Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Lingkungan atau lingkungan hidup manusia adalah jumlah semua
benda dan kondisi yang ada dalam ruang yang kita tempati yang
mempengaruhi kehidupan kita1. Batasan tentang lingkungan berdasarkan
isinya untuk kepentingan praktis atau kebutuhan analisis kita perlu
dibatasi hingga lingkungan dalam arti biosphere saja, yaitu permukaan
bumi, air, dan atmosfer tempat terdapat jasad-jasad hidup. Batasan
lingkungan hidup dalam hal ini adalah semua benda, daya, dan
kehidupan termasuk didalamnya manusia dan tingkah lakunya yang
terdapat dalam suatu ruangan, yang mempengaruhi kelangsungan dan
kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup lainnya2.
Berkaitan alam dan lingkungan hidup ini, Tuhan telah menciptakan
alam semesta dengan segala isinya dalam susunan yang seimbang dan
teratur. Allah telah berfirman:

1
Otto Soemarwoto, Indonsia Dalam Kancah Isu Lungkungan Global,Gramedia Pustaka
Utama, 1972, hlm. 1-2
2
Daud Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan
Indonesia, Alumni, Bandung, 1992, hlm.8

1
2

Artinya Dan kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya


gunung-gunung dan kami tumbuhkan padanya segala sesuatu
menurut ukuran. ( Q.S Al- Hijr : 19)3

Alam semesta yang terhampar luas ini mempunyai artistik yang


sangat tinggi yang secara garis besar dikelompokkan kedalam alam
macrocosmos dan microcosmos. Macrocosmos termasuk didalamnya
segala makhluk dalam skala besar, seperti matahari dengan segenap
tata suryanya. Microcosmos mencakup benda-benda baik yang mati
maupun yang hidup dalam skala kecil. Yang termasuk di dalam alam
microcosmos antara lain jasad repik dan juga struktur yang tak bisa
diamati dengan mata kepala.4 Teknologi yang canggih sangat mendorong
penelitian untuk memahami segala perilaku baik microcosmos maupun
macrocosmos.
Tata alam yang seimbang dalam hal ini, apabila ada
ketidakseimbangan salah satu komponen dari tata cosmos maka akan
menyebabkan ketidakseimbangan fungsi komponen alam yang lain.5
Berkaitan dengan hal ini, Allah berfirman:

Artinya Dan Allah telah meninggikan langit dan dia meletakkan neraca
(keadilan). Supaya kamu jangan melampaui tentang neraca itu
dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah
mengurangi neraca itu. ( Q.S Ar-Rahman: 7-8)6

3
Departemen Agama R.I, Al-Quran Dan Terjemahnya,,Surat al Hijr, ayat 19, Yayasan
Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, Jakarta, 1982, hl;m.392
4
Sahrul Amin, Sains Teknologi Dan Islam, Dinamika, Yogyakarta, 1996, hlm. 134
5
Sudarto P Hadi, Aspek Sosial Amdal Sejarah Teori Dan Metode, Gajah Mada University
Prees, Yogyakarta, 1995, hlm. 23
6
Departemen Agama R.I, Surat Ar Rahman, ayat 7-8, op.cit, hlm. 885
3

Stabilitas lingkungan itu sebenarnya adalah suatu bentuk


keseimbangan dinamis, yang penuh dengan proses-proses irrevable (tak
terbalikan) atau keadaan mantap.7 Berangkat dari hal ini, kreatifitas
manusia sangat hebat berkat ketekunan mereka dalam belajar dan
menemukan pengetahuan-pengetahuan baru yang diaplikasikan melalui
teknologi. Manusia dengan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dimiliki
inilah mulai mendapatkan ide-ide untuk memelihara, memanfaatkan, dan
menjaga alam semesta ini. Sebaliknya, dengan ilmu pengetahuan dan
teknologi, manusia mulai mengekploitasi isi alam dan membuat
kerusakan-kerusakan demi kepentingan individu.
Akibat balik yang timbul dari kecerobohan manusia terhadap alam
sekitarnya adalah manusia itu sendiri yang akan merasakannya. Allah
berfirman:

Artinya Telah nampak kerusakan di darat dan di lautan disebabkan


karena perbuatan tangan manusia supaya Allah merasakan
kepada mereka dari akibat perbuatannya mereka. Agar mereka
kembali kejalan yang benar8 ( Q.S Ar Ruum : 41)

Ayat tersebut di atas menjelaskan bahwa orang-orang yang telah


mengadakan kerusakan baik di laut dan di bumi maka akan diperingatkan
langsung oleh Allah, dunia dengan banjir, kekeringan, kekurangan
pangan, kebakaran hutan. Agar manusia mau kembali kejalan yang
benar dan bertaubat tetapi kalau setelah Allah memberikan peringatan di

