Anda di halaman 1dari 20

ISLAM DAN EKOLOGI MANUSIA

(Kontra/anti Teori Darwin)

MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah
Filsafat Sains dan Teknologi
disusun oleh :
Amalia Rahmah Fajrin 11370300
Asri Silvia 11370300
Fahmi Ilmanur 11370300
Heni Yuningsih 11370300
Indry Pritanti Dewi 11370300
Shelly Suciyanti 1137030063

JURUSAN FISIKA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah

ini telah dapat diselesaikan. Tidak lupa

Shalawat dan salam semoga tetap terlimpah curah kepada junjunan kita
Nabi Muhammad SAW. Kepada para sahabatnya para tabiit tabiinnya dan
semoga kepada kita selaku umatnya mendapatkan syafaatul udzma di
yaumil jaza, Aamiin. Makalah Islam dan Ekologi Manusia (Kontra Teori
Darwin) merupakan salah satu syarat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Filsafat Sains dan Teknologi.
Terimakasih kepada kerabat serta pihak yang telah membantu untuk
menyelesaikan penyusunan makalah ini dan tak lupa kami ucapkan
terimakasih kepada Bapak dosen mata kuliah bersangkutan yang telah
membimbing kami.
Semoga Allah SWT, memberikan balasan atas kebaikan yang telah
diberikan kepada kita semua. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari
sempurna oleh karena itu, kritik dan saran yang sifatnya konstruktif
sangat diharapkan. Kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi semua pihak yang berkompeten dan khususnya untuk kami. Aamiin.

Salam Hormat,

Kelompok 2

DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................. 4
1.1.

LATAR BELAKANG...................................................................................... 4

1.2.

PERUMUSAN MASALAH.............................................................................5

1.3.

TUJUAN...................................................................................................... 5

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................. 6
2.1. Ekologi......................................................................................................... 6
2.2. Perspektif Keilmuan..................................................................................... 6
Secara Ontologi............................................................................................... 6
Secara Epistemologi........................................................................................ 7
Secara Aksiologi.............................................................................................. 7
2.3. Definisi dan Hakikat Manusia Menurut Konsep Islam...................................8
2.4. Asal-usul Manusia dan Penciptaan Manusia...............................................10
Teori Evolusi Charles Darwin..........................................................................10
2.5. Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran.....................................................12
2.6. Martabat dan Kedudukan Manusia............................................................13
2.7. Tujuan Penciptaan Manusia Dalam Al-Quran............................................13
2.8. Pendapat Penulis mengenai Teori Evolusi Darwin (Kontra)........................14
BAB III PENUTUP.................................................................................................. 17
3.1.

Kesimpulan.............................................................................................. 17

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................. 18

BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya (IPTEK) dapat
dikatakan seperti pedang bermata dua yang berarti dapat digunakan
untuk memahami keseluruhan manusia dan alam atau dapat pula untuk
menghancurkannya. Manusia dengan kelebihannya yang memiliki akal
dan pikiran, dalam kemajuan teknologi merupakan makhluk yang paling
berkuasa di alam ini. Penemuan-penemuan yang pada mulanya bertujuan
untuk

kesejahteraan

manusia

dapat

menjadi

boomerang

terhadap

hidupnya apabila prinsip-prinsip ekologi diabaikan. Maka dari itu ekologi


harus dipelajari dan dimengerti oleh setiap manusia karena ekologi
merupakan cabang ilmu yang mempelajari seluruh pola hubunngan timbal
balik antar makhluk hidup lainnya, serta dengan semua komponen yang
ada di sekitarnya.
Banyak teori-teori yang muncul mengenai proses terciptanya manusia
sebelum turunnya al-Quran. Dari mulai teori Aristoteles, Louis Pasteur,
hingga Charles Darwin. Mereka mencoba mengungkap tentang dari mana
asal-usul hidup dan kehidupan. Semenjak itulah (tepatnya 1860) muncul
teori baru yang menyatakan bahwa semua yang hidup berasal dari yang
hidup sebelumnya. Walaupun teori baru itu nampaknya lebih hebat dan
rasional, namun ternyata masih belum mampu menjabarkan misteri
hidup itu sendiri. Karena teori-teori tersebut tidak dapat memberikan
jawaban atas pertanyaan tentang dari manakah asal-usul hidup pertama
kali. Karena itulah orang menjadi bingung. Pada abad pertengahan alQuranul-Karim dan Rasulullah salah satunya pendobrak pintu kegelapan
teori ini dengan mengemukakan fakta-fakta penciptaan manusia yang
sangat rumit dan ajaib.
Ekologi manusia merupakan bagian dari autekologi, suatu ilmu yang
mempelajari satu jenis organisme, atau disebut juga ekologi satu jenis

