Anda di halaman 1dari 21

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Masyarakat Indonesia tak pernah lepas dari masalah kesehatan. Kesehatan di Indonesia
merupakan sebuah masalah kompleks yang harus mendapatkan perhatian khusus. Dalam
menangani masalah kesehatan tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari pelayanan kesehatan
yang diberikan. Pelayanan kesehatan di Indonesia merupakan kolaborasi dari berbagai elemen
tenaga medis, seperti dokter, perawat, tenaga farmasi serta profesi lainnya yang terkait dalam
sistem medis. Pelayanan keperawatan merupakan salah satu elemen yang penting dan tidak dapat
di pisahkan dari sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Kementrian kesehatan Indonesia menargetkan agar tercapai program peningkatan akses
masyarakat terhadap layanan kesehatan yang berkualitas tahun 2014. Berbagai upaya untuk
meningkatkan status kesehatan masyarakat Indonesia mulai digencarkan. Mulai dari perbaikan
sistem pelayanan kesehatan pada umumnya dan pelayanan keperawatan pada khusunya. Perawat
sebagai elemen yang penting perlu mengkaji tentang hal yang berkaitan dengan konsep sistem dan
klien sebagai objek pelayanan, serta pendekatan sistem yang memungkinkan untuk peningkatan
pelayanan kesehatan di Indonesia. Untuk itu, penulis akan memberikan penjelasan sistem
pelayanan kesehatan pada umumnya dan kaitannya dengan pelayanan kesehatan di Indonesia serta
pelayanan keperawatan.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan penjelasan latar belakang, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan konsep sistem ?
2. Apa yang dimaksud sistem klien ?
3. Apa saja hak dan kewajiban klien dalam sistem pelayanan kesehatan ?
4. Bagaimana tingkatan pelayanan kesehatan di Indonesia?
5. Bagaimana pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan?
1
1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan dari penulisan makalah ini makalah adalah:


1. Mengetahui konsep sistem, pendekatan sistem dan sistem klien;
2. Mengetahui tingkatan pelayanan kesehatan di Indonesia; dan
3. Mengetahui pelayanan keperawatan dalam sistem pelayanan kesehatan.

1.4 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan dalam pembuatan makalah ini adalah focus group discussion
dan studi pustaka. Pengkajian studi mengenai ditelaah melalui studi pustaka dengan menggunakan
berbagai literatur dan pencarian data dari internet. Penulis mencari literatur-literatur baik dari buku
literatur maupun dari internet yang berkaitan dengan topik dan sumbernya bisa dipercaya. Literatur
tersebut kemudian analisis dengan cara berdiskusi dalam kelompok focus group discussion dan
diinterpretasikan dengan topik.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pelayanan Keperawatan Ditinjau dari Konsep Sistem dan Pendekatan Sistem

1. KONSEP SISTEM
a. Pengertian Sistem
Sistem berasal dari bahasa Latin (systma) dan bahasa Yunani (sustma) adalah suatu
kesatuan yang terdiri komponen atau elemen yang dihubungkan bersama untuk memudahkan
aliran informasi, materi atau energi. Istilah ini sering dipergunakan untuk menggambarkan
suatu set entitas yang berinteraksi, di mana suatu model matematika seringkali dibuat.

Sistem juga merupakan kesatuan bagian-bagian yang saling berhubungan yang berada
dalam suatu wilayah serta memiliki item-item penggerak, contoh umum misalnya seperti
negara. Negara merupakan suatu kumpulan dari beberapa elemen kesatuan lain seperti
provinsi yang saling berhubungan sehingga membentuk suatu negara dimana yang berperan
sebagai penggeraknya yaitu rakyat yang berada dinegara tersebut.

Kata "sistem" banyak sekali digunakan dalam percakapan sehari-hari, dalam forum
diskusi maupun dokumen ilmiah. Kata ini digunakan untuk banyak hal, dan pada banyak
bidang pula, sehingga maknanya menjadi beragam. Dalam pengertian yang paling umum,
sebuah sistem adalah sekumpulan benda yang memiliki hubungan di antara mereka.

b. Jenis-Jenis Sistem

Berdasarkan kategori atas dasar keterbukaan dibagi menjadi:


