PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Komunikasi adalah berbagai informasi antar individu. Sebagai proses dinamis,
komunikasi merupakan proses resiprokal (timbal balik), mempengaruhi setiap orang didalam
hubungan tersebut. Proses komunikasi dipengaruhi oleh informasi yang akan dibagikan dan
struktur hubungan. Dalam asuhan kesehatan, kerangka teoritis menyediakan dasar bagi
pemahaman komunikasi pemberi layanan kesehatan dengan pasien serta keluarganya. Model
kepercayaan kesehatan bermanfaat untuk memahami mengapa pasien mengadopsi atau
mengubah perilaku kesehatannya. Komunikasi dipengaruhi oleh persepsi dan penilaian yang
dibuat baik oleh pasien maupun tenaga pemberi layanan . petugas pemberi layanan kesehatan
menggunakan empati, kongruensi dan sikap positif atau rasa hormat untuk mencapai hubungan
terapeutik dengan pasien.
Ada 5 (lima) faktor yang berperan dalam berkomunikasi, yaitu :
1. Komunikator (pembawa berita) tempat berasalnya sumber pengertian yang dikomunikasikan
2. Message (pesan) berita yang disampaikan oleh komunikator melalui lambang- lambang,
pembicaraan, gerakan dan sebagainya
3. Channel (saluran) sarana tempat berlakunya lambang- lambang yang meliputi : pendengaran,
penglihatan, penciuman, rabaan
4. Komunikan adalah objek sasaran dari kegiatan komunikasi
5. Read Back yaitu umpan balik dalam rangka proses berlangsungnya komunikasi.
Program komunikasi efektif yang dimaksudkan yaitu Semua petugas di Rawat Inap,
petugas Instalasi Gawat Darurat, petugas Instalasi Rawat Jalan dan petugas yang akan
menjalankan suatu prosedur harus melakukan komunikasi dengan benar saat memberikan
pelayanan kepada pasien dan tidak terjadi kesalahan.
Pengurangan kesalahan dalam melakukan teknik komunikasi efektif melalui telepon di
Rumah Sakit Islam garam kalianget dengan melakukan sistem pelaporan teknik SBAR
(Situation, Background, Assesment, Recommendation). Melakukan verifikasi terhadap akurasi
dari komunikasi lisan dengan mencatat (write Back), membacakan kembali (Read Back)
dan konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan (Repeat Back).
1
2. TUJUAN
Panduan komunikasi secara efektif dengan pasien atau keluarganya untuk mencapai
pelayanan medis secara optimal , memastikan tidak terjadinya kesalahan dalam komunikasi
antar perawat dan tenaga kesehatan lainnya selama melakukan perawatan kepada pasien di
Rumah Sakit Islam garam kalianget
1. Pasien dan atau keluarga memahami dan mengerti informasi yang telah dijelaskan oleh
staf rumah sakit
2. Staf rumah sakit mampu memberikan informasi yang jelas kepada pasien dan keluarga
tentang asuhan pelayanan
3. Tenaga kesehatan lebih transparan dalam asuhan pelayanan, rencana pelayanan dan
pengobatan serta dapat bekerja sama yang baik dengan pasien
4. Mengurangi kejadian atau kesalahan yang berhubungan dengan salah komunikasi
Kesalahan ini dapat berupa: Informasi yang tidak tepat, tidak akurat, tidak lengkap, tidak
jelas dan tidak dipahami oleh penerima pesan
5. Menggunakan sistem pelaporan dengan teknik SBAR (Situation, Background,
Assesment, Recommendation)
6. Melakukan verifikasi dengan mencatat (write Back), membacakan kembali (Read Back)
dan konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan (Repeat Back).