7
Sahrul Amin. Op.cit., hlm. 134
4

dunia manusia tidak menghiraukannya, maka Allah memperingatkan


kepada mereka menunggu hari pembalasan.9 Hal Ini penting untuk
diperhatikan oleh manusia karena kerusakan alam akan menimpa pula
kepada makhluk-makhluk lain yang ada di alam, serta akan mengganggu
kelangsungan hidupnya.
Pemeliharaan, pelestarian, dan pemanfaatan alam hasil dari
lingkungan hidup yang tersedia ini dan berbagai kasus yang terjadi setiap
tahun ada saja perusakan lingkungan hidup, pencemaran, pembakaran
hutan, penebangan hutan secara liar dan hampir separoh hutan telah
gundul akibat keserakahan manusia yang rakus yang mengakibatkan
hilangnya keseimbangan pada alam.10
Persoalan kelestarian alam dalam dunia modern sekarang ini di
anggap sebagai suatu masalah yang sangat komplek yang dihadapi oleh
setiap manusia, karena telah timbul berbagai gangguan pencemaran
yang akan menggoncangkan dan membahayakan kelestariannya, seperti
peledakan penduduk yang menuntut berbagai fasilitas dan kebutuhan,
kemajuan teknologi yang berkelanjutan dengan percobaan-percobaan
senjata nuklir, mesin-mesin industri yang menimbulkan polusi dan
sebagainya. Hal tersebut telah menimbulkan akses perusakan
lingkungan, seperti kerusakan hutan, tanah longsor, penebangan hutan
tanpa perhitungan, polusi udara, polusi air, polusi tanah dan lain-lain.11

8
Departemen Agama R.I, Surat Ar Ruum, ayat 41, op.cit, hlm.674
9
Ahmad Mustofa Al Maraghi, Tafsir Al Maraghi, Terjemahan Bahrun Abu Bakar, Toha
Putra, Semarang, 1985, hlm. 102
10
Yusuf Al Qaradhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, Terjemahan Abdullah Hakam
Shah, Pustaka Al Kautsar, Jakarta, 2001, hlm. 1
11
Oom Mukarromah, Konsepsi Islam Tentang Kelestarian Alam, Proyek Pembinaan
Kemahasiswaan Departemen Agama, Jakarta, 1987, hlm. 1
5

Penebangan hutan merupakan penyebab utama dari punahnya


species tumbuhan dan hewan besar-besaran saat ini. Keserakahan
manusia untuk menebang hutan secara liar, menyebabkan satu juta
species hewan dan tumbuhan dapat menjadi punah diakhir abad ini.12
Penggunaan zat florida dan karbon menghabiskan lapisan ozon yang
sangat penting sekali dan mengancam kesehatan manusia.
Suatu hadits Nabi disebutkan:




Artinya: Barang siapa yang menebang pepohonan, maka Allah akan
mencelupkan kepalanya kedalam neraka.13

Dijelaskan oleh Abu Dawud setelah meriwayatkan hadits diatas,


maksudnya yaitu orang yang memotong pepohonan secara sia-sia di
sepanjang jalan, tempat para musafir dan hewan berteduh. Maka Allah
akan mencelupkan kepalanya kedalam api neraka.
Makna ancaman keras tersebut. Secara eksplisit merupakan
ikhtiar untuk menjaga kelestarian pepohonan dan hutan karena
keberadaan pepohonan tersebut banyak memberikan manfaat bagi
lingkungan sekitarnya, maka dilarang menebang pohon maupun hutan
secara liar kecuali penebang pohon dengan perhitungan dan menanam
kembali sebagai penggantinya.
Penyebaran limbah industri pencemaran sungai kepulauan asap
kendaraan dan pabrik sampah dan limbah rumah tangga yang kian hari
bertambah menumpuk sehingga mengganggu eksistensi didalamnya,

12
Norman L. Geitser, Etika Kristen; pilihan dan isu, Departemen Literatur Saat, Malang,
2001, hlm. 374
13
H.R. Abu Dawud, Kitab Al Adab (5239) dari Abdullah bin Habsyi dan disebutkan pula
dalam sahih Al Jami Ash-Shoqhir (6467)
6

pemburuan hewan secara liar dan lain sebagainya. Dampak dari semua
ini sangat fatal sekali, muncul polusi, bau busuk sampah yang

menumpuk, hutan gundul dan lingkungan hidup yang rusak parah, yang
pada dasarnya mengganggu kesehatan, ketenangan, dan kesejahteraan
hidup manusia dan makhluk lain yang sekarang ini atau masa depan.14
Dunia saat ini digemparkan dengan penyakit sindrom pernapasan
(SARS), hal ini ada indikasi kecerobohan manusia dalam memelihara
ekosistem didalamnya serta keteledoran manusia dalam pemeliharaan
lingkungan hidup.
Tindakan manusia yang sangat ceroboh dan tidak bisa merawat
lingkungan hidup, merusak alam pada hakikatnya merupakan tindakan
yang merugikan diri sendiri, karena rusaknya alam berarti sumber
kehidupan manusia hancur pula. Al Quran menjelaskan sebagai berikut:

Artinya Dan kami telah menjadikan untukmu di bumi keperluan-


keperluan kehidupan, dan (kami menciptakan pula) makhluk-
makhluk yang kamu sekali-kali bukan pemberi riski kepadanya.
( Q.S Al Hijr: 20)15