1. Sistem terbuka dimana pihak luar bisa mempengaruhi sistem tersebut.
2. Sistem tertutup diartikan bahwa pihak luar tidak bisa mempengaruhi.
Atas dasar komponen,sistem dibagi menjadi:
3
1. Sistem fisik dengan komponen materi dan energi
2. Sistem non-fisik atau konsep berisikan ide-ide.

c. Komponen Sistem
Ada beberapa elemen yang membentuk sebuah sistem, yaitu tujuan, masukan, proses,
keluaran, batas, mekanisme pengendalian dan umpan balik serta lingkungan. Berikut
penjelasan mengenai elemen-elemen yang membentuk sebuah sistem :

1. Tujuan
Setiap sistem memiliki tujuan (Goal), entah hanya satu atau mungkin banyak. Tujuan
inilah yang menjadi pemotivasi yang mengarahkan sistem. Tanpa tujuan, sistem menjadi tak
terarah dan tak terkendali. Tentu saja, tujuan antara satu sistem dengan sistem yang lain
berbeda.

2. Masukan
Masukan (input) sistem adalah segala sesuatu yang masuk ke dalam sistem dan
selanjutnya menjadi bahan yang diproses. Masukan dapat berupa hal-hal yang berwujud
(tampak secara fisik) maupun yang tidak tampak. Contoh masukan yang berwujud adalah
bahan mentah, sedangkan contoh yang tidak berwujud adalah informasi (misalnya
permintaan jasa pelanggan).

3. Proses
Proses merupakan bagian yang melakukan perubahan atau transformasi dari masukan
menjadi keluaran yang berguna dan lbih bernilai, misalnya berupa informasi dan produk,
tetapi juga bisa berupa hal-hal yang tidak berguna, misalnya saja sisa pembuangan atau
limbah. Pada pabrik kimia, proses dapat berupa bahan mentah. Pada rumah sakit, proses
dapat berupa aktivitas pembedahan pasien.

4. Keluaran
Keluaran (output) merupakan hasil dari pemrosesan. Pada sistem informasi, keluaran
bisa berupa suatu informasi, saran, cetakan laporan, dan sebagainya.
4
5. Batas
Yang disebut batas (boundary) sistem adalah pemisah antara sistem dan daerah di luar
sistem (lingkungan). Batas sistem menentukan konfigurasi, ruang lingkup, atau kemampuan
sistem. Sebagai contoh, tim sepakbola mempunyai aturan permainan dan keterbatasan
kemampuan pemain. Pertumbuhan sebuah toko kelontong dipengaruhi oleh pembelian
pelanggan, gerakan pesaing dan keterbatasan dana dari bank. Tentu saja batas sebuah sistem
dapat dikurangi atau dimodifikasi sehingga akan mengubah perilaku sistem. Sebagai contoh,
dengan menjual saham ke publik, sebuah perusahaan dapat mengurangi keterbasatan dana.

6. Mekanisme Pengendalian dan Umpan Balik

Mekanisme pengendalian (control mechanism) diwujudkan dengan menggunakan


umpan balik (feedback), yang mencuplik keluaran. Umpan balik ini digunakan untuk
mengendalikan baik masukan maupun proses. Tujuannya adalah untuk mengatur agar sistem
berjalan sesuai dengan tujuan.

7. Lingkungan
Lingkungan adalah segala sesuatu yang berada diluar sistem. Lingkungan bisa
berpengaruh terhadap operasi sistem dalam arti bisa merugikan atau menguntungkan sistem
itu sendiri. Lingkungan yang merugikan tentu saja harus ditahan dan dikendalikan supaya
tidak mengganggu kelangsungan operasi sistem, sedangkan yang menguntungkan tetap harus
terus dijaga, karena akan memacu terhadap kelangsungan hidup sistem.

Komponen sistem dalam keperawatan

1. Manusia

Manusia adalah makhluk bio-psikososial yang utuh dan unik yang mempunyai kebutuhan bio-psiko-
sosio-spiritual. Manusia dipandang secara menyeluruh dan holistik mempunyai siklus kehidupan
meliputi tumbuh kembang, memberi keturunan, memiliki kemampuan untuk mengatasi perubahan

5
dengan menggunakan berbagai mekanisme yang dibawa sejak lahir maupun yang didapat bersifat
biologis, psikologis dan sosial.

Manusia selalu mencoba memenuhi kebutuhannya melalui serangkaian peristiwa yang mencakup
belajar, menggali, serta menggunakan sumber-sumber yang diperlukan berdasarkan potensi dan
keterbatasannya.

