Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa pendidikan adalah suatu bentuk


investasi jangka panjang yang penting bagi seorang manusia. Pendidikan yang
berhasil akan menciptakan manusia yang pantas dan berkelayakan di masyarakat
serta tidak menyusahkan orang lain. Bahkan dengan pendidikan kehidupan
seseorang pun dapat berubah dengan drastis. Misalnya saja dengan pendidikan
mampu mengubah seorang pemulung menjadi pengusaha IT. Semua hal tersebut
tidak pernah terlepas dari pendidikan. Namun, di balik kesuksesan seseorang
ternyata tidak hanya dipengaruhi oleh pendidikan saja, melainkan guru juga ambil
bagian dalam kesuksesan seseorang. Tanpa adanya guru yang baik dan kompeten
tidak mungkin bisa melahirkan manusia yang berhasil. Masyarakat dari yang
paling terbelakang sampai yang paling maju mengakui bahwa pendidik dan guru
merupakan satu diantara sekian banyak unsur pembentuk utama calon anggota
masyarakat. Namun, wujud pengakuan dari masyarakat itu berbeda-beda antara
satu masyarakat dan masyarakat yang lain. Sebagian masyarakat mengakui
pentingnya peranan guru dengan cara yang lebih konkrit, sementara yang lainnya
masih menyangsikan besarnya tanggung jawab seorang guru.
Dalam dunia pendidikan, guru adalah suatu permata bagi suatu sekolah,
karena gurulah yang membimbing, mendidik semua murid-muridnya sehingga
murid-muridnya menjadi pintar. Keberadaan guru merupakan faktor yang sangat
penting. Kegiatan belajar siswa sangat dipengaruhi oleh kegiatan mengajar guru,
karena dalam proses pembelajaran guru tetap mempunyai suatu peran yang
penting dalam memberikan suatu ilmu kepada anak didiknya. Salah satu masalah
yang dihadapi guru dalam menyelenggarakan pelajaran adalah masih banyak guru
yang belum sadar tentang perannya dalam pencapaian standar proses pendidikan.
Oleh sebab itu, di dalam makalah ini penulis akan memaparkan tentang
bagaimana peran guru dalam mencapai standar proses pendidikan.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Standar Proses Pendidikan


1. Perlunya Standar Proses Pendidikan

Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana
untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Terdapat beberapa hal yang perlu dipahami dalam undang-undang
tersebut, yaitu:
a. Pertama, pendidikan adalah usaha sadar dan terencana, hal ini berarti
proses pendidikan di sekolah adalah proses yang bertujuan sehingga
segala sesuatu yang dilakukan oleh siswa dan guru diarahkan pada
pencapaian tujuan.
b. Kedua, proses pendidikan yang terencana itu diarahkan untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, hal ini berarti di
sekolah tidak boleh mengesampingkan proses belajar.
c. Ketiga, suasana belajar dan pembelajaran itu diarahkan agar peserta
didik dapat mengembangkan potensi dirinya, ini berarti proses
pendidikan itu harus berorientasi pada siswa (student active learning).
d. Keempat, akhir dari prosses pendidikan adalah kemampuan anak
memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara. Ini berarti proses pendidikan berujung
pada pembentukan sikap, pengembangan kecerdasan serta
pengembangan ketrampilan anak sesuai dengan kebutuhan.
Supaya pelaksanaan pendidikan di Indonesia dapat mencapai tujuan
yang dimaksud dalam undang-undang maka diperlukan suatu standar proses
dalam pelaksanaannya.