Alam yang dirusak manusia akhirnya akan mendatangkan


bencana bagi kehidupannya seperti banjir, kekurangan pangan, panas
bumi yang makin meninggi, udara yang makin kotor yaang menyebabkan

14
William Chang, OFM Cap, Moral Lingkungan Hidup, Kanisius, Yogyakarta, 2001, hlm. 7
7

penyakit, menyebabkan hidup tidak nyaman lagi, dan juga timbulnya


berbagai jenis penyakit.16 Masih banyak lagi kecerobohan-kecerobohan
manusia dalam mengelola alam.
Jika dilihat dari tanggungjawab manusia adalah makhluk yang
ditugaskan untuk memakmurkan bumi, mengelola alam dan
melestarikannya.17 Al Quran memberikan isyarat tentang perilaku
manusia terhadap alam yaitu ketika Allah berdialog dengan malaikat,
pada saat Adam diciptakan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman:

Artinya: Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah


dimuka bumi, Mereka berkata : mengapa Engkau hendak
menjadikan (khalifah) dibumi ini orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan akan menumpahkan darah, padahal
kami senantiasa bertasbih dan memuji Engkau dan mensucikan
Engkau? Tuhan berfirman, sesungguhnya Aku mengetahui apa
yang tidak Engkau ketahui (QS Al Baqarah :30).18

Ajaran Kristen dalam kepengurusan lingkungan hidup yang baik


(ekologi) adalah mengurusi dan menjaga ekologi tersebut. Allah telah
mempercayakan bumi dan sumber-sumber alamnya untuk dipelihara, dan

15
Departemen Agama R.I, Al-Quran dan Terjemahnya,Surat al Hijr ayat 20, Yayasan
Penyelenggara dan Penterjemah Al-Quran, Jakarta, 1989, hlm. 392
16
Musa Asyari, Manusia Membentuk Kebudayaan Dalam Al-Quran, Lembaga Studi
Filsafat Islam (LESFI), Yogyakarta, 1992, hlm. 143
17
Drs. K.H Muslim Nurdin. DKK, Moral dan Kognisi Islam, CV Alvabeta, Bandung, 1995,
hlm. 269,
8

sebagai umat Allah harus bertindak dengan penuh tanggung jawab


terhadap sumber-sumber alam itu.19
Kitab Injil menerangkan bahwa :
Yang akhirnya dituntut dari pelayanan-pelayanan yang demikian adalah
bahwa mereka dapat di percaya ( 1 Korintus 4:2).20

Bukan merupakan kepengurusan yang baik apabila manusia


menghabiskan dengan sia-sia sumber-sumber yang bernilai. Bumi adalah
taman Allah dan manusia adalah penjaganya. Allah berfirman kepada
Ayub :
Apa yang ada dikolong langit adalah kepunyaanku (Ayub 41:20).21
Manusia tidak boleh merubah taman Allah menjadi gurun pasir, demikian
pula hutannya tidak boleh menjadi gundul.
Suka merusak adalah salah satu sifat manusia yang di dorong
oleh nafsu dan melahirkan sifat rakus dan tamak. Jika berhadapan
dengan alam, sifat ini sangat membahayakan, karena akan menjadi
makhluk perusak yang akan mengekploitasi alam tanpa memperhatikan
kelestariannya.22 Sifat merusak alam adalah buruk dan dicela Allah.
Firman Allah yang artinya:

18
Departenen Agama R.I, Al-Quran dan Terjemahnya,Surat al Baqarah, ayat 30, Jakarta,
Yayasan Penyelenggara Penterjemah Al-Quran, hlm. 13
19
Norman L. Geitser, Op.cit., hlm. 391
20
Al-Kitab;Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Lembaga Al-Kitab Indonesia, Bogor,
1982, hlm. 211
21
Ibid., hlm. 594
22
Drs. K.H. Muslim Nurdin, op.cit., hlm. 270
9

ArtinyaMereka berbuat kerusakan di muka bumi dan Allah tidak


menyukai orang-oranng yang akan membuat kerusakan(Q.S Al
Maidah:64).23

Langkah untuk menghindarinya, manusia dituntut untuk


menempati secara benar kedudukannya sebagai khalifah Allah yang
mampu menyikapi alam, sebagai amanat Allah untuk digunakan secara
bertanggungjawab. Mengelola alam merupakan bentuk syukur kepada
Allah, karena itu merupakan kewajiban setiap manusia dan ini patut
direalisasikan pada sikap dan tindakan dalam memanfaatkan alam
secara bertanggung jawab.
Hal ini ditegaskan pula di dalam ajaran Kristen bahwa umat
manusia adalah penjaga lingkungan. Allah adalah pencipta dan pemilik
bumi, tetapi manusia adalah penjaganya.24 Pada waktu Allah
menciptakan manusia dalam gambarannya, Allah memerintahkan mereka
Beranak cuculah dan bertambah banyak, penuhilah bumi dan
taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan dilautan dan burung-burung
di udara, dan atas segala binatang yang merayap di bumi ( Kejadian
1:28 ).25
Juga firman Allah
Mengambil manusia itu menempatkannya dalam taman eden untuk
menugaskannya dan memelihara taman itu ( Kejadian 2:15)

