2)
3)
1.
material camshaft harus mempertimbangkan hal-hal sebagi berikut :
Tahan panas
Camshaft merupakan bagian dari suatu engine dimana terjadi pembakaran dan menimbulkan
panas. Oleh sebab itu material yang dipilih merupakan material yang tahan terhadap panas.
Tahan putaran tinggi (kekuatan lelah tinggi)
Material camshaft haruslah yang tahan putaran tinggi karena dalam melakukan tugasnya,
camshaft berputar dengan kecepatan tinggi secara terus menerus.
Tahan gesekan / aus
Untuk membuka dan menutup katup, terjadi kontak langsung antara cam/lobe dengan katup.
Oleh sebab itu material yang dipilih haruslah tahan terhadap gesekan/aus.
Kekakuan (Stiffness) tinggi, agar tahan terhadap defleksi
Ductile (Ulet)
Material camshaft harus cukup ulet agar tidak mudah terdeformasi plastis.
Process ability yang baik (mampu dibentuk dengan proses manufaktur)
Densitas rendah (ringan), agar komponen camshaft tidak terlalu berat.
Harga murah (berkaitan dengan biaya produksi)
NO Sifat Bahan 2-7 3-4 3-5 3-6 3-7 4-5 4-6 4-7 5-6 5-7
1 Tahan panas &
gesekan
2 Tahan putaran tinggi 1
3 Kekakuan 1 1 0 1
4 Keuletan 0 0 1 0
5 Mampu proses 0 1 0 1
6 Ringan 1 0 1
7 Harga murah 0 0 1 0
(1-2)---(1-0) Sifat tahan panas dan gesekan lebih diutamakan dari sifat tahan putaran tinggi
(tahan lelah) karena ketika material tidak tahan panas dan gesekan maka dampaknya akan
berakibat kerusakan yang lebih cepat pada camshaft daripada akibat putaran tinggi secara
terus menerus.
(1-3);(1-4)---(1-0);(1-0) Sifat tahan panas dan gesekan juga lebih diutamakan daripada
kekekuan dan keuletan karena sekaku dan seulet apapun material camshaft bila tidak tahan
panas dan gesekan akan percuma.
(1-5)---(0-1) Material yang lebih mampu proses lebih diutamakan karena sebaik apapun sifat
tahan panas dan gesekan material bila mampu prosesnya tidak baik maka dampaknya akan
sulit mencapai bentuk dan kualitas permukaan yang dikehendaki, dan juga cost yang
dibutuhkan akan lebih tinggi.
(1-6)---(1-0) Efek bobot camshaft terhadap bobot keseluruhan sistem tidak terlalu besar,
maka dari itu sifat tahan panas dan gesekan lebih diutamakan dari bobot material yang
ringan.
(1-7)---(1-0) Sifat tahan panas dan gesekan material lebih diutamakan daripada harga material
karena apabila suatu material murah namun ketahanan panas dan gesekannya tidak baik maka
tidak akan memenuhi fungsi dari camshaft.
(2-5)---(0-1) Material yang mampu prosesnya lebih baik lebih diutamakan karena
pengaruhnya pada kelancaran dan efektivitas proses manufaktur dari camshaft, serta kualitas
bentuk dan permukaan yang dukehendaki.
(2-6)---(1-0) Efek bobot camshaft terhadap bobot keseluruhan sistem tidak terlalu besar,
maka dari itu sifat ketahanan lelah terhadap putaran tinggi lebih diutamakan dari bobot
material yang ringan.
(2-7)---(1-0) Sifat ketahanan lelah material terhadap putaran tinggi lebih diutamakan daripada
harga material karena apabila suatu material murah namun ketahanan lelahnya tidak baik
maka tidak akan memenuhi fungsi dari camshaft dan masa pakainya tidak akan lama.
(3-4)---(1-0) Material yang memiliki kekakuan dan kekerasan tinggi lebih diutamakan
daripada yang ulet karena dengan kekakuan dan kekerasan tinggi maka kemungkinan
terjadinya defleksi atau kerusakan akibat gesekan menjadi lebih kecil.
(3-5)---(1-0) Kekakuan dan kekerasan material lebih diutamakan dari sifat mampu proses
karena masih bisa dicapai dengan proses tertentu meskipun dengan cost proses yang sedikit
lebih besar.
(3-6)---(0-1) Akan lebih baik jika bisa didapatkan material yang memiliki kekakuan dan
kekerasan yang cukup tinggi namun tetap dengan bobot yang ringan, karena meskipun efek
bobot camshaft terhadap bobot sistem keseluruhan tidak terlalu besar namun juga tetap harus
diperhatikan.