3. PENGERTIAN
1. Komunikasi efektif Adalah : Komunikasi yang dilakukan secara tepat waktu, akurat, jelas
dan mudah dipahami oleh penerima, sehingga dapat mengurangi tingkat kesalahan
(kesalahpahaman)
2. Cara penyampaian komunikasi efektif adalah bentuk perbuatan yang menyajikan atau
memberikan pesan yang berhubungan dengan proses penambahan pengetahuan dan
kemampuan seseorang untuk mencapai hasil sesuai dengan tujuan :
a. Pemberian informasi dan edukasi adalah penyampaian berita tentang sesuatu dengan
tujuan menyadarkan dan mengubah sikap serta perilaku pasien dan atau keluarga
b. Sistem pelaporan kondisi pasien per telepon, dengan menggunakan teknik SBAR
1. S (Situation) : Kondisi terkini yang terjadi pada pasien meliputi nama, umur,
tanggal masuk, dokter yang merawat, Diagnosa medis
2. B (Background) : Informasi penting apa yang berhubungan dengan kondisi pasien
terkini
2
a. Keluhan utama, intervensi yang telah dilakukan, respon pasien berdasarkan
diagnosa keperawatan
b. Riwayat alergi, riwayat pembedahan, pemasangan alat invasif , obat atau
cairan infus
3. A (Assesment) : Hasil pengkajian kondisi pasien terkini
a. Jelaskan hasil pengkajian pasien terkini, tanda vital, pain score, tingkat
kesadaran, status restrain, resiko jatuh, status nutrisi, eleminasi, hal yang
kritis, dll
b. Hasil penunjang yang abnormal
4. R (Recommendation) : Apa yang perlu dilakukan untuk mengatasi masalah
a. Rekomendasi intervensi keperawatan yang perlu dilanjutkan
b. Edukasi pasien atau keluarga
c. Write Back adalah Staf yang menerima advis, mencatat kelengkapan advis ke
dalam catatan rekam medis pasien .
d. Read Back adalah membacakan kembali secara lengkap informasi yang
diterimanya setelah memberikan pelaporan kondisi pasien
e. Repeat Back adalah Mengulang kembali obat-obat yang pengucapan mirip,
kedengaran mirip (Look Alike, Sound Alike), nama obat harus dieja kata demi
kata
3
BAB II
RUANG LINGKUP
I. Lingkup Area Komunikasi Pemberian Informasi & Edukasi yang efektif adalah :
A. Faktor Risiko Yang Sering Menyebabkan Kesalahan Komunikasi Pemberian Informasi &
Edukasi dapat berupa:
a.Informasi yang tidak tepat
b. Informasi tidak akurat
c.Informasi tidak lengkap
d. Informasi tidak jelas
e.Informasi tidak dipahami oleh penerima pesan
f. Banyaknya tugas
g. Keterbatasan daya ingat jangka pendek
h. Kelelahan stres
i. Bekerja dilingkungan intensif
j. Intimidasi karena sistem hirarki organisasi unit kerja
k. Banyaknya tugas
l. Perbedaan tugas
B. Tatanan bahasa dalam komunikasi dan edukasi :
Proses pemberian informasi dan edukasi saat memberikan edukasi kepada pasien atau
keluarganya berkaitan dengan kondisi kesehatanya yaitu :
1. Tahap pengumpulan informasi (assesmen pasien)
Sebelum melakukan edukasi, petugas menilai dulu kebutuhan pasien dan keluarga
a. Berdasarkan data yang didapatkan dari Rekam medis pasien dan observasi
Keyakinan nilai- nilai pasien dan keluarga (nilai budaya, suku, agama dan
kepercayaan)
b. Kemampuan membaca, tingkat pendidikan dan bahasa yang digunakan
c. Hambatan emosianal dan motivasi (emosianal : depresi, senang dan marah)
d. Keterbatasan fisik dan kognitif
e. Kesediaan pasien untuk menerima informasi
2. Tahap penyampaian informasi dan edukasi yang efektif
Setelah melalui tahap assesment pasien, kemungkinan ditemukan :
a. Pasien dalam kondisi fisik dan emosionalnya baik, maka proses komunikasi
mudah disampaikan
4
b. Jika pada tahap assesment pasien ditemukan hambatan fisik (tuna rungu dan tuna
wicara), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan leaflet kepada pasien
dan keluarga sekandung (istri, anak, ayah, ibu atau saudara sekandung) dan
menjelaskannya kepada mereka
c. Jika pada tahap assesment pasien ditemukan hambatan emosional pasien (pasien
marah atau depresi), maka komunikasi yang efektif adalah memberikan materi
edukasi dan menyarankan pasien dan keluarga membaca leaflet. Apabila pasien
dan keluarga tidak mengerti materi edukasi, pasien dan keluarga bisa
menghubungi edukator yang berkaitan dengan informasi dan edukasi yang
diperlukan
3. Tahap verifikasi (memastikan pasien dan keluarganya menerima edukasi yang akan
diberikan )
a. Apabila pasien dalam kondisi baik dan dapat menerima informasi dan edukasi,
maka verifikasi yang dilakukan adalah menanyakan kembali edukasi yang telah
diberikan, (pertanyaannya adalah : Dari materi yang telah disampaikan, kira-
kira apa yang bapak atau ibu bisa pelajari ?)
