ABSTRAK
Akhir-akhir ini pencemaran terhadap Kali Surabaya semakin meningkat seiring dengan
pesatnya perkembangan industri yang ada di Surabaya. Hal ini menyebabkan kualitas air kali
Surabaya semakin menurun, apalagi banyak limbah yang masuk ke kali Surabaya tanpa ada
pengolahan terlebih dahulu. Seperti limbah rumah tangga dan beberapa industri yang effluen
limbahnya belum memenuhi baku mutu yang ditetapkan.
Penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi program Qual 2Kw untuk menghitung beban
pencemaran yang masuk ke sungai. Pada awal pembangunan model dilakukan trial and error
hingga diperoleh hasil model yang sesuai (mendekati) kondisi yang sebenarnya. Setelah model
tervalidasi, maka model dapat digunakan untuk menghitung berbagai macam skenario.
Hasil simulasi Qual 2Kw menunjukkan bahwa Kali Surabaya segmen Krian-Jagir telah
tercemar karena dari parameter BOD telah melebihi baku mutu sungai yang ditetapkan (kelas II).
Dari simulasi yang telah dilakukan perlu adanya penurunan beban pencemaran pada tiap segmen
agar kualitas air Kali Surabaya bisa menjadi lebih baik atau mampu melakukan self purification.
Besarnya penurunan beban bervariasi untuk tiap parameter dan tiap segmen. Penurunan beban
BOD per segmen berkisar 28,27% hingga 99,49%, NO3-N 0% hingga 85,90%, dan PO4-P
berkisar 74,63% hingga 97,73%.
Kata Kunci: Kali Surabaya, Qual 2Kw, Self Purification
ABSTRACT
Lately on the Surabaya River pollution is increased along with the rapid development of
industry in Surabaya. The pollution affected a lot of waste going to Kali Surabaya without any
processing. For several example houshold wastewater & industrial wastewater did not meet
established quality standards.
This study using program Qual 2kW to calculate pollution load entering the rivers. At the
start of construction of a model made trial and error to obtain the corresponding model results
(close to) the actual condition. Once the model is validated, then the model can be used to
calculate various scenarios.
Qual 2Kw simulation results show that the Kali Surabaya Krian-Jagir segments have
been polluted because of the BOD parameter has exceeded the quality standard specified river
(class II). From the simulation has been done to a decrease in pollution load on each segment to
Surabaya River water quality could be better or able to perform self-purification. The amount of
load reduction varied for each parameter and each segment. Decrease in BOD load per segment
ranged from 28,27% to 99,49%, NO3-N ranged from 0% to 85,90%, and PO4-P ranged from
74,63% to 97,73%.
Key words: Kali Surabaya,Qual 2Kw, Self Purification.
1. PENDAHULUAN
Kali Surabaya merupakan anak sungai Kali Brantas yang ada di bagian hilir yang memiliki
luas daerah aliran sungai (DAS) 630,7 km2, terdiri dari DAS kali Marmoyo 289,7 km2, DAS
kali Watudakon seluas 99,4 km2, dan DAS beberapa anak sungai seluas 227,3 km2. Keberadaan
kali Surabaya, kali Wonokromo dan kali Mas merupakan suatu sistem sungai yang tidak dapat
dipisahkan.
Berdasarkan Peratutan Gubernur Jawa Timur Nomor 61 Tahun 2010 kualitas air Kali
Surabaya masuk dalam kelas II. Ironisnya, dalam beberapa parameter seperti BOD tidak masuk
dalam kelas II dari standar maksimum 3 mg/l, diketahui konsentrasinya lebih dari 5 mg/lt.
Berdasar PP 82/2001, kualitas air kelas II hanya layak digunakan untuk sarana-prasarana rekreasi
air, pembudidayaan ikan tawar, peternakan, dan mengairi pertamanan. Dengan kata lain, air Kali
Surabaya sebenarnya tidak layak digunakan sebagai bahan baku air minum.
Untuk mencapai tingkat kualitas air sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka
perlu upaya pengelolaan. Hal ini dapat dilakukan dengan menetapkan beban pencemaran yang
boleh dibuang ke sungai, yang disesuaikan dengan debit air sungai yang ada agar sesuai dengan
daya tampungnya. Salah satu cara yang sudah teruji secara ilmiah adalah dengan menggunakan
aplikasi Qual 2Kw versi 5.1, dengan harapan hal ini dapat meminimisasi beban pencemar di Kali
Surabaya dengan cara mensimulasikan data-data sebelumnya serta estimasi hingga 5 tahun
mendatang. Nantinya diharapkan air Kali Surabaya kualitasnya bisa kembali menjadi lebih baik.