(3-7)---(1-0) Kekakuan dan kekerasan material lebih diutamakan daripada harga material
karena apabila suatu material murah namun kekakuan dan kekerasannya tidak baik maka
tidak akan memenuhi fungsi dari camshaft dengan baik.
(4-5)---(0-1) Material yang mampu prosesnya lebih baik lebih diutamakan karena
pengaruhnya pada kelancaran dan efektivitas proses manufaktur dari camshaft, serta kualitas
bentuk dan permukaan yang dukehendaki. Material yang sangat ulet akan lebih sulit untuk
diproses.
(4-6)---(1-0) Keuletan material lebih diutamakan daripada bobot material yang ringan karena
bobot camshaft pengaruhnya tidak terlalu besar terhadap bobot sistem keseluruhan dan
keuletan material sendiri berfungsi menjaga camshaft terhadap kemungkinan deformasi
plastis.
(4-7)---(0-1) Harga material yang murah lebih diutamakan daripada keuletan material karena
keuletan pada camshaft tetap diperlukan namun tidak perlu terlalu tinggi sehingga
memungkinkan dicari material yang cukup ulet namun tetap murah.
(5-6)---(0-1) Masih memungkinkan untuk mencari material yang lebih ringan namun tetap
bisa diproses, maka bobot material bisa lebih diutamakan dari sifat mampu proses material.
(5-7)---(1-0) Harga murah material tetap harus memperhatikan sifat mampu prosesnya karena
akan percuma jika didapat harga murah dari material namun cost / biaya prosesnya justru
menjadi lebih tinggi.
(6-7)---(0-1) Masih memungkinkan untuk mencari alternatif material dengan harga murah
namun tetap memiliki bobot yang cukup ringan, maka harga material bisa lebih diutamakan
daripada bobot material yang ringan.
Yield Modulus
N Max. service Hardnes
Bahan strength Elasticity
O temp. (C) s (HV)
(MPa) (GPa)
1 Cast Irons (Malleable) 330-420 250 212 170
Steels (Carbon steel
2 180-320 350 120 207
AISI 1020)
Alumunium alloy (die
3 74-320 124 85 70
cast)
N Machinability Density
Bahan Cost ($US/kg)
O index (%) (gr/cm3)
1 Cast Irons (Malleable) 120 7.25 1.9
Steels (Carbon steel
2 150 7.85 1.6
AISI 1020)
Alumunium alloy (die
3 110 2.7 7.6
cast)
3. Memilih Bahan
Tahan panas Tahan Kekakua Keuleta
N
Bahan dan gesekan putaran tinggi n n
O
(0.238) (0.19) (0.143) (0.048)
1 Cast Irons (Malleable) 100 71.43 100 82.13
Steels (Carbon steel
2 66.67 100 56.6 100
AISI 1020)
Alumunium alloy (die
3 52.53 35.43 40.1 33.82
cast)
Ringa
Mampu Harga Material
n
NO Bahan proses murah performance
(0.095
(0.19) (0.095) index
)
1 Cast Irons (Malleable) 91.67 37.24 84.21 84.57
Steels (Carbon steel
2 73.33 34.39 100 74.47
AISI 1020)
Alumunium alloy (die
3 100 100 21.05 57.09
cast)
Berdasarkan uraian dan perhitungan di atas, maka bahan / material yang dipilih untuk
pembuatan camshaft adalah Cast Irons (Mallaeble).
http://iantscientiest.blogspot.com/2013/01/pemilihan-bahan-dan-proses-
manufaktur.html#ixzz4dBoyQkZU
@@@@@@@@@@@@@@@@
34
meskipun aplikasi tertentu, sebagai persentase tinggisebesar 36% yang digunakan. Steels
mengandung nikelbiasanya memiliki resistansi impak, khususnya di suhurendah. Stainless
steels tertentu mengandung nikel sampaisekitar 20%.
SILICON - Silicon adalah salah satu deoxidizers umumdigunakan selama proses manufaktur.
Terdapat dalamberbagai kuantitas hingga 1% pada baja memiliki manfaatefek pada beberapa
properti seperti gaya tarik. Juga steelskhusus digunakan di dalam orang banyak dari
1,5%menjadi 2,5% silicon ke meningkatkan hardenability.Tingkat persentase, silicon
ditambahkan sebagai alloyuntuk menghasilkan listrik karakteristik tertentu dalamsocalled
silicon steels listrik dan juga menemukanbeberapa aplikasi di beberapa tempat alat
steelstampaknya memiliki keamanan dan toughening efek.
