PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
perannya di masa yang akan datang. Pendidikan Luar Sekolah dalam Sistem
membutuhkan pendidikan karena berbagai hal tidak dapat atau tidak sempat
pada jalur sekolah. 3) Warga masyarakat yang akan/ sudah bekerja tetap
sikap dan daya saing untuk merebut peluang yang tumbuh dan berkembang
masyarakat yang cerdas, terampil, mandiri, berdaya saing dan gemar belajar.
Buta Huruf, Program Kejar Paket A setara SD; Program Kejar Paket B setara
pada saat ini sedang dikembangkan pula program rintisan baru yaitu Program
Pembinaan Lanjut Usia, Program Pembinaan Pekerja Anak dan Program Paket
C setara SMU.
datang menerpa pendidikan luar sekolah dan dapat mempengaruhi arah, gerak
a. Permasalahan Eksternal
(1999:55) mengungkapkan bahwa, pada tahun 1998 tercatat sekitar 79,4 juta
penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan, padahal pada tahun 1996
penduduk yang berada di bawah garis kemiskinan hanya sekitar 22,5 juta
orang. Peningkatan penduduk miskin ini telah menurunkan tingkat
pendidikan anak-anaknya, dimana hal ini membawa dampak yang cukup luas
terhadap dunia pendidikan luar sekolah antara lain ; jumlah anak usia 7-12
tahun yang tidak sekolah meningkat secara komulatif sekitar 12,9 juta pada
yang lebih tinggi sekitar 5,5 juta anak; jumlah anak putus dari Sekolah Dasar
dan SLTP sekitar 8 juta anak; jumlah penduduk buta huruf usia 10-44 tahun
sekitar 8.571.000 orang. Jumlah tenaga penganggur sebanyak 13,2 juta orang,
yang terdiri dari penganggur akut 6 juta orang, penganggur yang baru selesai
pendidikan 2juta orang dan penganggur akibat PHK 5,2 juta orang.
dicermati data tersebut akan lebih besar lagi jika diperoleh data dari akibat
jalur pendidikan luar sekolah antara lain sebagai berikut : 1) Penduduk usia
masyarakat hingga tahun 2000 masih tersisa 230.987 orang. 2) Penduduk usia
beasiswa melalui Jaring Pengaman Sosial (JPS). Tetapi sampai kapan hal ini
mampu bertahan, karena persoalan sebenarnya bukan pada anak tetapi pada
orang tua melibatkan anak dalam mencukupi kebutuhan hidup. Cepat atau
lambat masalah anak tidak sekolah/ putus sekolah, kehilangan pekerjaan akan
menimbulkan masalah, apabila pendidikan luar sekolah tidak cepat dan
b. Permasalahan Internal
segi kuantitas cukup berhasil. Hal ini apabila dilihat dari jumlah warga belajar
yang sudah dibina dan anak putus sekolah semakin banyak mengikuti program
Sudjana (2000), bahwa pengelolaan pendidikan luar sekolah pada masa lalu
kesempatan belajar bagi sasaran masyarakat yang tuna aksara, putus sekolah
dasar, dan putus jenjang sekolah dasar dan sekolah lanjutan, yang akan
memasuki dunia kerja/ dunia usaha dan kelompok lainnya di masyarakat. Hal
kuantitas dan faktor kualitas. Faktor kuantitas sampai saat ini tenaga atau
faktor kualitas belum didukung oleh sumber daya manusia yang handal dan
sarana dan prasarana yang memadai. Hal ini karena terbatasnya anggaran yang
menggali sumber-sumber yang ada di masyarakat atau yang ada pada lembaga-
lembaga terkait..
sejauh mana sumber-sumber yang tersedia atau yang dapat disediakan bisa
pengetahuan, sikap dan nilai-nilai yang cocok dengan lapangan kerja atau
dunia usaha (relevan) atau untuk memasuki satuan dan jenjang pendidikan
sebagaimana mestinya, selama ini perencanaan datang dan di pola dari pusat
sedangkan dipihak lain mungkin ada program yang dianggap penting tetapi
kelemahan yang selama ini terjadi dapat diperbaiki dan dicari upaya
dalam arti kuantitatif, serta menjamin lahirnya para lulusan yang secara
pengalaman belajar selaras dengan dunia pekerjaan yang akan dimasuki oleh
para lulusan (relevansi) dan 3) Mendaya gunakan berbagai sumber daya yang
ada secara optimal bagi tercapainya tujuan pendidikan luar sekolah (efisiensi).
PKBM itu sendiri dan relevan dengan kebutuhan masyarakat. Beberapa jenis
Anak Dini Usia (PADU), Program Pemberantasan Buta Huruf, Kejar Paket A
setara SD, Kejar Paket B setara SLTP, Kejar Paket C/ Bimbingan Belajar,
pendidikan luar sekolah dalam bentuk PKBM yang digulirkan mulai bulan
Agustus 1998 sampai dengan bulan Mei 2000 perkembangannya cukup pesat
PKBM.
kesejahteraan.
1. Pembatasan Masalah
kembali dan merehabilisasi drop out dalam pendidikan dasar. Motivasi para
tutor dan disiplin menjadi lebih baik, demikian halnya koordinasi antar lintas
diduga dipengaruhi berbagai faktor. Faktor yang menurut dugaan penulis lebih
penelitian ini adalah "Apakah dengan pelibatan masyarakat dan lintas sektoral
perumusan masalah.