2. Lingkungan

Manusia selalu hidup dalam suatu lingkungan tertentu, lingkungan meliputi lingkungan fisik dan
lingkungan sosial. Lingkungan merupakan tempat dimana manusia berada, yang selalu
mempengaruhi dan dipengaruhi manusia sepanjang hidupnya.

Setiap lingkungan mempunyai karakteristik tersendiri dan memberikan dampak yang berbeda pada
setiap manusia, dalam menanggapi dampak lingkungan ini, manusia selalu berespon untuk
mengadakan adaptasi agar keseimbangan dirinya tetap terjaga. Adaptasi dapat bersifat positif, dapat
pula negatif (apabila manusia beradaptasi secara negatif pada pengaruh lingkungan maka akan
menimbulkan masalah.

Lingkungan disini adalah semua keadaan diluar sistem tetapi dapat mempengaruhi kesehatan,
lingkungan ini dapat berupa kondisi sosial budaya, lingkungan geografis yang ada di masyarakat
yang berada di luar institusi kesehatan.

3. Kesehatan

Sehat merupakan suatu persepsi yang sangat individual, beberapa definisi tentang sehat adalah :

a. WHO (1947) : Sehat adalah suatu keadaan yang sempurna baik fisik, mental, sosial dan tidak
hanya bebas dari penyakit atau cacat.

b. Parson (1972) : Sehat adalah kemampuan individu secara optimal untuk menjalankan peran dan
tugasnya secara efektif.

c. Dubois (1978) : Sehat adalah suatu proses yang kreatif individu secara aktif dan terus menerus
beradaptasi dengan lingkungannya.

6
Kesehatan adalah suatu proses yang dinamis, terus menerus berubah sebagai interaksi antara individu
dengan perubahan lingkungan baik internal maupun eksternal.

4. Keperawatan

Tindakan keperawatan berdasarkan pada kebutuhan manusia, keperawatan dilaksanakan secara


universal terjadi pada semua tingkat manusia. Tingkah laku dalam keperawatan meliputi rasa simpati,
empati, menghargai orang lain, tenggang rasa. Keperawatan menghargai kepercayaan dan nilai-nilai
yang dianut manusia. Keperawatan membantu klien mengenal dirinya, sebagai makhluk yang
memiliki kebutuhan yang unik.

Pelayanan keperawatan sebagai bagian integral dari pelayanan kesehatan keperawatan adalah salah
satu bentuk pelayanan profesional sebagai integral dari pelayanan kesehatan berbentuk pelayanan
biologis, psikologi sosial, dan spiritual secara komprehensif diajukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat sehat maupun sakit, mencakup siklus hidup manusia

d. Karakteristik Sistem
Suatu sistem terdiri dari karakteristik-karakteristik berikut ini:
1. Komponen (components)

Terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi, dan bekerja sama membentuk
satu kesatuan. Komponen-komponen dapat terdiri dari beberapa subsistem atau subbagian,
dimana setiap subsistem tersebut memiliki fungsi khusus dan akan mempengaruhi proses
sistem secara keseluruhan.

2. Batas sistem (boundary)

Merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau
dengan lingkungan luarnya. Batas sistem ini memungkinkan suatu sistem dipandang sebagai
satu kesatuan. Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem tersebut.

3. Lingkungan luar sistem (environments)

7
Adalah apapun diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan
luar dapat bersifat menguntungkan dan merugikan.
Lingkungan yang menguntungkan harus tetap dijaga dan dipelihara, sebaliknya lingkungan
yang merugikan harus ditahan dan dikendalikan,
kalau tidak ingin terganggu kelangsungan hidup sistem.

4. Penghubung (interface)

Merupakan media penghubung antar subsistem, yang memungkinkan sumber-sumber


daya mengalir dari satu subsistem ke subsistem lainnya. Keluaran (output) dari satu
subsistem akan menjadi masukan (input) untuk subsistem lainnya melalui penghubung
disamping sebagai penghubung untuk mengintegrasikan subsistem-subsistem menjadi satu
kesatuan.

5. Masukan (input)

Adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem, yang dapat berupa masukan perawatan
(maintenance input) dan masukan sinyal (signal input). Masukan perawatan adalah energi
yang dimasukkan supaya sistem dapat beroperasi, sedangkan masukan sinyal adalah energi
yang diproses untuk mendapatkan keluaran. Sebagai contoh di dalam sistem komputer,
program adalah maintenance input yang digunakan untuk mengoperasikan komputer dan
data adalah signal input untuk diolah menjadi informasi.