b. Apabila pasien mengalami hambatan fisik, maka verifikasinya adalah dengan
pihak keluarganya dengan pertanyaan yang sama Dari materi yang telah
disampaikan, kira- kira apa yang bapak atau ibu bisa pelajari ?
c. Apabila pasien mempunyai hambatan emosional (marah atau depresi) , maka
verifikasinya adalah dengan tanyakan kembali sejauh mana pasien dan keluarga
mengerti tentang materi edukasi yang diberikan dan pahami
d. Apabila pasien merupakan difabel (different abilities people atau orang dengan
kemampuan yang berbeda), maka verifikasinya dengan pendamping pasien
e. Apabila pasien dan atau keluarga telah memahami informasi dan edukasi yang
disampaikan , maka tahap pemberian informasi dan edukasi dapat dilakukan
kembali untuk menilai kebutuhan edukasi yang lainnya. Apabila pasien dan atau
keluarga belum memahami materi edukasi yang diberikan, maka pemberian
edukasi dapat dilakukan pada waktu lain sambil mengkaji hambatan yang ada
C. Ketentuan staf yang melakukan panduan ini adalah para tenaga kesehatan antara lain :
- Medis, perawat, farmasi, bidan dan tenaga kesehatan lainnya
- Staf di Ruang Perawatan
- Staf administratif
5
- Staf pendukung yang bekerja di rumah sakit
D. Instalasi/unit pelayanan yang melaksanakan komunikasi pemberian informasi dan edukasi
adalah :
1. Kamar Operasi
2. Instalasi Gawat Darurat
3. High Care Unit
4. Instalasi Rawat Jalan
5. Instalasi Rawat Inap terdiri dari :
a. Ruang Perawatan Dewasa
b. Ruang Perawatan Anak
c. Ruang Perawatan Kebidanan dan Penyakit Kandungan
6. Instalasi Penunjang kesehatan lainya
E. Kewajiban Dan Tanggungjawab
1. Seluruh staf Rumah Sakit
a. Memahami dan menerapkan panduan peningkatan komunikasi efektif
b. Memastikan panduan komunikasi efektif yaitu tepat waktu, akurat, lengkap, jelas
dan dipahami oleh pihak-pihak terkait
c. Melaporkan dalam bentuk komunikasi elektronik, lisan dan tertulis sesuai dengan
prosedur untuk menghindari kesalahan
2. Perawat Yang Bertugas (Perawat Penanggungjawab Pasien)
a. Melaporkan kondisi pasien dalam bentuk komunikasi lewat telepon atau perintah
lisan dengan menggunakan tehnik SBAR
b. Melakukan verifikasi dengan mencatat (write Back), membacakan kembali (Read
Back) dan konfirmasi ulang terhadap perintah yang diberikan (Repeat Back).
3. Kepala Ruangan
a. Memastikan seluruh staf di Instalasi atau Unit memahami panduan peningkatan
komunikasi efektif dan menerapkannya
b. Menyelidiki semua insidens kesalahan dalam berkomunikasi dengan pasien dan
memastikan terlaksananya suatu tindakan untuk mencegah terulangnya kembali
insidens tersebut
4. Kepala Bidang / Kepala Bagian
a. Memantau dan memastikan panduan peningkatan komunikasi efektif dikelola
dengan baik oleh Kepala Ruangan
b. Menjaga standarisasi dalam menerapkan panduan peningkatan komunikasi efektif
6
BAB III
TATA LAKSANA
7
b. Dokter Instalasi Gawat Darurat, Dokter Poli dan Spesialis, Dokter Gigi, Dokter
Anestesi dan Dokter Penanggung Jawab Pelayanan (DPJP) yang menjelaskan
tentang :
1. Tujuan anamnesis dan pemeriksaan fisik (kemungkinan rasa tidak nyaman atau
sakit saat pemeriksaan)
2. Kondisi saat ini dan berbagai kemungkinan diagnosis
3. Berbagai tindakan medis yang akan dilakukan untuk menentukan diagnosa,
termasuk manfaat, risiko serta kemungkinan efek samping atau komplikasi.