2. TINJAUAN PUSTAKA
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, pencemaran
lingkungan didefinisikan sebagai masuknya atau dimasukkannya mahluk hidup, zat, energi
dan/atau komponen lain ke dalam lingkungan hidup oleh kegiatan manusia sehingga kualitasnya
turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan lingkungan hidup tidak dapat berfungsi
sesuai peruntukkannya. Industrialisasi dan urbanisasi telah membawa dampak pada lingkungan.
Pembuangan limbah industri dan domestik ke badan air merupakan penyebab utama polusi air.
Pencemaran air didefinisikan sebagai pembuangan substansi dengan karakteristik dan jumlah
yang menyebabkan estetika, bau, dan rasa menjadi terganggu dan atau menimbulkan potensi
kontaminasi (Suripin, 2002).
2. Non-point sources; terdiri dari banyak sumber yang tersebar yang membuang efluen, baik ke
dalam badan air maupun air tanah pada suatu daerah yang luas. Contohnya adalah limpasan
air dari ladang-ladang pertanian, peternakan, lokasi pembangunan, tempat parkir dan jalan
raya. Pengendaliaan sumber pencemar ini cukup sulit dan membutuhkan biaya yang tinggi
untuk mengidentifikasi dan mengendalikan sumber-sumber pencemar yang tersebar tersebut.
Oleh kerena itu, dibutuhkan suatu pendekatan terpadu dengan penekanan pada pencegahan
pencemar. Pencegahan tersebut dapat dilakukan salah satunya melalui penataan ruang yang
baik.
Self Purification
Self Purification sungai adalah kemamouan sungai untuk mempertahankan dan
membersihkan diri dari polutan ataupun zat pencemar yang ada yang ada di dalam sungai
tersebut.
Secara umum apabila sungai menerima beban pencemaran (beban organik) maka aka nada 4
tahap (zona) yang dialami selama proses self purification (Razif, 2004).
- Zona degradasi
- Zona dekomposisi aktif
- Zona pemulihan
- Zona air bersih
Adapun karakteristik dari tiap zona adalah sebagai berikut:
Zona degradasi:
- Zona pada kondisi aerobik sejak limbha memasuki sungai
- Terjadi penurunan DO secara drastis akibta dekomposisi materal organik.
- Timbul kekeruhan yang mempengaruhi masuknya sinar matahari ke dalam air.
- Hilangnya tumbuhan air (green plants)
- Air mulai berwarna abu-abu
- Mulai terjadi pengendapan lumpur pada dasar sungai
- DO turun sampai tinggal 40% DOS (Dissolved Oxygen Saturation)
Zona dekomposisi aktif
Untuk menjalankan simulasi secara lengkap, model Qual 2Kw memerlukan data sebagai berikut
:
1. Temperatur udara;
2. Tutupan awan;
3. Kecepatan angin;
4. Elevasi dan koordinat setiap ujung ruas sungai (reach);
5. Lebar sungai, kelerengan sungai dan tebing sungai (slope dan side slope);
6. Koefisien hambatan aliran sungai;
7. Zona waktu (berkaitan denngan lamanya penyinaran matahari);
8. Panjang dan debit aliran sungai utama;
9. Lokasi pemantauan kualitas air sungai (kilometer);
10. Rincian aliran sungai yang masuk dan keluar sungai utama beserta debit aliran dan lokasi
(kilometer);
11. Lokasi (kilometer) setiap sumber pencemaran beserta debit aliran dan kualitas
limbahnya;
12. Pemantauan kualitas air limbah dengan parameter yang sama dengan parameter kualitas
air namun pada tahap input data disesuaikan dengan jenis sumber pencemarnya;
3. METODOLOGI PENELITIAN
Pembangunan Model
Kegiatan pembangunan model meliputi:
Entry data; data 5 tahun yang telah dianalisis dimasukkan ke dalam sel-sel model Qual
2Kw ver 5.1 dalam format Microsoft Excel berdasarkan peta yang telah dibuat,
Penentuan koefisien model; model di-running berulang-ulang hingga diperoleh hasil
model sesuai dengan (mendekati) kondisi yang sebenarnya. Penyesuaian model
dilakukan dengan trial and error nilai koefisien model,
Verifikasi model; model yang telah sesuai dengan kondisi sebenarnya dijalankan lagi
dengan seri data baru, yaitu data 1 tahun terakhir. Model dianggap telah sesuai dan bisa
digunakan bila hasil model sesuai dengan (mendekati) kondisi yang sebenarnya
berdasarkan data yang baru. (gambar 3.1)
Teknik Simulasi
Secara umum simulasi dilakukan untuk merepresentasikan tahun 2011 (existing) serta
estimasi 5 (lima) tahun yang akan datang (2016) yang terbagi ke dalam 4 skenario agar
tujuan pemodelan dapat dicapai sebagaimana disajikan dalam Tabel 3.1 berikut:
Estimasi
3 Existing Existing Model
tahun 2016
Tidak ada
4 Existing Existing sumber Model
pencemar
Memenuhi baku
7 Existing BMAL Model
mutu kelas II
Tidak ada
Memenuhi baku
8 Existing sumber Model
mutu kelas II
pencemar
Memenuhi baku
10 Existing Existing Model
mutu kelas I
Memenuhi baku
11 Existing BMAL Model
mutu kelas I
Tidak ada
Memenuhi baku
12 Existing sumber Model
mutu kelas I
pencemar
Simulasi yang telah digunakan dalam skenario 4, yaitu diasumsikan tidak ada beban pencemaran
yang masuk ke Kali Surabaya, menunjukkan bahwa terdapat inflow pencemaran tiap segmen.
