(UTS)
Nim : 311610019
Kelas : B Pagi
Manusia sebagai makhluk yang berpikir dibekali rasa ingin tahu. Rasa
ingin tahu inilah yang mendorong untuk mengenal, memahami dan
menjelaskan gejala-gejala alam, serta berusaha untuk memecahkan masalah
yang di hadapi. Dari dorongan rasa ingin tahu dan usaha untuk memahami dan
memecahkan masalah menyebabkan manusia dapat mengumpulkan
pengetahuan. Pengetahuan yang di peroleh mula-mula terbatas pada hasil
pengamatan terhadap gejala yang alam yang ada, kemudian semakin
bertambah dengan pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikirannya.
Selanjutnya dari peningkatan kemampuan daya pikirnya ini, manusia mampu
melakukan eksperimen untuk membuktikan dan mencari kebenaran dari suatu
pengetahuan. Dari hasil pengolahan data yang diperoleh melalui eksperimen
ini kemudian dapat diperoleh pengetahuan yang baru. Setelah manusia
mampu memadukan kemampuan penalaran dengan eksperimentasi ini lahirlah
Ilmu Pengetahuan Alam yang mantap. Manusia sebagai makhluk berpikir
dibekali hasrat ingin tahu tentang benda dan peristiwayang terjadi di sekitarnya
termasuk juga ingin tahu tentang dirinya sendiri. Rasa ingin tahu inilah
mendorong manusia untuk memahami dan menjelaskan gejala-gejala alam,
baik alam besar (makrokosmos) maupun alam kecil (mikrokosmos), serta
berusaha memecahkan masalah yang dihadapi. Dorongan rasa ingin tahu dan
berusaha untuk memahami dan memecah kan masalah yang dihadapi,
menyebabkan manusia dapat mengumpulkan pengetahuan. Pengetahuan
yang terkumpul semakin banyak, disebabkan oleh rasa ingin tahu dari manusia
yang selalu berkembang, juga daya pikirnya. Hewan tidak memiliki rasa ingin
tahu seperti manusia, melainkan hanya terbatas pada instink. Pada hewan,
usaha untuk eksplorasi ke alam sekitar didorong oleh instink, yang terpusat
pada usaha untuk mempertahankan dan melangsungkan kehidupannya.
Rasa ingin tahu semacam itu tidak dimiliki oleh hewan. Rasa ingin tahu
pada hewan terbatas pada rasa ingin tahu yang tetap, yang tidak berubah dari
zaman ke zaman. Hewan bergerak dari suatu tempat ke tempat lain terutama
didorong oleh rasa ingin tahu-Nya yang bersangkutan erat dengan nalurinya
saja. Mereka hanya sekedar ingin tahu, apakah di tempat lain terdapat
makanan, atau mungkin juga apakah di tempat lain aman dari bahaya yang
mengancam dirinya dan anak-anaknya atau tidak. Hewan memerlukan tempat
tinggal (sarang) yang dapat melindungi diri dan tempat berkembang biak,
membesarkan anak-anaknya. Berbeda dengan manusia, pengetahuan hewan
mangenai makanan atau tempat tinggal (sarang) sepanjang zaman selalu tetap.
Pola pikir manusia terus mengalami perkembangan yang diawali oleh rasa
ingin tahu terhadap berbagai gejala alam yang terus memperlihatkan
aktivitasnya dan terkadang membuat manusia menjadi cemas seperti bencana
alam gunung meletus, kebakaran, kekeringan,kebanjiran dan lain-lain. Hal ini
merangsang manusia untuk terus mencari jawaban dan terjadilah berpikir
mitos yang mengandalkan keyakinan untuk suatu kepuasan. Sejalan dengan
perkembangannya berpikir mitos mulai dihubungkan dengan fenomena alam
yang sebenarnya untuk mendapatkan ramalan nasib manusia maka dikenal
Psedeu Science atau juga dikenal Astrologi. Pada masa Yunani berpikir mitos
mulai ditinggalkan sehingga munculah konsep-konsep alam yang sebagiannya
saat ini masih dapat digunakan dan diakui kebenarannya. Dunia Islam tidak
kalah ketinggalan ketika filsafat Yunani mulai padam, Islam bersinar di Persia
melahirkan para filosofis muslim yang nama besarnya mendunia karena karya-
karyanya yang ilmiah sampai dengan saat ini masih dijadikan referensi
(rujukan) bagi perkembangan Imu Pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA
Barmawi, Prof. Dr., IPA dan Perkembangan Teknologi, UNS, Solo, 1983.