SULPHUR - Sulphur merupakan elemen penting dalambaja karena dalam jumlah yang besar
akan meningkatkanmachinability. Jumlah yang umumnya digunakan untuktujuan ini adalah ,
06-,30% sulphur adalah pembentukanpanas.
TUNGSTEN - Wolfram digunakan sebagai alat alloyingunsur dalam baja dan cenderung
untuk menghasilkanhalus, padat dan ujung pemotong tajam ketika digunakandalam jumlah
yang relatif kecil. Bila digunakan dalam jumlah yang lebih besar dari 17 hingga 20%
dandikombinasikan dengan alloys, ia menghasilkan bajakecepatan tinggi pada suhu tinggi
dalam kecepatanpemotongan tinggi. Tungsten juga digunakan dipemanasan baja tertentu di
mana penympanan kekuatanpada temperatur tinggi sangat penting. Biasanya
digunakanbersama dengan khrom alloying atau elemen lainnya.
36
Pembenanan dilakukan dengan meberi gaya yang sama pada pada camshaft
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Cara kerja BOF
Proses Peleburan Baja Dengan BOF
Proses ini menempati 70% proses produksi baja di Amerika Serikat. Merupakan modifikasi
dari proses Bessemer. Proses Bessemer menggunakan uap air panas ditiupkan pada besi kasar
cair untuk membakar zat kotoran yang tersisa. Proses BOF memakai oksigen murni sebagai
ganti uap air. Bejana BOF biasanya berdiameter dalam 5m mampu memproses 35 200 ton
dalam satu pemanasan.
Peleburan Baja Dengan BOF ini juga termasuk proses yang paling baru dalam industri
pembuatan baja. Konstruksi tungku BOF relative sederhana, bagian luarnya dibuat dari pelat
baja sedangkan dinding bagian dalamnya dibuat dari bata tahan api (firebrick).
Proses tanur oksigen basa ( Basix Oxygen Furnace, BOF) menggunakan besi kasar cair (65
85%) yang dihasilkan oleh tanur tinggi sebagai bahan dasar utama dicampur dengan besi
bekas (skrap baja) sebanyak (15 35%), batu kapur dan gas oksigen (kemurnian 99,5%).
Panas ditimbulkan oleh reaksi dengan oksigen. Gagasan ini dicetuskan oleh Bessemer
sekitar tahun 1800.
Besi bekas sebanyak 30% dimasukkan kedalam bejana yang dilapisi batu tahan api basa.
Logam panas dituangkan kedalam bejana tersebut. Suatu pipa aliran oksigen yang
didinginkan dengan air dimasukkan kedalam bejana 1 sampai 3 m diatas permukaan logam
cair. Gas oksigen akan mengikat karbon dari besi kasar berangsur angsur turun sampai
mencapai tingkat baja yang dibuat. Proses oksidasi berlangsung terjadi panas yang tinggi
sehingga dapat menaikkan temperatur logam cair sampai diatas 1650 C. Pada saat oksidasi
berlangsung ke dalam tungku ditambahkan batu kapur. Batu kapur tersebut kemudian
mencair dan bercampur dengan bahan bahan impuritas (termasuk bahan bahan yang
teroksidasi) membentuk terak yang terapung diatas baja cair. Bila proses oksidasi selesai
maka aliran oksigen dihentikan dan pipa pengalir oksigen diangkat / dikeluarkan dari tungku.
Tungku BOF kemudian dimiringkan dan benda uji dari baja cair diambil untuk dilakukan
analisa komposisi kimia. Bila komposisi kimia telah tercapai maka dilakukan penuangan
(tapping). Penuangan tersebut dilakukan ketika temperature baja cair sekitar 1650 C.
Penuangan dilakukan dengan memiringkan perlahan lahan sehingga cairan baja akan
tertuang masuk kedalam ladel. Di dalam ladel biasanya dilakukan skimming untuk
membersihkan terak dari permukaan baja cair dan proses perlakuan logam cair (metal
treatment). Metal treatment tersebut terdiri dari proses pengurangan impuritas dan
penambahan elemen elemen pemadu atau lainnya dengan maksud untuk memperbaiki
kualitas baja cair sebelum dituang ke dalam cetakan. Jenis Baja yang dihasilkan oleh proses
ini adalah Baja karbon & Baja paduan 0,1 % < c < 2,0 %
Dari segi waktu peleburannya yang relatif singkat yaitu hanya berkisar sekitar 60
menit untuk setiap proses peleburan.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
Perbedaan besi dan baja : Kadar karbon : baja: C < 2 % besi: 2 < % C < 6,67
Mikrostruktur : baja: ferit, perlit, sementit, bainit, martensit; besi: - matriks : ferit,
perlit, sementit, bainit, martensit; - filler : grafit atau karbida besi (Fe 3 C). Sifat-
sifat : Keuletan: baja > besi, Kekuatan: baja > besi, Daya redam terhadap
getaran : baja < besi.