makhluk hidup. Di dalamnya dipelajari bagaimana manusia berinteraksi


dengan komponen alam, baik secara timbal balik maupun searah.
Dalam perkembangannya teori evolusi Darwin mendapat tantangan
(terutama dari golongan agama, dan yang menganut paham teori
penciptaan Universal Creation), dukungan dan pengkayaan-pengkayaan.
Jadi, teori sendiri juga berevolusi sehingga teori evolusi biologis yang
sekarang kita kenal dengan label Neo Darwinian dan Modern Sintesis,
bukanlah murni seperti yang diusulkan oleh Darwin. Berbagai istilah di
bawah ini merupakan hasil pengkayaan yang mencerminkan pergulatan
pemikiran dan argumentasi ilmiah seputar teori evolusi: berdasarkan
kecepatan evolusi (evolusi quasi dan evolusi quantum); berdasarkan
polanya (evolusi gradual, evolusi punctual, dan evolusi saltasi) dan
berdasarkan skala produknya (evolusi makro dan evolusi mikro).

1.2. PERUMUSAN MASALAH


1. Bagaimana

konsep-konsep

Ekologi

bisa

menjadi

dasar

ilmu

lingkungan ?
2. Bagaimanakah perspektif keilmuan dari ekologi manusia ?
3. Definisi dan Hakikat Manusia Menurut Konsep Islam ?
4. Bagaimanakah proses terbentuknya manusia menurut teori Evolusi
Darwin ?
5. Bagaimanakah Martabat dan Kedudukan Manusia ?
6. Tujuan Penciptaan Manusia Dalam Al-Quran ?
7. Bagaimanakah pendapat penulis mengenai teori Evolusi Darwin ?

1.3. TUJUAN
Makalah ini dibuat untuk dapat mengkaji dan memahami pengetahuan
ekologi manusia dari dasar-dasar ekologi yang dipelajari dan dapat
membuat argumentasi kontra mengenai Teori Evolusi Darwin.

BAB II PEMBAHASAN
2.1. Ekologi
Istilah ekologi pertama kali dikenalkan oleh ahli biologi Jerman, yaitu Ernst
Haeckel (1834-1919). Ekologi berasal dari bahasa Yunani; oikos, artinya
rumah atau tempat tinggal dan logos artinya ilmu. Beberapa puluh tahun
kemudian, definisi secara luas tentang ekologi dikemukakan pula oleh
beberapa ahli ekologi.
Miller dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan timbal balik antara organisme dan sesamanya serta
dengan lingkungan tempat tinggalnya.
Odum dalam Darsono (1995: 16) Ekologi adalah kajian struktur dan
fungsi alam, tentang struktur dan interaksi antara sesame organism
dengan lingkungannya dan ekologi adalah kajian tentang rumah
tangga bumi termasuk flora, fauna, mikroorganisme dan manusia
yang hidup bersama saling tergantung satu sama lain.
Soemarwoto dalam Darsono (1995:16) Ekologi adalah ilmu tentang
hubungan

timbal

lingkungannya.
Resosoedarmo dkk,

balik

antara

(1985:1)[3]

makhluk
ekologi

hidup

adalah

dengan

ilmu

yang

mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan


lingkungannya.
Jadi, ekologi adalah ilmu interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya.
Mempelajari ekologi berarti mempelajari makhluk hidup, lingkungan, dan
interaksi antar keduanya. Seperti tumbuhan, hewan, dan manusia untuk
hidup bersama dan saling memengaruhi di dalam lingkungannya.
Sedangkan secara umum lingkungan berarti segala sesuatu diluar individu
yang terdiri dari semua benda atau materi, energi, kondisi, keadaan,
habitat, ruang dan proses interaksi yang terjadi di alamnya.