6. Keluaran (output)

Adalah hasil dari energi yang diolah dan diklasifikasikan menjadi keluaran yang berguna
dan sisa pembuangan. Keluaran dapat merupakan masukan untuk subsistem yang lain.
Misalnya untuk sistem komputer, panas yang dihasilkan adalah keluaran yang tidak berguna
dan merupakan hasil sisa pembuangan, sedangkan informasi adalah keluaran yang
dibutuhkan.

7. Pengolah (process)

8
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah yang akan merubah masukan
menjadi keluaran. Suatu sistem produksi akan mengolah masukan berupa bahan baku dan
bahan-bahan lain menjadi keluaran berupa barang jadi. Sistem akuntansi akan mengolah
data-data transaksi menjadi laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lain yang
dibutuhkan oleh manajemen.

8. Sasaran (objectives) atau tujuan (goal)

Suatu sistem pasti mempunyai tujuan (goal) atau sasaran (objective). Kalau suatu sistem
tidak mempunyai sasaran, maka operasi sistem tidak akan ada gunanya. Sasaran dari sistem
sangat menentukan sekali masukan yang dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan
dihasilkan sistem.

e. Pendekatan Sistem
Pendekatan sistem adalah upaya untuk melakukan pemecahan masalah yang dilakukan
dengan melihat masalah yang ada secara menyeluruh dan melakukan analisis secara sistem.
Pendekatan sistem menjelaskan sesuatu dipandang dari tujuan, proses, dan struktur.
Pendekatan sistem menurut Murdik dan Ross terjadi secara menyeluruh dari satu bagian ke
bagian lain. Pendekatan sistem diperlukan apabila kita menghadapi suatu maslah yang
kompleks sehingga diperlukan analisa terhadap permasalahan tersebut. Untuk memahami
pendekatan sistem, kita harus memahami sistem yaitu suatu kesatuan yang utuh yang terdiri
dari bagian-bagian yang saling bergantung satu sama lain, dan saling mempengaruhi untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Pendekatan sistem dapat dihubungkan dengan
analisis kondisi fisis, analisis biotis, dan analisis gejala sosial. Analisis gejala sosial pada
khususnya sistem pelayanan kesehatan. Keuntungan yang diperoleh apabila melakukan
pendekatan sistem, antara lain :

1. Dengan pendekatan sistem segala sesuatu dapat diukur dan disesuaikan dengan kebutuhan
, sehingga hambatan, proses, dan kesanggupan yang sifatnya terbatas akan dapat
dihindari.

9
2. Tujuan yang dihasilkan dapat lebih optimal serta dapat diukur secara lebih cepat dan
objektif.
3. Proses yang dilaksanakan dapat diarahkan untuk mencapai tujuan sehingga dapat
dihindari hal-hal yang tidak diperlukan.
4. Umpan balik dapat diperoleh pada setiap tahap pelaksanaan program.
Jadi, berbagai kemungkinan yang terjadi dapat diperhitungkan sehingga tidak ada
kendala yang menghambat. Namun, pendekatan sistem bukan berarti tidak memiliki
kelemahan. Kelemahan pendekatan sistem antara lain :
1. Dapat terjebak dalam perhitungan yang terlalu rinci, sehingga menyulitkan pengambilan
keputusan dan masalah yang dihadapi tidak dapat diselesaikan.
2. Dalam menghadapi masalah-masalah yang butuh penyelesaian denga cepat, pendekatan
sistem tidak dapat dilakukan secara maksimal, karena membutuhkan analisis yang
mendalam.