4. Hasil dan interverensi dari tindakan medis yang telah dilakukan untuk
menegakkan diagnosis
5. Diagnosis
6. Pilihan tindakan medis untuk tujuan terapi ( kekurangan dan kelebihan masing-
masing cara)
7. Prognosis
8. Dukungan (support) yang tersedia
c. Instalasi Rawat Inap
Informasi pelayanan kesehatan yang bersifat umum dan khusus meliputi :
1. Rencana pelayanan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
2. Informasi tentang biaya perawatan, biaya pemeriksaan penunjang, biaya obat,
biaya operasi dan lain lain
3. Jam kunjungan dokter
4. Prosedur persiapan operasi
5. Prosedur pemulangan pasien
d. Bagian Administrasi menjelaskan tentang biaya rumah sakit secara keseluruhan
d. Bagian penunjang seperti laboratorium, radiologi, menjelaskan tentang :
1. Rencana tindakan yang akan dilakukan
2. Biaya tindakan
Setelah pasien dan keluarga mendapat informasi pelayanan kesehatan yang jelas maka
pasien atau keluarga membuat keputusan tentang rencana pengobatan dan tindakan terhadap
dirinya sesuai dengan prosedur yang sudah ditetapkan oleh rumah sakit
Pemberi informasi dan edukasi mendapatkan data yang cukup mengenai masalah medis
pasien (termasuk adanya keterbatasan kemampuan fisik maupun mental) dan mendapatkan
informasi mengenai latar belakang sosial budaya, pendidikan dan tingkat ekonomi pasien dan
atau keluarga
8
Pada pasien yang mengalami kendala dalam berkomunikasi, maka pemberian informasi
dan edukasi dapat disampaikan kepada keluarga atau pendamping pasien atas seizin pasien
9
d. Recommendation : Tindak lanjut yang dianjurkan saat itu, rekomendasi yang
dianjurkan bisa antara lain
Permintaan untuk melihat pasien sesegera mungkin, merujuk atau transfer pasien,
konsultasi ke dokter lain, atau menjelaskan pada pasien atau keluarganya tentang
perubahan kondisi yang terjadi
Permintaan advis perubahan terapi atau tindakan lain yang diperlukan, misalnya :
Mohon advis, usul Foto Thorax, dll
Petunjuk pengisian pada pelayanan terintegrasi, saat perawat melaporkan kondisi
pasien lewat telepon
1 Teknik SBAR Dilakukan saat perawat melaporkan kondisi pasien,
melalui telepon
2 Write Back Diisi dengan mencatat apa yang telah dilaporkan dan
advis yang telah diterima oleh perawat
3 Read Back Disi dengan memberikan tanda () setelah melakukan
pengulangan informasi , si penerima informasi telah
mengatakan ya atau ketepatan pengulangan
4 Repeat Back Diisi dengan memberikan tanda ( ), bila sudah
mengulang kembali obat-obat yang pengucapan mirip,
kedengaran mirip (Look Alike, Sound Alike) dan sudah
mengeja nama obat kata demi kata
5 Tanda tangan Dituliskan setelah mendapatkan informasi dan melakukan
dan nama jelas Read Back
6 Tanda tangan Ditanda tangani 1 x 24 jam setelah advis atau informasi
Dokter atau diberikan
petugas
kesehatan lain
Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama
yang tercantum di Rekam Medis
Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada
pasien anak- anak dan jenis kelamin laki- laki / perempuan
Ruang Diisi lengkap nama ruang pasien berasal
Dokter Diisi dengan nama lengkap dokter yang merawat
Situation 1. Diisi dengan lengkap tanggal perpindahan pasien,
pukul, gelang identitas pasien dilakukan pengecekan
kembali, di tuliskan lengkap nama dokter yang
merawat
2. Diisi dengan lengkap Diagnosa Medis
10
3. Diisi Tanda cek () pada kolom ya atau tidak pada
pasien atau keluarga yang sudah dijelaskan mengenai
diagnosis penyakitnya
4. Diisi pembedahan /invasif yang telah dilakukan dan
tanggal pelaksanaannya
Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau
obat serta tulis dengan lengkap nama obat yang
menyebabkan alergi dan riwayat reaksi yang
ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart,
contact, airborne, droplet
7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap
pukul dan tingkat kesadarannya dan beri tanda ()
pada kolom yang sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi
tanda () pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral
atau NGT, diisi lengkap batasan cairan dan diet