2.2. Perspektif Keilmuan


Secara Ontologi
Studi tentang proses, fungsi, unsur, parameter dan karakteristik interaksi
manusia dengan komponen lainnya dimana manusia sebagai thema
central. Dalam hal ini manusia adalah satu-satunya makhluk hidup yang
diberi kelebihan akal, budaya dan agama dibandingkan dengan komponen
lain dalam ekosistemnya.
Secara Epistemologi
Ekologi manusia didasarkan atas bangunan autekologi (mempelajari satu
jenis spesies) manusia yang dikaji melalui metode berfikir logik, melalui
metode riset, analisis, formulasi dan konklusi tentang fenomena interaksi
manusia dengan komponen lingkungan berdasarkan ekosistemnya.
Secara Aksiologi
Secara teoritis ekologi manusia memberikan kontribusi tentang dasardasar pemikiran ilmiah bagaimana idealnya manusia di satu sisi
merupakan bagian dari ekosistem, dan di sisi lain manusia menjadi thema
central dalam ekosistemnya. Sedangkan secar aplikatif, sangat berguna
untuk dijadikan landasan berfikir dalam upaya memberikan komitmen dan
integritas terhadap stabilitas dan sustainabilitas keutuhan ekosistem
dimana manusia itu sendiri ada di dalamnya. Studi ekologi manusia sama
dengan mempelajari eksistensi manusia dalam hubungannya dengan
semua sektor kehidupannya baik sektor kehidupan yang bersifat sistemsistem sosial yang disebut sosiosistem maupun sistem-sistem biofisika
yang disebut ekosistem.
Adapun keterlibatan manusia dalam ekosistemnya ialah:
Pertama, manusia terlibat langsung sebagai bagian dari unsur-unsur
dalam sebuah bentuk ekosistem secara imanen dengan komponen
lainnya. Misalnya manusia, tumbuhan, hewan dan benda mati, yang
saling berinteraksi dalam sebuah sistem atau ekosistem melalui
proses rantai makanan.
Kedua, manusia secara transendental tidak terlibat langsung
sebagai bagian dari unsur-unsur dalam sebuah proses ekosistem
bersama komponen lainnya. Misalnya

ekosistem dari sebuah

kawasan seperti ekosistem rawa, ekosistem hutan, dan ekosistem


biota laut.
Ketiga, namun demikian baik manusia terlibat langsung ataupun
tidak terlibat langsung dalam proses ekosistem itu, ia tetap dituntut
untuk berperan memberikan komitmen dan integritasnya terhadap
ekosistem itu. Pola komitmen itu harus berdasarkan moral agama,
moral manusia, etika lingkungan dan norma-norma lainnya, agar
ekosistem-ekosistem yang berlangsung di planet bumi ini tetap
dalam tatanan keseimbangan ekologis.

2.3. Definisi dan Hakikat Manusia Menurut Konsep Islam


Manusia adalah makhluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh
Allah SWT. Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu
konsekuensi fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini.
Al-Quran

menerangkan

bahwa

manusia

berasal

dari

tanah.

Membicarakan tentang manusia dalam pandangan ilmu pengetahuan


sangat bergantung metodologi yang digunakan dan terhadap filosofis
yang mendasari. Para penganut teori psikoanalisis menyebut manusia
sebagai homo volens (makhluk berkeinginan). Menurut aliran ini, manusia
adalah makhluk yang memiliki prilaku interaksi antara komponen biologis
(id), psikologis (ego), dan sosial (superego). Pada diri manusia tedapat
unsur animal (hewani), rasional (akal) dan moral (nilai). Para penganut
teori

behaviorisme

(manusia

menyebut

mesin).

Behavior

manusia

sebagai

lahir

sebagai

homo
reaksi

mehanibcus
terhadap

introspeksionisme (aliran yang menganalisa jiwa manusia berdasarkan


laporan subjektif dan psikoanalisis (aliran yang berbicara tentang alam
bawa sadar yang tidak nampak). Behavior yang menganalisis prilaku yang
nampak saja. Menurut aliran ini segala tingkah laku manusia terbentuk
sebagai

hasil

proses

pembelajaran

terhadap

lingkungannya,

tidak

disebabkan aspek. Para penganut teori kognitif menyebut manusia


sebagai homo sapiens (manusia berpikir). Menurut aliran ini manusia tidak
di pandang lagi sebagai makhluk yang bereaksi secara pasif pada
lingkungannya, makhluk yang selalu berpikir. Penganut teori kognitif
mengecam pendapat yang cenderung menganggap pikiran itu tidak nyata

karena

tampak

tidak

mempengaruhi

peristiwa.