Manusia dengan kekhalifahannya itu ditugaskan untuk


menebarkan kasih sayang, bukan hanya kepada manusia saja tetapi
pada segenap isi alam, baik benda hidup maupun benda mati seperti
tanah, air, pohon dan sebagainya.26

23
Departemen Agama RI., Surat al Maidah, ayat 64, op.cit., hlm. 119
24
Etika Kristen, op.cit., hlm. 388
25
Al-Kitab, op.cit., hlm. 11
26
Drs. K.H. Muslim Nurdin, op.cit., hlm. 270
10

Allah mencerca kepada kaum perusak yang hanya tahu


memanfaatkan dan mengekploitasi tanpa menghiraukan kelestariannya.
Baik Islam maupun Kristen yang merupakan agama wahyu, senantiasa
mengajarkan kepada umatnya untuk memperhatikan dan mempedulikan
lingkungan alam, mencintai kebersihan, dan keindahan.
Islam mengajarkan sikap-sikap dan perlakuan yang bijaksana
dalam pengelolaan alam sebagai aktualisasi dan tugas manusia sebagai
khalifah, yakni pengelola yang akan ditentukan kwalitasnya pada sikap
dan perilakunya terhadap anugerah alam ini. Manusia dapat
memanfaatkan sekehendak hatinya untuk semata-mata memuaskan
hidupnya, tetapi prilaku itu menempatkan dirinya pada kwalitas yang
rendah, yang tidak ada bedanya dengan binatang. Langkah untuk
mencapai kwalitas kemanusiaan yang tinggi dan mulia, manusia di tuntut
untuk menyikapi alam dengan pedoman pada aturan pada sang maha
pemberi, yaitu bertindak sebagai subyek yang memberi rahmat kepada
alam dan memberi manfaat pada interaksinya dengan alam tersebut,
tidak lepas dari tanggungjawabnya sebagai khalifah yang akan dimintai
pertanggungjawabannya dihadapan sang maha kuasa.27
Agama Kristen juga berpegang bahwa Allah adalah pencipta dan
manusia adalah penjaga, pemelihara bumi yang bagus sekali dan mulia
ini, dimana tugas manusia ialah untuk menjaga dan bukan untuk merusak
untuk memelihara dan bukan untuk mengotori.
Mengingat berbagai kasus berkaitan dengan Ekologi yang terlihat
nyata ini, bagaimanakah tanggungjawab etis orang Islam dan Kristen
terhadap lingkungan fisik dimana kita hidup ini ? Apakah implikasi-
implikasi moral dari polusi yang menghancurkan flora dan fauna ?

27
Muslim Nurdin, op.cit., hlm. 272
11

Adakah kewajiban etis untuk menjaga air dan udara serta alam di sekitar
kita supaya tetap murni dan terjaga?

Menjawab permasalahan diatas, maka penulis merasa perlu untuk


menuangkan serta menuliskan dalam bentuk skripsi dengan judul
Pemeliharaan Lingkungan Hidup ( Suatu Studi Komparasi
Pandangan Islam Dan Kristen)

B. Penegasan Istilah
1. Lingkungan adalah segala sesuatu di sekeliling makhluk hidup yang
berpengaruh dan mendukung pada eksistensi dan keberlanjutan
kehidupannya. Faktor-faktor lingkungan yang di maksud dalam
ekologi, yakni ilmu yang mempelajari hubungan antara makhluk hidup
dengan alam sekitarnya. Lingkungan ini terbagi menjadi dua yaitu
lingkungan abiotik (statis), segala apa yang berupa benda mati
seperti tanah dengan senyawa-senyawa yang ada didalamnya, air,
udara, intensitas sinar matahari. Lingkungan biotik (dinamis) segala
apa yang ada berupa organisme yang ada di sekitar makhluk hidup.
Penelitian ini yang menjadi porosnya adalah makhluk hidup manusia
dalam memelihara alam disekitarnya.28
2. Studi komparasi adalah berusaha membandingkan teori-teori yang
ada guna memperoleh pertimbangan yang baik untuk
menggabungkannya. Studi komparasi ini menggunakan logika
pembanding dari fakta-fakta dapat dibuat konsep atau abstraksi
teoritisnya, sehingga ditemukannya keragaman dan selanjutnya

28
Yusuf Al Qaradhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, Pustaka Al Kautsar, Jakarta,
2002, hlm. 5
12

bukan mustahil akan menghasilkan titik dari temu ajaran agama


tersebut ( modifikasi teori ).29

C. Pokok Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka untuk
mempermudah pembahasan skripsi ini penulis merumuskan beberapa
permasalahan sebagai berikut:
1. Bagaimana konsep pemeliharan lingkungan hidup dalam pandangan
Islam dan Kristen?
2. Bagaiman persamaan dan perbedaan ajaran pemeliharaan lingkungan
hidup dalam pandangan Islam dan Kristen?
3. Bagaimana relevansi ajaran Islam dan Kristen untuk memanfaatkan
dan melestarikan lingkungan hidup dalam rangka kerukunan hidup
umat beragama?

