S
GII PI AO UMUR KEHAMILAN 39+4 MINGGU
DENGAN KPD DISERTAI PERSALINAN KALA 1 LAMA
DI RSUD SUKOHARJO
DI SUSUN OLEH
NIKEN KARDIANAWATI (10.03.143)
NIKEN RETNANINGTYAS (10.03.144)
NUR ANNAFI (10.03.148)
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan pada allah SWT di mana berkt rahmad dan hidayahnya, penulis
dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang di tentukan. Sholawat serta salam
juga senantiasa penulis haturkan pada junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah
membimbing kita semua dari jaman yang buta atas pengetahuan ke jaman yang penuh dengan
kecanggihan sebagaimana kita rasakan pada saat ini.
Dalam makalah ini penlis mengambil tema kasus persalinan KPD disertai PERSALINAN
KALA SATU LAMA yang di dalamnya akan di bahan mengenai tanda-tanda dan tindakan
perawatan yang di berikan dalam asuhan persalinan.
Kami ucapkan pula dari berbagai pihak yang telah mendukung terselesaikanya makalah asuhan
kebidanan ini, tanpa kalian maka kami semua akan mengalamai banyak sekali kesulitan.
Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan yang terdapat dalam tindakan dan penulisan
makalah ini, oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan saran yang bersifat membangun.
Terima kasih atas perhatianya, semoga makalah ini senantiasa bermanfaat bagi kita semua.
Sukoharjo, Juni 2012
Penulis.
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Menurut WHO (1998) dan Mayles (1996) persalinan adalah serangkaian kejadian yang berakhir
dengan pengeluaran bayi yang cukup bulan 37-42 minggu, lahir spontan, tanpa komplikasi baik
pada ibu maupun janin, disusul dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh bayi.
Ketuban pecah dini atau premature rupture of membrane (PROM) merupakan rupture membrane
fetal sebelum onset persalinan. Sebagian besar kasus ini terjadi pada waktu mendekati kelahiran,
tetapi saat ketuban pecah sebelum masa gestasi 37 minggu, maka disebut preterm PROM atau
ketuban pecah dini preterm. Ketuban pecah dini merupakan penyebab penting morbiditas dan
mortalitas perinatal serta berhubungan dengan infeksi perinatal dan kompresi umbilical cord
akibat oligohidramnion. Infeksi koriodesidual memiliki peranan penting dalam etiologi
terjadinya ketuban pecah dini terutama pada usia gestasi awal.
Pendekatan ketuban pecah dini pada kehamilan minggu ke 34 hari pertama hingga minggu ke 36
hari ke 6 hingga saat ini masih tetap mengundang banyak kontroversi. Beberapa studi
menunjukkan bahwa pemanjangan masa gestasi minggu ke 34 hari pertama memberikan sedikit
atau tidak memberikan reduksi morbiditas neonatal karena insiden morbiditas dan kematian bayi
ini tidak berbeda dengan mereka yang dilahirkan setelah usia gestasi 36 minggu 6 hari. Ketuban
pecah dini preterm antara minggu ke 34 hingga 37 berhubungan erat dengan koriomnionitis
neonatal. Pelaksanaan persalinan aktif dan melalui operasi Caesar pada kasus ketuban pecah dini
tidak menunjukkan perbedaan.
Pengelolaan Ketuban Pecah Dini (KPD) merupakan masalah yang masih kontroversial dalam
kebidanan. Pengelolaan yang optimal dan yang baku masih belum ada, selalu berubah. KPD
sering kali menimbulkan konsekuensi yang dapat menimbulkan morbiditas dan mortalitas pada
ibu maupun bayi terutama kematian perinatal yang cukup tinggi. Kematian perinatal yang cukup
tinggi ini antara lain disebabkan karena kematian akibat kurang bulan, dan kejadian infeksi yang
meningkat karena partus tak maju, partus lama, dan partus buatan yang sering dijumpai pada
pengelolaan kasus KPD terutama pada pengelolaan konservatif .
Dilema sering terjadi pada pengelolaan KPD dimana harus segera bersikap aktif terutama pada
kehamilan yang cukup bulan, atau harus menunggu sampai terjadinya proses persalinan,
sehingga masa tunggu akan memanjang berikutnya akan meningkatkan kemungkinan terjadinya
infeksi. Sedangkan sikap konservatif ini sebaiknya dilakukan pada KPD kehamilan kurang bulan
dengan harapan tercapainya pematangan paru dan berat badan janin yang cukup.
