Anda di halaman 1dari 4

PROGRAM KERJA

MANAJEMEN PENGELOLAAN OBAT (MPO)


INSTALASI FARMASI RSUD SITI AISYAH KOTA LUBUKLINGGAU
TAHUN 2016

I; PENDAHULUAN
Rumah Sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan rujukan
diharapkan bisa
melaksanakan pelayanan yang komprehensif (promotif, preventif, curatife dan
rehabilitatif) sehingga Rumah Sakit dapat memberikan kontribusi lebih bagi
peningkatan derajat kesehatan melalui upaya pelayanan kesehatan yang
berkesinambungan dan sistematis.
Dalam meningkatkan mutu pelayanan di Rumah Sakit perlu ditingkatkan
suatu standar pelayanan. Mutu pelayanan di Rumah Sakit dapat dinilai dengan
cara melihat kegiatan pelayanan yang dicatat dalam dokumen rekam medis
sebagai bukti proses pelayanan sampai dengan pasien keluar Rumah Sakit.
Untuk mewujudkan sebagai bukti prosespeyanan,maka penyelenggaraan
Instalasi Farmasi RSUD Siti Aisyah harus dilaksanakan sesuai prosedur.
Pelayanan kefarmasian di Rumah Sakit merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dari sistem pelayanan kesehatan Rumah Sakit yang berorientasi
kepada pelayanan pasien, penyediaan perbekalan farmasi yang bermutu dan
terjangkau bagi semua lapisan masyarakat termasuk pelayanan farmasi klinik.
Peningkatan mutu dan Keselamtan Pasien adalah upaya untuk meningkatkan
mutu secara keseluruhan dengan terus menerus mengurangi resiko terhadap
pasien dan staf baik dalam proses klinis maupun lingkungan fisik, demi
tercapainya keinginan masyarakat untuk mendapatkan pelayanan yang
berkualittas. Selain pelayanan kesehatan yang berkuatlitas juga dituntut
pelayanan yang menjunjung/berorientasi pada keselamtan pasien. Cross & Blue
dalam Giebing 1994 mengemukakan bahwa kualitas pelayanan kesehatan
berhubungan dengan lima karakteristik proses pelayanan kesehatan yaitu :
1; Dapat dicapai;
2; Diterima masyarakat;
3; Komprehensif;
4; Berkesinambungan dan
5; Terdokumentasi.

II; LATAR BELAKANG


Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah suatu departemen atau unit atau
bagian dari suatu Rumah Sakit di bawah pimpinan seorang Apoteker dan dibantu
oleh beberapa orang Apoteker yang memenuhi persyartan perundang
undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, tempat, atau fasilitas
penyelenggaraan yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan seperti
pelayanan kefarmasian.
Instalasi Farmasi RSUD Siti Aisyah mempunyai tanggung jawab yang besar
terutama yang berhubungan dengan pelayanan obat/perbekalan farmasi mulai
dari seleksi sampai dengan pemberian obat ke pasien.
Berdasarkan hal tersebut, RSUD Siti Aisyah sebagai Rumah Sakit Rujukan
Regional berupaya menerapkan pelayanan komprehensif yang tidak hanya
menekan pelayanan aspek kuratif dan rehabilitative saja namun akan
menjadikan Rumah Sakit sebagai sarana kesehatan sehingga dipandang perlu
untuk membentuk tim Manajemen Penggunaan Obat (MPO).
Akreditasi Rumah Sakit merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan
Rumah Sakit yang dilakukan dengan membangun sistem di Rumah Sakit yang
meliputi input, process dan produk output (meliputi output dan outcome),
sehingga tercapai pelayanan yang berkualitas meliputi safety, satisfaction,
selfcare, anxienty, comfort dan knowledge.

III; TUJUAN
1; Tujuan Umum
Menyebarkan pengetahuan farmasi dengan mengadakan pertukaran
informasi antara Apoteker, Tenaga Medis dan Nonmedis yang serumpun dan
meningkatkan mutu pelayanan Instalasi Farmasi.
2; Tujuan Khusus
a; Memberi manfaat kepada Pasien, Rumah Sakit, Tenaga Medis lainnya di
Rumah Sakit yang kompeten dan memenuhi syarat.
b; Meningkatkan pemenuhan sasaran keselamatan pasien.
c; Melangsungkan pelayanan farmasi yang optimal baik dalam keadaan
biasa maupun dalam keadaan gawat darurat sesuai dengan keadaan
pasien maupun fasilitas yang tersedia.
d; Tercapainya monitoring/evaluasi pelayanan/asuhan kesehatan pasien
e; Tercapainya profesionalisme petugas kesehatan dalam melakukan
tindakan berdasarkan SPO.
f; Tercapainya kinerja yang tinggi dari Staf Instalasi Farmasi.
g; Membantu dalam pengembangan dan kemajuan profesi kefarmasian.
h; Membantu dalam penyediaan perbekalan yang memadai dan memenuhi
syarat.

IV; RUANG LINGKUP


Ruang Lingkup Farmasi dibagi menjadi dua, yaitu :
a; Farmasi Klinik, terdiri dari :
- Pemantauan Terapi Obat (PTO)
- Evaluasi Penggunaan Obat (EPO)
- Pemeliharaan Formularium
- Informasi Obat
b; Farmasi Non Klinik, terdiri dari :
- Perencanaan meliputi penetapan spesifikasi produk dan pemasok)
- Pengadaan
- Penerimaan
- Penyimpanan
- Distribusi
- Pengendalian semua perbekalan farmasi yang digunakan di Rumah
Sakit

V; KEGIATAN POKOK
1; Penyusunan Tim MPO
2; Penetapan Kebijakan tentang Pengelolaan Dan Penggunaan Perbekalan
Farmasi
3; Penetapan Obat Emergensi
4; Penetapan Obat LASA
5; Penetapan Obat High Alert
6; Penatalaksanaan terhadap penulisan resep dan pemesanan yang tidak
jelas
7; Peetapan Kebijakan Penulisan Resep memuat 9 Elemen
8; Sosialisasi Program Kerja seluruh kegiatan di masing masing Unit
Pelayanan

VI; EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN


Dalam Evaluasi pelaksanaan kegiatan ini dilakuakan secara berkala, setiap
bulan. Evaluasi dilaksanakan terhadap dampak dari Manajemen Penggunaan
Obat (MPO) yang telah dilakukan, meliputi :

Anda mungkin juga menyukai