D. Tujuan Penulisan Skripsi

1. Mengetahui bagaimana konsep pemeliharaan lingkungan hidup dalam


ajaran Islam dan Kristen ?
2. Mengetahui bagaimana persamaan dan perbedaan ajaran
pemeliharaan lingkungan hidup dalam ajaran Islam dan Kristen ?
3. Mengetahui relevansi dari ajaran agama Islam dan Kristen dari segi
kemanfaatan dan pemeliharaan lingkungan hidup dalam rangka
kerukunan hidup umat beragama.
E. Telaah Pustaka
Tinjauan tentang lingkungan dan ekologi adalah merupakan sendi
kehidupan yang dapat dipisahkan. Lingkungan adalah apa yang ada

29
Sudarto, Metode Penelitian Filsafat, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm. 85
13

disekitar makhluk hidup berada dan sekaligus mempengaruhi eksistensi


dan kelangsungan hidupnya.
Berkaitan dengan eksistensi lingkungan hidup yang didiami oleh
makhluk hidup ini, selama berabad-abad manusia telah memanfaatkan
sumber alam yang ada untuk mencukupi kebutuhan hidup. Sampai saat
ini sangat terasa sekali dan telah disadari banyak orang bahwa bumi
tidak lagi nyaman akibat kerusakan ekologi yang dibuat maanusia.
Industrialisasi dan peperangan serta kerusuhan-kerusuhan yang
berdampak negatif seperti peledakan bom yang dilakukan oleh teroris
baru-baru ini, peperangan yang menggunakan senjata modern dengan
bahan kimianya yang berbahaya bagi komunitas lingkungan hidup
seperti yang telah terjadi saat ini di Irak yang mengakibatkan kerusakan,
telah membuat bumi babak belur dan mengalami banyak 7

14

bjbjU U , 7| 7| gt
15

1
16
17

p
t t t 8
< 7
18

bjbjU U , 7| 7| gt
19

1
l
p
t t t 8 < akibatnya
negara yang terjajah menjadi miskin, tenaga manusia murah bahkan
tanpa upah (romusa). Hal ini sangat mengganggu lingkungan alam
maupun lingkungan manusia hidup.
Agama sebagai realitas dan lembaga tidak lepas dari ekonomi dan
ekologi. Bahkan kadang-kadang agama dijadikan untuk mendukung atau
menjadi sarana untuk mensahkan penumpukan kekayaan dan
kekuasaan dengan dalih perkembangan masyarakat dan negara. Agama
dalam hal ini, tidak menjalankan fungsi profetis terhadap situasi hidup
nyata. Sebaliknya, agama telah menjadi legitimasi keserakahan dan
penghisapan.
Sehubungan dengan masalah-masalah ini, perlu digali makna
kehidupan beragama yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
kontek kehidupan sekarang ini. Gambaran umum tentang kajian tersebut
dapat di telaah melalui beberapa buku yang memiliki otoritas tentang
kajian tersebut.
1. Mujiono Abdilah, Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al Quran,
Paramadina, Jakarta, 2001. buku ini pada hakikatnya menguak
tentang penerapan ayat-ayat Al Quran yang menyangkut tentang
pemeliharaan lingkungan hidup. dalam buku ini menyebut bahwa
ekologi yang berkembang hingga sekarang adalah bersifat
antroposentris, sekularistis dan ateis yang ditengarai menjadi pemicu
kerusakan lingkungan hidup. maka penawaran tentang
pengembangan ilmu agama yang telah terdapat dalam ayat-ayat Al
Quran akan bisa di kembangkan ekologi alternatif yang bernuansa
rasional dan spiritual religius. Selanjutnya buku ini juga menguak
20

