Anda di halaman 1dari 5

Tugas : Individu (Minggu Ke- 2)

Ruang : Urologi ( lontara 2 bawah Depan)

CRITICAL INSIDENCE REPORT (CIR)

OLEH :

SARINI HAFID

C12114721

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNUVERSITAS HASANUDDIN

2016
C I R TINDAKAN PEMBERIAN OBAT DENGAN BOLUS INTRAVENA PADA NY.R

Nama Mahasiswa : Sarini hafid

NIM : C12114721

Tindakan keperawatan yang telah dilakukan : Tindakan pemberian obat dengan bolus
intravena

Nama Klien : Ny. R


Diagnosa medis : Tumor buli-buli
Tanggal dilakukan : 22/4/2016
Kondisi klien : lemah, kesadaran compos mentis,klien mengeluh nyeri
pada suprapubik, nyeri pada saat kencing, hematuri, kencing hanya
sedikit-sedikit, perasaan selalu ingin kencing

Diagnosa Keperawatan :
Domain 11 : Kenyamanan / Perlindungan
Kelas 1 : Infeksi (00004)

Masalah Keperawatan :
Resiko Infeksi

Tujuan tindakan :
Memasukkan obat ke dalam pembuluh darah vena melalui selang infus

Prinsip :
Pertahankan sterilitas
Melakukan pemberian obat bolus intravena secara benar

Rasional tindakan :

vena merupakan akses yang sangat baik digunakan karena jalurnya hanya satu arah,
dimana pembuluh darah yang membawa darah dari jaringan perifer menuju ke
jantung. Pembuluh darah vena letaknya di permukaan tubuh dan mudah terlihat
sehingga dapat membantu dalam pemberian pengobatan terutama tindakan
penyuntikan. Selain itu vena perifer cocok untuk kebanyakan obat dan dapat
menggunakan cairan isotonik, namun hanya bersifat pengobatan jangka pendek
(Weinstein,Sharon M.,2000).
Analisa tindakan yang dilakukan :