Padahal

berpikir

memutuskan, menyatakan, memahami dan sebagainya adalah fakta


kehidupan manusia.
Dalam al-quran istilah manusia ditemukan 3 kosa kata yang berbeda
dengan makna manusia,

akan tetapi memilki substansi yang berbeda

yaitu kata basyar, insan dan an-nas.


Kata basyar dalam al-quran disebutkan 37 kali salah satunya al-kahfi :
innama anaa basyarunmitlukum (sesungguhnya aku ini hanya seorang
manusia seperti kamu). Kata basyar selalu dihubungkan pada sifat-sifat
biologis, seperti asalnya dari tanah liat, atau lempung kering (al-hijr : 33 ;
al-ruum : 20), manusia makan dan minum (al-muminuum : 33).
Kata insan disebutkan dalam al-quran sebanyak 65 kali, diantaranya (alalaq : 5), yaitu allamalinsaana maa lam ya (dia mengajarkan manusia
apa yang tidak diketahuinya). Konsep islam selalu dihubungkan pada sifat
psikologis atau spiritual manusia sebagai makhluk yang berpikir, diberi
ilmu dan memikul amanah (al-ahzar : 72). Insan adalah makhluk yang
menjadi (becoming) dan terusbergerak maju ke arah kesempurnaan.
Kata an-nas disebut sebanyak 240 kali, seperti al-zumar : 27 walakad
dlarabna linnaasi fiihaadzal quraani min kulli matsal (sesungguhnya telah
kami

buatkan

bagi

manusia

dalam

al-quran

ini

setiap

macam

perumpamaan). Konsep al-nas menunjuk pada semua manusia sebagai


makhluk

sosial

atau

secara

kolektif.

Dengan

demikian

al-quran

memandang manusia sebagai makhluk biologis, psikologis, dan sosial.


Manusia sebagai basyar, diartikan sebagai makhluk sosial yang tidak
biasa hidup tanpa bantuan orang lain dan atau makhluk lain. Sebenarnya
manusia itu terdiri dari 3 unsur yaitu :
1. Jasmani
Terdiri dari air, kapur, angin, api dan tanah.
2. Ruh

Terbuat dari cahaya (nur). Fungsinya hanya untuk menghidupkan


jasmani saja.
3. Jiwa (an nafsun/rasa dan perasaan)
Manusia memiliki fitrah dalam arti potensi yaitu kelengkapan yang
diberikan pada saat dilahirkan ke dunia. Potensi yang dimiliki manusia
dapat di kelompokkan pada dua hal yaitu potensi fisik dan potensi
rohani.
Ibnu sina yang terkenal dengan filsafat jiwanya menjelaskan bahwa
manusia adalah makhluk sosial dan sekaligus makhluk ekonomi. Manusia
adalah makhluk sosial untuk menyempurnakan jiwa manusia demi
kebaikan hidupnya, karena manusia tidak hidup dengan baik tanpa ada
orang lain. Dengan kata lain manusia baru bisa mencapai kepuasan dan
memenuhi segala kepuasannya bila hidup berkumpul bersama manusia.
Ekologi manusia diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana
ekosistem mempengaruhi dan dipengaruhi kehidupan manusia. Atau ilmu
yang mengkaji interaksi manusia dengan lingkungannya. Batasan ini
masih objektif dan bersifat netral, sedangkan yang bersifat subjektif dan
bertujuan ialah ilmu yang mempelajari tempat dan peranan manusia
dalam ekosistemnya, atau yang lebih bertujuan lagi ialah ilmu yang
mempelajari hakikat dan pengaturan tingkah laku manusia dalam
lingkungan hidupnya.

2.4. Asal-usul Manusia dan Penciptaan Manusia


Teori Evolusi Charles Darwin
Jika kita berdebat tentang asal mula manusia, maka yang terpikir,
terlintas atau terbersit pertama kali dipikiran adalah teori evolusi Charles
Darwin. Dalam teori evolusi Charles Darwin dijelaskan bahwa manusia
pertama adalah kera, sedangkan dalam kitab suci umat Islam yaitu AlQuran, dijelaskan bahwa manusia diciptakan oleh Allah SWT. Namun,
hingga