tentang perilaku ekologi masyarakat yang perlu dikembangkan


kearifan yang tinggi, sistem pengembangan ekoteologi Islam yang
berbasis pada teologi lingkungan, pilar-pilar penyangga keberimanan
hasil pengembangan dari teologi lingkungan Islam yang merupakan
hasil cipta Ilahi Robbi. Selanjutnya buku ini menguak tentang
hubungan Tuhan dengan lingkungan dilanjutkan hubungan manusia
dengan lingkungan yang terdapat dua hubungan yaitu hubungan
struktural dan hubungan fungsional.
2. Yusuf Al-Qaradhawi, Islam Agama Ramah Lingkungan, yang
diterbitkan oleh Pustaka Al-Kautsar, Jakarta, 2001. Buku ini pada
hakikatnya mengungkap masalah lingkungan hidup dan
permasalahannya. Pertama secara umum mengungkap, bagaimana
perspektif agama terhadap permasalahan lingkungan ini. Kedua,
pandangan Islam secara khusus. Masalah perlindungan terhadap
lingkungan (himayatu al-biah) dan kemudian berkembang
perlindungan dengan pengasuhan anak-anak (riyatum ath- thufuallah),
pengasuhan rakyat ( riyatu al- umumah), atau pengasuhan keluarga
(riyatu al-usrah).
3. M. Dawam Rahardja, ekonomi dan ekologi Dalam Lintas Islam,
Kanisius, Yogyakarta, 1996. Buku ini mengungkapkan persoalan
ekologi manusia, menjelaskan pula tentang berbagai gejala yang
timbul, khususnya berkaitan dengan urbanisasi seperti kemacetan
(congestion), pencemaran udara, sampah yang tak terurus, tingkat
kriminalitas yang tinggi, perumahan yang kumuh, tindakan
kekerasan,atau keruntuhan rumah tangga. Berkaitan dengan masalah
ini Dawam Rahardja menegaskan pendekatan yang dipakai yaitu
dengan pendekatan tasawuf atau mistik. Disamping itu pendekatan
Fiqh, pendektan kalam (theologi).
21

4. M. Amin Abdullah, Ekonomi Dan Ekologi Perspsektif Islam Di


Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, 1996. Amin Abdullah
mengungkapkan, setidaknya ada satu bentuk tekanan yang kuat yang
dirasakan menghimpit masyarakat dunia yang sedang berkembang.
Pertama bersifat eksternal, yaitu faktor dari negara-negara yang
dominan, Kedua, adalah internal, yaitu yang datang dari dalam negeri
sendiri. Berkaitan dengan hal ini, umat Islam hendaklah bersikap dan
pandangan hidup keberagamaannya profetis-transformatif, harus
mengambil tindakan praktis dalam wujud pengendalian dan pengontrol
perjalanan dan liku-liku hukum alam dan hukum ekonomi itu sendiri.
5. Pdt. Arliyanus Larosa, Misi Sosial Gereja, Yayasan Kalam Hidup,
Bandung,1993. Buku ini mengungkapkan masalah misi gereja yaitu
usaha yang dilakukan gereja secara sadar dalam mencegah dan
mengatasi masalah-masalah yang muncul ditengah-tengah
masyarakat. Masalah-masalah yang beraneka itu antara lain berupa
kemiskinan, penindasan politik, ketidak adilan, pemerasan ekonomi,
krisis lingkungan dan lain-lain. Selain itu diungkap masalah tanggung
jawab manusia terhadap lingkungan.
6. Wesley Granberg Michaelson, Redeeming the Rio Eart Summit, yang
diterjemahkan oleh Martin Lukito Sinaga, Menembus Ciptaan
Konferensi Tingkat Bumi di Rio, PT. BPK Gunung Mulia, Jakarta,1994.
Buku ini diungkapkan tentang misi gereja untuk semakin peka dan
mengambil langkah yang lebih efektif untuk penyelamatan alam ini,
yang dimulai dari tempat dimana makhluk hidup berada,. Suatu sikap
iman yang baru perlu diperkembangan bahwa manusia diabad ke-21
tak akan ada artinya jika ternyata soal lingkungan hidup yang meliputi
tanah, air, dan udara serta yang lain tidak diperhatikan.
7. Eka Darmaputra, Ekonomi Dan Ekologi Perspektif Seorang Kristen
Indonesia, Kanisius, Yogyakarta, 1996. Tulisan ini mengungkap
22

masalah kebijakan yang berorientasi pada ekologi tidak merugikan


secara ekonomi. Merawat ekologi, masyarakat akan menikmati
manfaat yang jauh melebihi ekonomi kwalitas kehidupan yang lebih
baik.
8. Daud Silalahi dalam bukunya yang berjudul Hukum Lingkungan
Dalam Sistem Penegakan Hukum Lingkungan Indonesia, dijelaskan
tentang masalah lingkungan secara umum yang akan memberikan
pengertian dan pengetahuan dasar bagi konsep pengetahuan
hukumnya dalan perspektif luas. Karya ini ditekankan pada aspek-
aspek dan masalah yang sudah menjadi perhatian secara umum
masalah lingkungan. Selain di atas secara garis besar buku ini
membahas tuntas tentang undang-undang lingkungan hidup 1982 dan
implikasinya pada sistem hukum lingkungan Indonesia, pengaturan
hukum konservasi dan pengelolaan sumber daya alam hayati,
patokan-patokan pengendalian pencemaran dan masih luas lagi.
Selanjutnya dalam bentuk skripsi, studi komparasi tentang
lingkungan hidup dalam pandangan Islam dan Kristen dalam bentuk
skripsi di fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo, khususnya pada jurusan
Perbandingan Agama belum pernah penulis jumpai, sehingga penulis
merasa perlu dan tertarik untuk mencoba mengkajinya kedalam bentuk
penulisan skripsi yang berjudul Pemeliharaan Lingkungan Hidup
(Suatu Studi komparasi pandangan Islam dan Kristen)