f. Pendekatan Sistem dalam Pelayanan Kesehatan


Sistem kesehatan sama halnya sistem pada umumnya juga terdiri dari berbagai
elemen atau subsistem. Salah satu sistem yang dimaksud adalah sistem pelayanan kesehatan.
Sistem pelayanan kesehatan adalah sistem yang mengkoordinasikan semua kegiatan yang
berhubungan dengan kesehatan sedemikian rupa , sehingga menjamin setiap masyarakat
memperoleh pelayanan kesehatan yang dibutukan. Pelayanan kesehatan dapat dikatakan
sebagai sebuah sistem karena memiliki berbagai komponen yang saling ketergantungan dan
dinamika gerak yang saling melengkapi untuk mencapai tujuan bersama. Sebagai bagian dari
sebuah sistem, perlu adanya pendekatan sistem dalam membangun kerjasama yang baik
antara tim medis yang satu dengan tim medis yang lain serta antara tim medis dengan klien
dan keluarganya dalam menyelesaikan setiap maslah yang berhibungan dengan kesehatan.
Tanpa adanya kerjasama yang baik, maka pelayanan yang diberikan pun tidak akan
maksimal. Apabila hanya sebagian tim medis yang bekerja dengan baik , sedangkan yang
lainnya tidak bekerja dengan baik maka tidak akan memberikan hasil yang maksimal , sebab
sistem pelayanan kesehatan merupakan satu kesaatuan yang tidak dapat berdiri sendiri , dan
pendekatan sistem yang baik sangat dibutuhkan dalam mencapai hal tersebut.

10
Sistem kesehatan termasuk perawat memiliki peran yang besar dalam menentukan
keberhasilan pelayanan kesehatan. Pelayanan keperawatan yang diberikan berupa
pemenuhan kebutuhan karena kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan tentang
sehat-sakit, serta kemampuan untuk melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri ,
sehingga diyakini bahwa peran perawat dalam suatu sistem pelayanan kesehatan memiliki
beberapa fungsi sekaligus melakukan kolaborasi dengan tenaga dan sarana-sarana serta
output lainnya dalam suatu sistem pelayanan kesehatan.
Oleh karena itu, pendekatan sistem dalam pelayanan kesehatan sangat diperlukan
untuk menyelesaikan maslah kompleks yang berhubungan dengan kesehatan, serta
memahami keterkaitan antara masalah yang dihadapi klien, untuk mencapai suatu tujuan
derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat.

2. SISTEM KLIEN
a. Pengertian Klien
Dalam bukunya yang berjudul Fundamentals of Nursing, Potter dan Perry
mendefinisikan klien sebagai orang yang mencari pelayanan kesehatan. Keperawatan
memandang klien sebagai orang yang sakit maupun sehat yang ditangani oleh seorang
perawat.

b. Jenis-Jenis Klien
Klien dibagi menjadi beberapa jenis, yaitu:
1) Individu sebagai klien
Individu merupakan anggota keluarga sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi,
sosial, dan kultur. Perawat membantu individu sebagai klien dalam hal pemenuhan
kebutuhan dasar manusia yang memiliki karakteristik umum sebagai berikut:
a) semua individu memiliki kebutuhan dasar manusia yang sama, namun dipengaruhi
oleh budaya;
b) pemenuhan kebutuhan tergantung pada prioritas;

11
c) kebutuhan dasar harus dipenuhi, beberapa dapat ditunda;
d) kegagalan pemenuhan kebutuhan dapat menyebabkan ketidakseimbangan homoestatis;
e) kebutuhan muncul oleh stimulasi eksternal dan internal;
f) respon individu terhadap kebutuhan yang terpenuhi dan tidak terpenuhi berbeda;
g) beberapa kebutuhan saling berhubungan.

2) Keluarga sebagai klien


Beberapa hal yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan
keperawatan, yaitu:
a) keluarga adalah unit pertama dan utama dalam masyarakat;
b) keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki, atau
mengabaikan kesehatan;
c) masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan;
d) keluarga berperan sebagai pengambil keputusan dalam perawatan klien sebagai
individu;
e) keluarga sebagai perantara untuk usaha-usaha kesehatan masyarakat.
3) Masyarakat sebagai klien
Masyarakat sebagai klien terbentuk karena adanya interaksi manusia dan budaya dalam
lingkungannya, bersifat dinamis, dan terdiri dari individu, kelompok, dan komunitas yang
mempunyai tujuan dan norma sebagai sistem nilai. Adanya norma, adat istiadat, dan
hukum yang mengatur interaksi antar individu merupakan cirri-ciri dari masyarakat.
c. Hak-Hak Klien dalam Pelayanan Kesehatan
Hak-hak yang dimiliki oleh klien adalah sebagai berikut:
1) mendapat informasi mengenai penyakit yang diderita, cara pengobatan, prosedur
perawatan, efek samping pengobatan, kelebihan dan kekurangan pengobatan, biaya,
pendapat petugas lainnya, hal-hal yang dirahasiakan, catatan medis petugas, dan izin
persetujuan klien bila ingin dioperasi;
2) memperoleh rasa aman dari proses pelayanan, jaminan keamanan dan keselamatan;
3) mendapat ganti rugi terhadap malpraktek;
12
4) memilih tempat pelayanan, membatalkan persetujuan, menolak suatu metode pengobatan
tertentu;
5) hak perlindungan bagi anak, individu gangguan mental, usia lanjut, dan wanita;
6) memperoleh asuhan keperawatan yang bermutu;
7) memilih perawat atau dokter yang dikehendaki sesuai peraturan profesional; dan
8) meminta konsultasi kepada perawat atau dokter lain yang terdaftar.