saat

ini

para

ilmuwan

masih

terus

mencari

bukti

untuk

memastikan asal mula manusia. Pernyataan Darwin mendukung bahwa

manusia modern berevolusi dari sejenis makhluk yang mirip kera. Selama
proses evolusi tanpa bukti ini, yang diduga telah dimulai dari 5 atau 6 juta
tahun yang lalu, dinyatakan bahwa terdapat beberapa bentuk peralihan
antara manusia modern dan nenek moyangnya. Menurut skenario yang
sungguh dibuat-buat ini, ditetapkanlah empat kelompok dasar sebagai
berikut :
Australophithecines
Homo habilis
Homo erectus
Homo sapiens
Teori evolusi Charles Darwin adalah teori evolusi yang didasarkan pada
teori Seleksi Alam, yang pertama kali dikemukakan oleh Charles Darwin
dalam bukunya "On the Origin of Species" atau "Asal Usul Spesies" yang
diterbitkan tahun 1859. Teori seleksi alam memiliki konsep bahwa spesies
yang berhasil beradaptasi dengan baik akan terus bertahan hidup,
sedangkan yang tidak dapat beradaptasi akan punah. Karena teori yang
dibuat Charles Darwin ini, ia jadi dijuluki sebagai "Bapak Evolusi". Charles
Darwin melakukan penelitian tentang tumbuhan dan hewan untuk
mempelajari tentang proses evolusi. Pengamatan yang ia lakukan di
kepulauan Galapagos membuatnya menyadari konsep dasar evolusi. Ia
menyadari bahwa burung Finch yang mendiami pulau-pulau berbeda
memiliki

sedikit

perbedaan.

Dalam

pengamatannya,

Darwin

mengidentifikasi beragam spesies burung Finch yang memiliki perbedaan


pada bentuk dan ukuran paruh mereka. Perbedaan paruh itu berhubungan
dengan makanan yang tersedia di wilayah yang didiami oleh tiap burung
tersebut. Bertentangan dengan ini, ia mengamati hanya ada satu spesies
burung Finch di Amerika Selatan. Darwin berasumsi bahwa spesiesspesies di kepulauan Galapagos mungkin telah berevolusi dari spesies
yang ditemukan di Amerika Selatan.
Menurut

Darwin,

Galapagos

dan

spesies
kemudian

asli

burung

tersebar

Finch

pada

datang

kondisi

ke

kepulauan

lingkungan

yang

bervariasi. Seiring berjalannya waktu, anatomi burung-burung tersebut


secara alami termodifikasi sebagai adaptasi terhadap kondisi lingkungan
yang ada. Dalam istilah yang lebih sederhana, mereka termodifikasi agar
dapat lebih mudah mengkonsumsi makanan, sehingga meningkatkan
kemungkinan bertahan hidup untuk reproduksi. Misalnya, burung Finch
yang hidup di tanah memiliki paruh besar untuk memecahkan biji-bijian.
Burung yang berhasil bertahan hidup terus hidup dan bereproduksi,
sedangkan yang tidak berhasil beradaptasi meninggal dan punah.
Modifikasi pada paruh burung Finch ini mungkin berkembang setelah
banyak generasi. Karena burung-burung ini secara anatomis berbeda satu
sama lain, mereka terisolasi secara reproduktif, sehingga menimbulkan
spesies berbeda.
Darwin mencoba mengaplikasikan teori ini pada semua makhluk hidup,
Darwin menyatakan bahwa individu-individu yang berasal dari spesies
yang sama akan menunjukkan adanya variasi diantara mereka. Kemudian
individu-individu yang memiliki sifat menguntungkan akan terus hidup
dan berkembang biak. Akhirnya setelah banyak generasi, sifat-sifat
menguntungkan menjadi lebih umum, sehingga populasi berkembang
terdiri dari sifat yang menguntungkan saja. Seleksi alam dapat dijelaskan
dengan cara yang sama dengan prosedur pembiakan yang dilakukan oleh
peternak untuk hewan-hewan domestik. Sapi-sapi produktif terbaik biasa
digunakan untuk pembiakan. Proses ini secara bertahap akan membuang
sifat yang tidak diinginkan. Demikian pula seleksi alam, secara bertahap
menghilangkan

spesies

yang

tidak

dapat

beradaptasi

baik,

dan

mendukung spesies yang dapat beradaptasi dengan baik.


Evolusionis secara tidak langsung menyatakan bahwa setiap jenis ini
adalah

nenek

moyang

jenis

selanjutnya.

Namun

teori

tersebut

dibantahkan oleh kurang adanya pembuktian antara lain tidak di


temukannya fosil transisi antara kera menjadi tegap berdiri seperti
manusia selayaknya yang kemudian disebut Missing Link. Darwin tidak
dapat menjelaskan mngenai sel dan metamorfosis pada struktur mata
yang sempurna.