@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@@
BAJA KARBON
Yang dimaksud dengan baja karbon adalah baja yang hanya terdiri dari besi ( Fe ) dan karbon
( C ) saja tanpa adanya bahan pemadu dan unsure lain yang kadang terdapat pada baja karbon
seperti Si, Mn, P, P hanyalah dengan prosentase yang sangat kecil yang biasa dinamakan
impurities.
Pengaruh dari unsure diatas adalah sebagai berikut :
1. Si dan Mn
Biasanya kandungan paling banyak untuk Si adalah 0.4 % dan untuk Mn adalah 0.5 0.8 %.
Kedua unsur ini tidak banyak berarti pengaruhnya terhadap sifat mekanik dari baja. Mn
dipakai untuk mengurangi sifat rapuh panas dan mampu menghilangkan lubang-lubang pada
saat proses penuangan/pembuatan baja.
2. Phosphor
Phosphor dalam baja karbon akan mengakibatkan kerapuhan dalam keadaan dingin. Semakin
besar prosentase phosphor semakin tinggi batas tegangan tariknya, tetapi impact strength dan
ductility nya turun. Prosentase phosphor pada baja paling tinggi 0.08 %, tetapi pada baja
karbon rendah prosentasenya 0.15 0.20 % untuk memperbaiki sifat mach inability nya yaitu
supaya chips/tatal yang terjadi tidak sambung-menyambung melainkan dapat putus-putus.
3. Sulfur
Prosentasi sulfur pada baja karbon 0.04 %. Sulfur dapat mempengaruhi sifat rapuh panas.
BAJA PADUAN
Sifat mekanis dari baja dapat berubah jika kita menambahkan bahan paduan seperti Mangan,
Chrome, Nickel, Wolfram, Silisium, dan lainnya.
Disebut baja paduan jika elemen pemadu yang terkandung didalamnya mencapai 0.8 %.
Fe + Cr
Kuat, Keras, dan Tahan Karat
Fe + Cr > 12 % dinamakan Stainless Steel ( Baja Tahan Karat )
Prosentase yang banyak digunakan adalah :
Fe + 0.1 sampai 0.4 % C + 12 sampai 14 % Cr
Fe + 0.9 sampai 1.0 % C + 17 sampai 19 % Cr
Sifat tahan karat ini disebabkan karena terjadinya lapisan chromoksida (Cr2O3) pada
permukaan baja yang menghalangi terjadinya karat. Bila prosentase C terlalu besar maka sifat
tahan karat akan menurun karena sebagian Cr akan diikat menjadi CrC. Prosentase ideal
adalah C < 0.1 %
FE + Cr + Ni
Baja tahan asam (acid)
Contoh : baja 18/8 (18 % Cr + 8 % Ni) atau disebut juga baja Crupp
BESI TUANG
Sifat-sifat dari besi tuang sangat terpengaruh pada unsure-unsur yang ditambahkan pada
proses pembuatannya seperti Carbon, silisium, mangan, phosphor, belerang.
Pengaruh dari unsur-unsur diatas akan kita bahas seperti di bawah ini.
Biasanya besi tuang tidak dapat ditempa, tapi ada jenis besi tuang yang dapat ditempa yaitu
besi tuang putih (White Cast Iron),tetapi harus lewat perlakuan khusus yaitu proses Anneling.
Besi tuang putih yang sering digunakan yaitu:
1.7-2.8 % C, 1.4-1.6 % Si, 0.4-0.7 % Mn, 0.2 % P, 0.12 % S
2.8-3.2 % C, 0.5-0.8 % Si, 0.4-0.7 % Mn, 0.2 % P, 0.12 % S
Proses Anneling
a. Ferritic Melleable Iron / Besi Tempa Ferrit
Dengan cara memanaskan besi tuang putih kadar karbon rendah pada suhu 950 1000 C
dalam dapur yang bebas Oksidasi, setelah itu proses pendinginan sampai suhu 740 C
kemudian didinginkan dengan sangat lambat sampai suhu 680 C baru didinginkan di udara.