d. Kewajiban Klien dalam Pelayanan Kesehatan


Selain memiliki berbagai hak dalam pelayanan kesehatan, klien juga memiliki
kewajiban-kewajiban, yaitu:
1) mengetahui sejarah atau riwayat pengobatan;
2) menepati janji dengan petugaskesehatan;
3) bersedia bekerja sama dan mematuhi perawatan;
4) memberi tahu petugas kesehatan jika menerima perawatan dari dokter yang lain;
5) wajib mengetahui apa yang dapat dan tidak dapat diatasi oleh perusahaan asuransi (jika
memiliki); dan
6) melunasi biaya pengobatan.

2.2 Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan di Indonesia

1. Pelayanan Keperawatan dalam Sistem Pelayanan Kesehatan


Pelayanan keperawatan merupakan salah satu dari bagian pelayanan kesehatan. Dalam hal
ini pelayanan keperawatan terkonsep dalam suatu sistem pelayanan kesehatan. Jika ditinjau dari
tingkatannya, pelayanan keperawatan kesehatan terbagi menjadi:
a. Asuhan promotif dan preventif:
1) Asuhan promotif

13
Asuhan promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan
masyarakat dengan penyuluhan kesehatan masyarakat, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan perseorangan dan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi, serta pendidikan seks.
2) Asuhan preventif
Asuhan preventif merupakan upaya pencegahan penyakit yang bertujuan untuk
melindungi klien dan ancaman kesehatan yang beersifat actual maupun potensial (Potter
dan Perry, 2005:14). Dalam asuhan preventif ini terdapat beberapa tingkatan, yaitu:
a) Primer
Upaya asuhan prevetif perawat untuk melindungi klien dari penyakit sebelum penyakit
termanisfestasi melalui tanda dan gejala.
b) Sekunder
Upaya asuhan preventif perawat ketika klien telah mengalami penyakit untuk
mencegah terjadinya komplikasi.
c) Tertier
Upaya asuhan preventif perawat ketika klien telah mengalami kekacauan atau penyakit
permanen.

b. Asuhan primer, sekunder, dan tertier


1) Asuhan primer
Upaya kesehatan dasar yang terdiri atas upaya kesehatan perorangan primer dan
pelayanan kesehatan masyarakat primer. Asuhan primer merupakan yang pertama kali
perawat lakukan terhadap klien dengan resiko penyakit.
2) Asuhan sekunder
Upaya rujukan lanjutan setalah adanya asuhan primer. Asuhan sekunder terdiri atas
pelayanan kesehatan perorangan sekunder dan masyarakat sekunder. Asuhan sekunder
dibutuhkan oleh klien dengan tingkat penyakit yang lebih lanjut. Dalam perawatan ini,
perawat mempertahan klien yang mengalami masalah kesehatan, komplikasi atau
kekacauan.
3) Asuhan tersier
14
Upaya kesehatan rujukan unggulan yang terdiri atas kesehatan masyarakat dan pelayanan
kesehatan perorangan tersier. Perawatan tersier berhubungan dengan rehabilitasi dan cara
mengembalikan klein pada status yang maksimal dalam keterbatasan yang dilakukan oleh
penyakit dan ketidakmampuan (Potter and Perry, 2006).
c. Asuhan restoratif
Asuhan restoratif merupakan asuhan yang diberikan dalam usaha membantu klien
kembali kepada status yang maksimal. Tujuan dari asuhan restorative yaitu untuk membantu
individu memperoleh suatu fungsi yang maksimal, meningkatkan kualitas hidupnya,
meningkatkan kemandirian dan perawatan dari klien, dan memfasilitasi klien untuk memulai
hidupnya kembali ke masyarakat.
d. Asuhan berkelanjutan
Asuhan berkelanjutan merupakan pelayanan yang diberikan kepada klien dengan
masalah kronik dan jangka waktu yang lama. Asuhan berkelanjutan ditujukan bagi kliem
dengan kecacatan, tidak dapat hidup mandiri, menderita penyakit stadium akhir (Meiner &
Leuckenutte, 2006 dalam Potter & perry, 2009).