F. Metode Penelitian
Sehubungan dengan permasalahan dan tujuan penelitian di
atas, maka agar penulisan skripsi lebih terarah dan tidak keluar dari
permasalahan yang ada, maka dalam penulisan skripsi ini
menggunakan beberapa metode penulisan sebagai berikut.
1. Metode Penelitian
23

a. Pengumpulan Data
Sehubungan dengan metode pengumpulan data, untuk
memperoleh dan membahas permasalahan yang ada kaitannya
dengan judul skripsi ini, penulis menggunakan jenis penelitian
pustaka (Library Research): yaitu membaca dan meneliti serta
memahami buku-buku yang ada kaitannya dengan permasalahan
judul yang ada dalam skripsi.30 Hal ini penulis berusaha untuk
menguak secara konseptual buku-buku yang berkaitan, sehingga
dengan data-data tersebut penulis dapat mengkomparasikan kedua
pengertian tersebut menjadi sebuah pengertian baru. Data diambil
dari berbagai sumber tertulis. Adapun sumber yang dimaksud
adalah berupa buku-buku, bahan-bahan, dokumentasi, dan lain
sebagainya.31
b. Sumber Penelitian
Penelitian ini, adalah jenis penelitian pustaka, maka data
diambil dari berbagai sumber tertulis sebagai berikut:
b.1. Sumber data primer, yaitu sumber-sumber yang memberikan
data langsung32 tentang tema pembahasan skripsi ini, adapun
data primer dari skripsi ini adalah ayat-ayat Al-Quran dan Al
Hadits yang relevan dengan pembahasan skripsi ini, serta Al-
Kitab Injil dengan ayat-ayat dan pasal yang berkenaan dengan
skripsi ini pula, buku karangan Dr. Mujiono Abdillah, M.A,

30
Sutrisno Hadi, Metode Research., Yogyakarta, Fak. Psicologi, UGM Yogyakarta, 1986,
hlm. 49
31
Hadrawi Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada Pers, Yogyakarta, 1991,
hlm. 30

32
Noeng Muhajir, Metode Penelitian Kualitatif, Rake Sarakih, Yogyakarta, 1992
24

Agama Ramah Lingkungan Perspektif Al Quran, Paramadina,


Jakarta, 2001. J.B. Banawiratma, SJ Iman Ekonomi Dan Ekologi
Refleksi Lintas Ilmu Dan Lintas Agama, Kanisius, Yogyakarta,
Oom Mukarromah, Islam Tentang Kelestarian Alam, Depag RI,
1987, Otto Soemarwoto, Indonesia Dalam Kancah Isu
Lingkunngan Global, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta,
1992, dan buku-buku yang berkaitan langsung dengan masalah
lingkungan hidup dalam ajaran theologi Islam dan Kristen.
b.2.Sumber data sekunder, yaitu sumber yang diperoleh, di buat
dan merupakan perubahan dari sumber pertama, sifat sumber
ini tidak langsung.33 Adapun sumber sekunder ini adalah buku-
buku yang berkaitan dan ada relevansinya dengan pembahasan
skripsi ini seperti; Dr. Yusuf Al Qaradhawi, Islam Agama Ramah
Lingkungan, Terjemahan Abduallah Hakam Shah, dkk, Pustaka
Pelajar, 2001, Parsudi Suparlan, Manusia, Kebudayaan, dan
Lingkungan, PT. Grafindo Persada, 1996, Norman L. Geitser,
Etika Kristen; Pilihan Dan Isu, Departemen Literatur Saat, 2001,
Moh Mahfud Md, Spiritual Dalam Membangun Kearifan Umat,
1997, K.H, Muslim Nurdin, Moral dan Kognisi Islam, 1995, Daud
Silalahi, Hukum Lingkungan Dalam Sistim Penegakan Hukum
Lingkungan di Indonesia, Alumni, Bandung,1992, Pdt.Arliyanus
Larosa, S.Th, Misi Gereja, Yayasan Kalam Hidup,
Bandung,1993, Tresna Sastra Wijaya, Pencemaran
Lingkungan, Sarlito Wirawan Sarwono, Psikologi Lingkungan,
dan buku-buku yang berkaitan yang lainnya.
c. Metode Analisis Data

