Bukan saya mengucilkan kampus tersebut yang mana adalah kampus tempat saya
menimba ilmu. Percayalah jika kalian tidak hanya melihat di permukaan saja,
sangat banyak mahasiswa yang berprestasi, berdedikasi tinggi, peduli lingkungan &
sosial, serta taat beragama. Belum lagi yang cukup berbakat di bidang seni dan
kreativitas. Bahkan ada juga mahasiswa teknik yang menjadi model, bintang iklan
ataupun musisi.
Memang di Fakultas Teknik ini kami dididik dengan keras, di gembleng untuk punya
mental baja. Tidak boleh ada kata menyerah dalam kamus kami. Mendapatkan nilai
atau sekedar lulus disini tidak cukup dengan hanya hadir kuliah, mengerjakan
tugas, datang ujian. Tapi juga membutuhkan pemahaman tinggi, kemampuan
negoisasi yang baik, dan sedikit keberuntungan dan rasa belas kasih dari Pak Dosen
:D.
Namun entah kenapa pendapat pribadi saya jika saya dikerasi maka saya akan
berusaha bertindak lemah lembut terhadap orang lain. Karena saya telah
merasakan betapa tidak enaknya di intimidasi seperti itu.
Kembali ke topik, Fakultas Teknik memang di dominasi oleh kamu Adam dimana
hampir 70 % mahasiswanya adalah cowok. Pekerjaan lapangan yang menanti
setelah lulus nanti membuat jurusan ini kurang begitu di minati oleh kaum Hawa.
Karena di dominasi oleh kaum cowok maka dapat kita buat pendekatan dari sisi
hormonal kenapa anak Teknik lebih agresif, responsif, akselaratif, futuristik, dan
dinamis. :D
Dari segi Hormon Testosteron : Seperti yang kita ketahui hormon testosteron sangat
berperan besar dalam pertumbuhan seorang pria dewasa. Hormon inilah yang
membentuk massa otot, jenggot, kumis, suara ngebass. Tapi tidak itu saja hormon
ini juga dapat membuat seorang lelaki menjadi lebih jantan, tertantang melakukan
hal-hal berbahaya, spontanitas, dan berani. Hormon ini juga menyebabkan
peningkatan kadar Hormon Adrenalin yang memacu metabolisme tubuh dan
meningkatkan kekuatan empunya tubuh.
Nah, bagi mereka-mereka yang hormon testosteron nya serta adrenalinnya dalam
keadaan Maksimal. Dan tidak ada penyaluran yang membuat mereka bahagia,
sedikit percikan masalah akan mengubah semuanya menjadi perang massal dan
adu jotos.
Dari segi Hormon Kortisol : Seperti kita ketahui Hormon Kortisol merupakan hormon
stress, hormon ini disebut Hormon Masalah. Hormon ini meningkatkan juga produksi
Hormon Testosteron dan Hormon Adrenalin sebagai persiapan untuk menghadapi
stress. Maka hanya ada dua pilihan, mencari cara untuk pelepasan Endorfin atau
melampiaskan kelebihan energi (Baca: Amarah) pada adu jotos. Lagipula dimana
sih Fakultas Teknik yang tidak stress, dengan deadline menumpuk yang membuat
tidak tidur, tugas-tugas yang mustahil dikerjakan tepat waktu karena terlalu
banyak, Di reteng senior, Direteng Asisten Lab, Ruang Kuliah yang jauh dari kata
nyaman, Pemandangan Fakultas Teknik yang suram dengan rambut gondrong dan
asap rokok tanpa adanya wanita cantik yang bisa dipandangi untuk melepas penat.