2
2. Pengertian Standar Proses Pendidikan
Standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang
berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan (Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 Bab I Pasal 1 Ayat 6). Dari pengertian ini dapat digaris bawahi, bahwa
standar proses pendidikan berkaitan dengan hal-hal berikut:
a. Pertama, standar proses pendidikan adalah standar nasional pendidikan
yang berarti standar ini berlaku di seluruh lembaga pendidikan di
Indonesia.
b. Kedua, standar proses pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan
pembelajaran, yang berarti standar ini berisi tentang bagaimana
seharusnya proses pembelajaran berlangsung, ini dapat dijadikan
pedoman bagi guru bagaimana proses pembelajaran seharusnya
berlangsung.
c. Ketiga, standar proses pendidikan diarahkan untuk mencapai standar
kompetensi lulusan. Dengan demikian, standar kompetensi lulusan
merupakan rujukan utama dalam menentukan standar proses
pendidikan.
Lemahnya proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini
merupakan salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita. Guru
seharusnya melaksanakan pengelolaan pembelajaran dengan sungguh-sungguh
melalui perencanaan matang dengan memanfaatkan seluruh sumber daya yang
ada dan memperhatikan taraf perkembangan otak anak. Melalui standar proses
pembelajaran setiap guru dapat mengembangkan proses pembelajaran sesuai
rambu-rambu yang ditentukan.

3. Fungsi Standar Proses Pendidikan

Secara umum standar proses pendidikan (SPP) memiliki fungsi sebagai


pengendali proses pendidikan untuk memperoleh kualitas hasil dan proses
pembelajaran. Dan dibawah ini akan diuraikan secara lebih rinci mengenai
fungsi standar proses pendidikan, yaitu:

3
a. Fungsi SPP dalam Rangka Mencapai Standar Kompetensi yang
Harus Dicapai
SPP berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta
program yang harus dilaksanakan oleh guru dan siswa dalam mencapai
tujuan pendidikan.

b. Fungsi SPP Bagi Guru


Standar proses pendidikan bagi guru berfungsi sebagai pedoman
dalam membuat perencanaan program pembelajaran dan sebagai
pedoman untuk implementasi program dalam kegiatan nyata.

c. Fungsi SPP Bagi Kepala Sekolah


Standar proses pendidikan bagi kepala sekolah memiliki fungsi
sebagai alat pengukur keberhasilan program pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Dan sebagai sumber utama dalam merumuskan berbagai
kebijakan sekolah khususnya dalam menentukan dan mengusahakan
ketersediaan berbagai keperluan sarpras untuk menunjang proses
pendidikan.

d. Fungsi SPP Bagi Para Pengawas (Supervisor)


Bagi pengawas SPP berfungsi sebagai pedoman dalam menetapkan
bagian mana yang perlu disempurnakan atau diperbaiki oleh guru dalam
pengelolaan proses pembelajaran.

e. Fungsi SPP Bagi Dewan Sekolah dan Dewan Pendidikan


Melalui pemahaman SPP, maka lembaga ini dapat melaksanakan
fungsinya dalam:
1) Menyusun program dan memberikan bantuan khususnya yang
berhubungan dengan penyediaan sarpras yang diperlukan sekolah
dalam pengelolaan proses pembelajaran sesuai standar minimal.
2) Memberikan saran-saran dalam pengelolaan pembelajaran sesuai
standar minimal.
3) Melaksanakan pengawasan terhadap jalannya proses pembelajaran
yang dilakukan guru.

B. Guru Dalam Pencapaian Standar Proses Pendidikan

1. Peningkatan Kemampuan Profesional

a. Guru sebagai Jabatan Profesional

4
Seorang guru memiliki kemampuan khusus, kemampuan yang tidak
mungkin dimiliki oleh orang yang bukan guru. A teacher is person
charged with the responbility of helping others to learn and behave in new
different ways (James M. Cooper, 1990). Itulah sebabnya guru adalah
pekerjaan professional yang membutuhkan kemampuan khusus hasil
proses pendidikan yang dilaksanakan oleh lembaga pendidikan keguruan.

b. Mengajar sebagai Pekerjaan Profesional

Mengajar merupakan pekerjaan professional. Berikut merupakan


karakteristik dari proses mengajar :

1) Mengajar bukan hanya menyampaikan materi pelajaran tetapi


merupakan pekerjaan yang bertujuan dan bersifat kompleks.
2) Tugas guru adalah mengantarkan siswa ke tujuan yang diinginkan.
3) Agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik sesuai bidang
keahliannya diperlukan tingkat keahlian yang memadai.
4) Tugas guru mempersiapkan generasi manusia yang dapat hidup dan
berperan aktif di masyarakat. Pekerjaan guru tidak terlepas dari
kehidupan sosial.
5) Pekerjaan guru adalah dinamis yang harus menyesuaikan
perkembangan IPTEK, sosial, budaya, dan politik.

c. Kompetensi Profesional Guru

Sebagai suatu profesi terdapat sejumlah kompetensi yang harus


dimiliki guru, yaitu :

1) Kompetensi Pribadi
Sebagai panutan guru harus mempunyai kompetensi yang
berhubungan dengan pengembangan kepribadian.

