan meninggal setelah 5
tahun.

TB BUKAN PENYAKIT KETURUNAN, BUKAN


DISEBABKAN OLEH KUTUKAN DAN BUKAN
PULA KARENA GUNA-GUNA

jjjj
Pasien TB Anak
Batuk bukan merupakan gejala utama TB pada
anak. Penentuan TB pada anak dilakukan oleh
dokter dengan menggunakan sistem skoring
(penilaian). Yang termasuk kelompok pasien TB
Anak adalah dari usia 0 4 tahun.
Tanda-tanda TB Anak atau Tersangka TB pada
anak adalah:
1. Adanya kontak erat dengan pasien TB dewasa.
2. Batuk lama selama 3 minggu atau lebih.
3. Berat badan anak tidak naik atau nalah turun
walaupun gizi sudah diperbaiki.
4. Terdapat pembesaran kelenjar getah bening di
leher, ketiak, pangkal paha.
5. Demam lama berulang tanpa sebab yang jelas
selama 2 minggu atau lebih.
6. Tidak nafsu makan.
Pemeriksaan TB pada anak:
Di Puskesmas dilakukan pemeriksaan dengan
Sistim Skoring oleh dokter

Risiko Penularan
Pasien TB paru dengan BTA
Positif
memberikan risiko penularan lebih besar
daripada pasien TB paru dengan BTA negatif.

Risiko seseorang terpapar kuman TB


ditentukan oleh jumlah percikan dahak dalam
udara dan lamanya menghirup udara tersebut.

Jika ada Pasien TB BTA positif maka harus di


lakukan pemeriksaan kontak serumah yang
memiliki gejala TB.

Jika ada kasus TB anak, maka harus dicari


sumber penularan dari orang dewasa disekitar
lingkungannya.
Orang yang berisiko tinggi terkena TB

Orang-orang yang kontak erat dengan pasien


TB yang belum diobati
Orang yang status gizinya rendah
Orang dengan daya tahan tubuh rendah
Bayi dan anak-anak yang kontak erat dengan
pasien TB BTA positif
Orang dengan HIV dan AIDS
Bagaimana cara mengetahui seseorang
sakit TB?

Pasien TB Paru Dewasa

Untuk mengetahui seorang dewasa sakit TB harus


dilakukan pemeriksaan dahak. Pemeriksaan dahak
dilakukan 3 kali, yaitu: Sewaktu-Pagi-Sewaktu
(SPS), dalam 2 hari berturut-turut .

Hari Pertama
Dahak diambil sewaktu kunjungan pertama ke
puskesmas/rumah sakit (S= sewaktu).

Hari Kedua
Dahak diambil pada saat bangun tidur pagi (P =
pagi) sebelum makan dan minum.
Dahak diambil lagi sewaktu mengantar dahak
pagi ke puskesmas/rumah sakit (S=sewaktu).

Anda mungkin juga menyukai