2. Peran Perawat
Dalam pelaksanaan sistem pelayanan keperawatan tersebut, perawat memiliki berbagai
peran, yaitu:

a. Pemberi perawatan
Perawat membantu klien mendapatkan atau meningkatakn status kesehatannya melalui
proses penyembuhan yang lebih dari sekedar sembuh namun berfokus pada kebutuhan
kesehatan klien secara holistik.
b. Pelindung klien atau advokat

15
Perawat membantu mempertahankan lingkungan yang aman bagi klien dan mengambil
tindakan untuk mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi klien dari efek yang tidak
diinginkan yang mungkin disebabkan oleh pengobatan atau tindakan diagnosis tertentu.
c. Sebagai manajer kasus
Perawat mengatur jadwal tindakan yang akan dilakukan terhadap klien oleh tenaga kesehatan
yang ada di suatu rumah sakit untuk meminimalkan tindakan penyembuhan yang saling
bertabrakan dan memaksimalkan fungsi teurapeutik dari segala tindakan yang akan
dilaksanakan terhadap klien.
d. Rehabilitator
Perawat mengembalikan keadaan klien seoptimal mungkin untuk mendekati keadaan sehat.
e. Tenaga pendidik
Perawat memberikan pengetahuan tentang kesehatan kepada masyarakat umum agar mereka
dapat menciptakan lingkungan yang sadar dan sesuai serta peduli akan pentingnya hidup
dalam taraf kesehatan yang baik.

3. Sistem pelayanan kesehatan di Indonesia


Sebuah sistem pelayanan amat berpengaruh terhadap kondisi setiap manusia dan taraf serta
tingkat kesehatan massyarakat di Indonesia pun dipengaruhi oleh sistem pelayanan kesehatan
tersebut. Inilah beberapa isu terkini yang berkaitan dengan sistem pelayanan kesehatan di
Indonesia:
a. Mutu pelayanan kesehatan di bawah standar global
Sistem atau standar keperawatan di luar negeri jauh lebih baik daripada di Indonesia. Hal ini
berkaitan dengan standar profesionalis dan kesejahteraan seorang perawat. Mutu
keperawatan akan baik apabila standarnya baik. Indonesia masih memiliki mutu di bawah
standar global di bidang keperrawatan karena standar yang menjadi acuan pun kurang
diperhatikan. RUU keperawatan masih terus diperjuangkan untuk sebuah sistem dan standar
yang leih baik.
b. Akses

16
Hal ini berkaitan dengan fasilitas pelayanan kesehatan yang masih sulit dijangkau di
beberapa tempat.
c. SDM kesehatan belum mencukupi
d. Perlu peningkatan mutu pelayanan, pendidikan, penelitian di bidang klinis, dana manajemen
rumah sakit
Kondisi yang ada saat ini adaalah perawat diploma masih lebih banyak dan terlihat di rumah
sakit daripada perawat sarjana. Hal ini berdampak pada citra masyarakat terhadap perawat.
Selain itu, penelitian perawat di bidang klinis masih kurang, terkait perawat S2 dan S3 yang
masih terbatas.
e. Beban pemenuhan kebutuhan masyarakat
f. Green hospital terkait limbah rumah sakit
Secara umum, sirtem pelayanan kesehtaan di Indonesia masih memerlukan banyak
perbaikan. Terdapat lima kegagalan pelayanan kesehatan di Indonesia, yaitu sasaran yang tidak
tepat, pelayanan kuratif mahal, tidak holistik, tidak aman, dan alokasi dana tidak tepat. Hal-hal
tersebut yang akhirnya membuat Departemen kesehatan Republik Indonesia menetapkan
beberapa reformasi bidang pelayanan keseahatan, yaitu:
a. rehavitalisasi;
b. ketersediaan, distribusi, retensi, dan mutu SDM;
c. ketersediaan distribusi, mutu obat, vaksin, alat, dan lain-lain;
d. jaminan kesehatan;
e. daerah tertinggal dan perbatasan kepulauan;
f. reformasi birokrasi;
g. world class health care.
Untuk mewujudkan reformasi sistem pelayanan kesehatan di Indonesia, beberapa rencana
strategi yang akan dilakukan, antara lain:
a. meningkatkan pemberdayaan masyarakat swasta yang madani;
b. meningkatkan pelayanan kesehatan yang merata, terjangkau, bermutu, berkeadilan dengan
promotif dan preventif;
c. meningkatkan pembiayaan dengan jamian social kesehatan nasional;
17
d. pengembangan dan pendayagunaan SDM yang merata dan bermutu;
e. meningkatkan ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan;
f. meningkatkan manajemen kesehatan yang akuntabel dan transparan.