2) Kompetensi Profesional
Kompetensi professional adalah kompetensi atau kemampuan yang
berhubungan dengan penyelesaian tugas-tugas keguruan. Tingkat
keprofesionalan guru dapat dilihat dari kompetensi ini.

3) Kompetensi Sosial Kemasyarakatan

5
Kompetensi ini berhubungan dengan kemampuan guru sebagai
anggota masyarakat dan sebagai makhluk sosial.

Seperti uraian di atas, dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005


Tentang Guru dan Dosen Pasal 10 dikemukakan bahwa kompetensi guru
itu mencakup : kompetensi pedagogis, kompetensi kepribadian,
kompetensi sosial dan kompetensi professional.

2. Mengoptimalkan Peran Guru dalam Proses Pembelajaran

a. Guru Sebagai Sumber Belajar

Peran sebagai sumber belajar berkaitan erat dengan penguasaan


materi pelajaran. Sebagai sumber belajar guru hendaknya melakukan hal-
hal sebagai berikut :

1) Sebaiknya guru memiliki bahan referensi yang lebih banyak dari


siswa.
2) Guru dapat menunjukkan sumber belajar yang dapat dipelajari oleh
siswa yang memiliki kecepatan belajar diatas rata-rata.
3) Guru perlu melakukan pemetaan terhadap materi pelajaran.

b. Guru Sebagai Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru berperan memberikan pelayanan untuk


memudahkan siswa dalam proses pembelajaran. Untuk itu guru perlu
memahami hal-hal berikut ini :

1) Guru perlu memahami berbagai media dan sumber belajar serta


fungsinya masing-masing.
2) Guru perlu mempunyai ketrampilan merancang suatu media.
3) Guru dituntut untuk mampu mengorganisasikan berbagai jenis media
serta dapat memanfaatkannya sebagai sumber belajar.
4) Guru dituntutuntuk mempunyai kemampuan berkomunikasi dan
berinteraksi dengan siswa.

6
c. Guru Sebagai Pengelola

Sebagai pengelola pembelajaran guru berperan menciptakan iklim


pembelajaran yang nyaman bagi siswa. Sebagai manajer, guru memiliki 4
fungsi umum yaitu :

1) Merencanakan tujuan belajar.


2) Mengorganisasikan berbagai sumber belajar untuk mewujudkan
tujuan belajar.
3) Memimpin, yang meliputi memotivasi, mendorong dan menstimulasi
siswa.
4) Mengawasi segala sesuatu, apakah sudah berfungsi sebagaimana
mestinya atau belum dalam rangka mencapai tujuan.

d. Guru sebagai Demonstrator

Peran guru sebagai demonstrator adalah peran untuk


mempertunjukkan kepada siswa segala sesuatu yang dapat membuat siswa
lebih mengerti dan memahami. Peran pertama, guru harus menunjukkan
sifat-sifat terpuji. Kedua, guru harus dapat menunjukkan materi agar dapat
dipahami oleh siswa.

e. Guru Sebagai Pembimbing

Agar dapat menjadi pembimbing yang baik guru harus memiliki :


pertama, guru harus memiliki pemahaman tentang anak yang sedang
dibimbingnya. Kedua, guru harus memahami dan terampil dalam
merencanakan tujuan dan kompetensi yang akan dicapai maupun
merencanakan proses pembelajaran.

f. Guru Sebagai Motivator

Untuk memperoleh hasil belajar yang optimal, guru dituntut kreatif


membangkitkan motivasi belajar siswa. Cara yang dapat dilakukan guru
dalam membangkitkan motivasi siswa seperti dikemukakan di bawah ini :

1) Memperjelas tujuan yang ingin dicapai.