2.5. Penciptaan Manusia Menurut Al-Quran


Saat Allah SWT merencanakan penciptaan manusia, ketika Allah mulai
membuat cerita tentang asal-usul manusia, Malaikat Jibril seolah
khawatir karena takut manusia akan berbuat kerusakan di muka bumi. Di
dalam Al-Quran, kejadian itu diabadikan,".. Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu
berfirman kepada para malaikat, Sesungguhnya, Aku akan menciptakan
manusia dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang
diberi bentuk. Maka, apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan
telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku,maka tunduklah kamu
kepadanya dengan bersujud" (QS. Al Hijr: 28-29).
Adapun Dalam Al-Quran urutan proses kejadian manusia secara biologis
dituangkan

dalam

firmannya

Dan

sesungguhnya

Kami

telah

menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian


Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang
kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu
segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging
itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus
dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk)
lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Al-Muminun
12-14). Kesesuian isi Al-Quran dengan perkembangan ilmu pengetahuan
(1)

Pertama : di surat Ar Rahman ayat 14: Dia menjadikan manusia


seperti tembikar (tanah yang dibakar). Yang dimaksudkan dengan
kata arab Shal-shal di ayat ini ialah: Tanah kering atau setengah

(2)

kering yakni Zat pembakar atau Oksigen.


Kedua : di ayat itu disebutkan juga kata arab Fakhkhoor yang

(3)

maksudnya ialah Zat Arang atau Carbon.


Ketiga : di surat Al Hijr ayat 28 : Dan ingatlah ketika Tuhanmu
berfirman

kepada

malaikat:

Sesungguhnya

Aku

hendak

menciptakan seorang manusia dari shalshal dan hamaa-in yang


berbentuk. Di ayat ini, tersebut juga kata arab shal-shal,
sedangkan kata arab Hamaa-in diayat tersebut ialah Zat Lemas
atau Nitrogen.

(4)

Keempat : di surat As Sajadah ayat 7 Dan Allah membuat manusia


berasal dari pada thien, yang dimaksud dengan kata arab thien

(5)

(tanah) di ayat ini ialah Atom zat air atau Hidrogen.


Kelima : di Surat Ash Shaffaat ayat 11 Sesungguhnya Aku (Allah)
menjadikan manusia daripada lazib, yang dimaksud dengan kata

(6)

arab lazib (tanah liat) di ayat ini ialah Zat besi atau ferrum.
Keenam : di Surat Ali Imran ayat 59Dia menjadikan Adam daripada
turab kemudian Allah berfirman kepadanya jadilah engkau, lalu
berbentuk manusia.Yang dimaksud dengan kata turab (tanah) di
ayat ini ialah: Unsur-unsur zat asli yang terdapat didalam tanah

(7)

yang dinamai zat-zat anorganis.


Ketujuh : di surat Al Hijr ayat 29: Maka setelah Aku sempurnakan
(bentuknya), lalu Kutiupkan ruh-Ku kepadanyaKetujuh ayat Al
Quran yang saya baca ini Allah telah menunjukkan tentang proses
kejadian manusia sehingga lalu ditiupkan ruh kepadanya sehingga
manusia bernyawa (bertubuh jasmani dan rohani).

2.6. Martabat dan Kedudukan Manusia


Dibandingkan dengan makhluk lainnya, manusia mempunyai kelebihan.
Kelebihan itu membedakan manusia dengan makhluk lainnya. Kelebihan
manusia

adalah

kemampuan

untuk

bergerak

dalam

ruang

yang

bagaimanpun, baik di darat, di laut, maupun di udara. Sedangkan


binatang hanya mampu bergerak di ruang yang terbatas. Walaupun ada
binatang yang bergerak di darat dan di laut,namun tetap saja mempunyai
keterbatasan dan tidak bisa melampaui manusia. Di samping itu, manusia
di beri akal dan hati sehingga dapat memahami ilmu yang diturunkan
Allah. Allah menciptakan manusia dalam keadaan sebaik-baiknya (attiin,95:4). Manusia tetap bermartabat mulia, kalau mereka sebagai
khalifah (makhluk alternative) tetap hidup dengan ajaran Allah (QS. Alanam:165). Oleh karena ilmu manusia di lebihkan dari makhluk lainnya.