Ada 2 komplikasi yang sering terjadi pada KPD, yaitu : pertama, infeksi, karena ketuban yang
utuh merupakan barier atau penghalang terhadap masuknya penyebab infeksi. Dengan tidak
adanya selaput ketuban seperti pada KPD, flora vagina yang normal ada bisa menjadi patogen
yang akan membahayakan baik pada ibu maupun pada janinnya. Oleh karena itu membutuhkan
pengelolaan yang agresif seperti diinduksi untuk mempercepat persalinan dengan maksud untuk
mengurangi kemungkinan resiko terjadinya infeksi ; kedua, adalah kurang bulan atau
prematuritas, karena KPD sering terjadi pada kehamilan kurang bulan. Masalah yang sering
timbul pada bayi yang kurang bulan adalah gejala sesak nafas atau respiratory Distress Syndrom
(RDS) yang disebabkan karena belum masaknya paru.
Protokol pengelolaan yang optimal harus memprtimbangkan 2 hal tersebut di atas dan faktor-
faktor lain seperti fasilitas serta kemampuan untuk merawat bayi yang kurang bulan.
Meskipun tidak ada satu protokol pengelolaan yang dapat untuk semua kasus KPD, tetapi harus
ada panduan pengelolaan yang strategis, yang dapat mengurangi mortalitas perinatal dan dapat
menghilangkan komplikasi yang berat baik pada anak maupun pada ibu.
B. TUJUAN
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan patologis dengan manajemen 7
langkah varney secara komprehensif
2. Tujuan khusus
Mahasiswa mampu melakukan pengkajiaan data
Mahasiswa mampu membuat interpretasi data
Mahasiswa mampu melakukan asuhan kebidanan sesuai dengan 7 langkah varney
C. MANFAAT
Bagi mahasiswa agar dapat menambah pengalaman serta ilmu pengetahuan mengenai asuhan
kebidanan patologi.
Bagi institusi agar dapat menjadi tolak ukur dalam pengukuran penilaian pengetahuan
mahasiswa
Bagi institusi lahan agar dapat menjadi pacuan dalam pemberian bimbingan pengalaman
asuhan dilapangan terhadap para mahasiswa praktikan.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. PERSALINAN
Menurut Sarwono Prawirohardjo (2002), tahapan dalam persalinan di bagi menjadi 3 kala yaitu :
1. Kala I (kala pembukaan)
Dimulainya dari saat persalinan sampai pembukaan lengkap 10 cm. Proses ini dibagi menjadi 2
fase yaitu :
a. Fase laten (8 jam), servik membuka sampai 3 cm
b. Fase aktif (7 jam) servik, membuka dari 4 cm sampai 10 cm
Fase aktif dibagi menjadi 3 fase, yaitu :
1) Fase akselerasi : berlangsung selama 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
2) Fase dilatasi maksimal : berlangsung selama 2 jam, berlangsung cepat dari 4 cm menjadi 9 cm
D. TANDA-TANDA INPARTU
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena robekan-robekan
kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang pecah dengan sendirinya
4. Pada pemeriksaan dalam servik mendatar dan pembukaan telah ada seperti telah dikemukakan
terdahulu. Faktor-faktor yang berperan dalam persalinan adalah:
a. Kekuatan mendorong keluar (power)
1) His (kontraksi uterus)
2) Kontraksi otot-otot dinding perut
3) Kontraksi diafragma
4) Dan ligamentous actiou terutama ligamentum rotundum
b. Faktor jalan lahir (passage)
Pada waktu partus akan terjadi perubahan-perubahan pada uterus, servik, vagina dan dasar
panggul.
c. Faktor janin (passenger)
Persalinan lama merupakan masalah besar di Indonesia, karena seperti kita ketahui bahwa 80%
dari persalinan terutama di daerah pedesaan masih di tolong oleh dukun. Baru sedikit sekali dari
dukun beranak ini yang telah ditatar sekedar mendapat kursus dukun, karenanya kasus-kasus
partus lama masih banyak dijumpai, dan keadaan ini memaksa kita untuk berusaha menurunkan
angka kematian ibu maupun anak. Yang sangat ideal tentunya bagaimana mencegah terjadinya
partus lama. Persalinan pada primi biasanya lebih lama 5-6 jam dari pada multi. Bila persalinan
berlangsung lama, dapat menimbulkan komplikasi-komplikasi, baik terhadap ibu mupun
terhadap anak dan dapat meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
H. KOMPLIKASI
Morbiditas ketuban pecah dini menjadi kurang serius bila terjadi pada kehamilan yang mendekati
Aterm dibandingkan kehamilan yang lebih awal. Pada kasus ketuban pecah dini biasanya 80-90
% akan mengalami partus dalam kurun waktu 24 jam. Ada beberapa hal perlu dipertimbangkan
pada ketuban pecah dini :
b. Ketuban pecah dini penyebab pentingnya persalinan premature dan prematuritas janin.