7
2) Membangkitkan minat siswa.
3) Ciptakan suasana menyenangkan dalam belajar.
4) Berilah pujian yang wajar terhadap keberhasilan siswa.
5) Berikan penilaian.
6) Berilah komentar terhadap hasil pekerjaan siswa.
7) Ciptakan persaingan dan kerja sama.

g. Guru Sebagai Evaluator

Sebagai evaluator guru berperan untuk mengumpulkan informasi


tentang keberhasilan pembelajaran yang telah dilakukan. Terdapat dua
fungsi guru sebagai evaluator. Pertama, untuk menentukan keberhasilan
siswa dalam mencapai tujuan. Kedua, untuk menentukan keberhasilan
guru dalam melaksanakan seluruh kegiatan yang telah diprogramkan.

3. Keterampilan Dasar Mengajar bagi Guru

Menurut Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi


Universitas Negeri Medan (2017:12-50) ketrampilan dasar mengajar bagi guru
diperlukan agar guru dapat melaksanakan perannya dalam pengelolaan
pembelajaran. Setidaknya terdapat 8 jenis keterampilan yang dapat dilatih oleh
guru yaitu :

a. Keterampilan Dasar Bertanya (Question Skills)

Bertanya adalah kegiatan yang terdapat dalam kehidupan sehari-hari


yang bertujuan memperoleh informasi tentang hal yang belum diketahui
penanya.
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, bertanya tidak bertujuan
memperoleh informasi, melainkan ingin membelajarkan peserta didik.
Brown (dalam Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi
Universitas Negeri Medan, 2017: 13) mengemukakan bahwa setiap
pertanyaan yang mengkaji atau mendapatkan ilmu pada diri siswa
merupakan pengertian dari bertanya ini berarti bertanya yang dimaksud

8
bukan untuk kepentingan sipenanya melainkan untuk kepentingan peserta
didik.

b. Keterampilan Dasar Memberikan Penguatan

Dalam kegiatan belajar mengajar, penghargaan yang diberikan itu


disebut dengan penguatan. Penguatan dapat diartikan sebagai bentuk
respon. Ada dua jenis penguatan yang bisa diberikan guru : penguatan
verbal dan non-verbal. Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan
dalam memberikan penguatan agar dapat meningkatkan motivasi :
kehangatan dan keantusiasan, kebermaknaan, gunakan penguatan yang
bervariasi, berikan penguatan yang segera.

c. Keterampilan Variasi Stimulus (Varying the Stimulus Skills)

Ada tiga variasi stimulus yang dapat dilakukan guru :

1) Variasi pada waktu pelaksanaan proses pembelajaran, terdapat


beberapa teknik :
a) Penggunaan variasi suara (teacher voice)
b) Pemusatan perhatian (focusing)
c) Kebisuan guru (teacher silence)
d) Mengadakan kontak pandang (eye contact)
e) Gerak guru (teacher movement)
2) Variasi dalam Penggunaan Media dan Alat Pembelajaran
a) Variasi media visual
b) Variasi media auditif
c) Variasi media motorik
3) Variasi dalam Berinterakasi
Guru perlu membangun interaksi secara penuh dengan
memberikan kesempatan seluasnya pada siswa untuk berinteraksi.

d. Keterampilan Menjelaskan (Explaining Skills)

Penjelasan dalam proses belajar mengajar dapat diartikan sebagai


usaha penyajian informasi secara lisan yang diorganisasikan. Secara

9
sistematis untuk menunjukkan hakekat sesuatu konsep dan hubungannya
dengan konsep-konsep lain, antara yang diketahui dengan yang tidak
diketahui, atau antara definisi dengan bukti/contoh sehari-hari.

e. Keterampilan Membuka dan Menutup Pelajaran (Set Induction


And Closure Skills)

Membuka pelajaran dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan


guru dalam usahanya menciptakan suasana belajar mengajar sedemikian
rupa agar mental dan perhatian. Sedangkan menutup pelajaran, dapat
diartikan berikut kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri
pelajaran atau kegiatan belajar mengajar dengan maksud untuk
memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari.