2.7. Tujuan Penciptaan Manusia Dalam Al-Quran


Allah berfirman dalam surat Adz-Dzaariyaat Ayat 56 :

Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka
mengabdi kepada-Ku Tujuan penciptaan manusia adalah menyembah
kepada penciptanya yaitu allah. Pengertian penyembahan kepada Allah
tidak bisa di artikan secara sempit, dengan hanya membayangkan aspek
ritual yang tercermin dalam shalat saja. Penyembahan berarti ketundukan
manusia dalam hukum Allah dalam menjalankan kehidupan di muka bumi,
baik yang menyangkut hubungan manusia dengan tuhan maupun
manusia dengan manusia. Oleh kerena penyembahan harus dilakukan
secara suka rela, karena Allah tidak membutuhkan sedikit pun pada
manusia karena termasuk ritual-ritual penyembahannya. Penyembahan
yang sempurna dari seorang manusia adalah akan menjadikan dirinya
sebagai khalifah Allah di muka bumi dalam mengelola alam semesta.
Keseimbangan pada kehidupan manusia dapat terjaga dengan hukumhukum kemanusiaan yang telah Allah ciptakan.

2.8. Pendapat Penulis mengenai Teori Evolusi Darwin (Kontra)


Sebagian

orang

yang

pernah

mendengar

"teori

evolusi"

atau

"Darwinisme" mungkin beranggapan bahwa konsep-konsep tersebut


hanya berkaitan dengan bidang studi biologi dan tidak berpengaruh
sedikit pun terhadap kehidupan sehari-hari. Anggapan ini sangat keliru
sebab teori ini ternyata lebih dari sekadar konsep biologi. Teori evolusi
telah menjadi pondasi sebuah filsafat yang menyesatkan sebagian besar
manusia. Filsafat tersebut adalah "materialisme", yang mengandung
sejumlah pemikiran penuh kepalsuan tentang mengapa dan bagaimana
manusia muncul di muka bumi. Materialisme mengajarkan bahwa tidak
ada sesuatu pun selain materi dan materi adalah esensi dari segala
sesuatu, baik yang hidup maupun tak hidup.
Berawal dari pemikiran ini, materialisme mengingkari keberadaan Sang
Maha Pencipta. Di abad ke-20, teori evolusi telah terbantahkan tidak
hanya oleh ilmu biologi molekuler, tapi juga oleh paleontologi, yakni ilmu
tentang fosil. Tidak ada sisa fosil yang mendukung evolusi yang pernah
ditemukan dalam penggalian yang dilakukan di seluruh penjuru dunia.

Fosil adalah sisa jasad makhluk hidup yang pernah hidup di masa lampau.
Bentuk dan susunan kerangka makhluk hidup, yang tubuhnya segera
terlindungi dari sentuhan udara, dapat terawetkan secara utuh. Sisa
kerangka ini memberi kita keterangan tentang sejarah kehidupan di bumi.
Jadi, catatan fosil lah yang memberikan jawaban ilmiah terhadap
pertanyaan seputar asal usul makhluk hidup.
Teori evolusi menyatakan bahwa semua makhluk hidup yang beraneka
ragam berasal dari satu nenek moyang yang sama. Menurut teori ini,
kemunculan makhluk hidup yang begitu beragam terjadi melalui variasivariasi kecil dan bertahap dalam rentang waktu yang sangat lama. Teori
ini menyatakan bahwa awalnya makhluk hidup bersel satu terbentuk.
Selama ratusan juta tahun kemudian, makhluk bersel satu ini berubah
menjadi ikan dan hewan invertebrata (tak bertulang belakang) yang hidup
di laut. Ikan-ikan ini kemudian diduga muncul ke daratan dan berubah
menjadi reptil. Dongeng ini pun terus berlanjut, dan seterusnya sampai
pada pernyataan bahwa burung dan mamalia berevolusi dari reptil.
Seandainya pendapat ini benar, mestinya terdapat sejumlah besar
spesies peralihan (juga disebut sebagai spesies antara, atau spesies
mata rantai) yang menghubungkan satu spesies dengan spesies yang lain
yang menjadi nenek moyangnya. Misalnya, jika reptil benar-benar telah
berevolusi menjadi burung, maka makhluk separuh-burung separuh-reptil
dengan jumlah berlimpah mestinya pernah hidup di masa lalu. Di samping
itu, makhluk peralihan ini mestinya memiliki organ dengan bentuk yang
belum sempurna atau tidak lengkap. Darwin menamakan makhluk dugaan
ini sebagai bentuk-bentuk peralihan antara.
Skenario evolusi juga mengatakan bahwa ikan, yang berevolusi dari
invertebrata, di kemudian hari merubah diri mereka sendiri menjadi amfibi
yang dapat hidup di darat. (Amfibi adalah hewan yang dapat hidup di
darat dan di air, seperti katak).
Tapi, sebagaimana yang ada dalam benak kami, skenario ini pun tidak
memiliki bukti. Tak satu fosil pun yang menunjukkan makhluk separuh
ikan separuh amfibi pernah ada. Saat mengemukakan teori ini, ia tidak