khusus yang akan diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom
BAB yang sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom
BAK dan ditulis secara lengkap jenis kateter, No
Kateter serta tanggal pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda ()
pada kolom sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda ()
11
pada kolom ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap
kondisi, lokasi serta ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat
khusus yang diperlukan
Recomendation Hal hal istimewa yang berhubungan dengan kondisi
pasien :
1. Diisi dengan menuliskan hal istimewa secara
lengkap kondisi pasien, diagnosa keperawatan
yang sudah teratasi serta yang belum teratasi
2. Diisi secara lengkap rencana atau telah
dikonsultasikan, rencana pemeriksaan
Laboratorium atau Radiologi
3. Terapi diisi obat- obatan yang telah diberikan
kepada pasien
4. Fisioterapi /mobilisasi diisi lengkap apa yang telah
dilakukan
5. Persiapan pulang diisi secara lengkap persiapan
pulang pasien yang telah dilakukan
6. Rencana tindakan lebih lanjut diisi secara lengkap
yang akan diberikan kepada pasien serta semua
hasil- hasil selama pasien dirawat di berikan
dengan melengkapi kolom obat, barang dan
dokumen yang disertakan , hasil laborat, hasil foto
Rongent, Hasil CT Scan dan nomer Rekam Medis
lama beri tanda () bila ada atau tidak ada
7. Isi dengan memberikan tanda tangan secara
lengkap pada kolom disetujui, mengetahui,
diserahkan dan diterima
12
b. Definisi transporter pasien adalah petugas yang mempunyai kewenangan dan
memiliki kompetensi melakukan perpindahan pasien
c. Macam perpindahan atau tranfer pasien di Rumah Sakit Islam garam kalianget terdiri
dari :
a. Perpindahan atau tranfer pasien keluar Rumah Sakit atau merujuk pasien
Prof. Dr. Soekitjo Notoatmojo (2008) mendefinisikan sistem rujukan sebagai suatu
sistem penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan
tanggungjawab timbal balik terhadap satu kasus penyakit , masalah
kesehatan secara vertikal (dari unit yang lebih mampu menangani ) secara horizontal
(antar unit- unit yang setingkat kemampuannya)
b. Perpindahan atau tranfer pasien di dalam rumah sakit/ pindah ruang
Yang dimaksud perpindahan atau tranfer pasien didalam rumah sakit adalah
memindahkan dari unit atau ruang perawatan ke unit atau ruang perawatan yang lain
dengan tujuan :
1. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan selanjutnya
2. Memenuhi keinginan keluarga atau pasien
4. Tatalaksana Petunjuk Pengisian Perpindahan Pasien
a. Perpindahan pasien antar ruangan
b. Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke rawat Inap
c. Perpindahan pasien dari HCU ke rawat Inap
d. Perpindahan pasien dari Rumah Sakit Islam garam kalianget ke Rumah Sakit Lain
a.1. Perpindahan Pasien Antar Ruangan
a. Memindahkan pasien dari ruang perawatan ke ruang perawatan yang berbeda
b. Sesuai dengan kasusnya (mencegah infeksi nasokomial)
c. Sesuai dengan kamar yang diinginkan
b.1 Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke Rawat Inap
a. Perpindahan pasien dari IGD/IRJ ke Ranap untuk mendapatkan perawatan lebih
lanjut
b. Memberikan perasaan nyaman dan tenang pada pasien yang akan mendapatkan
pengobatan dan perawatan di rawat inap
Petunjuk pengisian perpindahan pasien antar ruangan:
1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang
tercantum di Rekam Medis
13
2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien
anak- anak dan jenis kelamin laki- laki / perempuan
6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau obat
serta tulis dengan lengkap nama obat yang menyebabkan
alergi dan riwayat reaksi yang ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal yang ditemukan
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart, contact,
airborne, droplet
7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap pukul dan
tingkat kesadarannya dan beri tanda () pada kolom yang
sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda ()
pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau NGT,
diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan
diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB yang
14
sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK dan
ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal
pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan kolom
yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda () pada kolom
sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada kolom
ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta
ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus yang
diperlukan
15
kolom disetujui, Diketahui, diserahkan dan diterima
1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang
tercantum di Rekam Medis
2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien anak-
anak dan jenis kelamin laki- laki / perempuan
6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau obat serta
tulis dengan lengkap nama obat yang menyebabkan alergi dan
riwayat reaksi yang ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart, contact,
airborne, droplet
16
7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap pukul dan
tingkat kesadarannya dan beri tanda () pada kolom yang
sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda ()
pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau NGT,
diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan
diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB yang
sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK dan
ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal
pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan kolom
yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai dengan kolom
yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda () pada kolom
sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada kolom
ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta
ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus yang
diperlukan
17
dirawat di berikan dengan melengkapi kolom obat, barang dan
dokumen yang disertakan , hasil laborat, hasil foto Rongent,
Hasil CT Scan ,USG, Indoskopi, MRI dengan beri tanda ()
(bila ada)
Admission form diisi dengan memberikan tanda () sesuai
dengan kolom yang sesuai dengan kondisi pasien
Catatan terintegrasi diisi dengan memberikan tanda () sesuai
dengan kondisi pasien
6. Isi dengan memberikan tanda tangan secara lengkap pada
kolom disetujui, diketahui, diserahkan dan diterima
1. Nama pasien Diisi dengan nama lengkap pasien sesuai dengan nama yang
tercantum di Rekam Medis
2. Umur /seks Diisi sesuai umur pasien dalam tahun atau bulan pada pasien
anak- anak dan jenis kelamin laki- laki / perempuan
18
pelaksanaannya
6. Back Ground 1. Diisi tanda cek () ya atau tidak alergi makanan atau obat
serta tulis dengan lengkap nama obat yang menyebabkan
alergi dan riwayat reaksi yang ditimbulkannya
2. Diisi lengkap intervensi medis/keperawatan yang telah
dilakukan
3. Diisi lengkap Investigasi abnormal
4. Diisi tanda cek () pada kewaspadaan standart, contact,
airborne, droplet
7. Assesment 1. Diisi pada observasi terakhir ditulis secara lengkap pukul dan
tingkat kesadarannya dan beri tanda () pada kolom yang
sesuai dengan poin kesadarannya
2. GCS dituliskan lengkap, pupil dan cahaya diberi tanda ()
pada bagian kanan atau kiri
3. Untuk diet /nutrisi , diberi tanda () masuk oral atau NGT,
diisi lengkap batasan cairan dan diet khusus yang akan
diberikan
4. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAB yang
sesuai dengan kondisi pasien
5. Diisi dengan memberikan tanda () pada kolom BAK dan
ditulis secara lengkap jenis kateter, No Kateter serta tanggal
pemasangannya
6. Untuk mobilisasi Diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai dengan kondisi
7. Tranfer/mobilisasi diisi dengan tanda () sesuai dengan
kolom yang sesuai kemampuan pasien
8. Alat bantu yang digunakan diisi dengan tanda () pada
kolom sesuai dengan kondisi pasien
9. Luka /merawat dikubitus diisi dengan tanda () pada kolom
