Anda di halaman 1dari 4

Dari pemeriksaan fisik dapat dinilai beberapa parameter dan ditentuk risiko

sepsis pada pasien baru (tabel 9).8

Tabel 9: Menilai Risiko Sepsis berdasarkan Pemeriksaan Fisik 8

2.7 PEMERIKSAAN LABORATORIUM


Pada pemeriksaan laboratorium seringkali ditemukan kelainan hematologik
maupun gangguan elektrolit. Kelainan hematologik yang dapat ditemukan ialah
leukositosis atau leukopenia, trombositopenia, pemanjangan PT dan APTT, kadar
fibrinogen serum berkurang, kadar produk degradasi fibrinogen meningkat, anemia,
dan peningkatan netrofil/ shift to the left. Bila dilakukan pemeriksaan sediaan apus
dapat ditemukan sel darah putih dalam bentuk yang imatur (batang, mieolosit,
promielosit), vakuolisasi netrofil, granulasi toksik, dan badan Dohle. Bila yang
didapatkan ialah suatu netropenia merupakan pertanda buruk sepsis karena
menunjukkan adanya infeksi yang berat yang menimbulkan deplesi sumsum tulang. 1-
2,4

Kelainan elektrolit yang dapat ditemukan ialah hiperglikemia sebagai respons


terhadap sepsis akut (stress response) atau justru hipoglikemia bila cadangan glikogen
tubuh telah habis terpakai untuk memenuhi kebutuhan metabolik tubuh.
Hiperglikemia merupakan hasil dari peningkatan kadar glukokortikoid, katekolamin
dan resistensi insulin pada pasien sepsis. Rangsangan dari luka ataupun sepsis
mengaktifkan hipotalamus dan melepaskan hormon kortikotrofin yang distimulasi
oleh pelepasan adrenocorticotropic hormone (ACTH) dari pituitari anterior. ACTH
akan merangsang kelenjar adrenal untuk melepaskan kortisol dari zona fasciculata dan
retikularis adrenal. Pelepasan ACTH juga distimulasi oleh penurunan tekanan pada
baroreseptor di dalam carotid bodies dan lengkung aorta. Pelepasan katekolamin
disebabkan oleh penurunan tekanan darah dan juga rangsangan yang terjadi di
hipotalamus. Formasi retikularis dan dan spinal cord menghantarkan sinyal ke saraf
simpatis post ganglion dan berakhir dengan pelepasan epinefrin dan norepinefrin dari
medula adrenal. Hasil akhir dari proses metabolisme hipotalamus dan kelenjar adrenal
berkaitan dengan stress yang terjadi pada pasien dalam keadaan sepsis atau sakit kritis
akan meningkatkan mekanisme umpan balik hormonal. Respon ini akan
menyebabkan resistensi insulin sehingga tidak mampu mempertahankan keadaan
glukosa darah normal.9
Kelaianan elektrolit lainnya dapat berupa hipokalsemia, hipoalbuminemia,
asidosis metabolik, dan serum bikarbonat yang rendah. Asidosis metabolik terjadi
akibat meningkatnya produksi laktat karena metabolisme anarob yang signifikan.2
Pasien dengan respiratory distress syndrome akan menunjukkan kelainan pada
pemeriksaan AGD berupa penurunan PaO2 yang merupakan tanda gangguan
oksigenasi dan peningkatan PaCO2 yang merupakan tanda adanya gangguan ventilasi.
Pada pasien dimana sudah terjadi MODS dapat ditemukan kelainan pada pemeriksaan
fungsi ginjal maupun pemeriksaan fungsi hati. Analisa cairan tubuh mungkin
didapatkan adanya leukosit pada cairan yang steril, netrofil, atau bahkan dapat
ditemukan bakteri.2
Pemeriksaan kultur dilakukan untuk mengetahui etiologi dari sepsis.
Pengambilan spesimen kultur sesuai dengan kecurigaan letak fokus infeksi. Spesimen
kultur dapat berupa darah, urin, cairan serebrospinal, abses, cairan peritoneal, dan
lain-lain. Pada anak dengan sepsis hasil kultur tidak selalu positif.2
Peningkatan dari beberapa marker biokimia sering ditemukan pada pasien
dengan SIRS/ sepsis. Marker biokimia yang dimaksud ialah LED/ erythrocyte
sedimentation rate, C-reactive protein (CRP), base deficit (BE), interleukin-6, dan
kadar prokalsitonin.1 Tabel 10 memuat marker biokimia yang dapat digunakkan secara
klinis untuk menegakkan diagnosis sepsis:

Tabel 10: Marker Sepsis pada Anak 3

I. NEONATAL INFEKSI
Sepsis neonatorum adalah sindrom klinis dengan gejala infeksi sistemik dan
diikuti dengan bakteremia pada bulan pertama kehidupan. Dalam sepuluh tahun
terakhir terdapat beberapa perkembangan baru mengenai definisi sepsis. Salah
satunya menurut The International Sepsis Definition Conferences (ISDC,2001), sepsis
adalah sindrom klinis dengan adanya Systemic Inflammatory Response Syndrome
(SIRS) dan infeksi. Sepsis merupakan suatu proses berkelanjutan mulai dari infeksi,
SIRS, sepsis, sepsis berat, renjatan/syok septik, disfungsi multiorgan, dan akhirnya
kematian.

Tabel Kriteria SIRS


Usia Neonatus Suhu Laju Nadi Laju Nafas Jumlah Leukosit
Permenit Permenit x 103/mm3
Usia 0-7 hari >385C atau > 180/<100 >50 >34
<36,5 C

Usia 7-30 hari >38,5C atau > 180/<100 >40 >19,5 atau <5
<36,5 C
Definisi SIRS pada neonatus ditegakkan bila ditemukan 2 dari 4 kriteria dalam
tabel. Salah satu di antaranya adanya kelainan suhu atau leukosit.

Anda mungkin juga menyukai