Pada pemanasan ini akan terlepas dari cementite dan pada pendinginannya karbon akan
menghasilkan graphite yang berbentuk bunga, bidang patahan gelap sehingga disebut black
heart cast iron.
b. Ferrite Pearlitic Malleable Iron/ Besi tempa Ferrit
Adalah dengan memanaskann besi tuang putih dengan medium oksidasi yaitu bijih bijih
besi selama 60 jam pada suhu 1000 C lalu didinginkan. Pada proses ini karbon dari
cementite akan dioksidasikan membentuk gas CO2. Pada pemanasan ini semakin lama
karbon semakin berkurang dan pada proses pendinginan karbon yang tersisa akan
membentuk pearlite dan graphite bunga, bidang patahan gelap sehingga disebut black heart
cast iron.
Untung menghilangkan tegangan tegangan dalam pada waktu penuangan besi tuang serta
untuk memperbaiki sifat mekanis dan sifat mach inability nya biasanya besi tuang terlebih
dahulu harus melalui proses heat treatment .
a. Annealing Untuk menghilangkan tegangan dalam
Dengan memanaskan besi tuang sampai suhu 500 550 C selama 6-8 jam kemudian
didinginkan secara perlahan .
b. Annealing untuk melunakkan besi tuang
Besi tuang biasanya pada permukaan / kulitnya sangat keras sehingga sangat sulit untuk di
kerjakan di mesin karena permukaan besi tuang mengalami proses pendinginan yang lebih
cepat dibandingkan pada inti / bagian dalam dari besi tuang, untuk itu perlu proses pelunakan
dengan cara memanaskan besi tuang pada suhu 850-900 C selama 30 menit sampai 8 jam
tergantung dari ketebalan besi tuang yang di annealing, kemudian didinginkan secara
perlahan.
c. Hardening dan tempering
Besi tuang dipanaskan pada suhu 860 900 C kemudian di quenching dengan oli atau
dengan udara untuk bentuk yang komplex , setelah itu dilakukan annealing pada suhu 200-
300 C untuk memperbaiki sifat mekanisnya.
Struktur akhir berupa martensit dan graphite.
Electric Arc Furnace (EAF) merupakan suatu alat untuk melebur baja, dengan
menggunakan elektroda bentuk EAF seperti cangkir raksasa yang dilengkapi 3
buah elektroda. Cara kerja EAF, sama seperti pada las listrik, di mana elektroda
tersebut diberikan arus listrik yang akan mengeluarkan percikan bunga api.
Temperatur yang dibutuhkan untuk melebur baja sekitar 1.600 - 1.650 oC dan
membutuhkan energi listrik sebesar 85.000 - 100.000 kWh.
Daya yang diperlukan oleh furnace untuk melakukan satu kali heat (pemanasan)
adalah sekitar 670 kWh/ton dengan power factor sebesar 0,7. Sebelum
melakukan pemanasan/peleburan, mula-mula furnace diberi kapur bakar,
kemudian scrap, dan terkahir besi spon (DRI), jumlah scrap dalam satu kali heat
sekitar 15 20 % dan DRI 80 85 %. Pemanasan ini berlangsung 90 menit.
Badan Furnace
Furnace Shell, bagian terluar dari furnace yang dibuat dengan cara
pengelasan (Welding) atau dengan pembentukan pelat baja sehingga memiliki
bentuk seperti silinder.
Slag Door, tempat keluarnya slag ( kotoran besi yang terapung dipermukaan
baja cair) yang kemudian di tampung di slag pot.
Tap Hole, tempat keluarnya baja cair hasil dari peleburan yang melalui saluran
penuangan (tapping spout)
Roof
Roof atau penutup bagian atas furnace ini berbentuk sepeerti kubah, bertujuan
sebagai pengisolasi panas agar panas tersebut tidak keluar, dan juga supaya
debu yang dihasilkan dari proses peleburan ini tidak keluar, karena debu mudah
terisap oleh lubang dedusting, sehingga debu tidak bertebaran di udara.
Elektroda Karbon dan Penyangga Elektroda
Elektroda karbon terdiri dari grafit dan mengalirkan arus listrik dengan cepat.
Elektroda ini dapat disambung antara elektroda yang satu dengan yang lainnya
menggunakan bagian ujung dari elektroda tersebut. Penyangga elektroda terdiri
dari tiang penyangga dan lengan penyangga.