Berdasarkan Teori Praktek di lapangan


Langkah tindakan : Langkah-langkah tindakan :
1) Mengucapkan salam terapeutik 1) Memberitahukan pasien bahwa
2) Melakukan evaluasi / validitasi akan dilakukan pemberian obat
3) Melakukan kontrak ( waktu ,tempat dan injeksi intravena
topik) 2) Mencuci tangan dengan 6 langkah
4) Mempersiapkan alat-alat yang akan 3) Menggunakan sarung tangan
digunakan 4) Menyiapkan obat yang akan
5) Memberitahu dan menjelaskan pada disuntikan
pasien mengenai tindakan yang akan 5) Membuka penutup conecta triway
dilakukan dan membuka arah conecta kearah
6) Mencuci tangan jarum pembuluh darah vena
7) Memasang sarung tangan 6) Menyiapkan obat yang akan di
8) Menyiapkan obat yang akan disuntikan masukkan melalui selang.
9) Menentukan tempat penyuntikan yaitu 7) Melepaskan jarum suntik dari
port infus IV spoitnya
10) Menyiapkan obat yang akan disuntikan 8) Menghubungkan spoit yang berisi
11) Menentukan tempat penyuntikan
obat ke lubang conecta
dengan kapas alkohol, membuang kapas 9) Menarik plungger dengan perlahan
alkohol ke dalam wadah pembuangan untuk mengaspirasi darah
12) Menyuntikan jarum berdiameter kecil 10) Setelah melihat darah, memasukkan
yang mengandung obat yang telah obat tidak sampai beberapa menit.
disiapkan melalui bagian tengah port 11) Melepaskan spoit yang terhubung
13) Menghambat aliran IV dengan menekuk dengan conecta
selang tepat diatas port suntikan 12) Menutup lubang conecta
14) Menarik plunger dengan perlahan untuk 13) Mengatur kembali arah conecta,
mengaspirasi darah dengan menutup aliran conecta.
15) Setelah melihat darah, menyuntik obat Sehingga cairan dapat mudah
dengan perlahan dalam beberapa menit mengalir masuk kedalam pembuluh
( biasanya tidak lebih dari 1 ml/menit) darah
16) Menarik spoit dan periksa kembali 14) Memerksa kembali kecepatan infus
kecepatan infus 15) Membereskan alat dan bahan
17) membereskan alat dan bahan 16) Melepaskan sarung tangan
18) Melepaskan sarung tangan 17) Mencuci tangan
19) Mencuci tangan 18) Mendokumentasi tindakan hasil
20) Mengevaluasi respon pasien
21) Mendokumtasi tindakan yang telah
dilakukan.
Referensi;
(med.unhas.ac.id>MANUAL-INJEKSI-
pdf)
Kesenjangan antara teori dan praktek :
Dalam teori menggunakan kapas alkohol sebelum dilakukan penyuntikan obat dengan
bolus intravena,namun dalam praktek dilapangan tidak pernah menggunakan kapas
alkohol sebagai desinfeksi dalam melakukan penyuntikan, alasan karena lubang pada
konekta sudah tertutup jadi area lubang disekitar konekta masih steril selain itu, selain
itu penggunakan konekta merupakan salah satu alat yang dapat mengurangi resiko
infeksi.
Dalam teori memasukkan obat dengan bolus intravena secara perlahan-lahan
membutuhkan waktu beberapa menit ( 1ml/menit) sehingga sekitar kira-kira kurang
dari 10menit untuk sekali penyuntikan obat dengan bolus intravena, namun fakta
dilapangan ditemukan penyuntikannya sangat cepat, dan tidak diperlahan-lahan.
Alasannya karena beban kerja yang begitu banyak dengan jumlah pasien yang
banyak, serta menyita waktu yang sangat banyak setiap kali penyuntikan (antara
pasien yang satu selanjutnya ke pasien yang lain). sehingga menyebabkan suatu
kendala dalam pelaksanaan pemberian penyuntikan yang harus berdasarkan dengan
SPO yang sudah ada.

Evindence based practice :


Menurut journal desifection of needleless connector hub: clinical evidence systematic
review (http://dx.doi.org/10.1155/2015/7967/62;p.20;vol 2015) ;
Needleless connector tertutup merupakan media yang baik dalam mengurangi bakteri
berkoloni. Namun sebelum mengakses NC (needleless connector) sebaiknya
dilakukan desinfeksi, karena jika tidak di desinfeksi maka akan terjadi pembentukan
bio film sehingga berpotensi bakterimia. Selain itu infeksi kateter intravena itu berasal
dari penghubung dari kateter intravena itu sendiri.
Akses dari perangkat intravena yang harus dilakukan desinfeksi diantaranya; sisi
tabung port, koneksi langsung dengan kateter, lubang stopcocks yang dapat
dihubungkan dengan jarum/ spoit. Selain itu ada berbagai jenis Needeless connector
diantaranya ( septum split, katup mekanik, konektor sentral,dll) ke seluruhan media
akses tersebut merupakan jalur yang membutuhkan desinfeksi sebelum digunakan,
karena merupakan jalur langsung masuk ke pembuluh darah (Nancy & Julie, 2015).
Menurut (Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep Proses dan Praktek, vol .1)
Burman & Berkowitz.,(1987) dalam Potter & Perry (1997) mengatakan bahwa
kecepatan dalam pemberian obat bolus intravena ditentukan oleh jumlah obat yang
dapat diberikan setiap 1ml/ menit, selain itu juga ada pendapat yang lain ( Buku Obat-
obatan penting khasiat dan penggunaannya) menyebutkan bahwa injeksi intravena
yang dimasukkan ke dalam aliran darah dan dapat mengakibatkan terganggunya zat-
zat koloid dengan menimbulkan reaksi yang hebat, oleh karena itu interval dalam
pemberian injeksi sebaiknya dilakukan perlahan-lahan antara 50-60 detik atau 1ml
dalam 1 menit (Tjay & Raharja.,1979 ).

Anda mungkin juga menyukai