2. Perumusan Masalah
sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
dikelola di PKBM.
D. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritik
berkualitas.
pemandirian PKBM.
2. Secara Praktis
E. Anggapan Dasar
dapat dijadikan anggapan dasar misalnya hasil-hasil penelitian orang lain pada
variabel-variabel tersebut.
F. Hipotesis
program PLS.
program PLS.
G. Definisi Operasional
istilah yang digunakan dalam penelitian ini, berikut akan dijelaskan beberapa
1. Pengaruh adalah akibat dari adanya penyertaan unsur lain pada suatu
obyek dan unsur lain tersebut memberi makna baik negatif maupun
seperti Rukun Warga (RW), Rukun Tetangga (RT), dan Dasa Wisma.
3. Pelibatan lintas sektoral yang dimaksud adalah dinas instansi yang ada
keadaan yang lebih lengkap, lebih besar atau lebih baik, memajukan
sesuaiu dari yang lebih awal kepada yang lebih akhir atau dari yang
mencapai tujuan dapat terlaksana secara berdaya guna dan berhasil guna
semua unsur yang ada dalam PKBM (Pengelola, Tutor, Warga Belajar,
Warga Belajar, (2) Sumber Belajar, (3) Pamong Belajar, (4) Kelompok
Belajar, (5) Tempat Belajar, (6) Program Belajar, (7) Sarana Belajar, (8)
Dana Belajar, (9) Ragi Belajar, (10) Hasil Belajar. Aspek-aspek tersebut
yang ditetapkan.
H. Paradigma Penelitian
3 dan 4).
depan.
dalam jalur pendidikan sekolah (PP No. 71 Tahun 1991). Dalam upaya
lainnya.
pendidikan luar sekolah yang mengarah pada visi dan misi dengan
fungsi koordinasi.
30
o
o
f-
03
D
o
c
Ah
C3
CO
Q_ (-1
Z)
O
s
a
to
LU
to
O
on
0.
._
00
E
09 CO
^_
fc .B (0
O
E CL h CO s
CO
,v .E cu E k. _
E 3 CO 09 09 09
E k. CO CO CO
3 CO 71 CO E E
a CO B CO E CO
C= CO CO 3 E E ^9 > CO E CO
*->
CO CO
CO 89 8> E CO k.
...
.S" CO ^_
to = <c CO CL
^ no. B Tl m co E _
- 3 CO
E E CO s '"B CO
09 E
09 CO B -a: CL
CO CO a a. o c "B
5
CO co
09 89
CO F E E B
E k. CD
xj__.se 3
E f-
_; CO CO *> CO *-
>=;
is CO
00
F .e
(U CO 09 - SS.^ =3 CO CO T3
* CO
CO
_
CO
to
CO
CO k. I
j: -a LU E CO
CO
k.
CO CO
CO O "IE, 1
"5 E
CO
^
CO
"B
CO
CO
"5
CO
>- CO B . en
*E 4=
09
E k. k.
rtis pa ktoral
CO k. 09 en >- CO 89 E 09
OQ a 09 CO 09 CO CO
s CO
8 5" g. E '=" k IB IB CL O CO "lo E CO CO 89 89
89
B .a >- E >.
CO a. 09 CO
E
CO . _ B. E E E E
E
E CO
CO E c
CO
+* E E _ CO = 09 09 09
CO
09
09
CO
CO B
E
** ^
CO E E E >- 8. E
j E J3
CO
mas
E CO E CO m CO
J CO CO ** *- OS CO 09
*
io 2 CO 09 JC CO CO
E E "co* --' oj CO
jjT f0, DC B
09
CO 09 E J3 . 8
-.
ilmu
ngeloil
C B E CO I S 09
*m CO
r- 09 09 09
Opt
k> CO 3 09
as to
J2 CO k. 09
CO a. o a. a. JS a . a. So E E
CO
h-
S
E
CD
E
CO
E
as .a +*
CO
CO
CO
+^
_
CO
en
E
re
-a
E
ektif
k. B 09
-a 3
a. CO
CO E E
>- CO CO
<s 5 CO k. -a E E
CO CO CO 09 09
CO
CC
F B CO CO E 89
89 J _ae CU E
CO a . 89 se:
E CO 09 CO
09 CO
co E .E _ 2
3
89
CO
k.
CO
a
E
>
>* CO CO CO CO
89 B > CO
LU E 09
CO _J
CO CD CO
Q_ E k.
CO
CO
B. E
CO 09 Q_
E . >- J3 E E
CO _ CO CO J3 QC CO 'co E
E E CO
S o -a i_ CO
<; CO CO 89 'co CO k_ CO
-Si! & S CO CO E
CO
~s as . a E
3 U .CD Jb E |b CO
E
'e
CO
' 5 _ ~ 89 a Hi CO E
CO
E k. E E E
I SI
05 > E
09
a . - n Q.
09 09
S
CO
B.
09
CO
09 B
CL CO
09 h_
Q_ 09
S 1
*-: OJ CO ** IT9
32
I. Sistematika Tesis
sebagai berikut:
Belajar Masyarakat (PKBM), arah dan azas PKBM, fungsi PKBM, maksud
dan tujuan PKBM, strategi pengelolaan PKBM, fungsi manajemen PLS dan
penelitian, variabel penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik dan alat
korelasi.