33
Imam Barnadib, Arti dan metode Sejarah Pendidikan, FIP, IkIp, Yogyakarta, 1982, hlm.
55
25

Penelitian ini adalah bersifat kwalitatif. Analisis yang


dipakaipun bersifat kwalitatif, yakni suatu analisa yang mengacu
kepada telaah pustaka sehingga dalam menganalisis data-data
yang ada, penulis menggunakan metode:
c.1. Contents Analisis, yaitu analisis isi yang bersifat kwalitatif.
Maksud dari analisis ini adalah berusaha menganalisis
permasalahan secara faktual, obyektif dan sistematis
mengenai masalah lingkungan hidup, baik dalam pandangan
Islam maupun dalam pandangan Kristen baik keterangan
dalam kitab suci maupun hasil karya seseorang.34
c.2. Deduktif , yaitu berangkat dari dasar-dasar pengertian yang
umum, proposisi yang bersifat umum yang berlaku secara
umum dan meneliti persoalan-persoalan menuju kepada
kesimpulan yang khusus dari segi dasar-dasar penelitian yang
umum, sehingga pengertian-pengertian tentang pemeliharaan
lingkungan hidup dalam pengertian Islam dan Kristen tersebut
ditemui kesimpulan yang semakin jelas.35
c.3. Induktif, yaitu berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan
yang khusus, fakta-fakta dan selanjutnya merangkaikan fakta
yang khusus itu menjadi suatu pemecahan yang bersifat
umum, sehingga pengertian tentang pemeliharaan
lingkungan hidup dalam pandangan Islam dan Kristen yang
bersifat khusus dapat dijelaskan secara mendetail dan dapat
lebih mudah dipahami.36

34
Noeng Muhajir, op.cit., hlm. 176
35
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, Andi Ofset, Yogyakarta, hlm. 42
36
Ibid., hlm. 43
26

c.4. Komparasi, yaitu berusaha membandingkan teori-teori yang


ada guna memperoleh pertimbangan yang baik dan untuk
menggabungkannya, sehingga dalam pengertian
pemeliharaan lingkungan hidup dalam Islam dan Kristen
tersebut akan ditemui sebuah pengertian baru.37
2. Metode Pendekatan
Hermeneutika, Penelitian tentang pemeliharaan lingkungan
hidup dalam skripsi ini adalah berkaitan dengan doktrin-doktrin
agama. Hal ini sangat memungkinkan sekali keterkaitan ayat-ayat
suci dalam kitab Al-Quran dan Al Hadits ataupun Injil. Berkaitan
dengan metode pendekatannya adalah hermeneutika yaitu cara
menafsirkan simbol yang berupa teks atau benda kongkret untuk di
cari arti dan makna.38

G. Sistematika Penulisan Skripsi


Sistematika ini menunjukkan adanya keterkaitan antara satu
bab dengan bab lainnya secara keseluruhan hingga merupakan satu
kesatuan yang integral, dan hal ini akan di bagi menjadi beberapa bab
sebagai berikut:

Bab I : Pendahuluan. Bab ini penulis menuangkan beberapa


kerangka sistematika penulisan skripsi dasar tentang latar
belakang masalah, penegasan istilah, pokok permasalahan
yang akan di analisis, tujuan penulisan skripsi, telaah

37
Ibid., hlm. 153
38
Sudarto, Metodologi Penelitian Filsafat , Raja Grafindo Persada, Jakarta, 1997, hlm. 85
27

pustaka, metode penelitian dan pendekatan dan diakhiri


dengan sistematika penulisan skripsi.
Bab II : Pembahasan mengenai gambaran umum tentang lingkungan
hidup yang meliputi tentang pengertian dan jenis-jenis
lingkungan hidup, latar belakang masalah pemeliharaan
lingkungan hidup, dan diakhiri dengan peran agama dalam
menangani masalah lingkungan hidup .
Bab III : Pembahasan secara tematik tentang pemeliharaan dan
pelestarian lingkungan hidup dalam pandangan Islam. Bab ini
akan penulis awali dengan pembahasan mengenai
pengertian lingkungan hidup dan peran manusia terhadap
lingkungan hidup dalam Islam, kemudian akan dilanjutkan
dengan membahas mengenai hubungan manusia dengan
lingkungan hidup dalam Islam, dan akan penulis akhiri
dengan pembahasan mengenai pemeliharaan dan
pemanfaatan lingkungan hidup dalam pandangan Islam.
Bab IV : Pembahasan secara tematik tentang pemeliharaan dan
pelestarian lingkungan hidup dalam pandangan Kristen. Bab
ini akan penulis awali dengan pembahasan mengenai
pengertian lingkungan hidup alam pandangan Kristen,
kemudian akan dilanjutkan dengan membahas mengenai
hubungan manusia dengan lingkungan hidup dalam
pandangan Kristen, dan akan penulis akhiri dengan
pembahasan mengenai pemeliharaan dan pemanfaatan
lingkungan hidup dalam pandangan Kristen.
Bab V : Analisis, dalam analisis ini penulis mencoba dengan sungguh-
sungguh untuk memberikan flashback ( sorotan balik )
terhadap data-data yang telah tersajikan pada bab-bab
sebelumnya. Analisis dalam hal ini kami awali dengan
28

bagaimana implementasi ajaran dalam pemeliharaan dan


pelestarian serta pemanfaatan lingkungan hidup dalam Islam
dan implementasi ajaran Kristen dalam pemeliharaan
lingkungan hidup, kemudian bagaimana persamaan dan
perbedaan konsep pemeliharaan lingkungan hidup dalam
Islam dan Kristen, kemudian di akhiri dengan uraian tentang
pemeliharaan lingkungan hidup yang Isami.
Bab VI : Penutup.
Bab terakhir ini penulis akhiri dengan kesimpulan, saran-
saran dan kata penutup.

Anda mungkin juga menyukai