18
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Dalam pelayanan kesehatan, pelayanan keperawatan merupakan salah satu komponen yang
ikut serta di dalamnya. Pelayanan keperawatan merupakan salah satu contoh sistem terbuka, yang
dipengaruhi oleh beberapa faktor serta memiliki berbagai komponen yang saling melengkapi untuk
mencapai tujuan bersama, yaitu meningkatkan mutu kesehatan masyarakat. Dalam prakteknya,
seorang perawat harus memahami sistem klien mulai dari klien sebagai individu hingga klien
sebagai masyarakat. Selain itu, hak dan kewajiban klien harus diperhatikan. Tujuannya adalah
untuk memudahkan perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang sesuai. Asuhan
keperawatan meliputi asuhan preventif, primer, sekunder, tersier, restorative, dan berkelanjutan.
Peran perawat dalam pelayanan kesehatan diantaranya, memberikan asuhan keperawatan dan
memanfaatkan sumber-sumber yang terdapat di lingkungan untuk memberikan asuhan
keperawatan.

3.2 Saran
Dari kesimpulan di atas, kami mempunyai saran bagi perawat, klien, dan berbagai profesi
lainnya di bidang kesehatan. Bagi perawat, sebaiknya lebih memahami status klien, hak klien, dan
memberikan pelayanan yang terbaik bagi klien. Demikian juga dengan tim pemberi pelayanan
kesehatan lainnya. Bagi klien, sebaiknya harus memahami kewajiban dan prosedur yang tersedia
dalam sistem pelayanan kesehatan. Sehingga, mutu kesehatan Indonesia akan semakin baik.

DAFTAR PUSTAKA

19
Effendi, Nasrul. 1997. Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat 2nd ed. EGC:Jakarta
Buku Wajib

Azrul Azwar1997. Peran Perawat Profesional dalam Sistem Kesehatan di Indonesia. UI:
Indonesia

Delaune, Sue C., dan K. Ladner, Patricia. 2002. Fundamental of Nursing : Standard and Practice
Second Edition. United State of America : Thomson Learning Inc.

Hidayat, A. 2004. Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika

Nursalam, M Nurs (honorous) 2002. Manajemen Keperawatan. Salemba Medika

Potter, P. A. dan Perry, A. G. 2005. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice.
4th Ed. St. Louis, MI: Elsevier Mosby.

Potter, P.A & Perry, A.G. 2005. Fundamental of Nursing:Concepts, Process and Practice 6th
ed. St. Louis: Mosby

Potter, P. A. dan Perry, A. G. 2009. Fundamentals of Nursing: Concepts, Process, and Practice.
7th Ed. St. Louis, MI: Elsevier Mosby.

http://van88.wordpress.com/2009/07/03/pengertian-sistem-komponen-sistem-pendekatan-
sistem-analisis-sistem-oleh-para-ahli-ala-irvan-jaya-musrida-batosai/

http://respiratory.unpad.ac.id/wp-content/uploads/.../pendekatan_sistem.pdf

www.scridb.com/doc/21462956/sistem-pelayanan-kesehatan

http://www.ojimori.com/2011/09/26/bagaimana-pelayanan-keperawatan-berbasis-komunitas/
<diunduh pada 24 Februari 2012>

http://www.scribd.com/doc/50769249/Sistem-Klien <diunduh pada 24 Februari 2012>


20
http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/02/klien-pasien.html <diunduh pada 26 Februari 2012>

http://dc227.4shared.com/doc/sm0ynEjz/preview.html

http://sanglahhospitalbali.com/informasi.php?ID=8

21

Anda mungkin juga menyukai