Besarnya debit dan konsentrasi pencemar yang masuk ke setiap reach dapat dilihat pada Tabel
4.13. beban pencemaran di setiap segmen dihitung dengan hasil seperti pada Tabel 4.14. simulasi
skenario 5, yaitu penentuan beban pencemaran yang boleh dibuang ke Kali Surabaya,
menunjukkan bahwa terdapat inflow pencemaran tiap segmen dengan debit dan konsentrasi yang
lebih besar (Tabel 4.15). Beban pencemaran di setiap segmen dapat dilihat pada Tabel 4.16.
selisih antara inflow beban pencemaran hasil simulasi skenario 5 dan simulasi skenario 4
merupakan daya tampung beban pencemaran di setiap segmen Kali Surabaya (Tabel 4.17).
Tabel 4.13 Konsentrasi Inflow Pencemar Di Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 4
Tabel 4.14 Inflow Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 4
Tabel 4.15 Konsentrasi Inflow Pencemar di Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 5
Tabel 4.17 Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Surabaya Pada Kualitas Air Di Hulu
Eksisting
Tabel 4.19 Inflow Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 8
Tabel 4.20 Konsentrasi Inflow Pencemar Di Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 9
Tabel 4.21 Inflow Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 9
Tabel 4.23 Konsentrasi Inflow Pencemar di Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 12
Tabel 4.24 Inflow Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 12
Tabel 4.25 Konsentrasi Inflow Pencemar Di Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 13
Tabel 4.26 Inflow Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 13
.
Tabel 4.29 Inflow Beban Pencemaran Air Kali Surabaya Hasil Simulasi Skenario 5
Reach 4 5.6-2.6 - - -
Simpulan
1. a. Daya tampung Kali Surabaya pada kondisi eksisting (kualitas di hulu eksisting):
- Parameter BOD berkisar antara 5382,41 kg/hr hingga 8172,88 kg/hr pada reach 3 dan 4.
- Parameter NO3 dari reach 1 sampai 5 masih memiliki daya tampung berkisar antara 30,7
kg/hr hingga 5392,99 kg/hr.
- Parameter PO4 pada reach 4 dan 5 masih memiliki daya tampung berkisar antara 25,47
kg/hr hingga 85,9 kg/hr.
b. Daya tampung Kali Surabaya ketika di hulu memenuhi mutu air kelas II:
- Parameter BOD berkisar antara 220 kg/hr hingga 8325 kg/hr pada reach 2, 3 dan 4.
- Parameter NO3 dari reach 1 sampai 5 masih memiliki daya tampung berkisar antara
104,22 kg/hr hingga 5439,19 kg/hr.
- Parameter PO4 pada reach 4 dan 5 masih memiliki daya tampung berkisar antara 28,06
kg/hr hingga 87,7 kg/hr.
c. Daya tampung Kali Surabaya ketika di hulu memenuhi mutu air kelas I:
- Parameter BOD pada reach 2, 3 dan 4 berkisar antara 767,73 kg/hr hingga 3128,46 kg/hr.
- Parameter NO3 dari reach 1 sampai 5 masih memiliki daya tampung berkisar antara
103,87 kg/hr hingga 5397,1 kg/hr.
- Parameter PO4 pada reach 4 dan 5 masih memiliki daya tampung berkisar antara 34,89
kg/hr hingga 86,86 kg/hr.