ya, tidak dan tuliskan dengan lengkap kondisi, lokasi serta
ukurannya
10. Tulis lengkap saat pemasangan infus dan alat khusus yang
19
diperlukan
20
2. Sistem timbang terima pasien dilaksanakan pada tiap pergantian shift
3. Perawat yang bertugas untuk menggantikan shift berikutnya datang 15 menit sebelum
timbang terima dilaksanakan
4. Pelayanan dapat terkoordinasi dengan baik, tersusun rencana kerja untuk shift
berikutnya
5. Informasi yang disampaikan harus berorientasi pada permasalahan kesehatan pasien
6. Melakukan timbang terima mulai dari kantor perawat (diskusi di kantor perawat)
a. Berisi penjelasan tentang perkembangan keadaan pasien dan permasalahannya
yang masih terjadi dan sudah terselesaikan, hal- hal yang sudah dilaksanakan
dalam pemberian asuhan keperawatan serta hal penting yang harus ditindaklanjuti
oleh shift dinas berikutnya
b. Dalam diskusi ini sambil mengontrol kelengkapan pencatatan dokumen asuhan
keperawatan
7. Timbang terima selanjutnya keliling melihat secara langsung perkembangan masing
-masing pasien di ruangan
8. Selama timbang terima keliling, diharapkan penanggungjawab pasien
masing - masing yang akan mengantikan pertugas lebih proaktif mengkaji
perkembangan pasien sebagai langkah awal dalam pemberian pelayanan asuhan
keperawatan dan semua perawat baik yang jaga sebelumnya maupun berikutnya harus
peka terhadap respon pasien dan lingkungan sekitarnya
21
3. Hasil pemeriksaan kritis tidak diperbolehkan dilaporkan melalui telepon dalam
keadaan apapun untuk menghindari kesalahan pelaporan yang mengakibatkan
terancamnya keselamatan pasien
4. Tulis hasil laboratorium pada lembar laboratorium di dokumen rekam medis pasien
5. Laporkan segera pada dokter penanggungjawab
c. Tata laksana pelaporan hasil kritis Radiologi
1. Pemeriksaan Radiologi berasal dari Instalasi Gawat Darurat, Instalasi Rawat Jalan,
Rawat Inap dan Instalasi Kamar Bedah yang memenuhi kriteria pasien kritis
2. Segera lakukan (CYTO) dengan batas maksimal hasil pemeriksaan
3. Informasikan bahwa hasil Radiologi telah selesai (melalui telepon)
4. Tulis hasil radiologi pada lembar laboratorium di dokumen rekam medis pasien
5. Hasil dibacakan ke dokter spesialis radiologi
6. Laporkan pada dokter penanggungjawab
7. Tata Laksana Singkatan, Simbol dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh Digunakan
Pada Penulisan Resep
a. Daftar singkatan, simbol dan penandaan dosis yang tidak boleh digunakan pada resep
(Lihat lampiran II)
b. Tata laksana penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis pada resep
1. Penggunaan singkatan, simbol dan penandaan dosis merupakan bagian dari
keselamatan pasien : singkatan, simbol dan penandaan dosis harus sesuai yang
digunakan di Rumah Sakit Islam garam kalianget.
2. Penulisan resep dilakukan oleh dokter setelah melakukan pemeriksaan kepada pasien
3. Perawat harus melakukan cek kembali penulisan resep yang telah dituliskan oleh
dokter
4. Menanyakan kepada dokter bila tidak jelas dan memperhatikan adanya singkatan,
simbol dan penandaan dosis pada resep
5. Ingatkan dokter penulisan singkatan, simbol dan penandaan dosis sesuai dengan yang
telah ditetapkan
6. Melakukan pencatatan resep pada buku resep (buku expedisi)
7. Mengantarkan resep ke Farmasi
8. Petugas farmasi akan melakukan cek ulang sebelum obat dilayani
22
23
BAB IV
DOKUMENTASI
24
BAB V
PENUTUP
Ditetapkan di : Kalianget
Pada tanggal : 01 April 2017
KomiteMutu&Keselamatan Pasien
Ketua,
25
1. Form Transfer Pasien Antar Unit /Didalam Rumah Sakit
2. Form Rujukan Pasien Keluar Rumah Sakit/Rumah Sakit Lain
3. Form Daftar Hasil Kritis Pemeriksaan Laboratorium
No Modalitas Jenis
26
Temuan/Hasil Interpretasi
Pemeriksaan
27
batang otak (pons), cysterna, intraventrikel
28
Form Daftar Singkatan, Simbol, Dan Penandaan Dosis Yang Tidak Boleh Digunakan Pada
Resep
@
Dikelirukan di angka 2 (dua) Tulis at
29
30
DAFTAR PUSTAKA
Republik Indonesia.(2008). Panduan Nasional Keselamatan Pasien Rumah Sakit (Patient Safety).
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
31