Di pabrik slab baja ini, furnace menggunakan batu tahan api basa, yang
sebagian besar mengandung MgO sebesar 80 %, sisanya adalah aluminium
dan unsur-unsur lainnya.
Sistem Hidrolik
Sistem Pendinginan
Continuous Feeding
Alat ini unuk mengisi bahan baku seperti besi spons dan batu kapur. Continous
feeding dilakukan setelah dapur dengan bahan baku 40% dari total bahan yang
harus dilebur. Sehingga dengan demikian continous feeding dilakukan pada saat
kondisi furnace bekerja pada potensi maksimum
Ladle, tempat penampungan baja cair dari hasil peleburan di furnace, juga
sebagai tempat pengadukkan (Rinsing) dan pencampuran dengan bahan lain
(Alloying).
Weighting Feeder, untuk mengatur jumlah besi spons dan limestone yang
keluar dari bunker
Bunker Spons, tempat penampungan besi spons di mana besi spons tersebut
kemudian dipindahkan oleh conveyor menuju furnace.
Kemudian dimasukkan Scrap sebanyak 15-20% dari total bahan yang akan
dilebur
Dan masukkan Direct Reduction Iron (DRI) sebanyak 80-85% dari total bahan
yang akan dilebur
Roof ditutup
Elektroda diturunkan hingga mendekati bahan yang akan dilebur (Scrap dan
DRI)
Seluruh baja akan mencair bersamaan waktunya dengan saat tap yang paling
tinggi
Secara umum proses pengolahan besi dari bijihnya dapat berlangsung dengan urutan
sebagai berikut:
a.Bahan bahan dimasukkan ke dalam tanur melalui bagian puncak tanur.
Bahan bahan ini berupa:
1.)Bahan utama yaitu bijih besi yang berupa hematit (Fe2O3 ) yang bercampur dengan
pasir (SiO2) dan oksida oksida asam yang lain (P2O5 dan Al2O3). Batuan batuan ini
yang akan direduksi.
2.)Bahan bahan pereduksi yang berupa kokas (karbon).
3.)Bahan tambahan yang berupa batu kapur (CaCO3) yang berfungsi untuk mengikat zat
zat pengotor.
b.Udara panas dimasukkan di bagian bawah tanur sehingga menyebabkan kokas
terbakar.
C(s) + O2(g) CO2(g) H = - 394 kJ
Reaksi ini sangat eksoterm (menghasilkan panas), akibatnya panas yang dibebaskan
akan menaikkan suhu bagian bawah tanur sampai mencapai 1.900o C.
c.Gas CO2 yang terbentu kekmudian naik melalui lapisan kokas yang panas dan bereaksi
dengannya lagi membentuk gas CO.
CO2(g) + C(s) 2 CO(g) H = +173 kJ
Reaksi kali ini berjalan endoterm (memerlukan panas) sehingga suhu tanur pada bagian
itu menjadi sekitar 1.300o C.
d.Gas CO yang terbentuk dan kokas yang ada siap mereduksi bijih besi (Fe2O3). Reuksi
ini dapat berlangsung dalam beberapa tahap, yaitu:
1.)Pada bagian atas tanur, Fe2O3 direduksi menjadi Fe3O4 pada suhu 500o C.
3 Fe2O3(s) + CO(g) 2 Fe3O4(s) + CO2(g)
2.)Pada bagian yang lebih rendah, Fe3O4 yang terbentuk akan direduksi menjadi FeO
pada suhu 850o C.
Fe3O4(s) + CO(g) 3 FeO(s) + CO2(g)
3.)Pada bagian yang lebih bawah lagi, FeO yang terbentuk akan direduksi menjadi logam
besi pada suhu 1.000o C.
FeO(s) + CO(g) Fe(l) + CO2(g)
e.Besi cair yang terbentuk akan mengalir ke bawah dan mengalir di dasar tanur.
f.Sementara itu, di bagian tengah tanur yang bersuhu tinggi menyebabkan batu kapur
terurai menurut reaksi:
CaCO3(s) CaO(s) + CO2(g)
g.Kemudian di dasar tanur CaO akan bereaksi dengan pengotor dan membentuk terak
(slag) yang berupa cairan kental. Reaksinya sebagai berikut:
CaO(s) + SiO2(s) CaSiO3(l)
h.Selanjutnya, besi cair turun ke dasar tanur sedangkan terak (slag) yang memiliki
massa jenis lebih rendah daripaba besi cair akan mengapung di permukaan dan keluar
pada saluran tersendiri.