f. Keterampilan Mengelola Kelas

Untuk menghindari perilaku yang mengganggu maka dalam


pengelolaan kelas dilakukan teknik-teknik berikut ini :

1) Penciptaan kondisi belajar yang optimal


2) Menunjukkan sikap tanggap
3) Memusatkan Perhatian
4) Memberikan petunjuk dan tujuan kelas
5) Memberi teguran dan penguatan

C. 4 Kompetensi Guru Profesional


Untuk menjadi guru yang profesional setidaknya kita harus mempunyai 4
kompetensi guru profesional, diantaranya sebagai berikut:

1) Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik pada dasarnya adalah kemampuan guru dalam
mengelola pembelajaran peserta didik.Dalam kompetensi pedagogik guru
dituntut untuk dapat memahami peserta didiknya serta memahami
bagaimana memberikan pengajaran yang benar pada peserta didik.
Sebelum membahas lebih jauh mengenai kompetensi pedagogik, terlebih
dahulu dibahas mengenai definisi pedagogik itu sendiri.
2) Kompetensi Profesional.

10
Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan guru dalam mengikuti
perkembangan ilmu terkini karena perkembangan ilmu selalu berubah dari
waktu ke waktu. Kompetensi profesional yang harus terus dikembangkan
guru dengan belajar terus menerus dan peka terhadap kemajuan informasi,
IPTEK. Adapun Guru mempunyai tugas untuk mengarahkan kegiatan
belajar siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran, untuk itu guru dituntut
mampu menyampaikan bahan pelajaran. Guru harus selalu meng-update,
dan menguasai materi pelajaran yang disajikan. Persiapan diri tentang
materi diusahakan dengan jalan mencari informasi melalui berbagai
sumber seperti membaca buku-buku terbaru, mengakses dari internet,
selalu mengikuti perkembangan dan kemajuan terakhir tentang materi
yang disajikan seperti.
3) Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial bisa dilihat apakah seorang guru bisa bermasyarakat
dan bekerja sama dengan peserta didik serta guru-guru lainnya atau
penampilan kesosialan pada guru terhadap peserta didiknya, bergaul secara
efektif.
4) Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian ini pada dasarnya melihat dari tingkah laku guru
tersebut, karena guru itu menjadi tauladan bagi siswa-siswinya.

11
BAB III

KESIMPULAN

Dari pemaparan di atas dapatlah disimpulkan bahwa standar nasional


pendidikan berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan
pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan. Secara umum standar
proses pendidikan (SPP) memiliki fungsi sebagai pengendali proses pendidikan
untuk memperoleh kualitas hasil dan proses pembelajaran. Namun, secara spesifik
fungsi standar proses pendidikan ini di bagi lagi ke dalam beberapa kelas sesuai
dengan fungsinya masing-masing. Terdapat fungsi SPP untuk mencapai standar
kompetensi kelulusan dan juga terdapat fungsi SPP untuk Guru, kepala sekolah
hingga dewan pengawas. Dimana disetiap klasemen tersemet, SPP memiliki
fungsinya masing-masing.
Dalam tercapainya standar proses pendidikan dari suatu lembaga
pendidikan tertentu, terdapat beberapa yang bisa dilakukan oleh seorang guru.
Mulai dari meningkatkan kemampuaan profesional seorang guru hingga
pengobtimalan peran guru dalam proses pembelajaran. Semua hal tersebut guna
mencapai standar proses pendidikan. Dan diharapkan dengan hal tersebut kegiatan
pembelajaran akan lebih baik lagi.

12
DAFTAR PUSTAKA

Djamarah,Syaiful Bahri dan Zain Aswan. 2010. Strategi Belajar Mengajar.


Jakarta: PT Rineka Cipta

Ngalimun, dkk. 2015. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja


Pressindo.

R.I. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2009, tentang Standar Proses Pendidikan.

R.I. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Rohani Ahmad. 2004. Pengelolaan Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Sanjaya, Wina. 2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses


Pendidikan, Jakarta : Preanada Media Group.

13

Anda mungkin juga menyukai