dapat menunjukkan bukti-bukti fosil bentuk peralihan ini. Dengan kata


lain, Darwin sekedar menyampaikan dugaan yang tanpa disertai bukti.
Pada tahun 1953, hasil pengujian secara menyeluruh terhadap fosil
tersebut menunjukkan kepalsuannya. Tengkorak tersebut berasal dari
manusia yang hidup beberapa ribu tahun yang lalu, sedangkan tulang
rahangnya berasal dari bangkai kera yang baru terkubur beberapa tahun.
Gigi-giginya ditambahkan kemudian agar terlihat mirip manusia lalu
persendiannya disumpal. Setelah itu seluruh fosil diwarnai dengan
potasium dokromat agar tampak kuno.
Jika kita kaitkan dengan ayat Allah Subhanahu wa ta'ala di dalam Al-Quran
Al-Karim

dan

hadits

Rasulullah

tentang

manusia

pertama,

besar

kemungkinan para hamba sahaya teori evolusi akan menentangnya.


Mereka akan mencari alibi dan dalih untuk membuat penafsiran 'lain' alias
menentang kebenaran yang ada di dalamnya.
Fanatisme buta kepada teori evolusi telah membuat mereka menentang
apa yang telah Allah sampaikan dalam kitab suci.
Kesimpulannya, bahwa manusia purba tidak pernah ada, sebab teori
evolusi juga tidak pernah terbukti. Ada sejuta kejanggalan yang memaksa
teori evolusi termasuk teori manusia purba harus dihapus dari kurikulum
pendidikan sekolah.
Adam alaihissalam adalah makhluk cerdas pertama di muka bumi.
Dengan kedatangan beliau, maka untuk pertama kalinya bumi didatangi
oleh makhluk cerdas dari luar angkasa (alien). Kecerdasan manusia
sungguh

merupakan

loncatan

besar

dalam

sejarah

bumi,

yang

sebelumnya hanya dihuni oleh makhluk-makhluk kelas bawah berupa


hewan dan tumbuhan.

BAB III PENUTUP


3.1.

Kesimpulan

Manusia adalah makhluk paling sempurna yang diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki manusia merupakan suatu konsekuensi
fungsi dan tugas mereka sebagai khalifah di muka bumi ini. Manusia itu
terdiri dari 3 unsur yaitu Jasmani, Ruh dan Jiwa. Tujuan penciptaan
manusia adalah untuk menyembah kepada penciptanya yaitu Allah SWT.
Secara ilmiah teori evolusi Darwin utama belum dapat dikatakan runtuh,
karena sebelum ditemukan bukti-bukti empiris yang bertentangan dengan
kesimpulan teori tersebut, maka pernyataan dalam teori itu masih

dianggap benar. Akan tetapi sampai saat ini banyak kalangan masih
meragukan kebenaran teori itu terutama dari kalangan agama.
Asal usul manusia menurut Islam mengakui dan meyakini rukun iman
yang enam, maka sudah sepantasnya kita mengakui bahwa Al Quran
adalah satu-satunya literatur yang paling benar dan bersifat global bagi
ilmu pengetahuan termasuk mengenai masalah evolusi Darwin.

DAFTAR PUSTAKA
(1)
(2)
(3)

http://risyaanjanijrs.blogspot.co.id/2013/12/makalah-ekologi.html
http://www.slideshare.net/rhedwiyuni/konsep-islam-tentang-manusia
Anwar, Sofyan Mufid. 2010. Ekologi Manusia. Bandung: Remaja

(4)

Rosda Karya.
Ereshefsky, M. 1992. The Unit of Evolution: Essays on The Nature og

(5)

Species. A Bradford Book The MIT Press. Cambridge.


Greene, J. C. 1977. Science, Ideology, and World View. University of
California Press. Los Angeles.

Anda mungkin juga menyukai