Anda di halaman 1dari 2

Pasal 17

SANKSI DAN DENDA

1. Jika PIHAK KEDUA tidak dapat menyelesaikan pekerjaan pemborongan


sesuai dengan jangka waktu pelaksanaan yang tercantum dalam Pasal 7
surat perjanjian ini, maka untuk setiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA
wajib membayar Denda sebesar 1 0/00 (Satu Perseribu) dari harga
borongan sampai sebanyak-banyaknya sebesar 5%.
2. Jika denda mencapai 5% ternyata PIHAK KEDUA tetap melakukan
keterlambatan maka akan berlaku Pasal 19 perjanjian ini.
3. Denda-denda tersebut dalam ayat 1 dan 2 pasal ini, akan diperhitungkan
dengan kewajiban pembayaran Termyn.

Pasal 19

PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Jika terjadi perselisihan antara kedua belah pihak, maka pada dasarnya akan
diselesaikan secara musyawarah.
2. Jika perselisihan itu tidak dapat diselesaikan secara musyawarah maka akan
diselesaikan oleh suatu Panitia Pendamai yang berfungsi sebagai juri/wasit,
dand iangkat oleh kedua belah pihak, yang terdiri dari :
- Seorang wakil dari PIHAK PERTAMA sebagai anggota
- Seorang wakil dari PIHAK KEDUA sebagai anggota, dan
- Seorang PIHAK KETIGA yang ahli, sebagai ketua yang disetujui oleh
kedua belah pihak.
3. Keputusan Panitia Pendamai ini mengikat kedua belah pihak dan biaya
penyelesaian perselisihan yang dikeluarkan akan dipikul bersama.
4. Jika keputusan sebagaimana yang dimaksud ayat 3 pasal ini tidak dapat
diterima oleh salah satu pihak, maka perselisihan akan diteruskan melalui
pengadilan Negeri Tolitoli.

Pasal 20

PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. PIHAK PERTAMA berhak memutuskan perjanjian secara sepihak dengan


pemberitahuan tertukis 7 (tujuh) hari kalender sebelumnya setelah
melakukan peringatan/teguran tertulis 3 (tiga) kali berturut turut dalam
PIHAK KEDUA.
a. Dalam satu bulan terhitung tanggal Surat Perjanjian ini tidak atau belum
mulai melaksanakan pekerjaan pemborongan sebagaimana diatur dalam
pasal 1 Surat Perjanjian ini.
b. Dalam waktu satu bulan berturut-turut tidak melanjutkan pekerjaan
pemborongan yang telah dimulai.
c. Secara langsung atau tidak langsung dengan sengaja memperlambat
penyelesaian pekerjaan pemborongan ini.
d. Memberikan keterangan tidak benar yang merugikan atau dapat
merugikan PIHAK PERTAMA, sehubungan dengan pekerjaan pemborongan
itu.
e. Jika pemborongan ini dilaksanakan oleh PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan
jadwal waktu (time schedule) yang dibuat oleh PIHAK KEDUA dan telah
disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan atau pengawas pekerjaan.
2. Jika terjadi pemutusan perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA
sebagaimana dimaksudkan dalam ayat 1 pasal ini, PIHAK PERTAMA dapat
menunjuk pemborong lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri
untuk menyelesaikan pekerjaan pemborong tersebut, PIHAK KEDUA harus
menyerahkan kepada PIHAK PERTAMA segala arsip. Gambar-gambar ,
perhitungan-perhitungan, dan keterangan-keterangan lainnya yang
berhubungan dengan surat perjanjian ini.

Anda mungkin juga menyukai