2. Dengan bantuan aplikasi pemodelan Qual 2Kw dapat diketahui bahwa jumlah beban
pencemar yang masuk ke Kali Surabaya telah melampaui baku mutu yang ditetapkan (kelas
II). Sehingga diperlukan penurunan beban pencemaran agar air Kali Surabaya tidak tercemar,
besarnya penurunan beban bervariasi untuk tiap parameter dan tiap segmen. Penurunan beban
BOD per segmen berkisar 28,27% hingga 99,49%, NO3-N 0% hingga 85,90%, dan PO4-P
berkisar 74,63% hingga 97,73%.
Saran
Saran yang dapat direkomendasikan untuk studi pemodelan kualitas air pada masa mendatang
adalah:
1. Beberapa data debit dan kualitas dari beberapa industri masih banyak yang belum
diketahui oleh pengelola sungai, sehingga hasil dari penentuan daya tampung belum
mampu mendekati hasil yang sebenarnya.
2. Sebaiknya dilakukan penelitian lanjutan dengan parameter yang lebih banyak sehingga
hasil yang diharapkan lebih representatif.
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G. dan Santika, S.S. 1987. Metode Penelitian Air. Penerbit Usaha Nasional. Surabaya.
Aminah.2003.Penerapan Qual2Kw Untuk Simulasi Konsentrasi DO Dan BOD di Sungai
Ciliwung, Jawa Barat Serta Upaya Pengendaliannya Secara Teknis. Department
of_Environmental Engineering UI Jakarta.
Boyd, 1982. Water quality management for pond fish culture. Elsevier Scientific Publishing
Company, Amsterdam, Oxford, New York.
Brown, L.C., and Barnwell, T.O. 1987. The Enhanced Stream Water Quality Models QUAL2E
and QUAL2E-UNCAS, EPA/600/3-87-007, U.S. Environmental Protection Agency, Athens,
GA, 189 pp.
Chapra, S.C. and G.J. Pelletier. 2003. QUAL2K: A modeling Framework for Simulating River
and Stream Water Quality (Beta Version): Documentation and Users Manual. Civil and
Environmental Engineering Dept., Tufts University.
Faust SD, Osman MA (1981), Chemistry of Natural Waters. Ann Arbor Science Publishers, Inc.
Gower, A. M. 1980. Water Quality in Catchment Ecosystems. John Willey & Sons. New
York.
Hefni Effendi. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan
Perairan. Penerbit Kanisisus, Yogyakarta.
Kristianto, P. 2002. Ekologi Industri. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Kumar De. 1987. Environmental Chemistry. Willey Eastern Limited. New Delhi.
Mahida. 1981. Water Pollution and Disspossal of Waste Water on Land. Mc Graw Hill.
Publishing Company Limited. Environmental
Masduqi, Ali dan E. Apriliani.2008. Estimation of Surabaya River Water Quality Using Kalman
Filter Algoritm.IPTEK.The Journal For Technology And Science.Vol 19 Agustus
Surabaya ITS.
Miller, G. T. Jr., 1975: Living in the Environment; Concepts, Problems, and Alternatives,
Wadsworth Publishing & Co., Belmont.
Nurmayanti. 2002. Kontribusi Limbah domestik terhadap Kualitas Air. Program Pasca Sarjana
Universitas Gajahmada. Yogyakarta.
Pelletier,G dan Steve Chapra.2008.QUAL2Kw Theory and Documentation. Environmental
Assessment Program Olympia, Washington 98504-7710
Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan
Pengendalian Pencemaran Air.
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 01 Tahun 2010 Tentang Tata Laksana
Pengendalian Pencemaran Air
Perkins, H.R, 1974. The presence of acidic polysaccharides and muramic acid phosphate in the
walls of Corynebacterium poinsettiae and Corynebacterium betae. Jurnal General
Microbiology 80, 533-539.
Razif,. M dan Yuniarto. A.2004. Modul Ajar Pengelolaan Kualitas Air. Jurusan Teknik
Lingkungan FTSPP-ITS, Surabaya Indonesia.
Riyadi, S. 1984. Pencemaran Air. Karya Anda, Surabaya.
Sunu, P. 2001. Melindungi Lingkungan dengan Menerapkan ISO 14001. PT. Grasindo. Jakarta
Suripin. 2002. Pelestarian Sumberdaya Tanah dan Air. Penerbit ANDI. Yogyakarta.
Suriawiria, Unus. 1996. Air dalam Kehidupan dan Lingkungan yang Sehat. Penerbit Alumni.
Bandung.
Sastrawijaya, T. 2000. Pencemaran Lingkungan . Rineka Cipta. Bandung.
Winata, I. N. A, et. al. 2000. Perbandingan Kandungan P dan N Total dalam Air Sungai di
Lingkungan Perkebunan dan Persawahan.Jurnal ILMU DASAR, Vol. 1 No.I. Universitas
Jember. Jember.