c. Resiko terjadinya ascending infection akan lebih tinggi jika persalinan dilakukan setelah 24
jam onset.
d. Insiden prolaps tali pusat (cord prolapse) akan meningkat bila dijumpai adanya malpresentasi.
e. Pengeluaran cairan ketuban untuk waktu yang akan lama akan menyebabkan dry labour atau
persalinan menyebabkan dry labour atau persalinan kering.
f. Hipoplasia pulmonal janin sangat mengancam janin, khusus pada kasus oligohidramnion.
I. PARTUS LAMA
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998), pengertian dari partus lama adalah persalinan
yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih dari 18 jam pada multigravida.
Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan fase aktif.
J. ETIOLOGI
Sebab-sebab terjadinya persalinan lama ini adalah multikomplek dan tentu saja bergantung pada
pengawasan selagi hamil, pertolongan persalinan yang baik dan penatalaksanaannya. Faktor-
faktor penyebabnya antara lain :
1. Kelainan letak janin
2. Kelainan-kelainan panggul
3. Kelainan kekuatan his dan mengejan
4. Pimpinan persalinan yang salah
5. Janin besar atau ada kelainan kongenital
6. Primi tua primer dan sekunder
7. Perut gantung, grandemulti
8. Ketuban pecah dini ketika servik masih menutup, keras dan belum mendatar
9. Analgesi dan anestesi yang berlebihan dalam fase laten
10. Wanita yang dependen, cemas dan ketakutan dengan orang tua yang menemaninya ke rumah
sakit merupakan calon partus lama.
K. GEJALA KLINIS
Menurut Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH (1998) gejala klinik partus lama terjadi pada ibu dan
juga pada janin.
1. Pada ibu
Gelisah, letih, suhu badan meningkat, berkeringat, nadi cepat, pernapasan cepat dan
meteorismus. Di daerah lokal sering dijumpai: Ring v/d Bandle, oedema serviks, cairan ketuban
berbau, terdapat mekonium.
2. Pada janin :
a. Denyut jantung janin cepat atau hebat atau tidak teratur bahkan negarif, air ketuban terdapat
mekonium, kental kehijau-hijauan, berbau.
b. Kaput succedaneum yang besar
c. Moulage kepala yang hebat
d. Kematian Janin Dalam Kandungan (KJDK)
e. Kematian Janin Intra Parental (KJIP)
Menurut Prof. dr. Ida Bagus Gede Manuaba, DSOG (1998), gejala utama yang perlu
diperhatikan pada partus lama antara lain :
1. Dehidrasi
2. Tanda infeksi : temperatur tinggi, nadi dan pernapasan, abdomen meteorismus
3. Pemeriksaan abdomen : meteorismus, lingkaran bandle tinggi, nyeri segmen bawah rahim
4. Pemeriksaan lokal vulva vagina : edema vulva, cairan ketuban berbau, cairan ketuban
bercampur mekonium
5. Pemeriksaan dalam : edema servikalis, bagian terendah sulit di dorong ke atas, terdapat kaput
pada bagian terendah
6. Keadaan janin dalam rahim : asfiksia sampai terjadi kematian
7. Akhir dari persalinan lama : ruptura uteri imminens sampai ruptura uteri, kematian karena
perdarahan atau infeksi.
3. Perawatan pendahuluan
Penatalaksanaan penderita dengan partus lama adalah sebagai berikut :
a. Suntikan Cortone acetate 100-200 mg intramuskular
b. Penisilin prokain : 1 juta IU intramuskular
c. Streptomisin 1 gr intramuskular
d. Infus cairan :
1) Larutan garam fisiologis
2) Larutan glukose 5-100% pada janin pertama : 1 liter/jam
e. Istirahat 1 jam untuk observasi, kecuali bila keadaan mengharuskan untuk segera bertindak
4. Pertolongan
Dapat dilakukan partus spontan, ekstraksi vakum, ekstraksi forsep, manual aid pada letak
sungsang, embriotomi bila janin meninggal, seksio sesarea dan lain-lain.
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN
ASUHAN KEBIDANAN IBU BERSALIN PATOLOGI PADA Ny.S
GII PI AO UMUR KEHAMILAN 39+4 MINGGU
DENGAN KPD DISERTAI KALA SATU LAMA
DI RSUD SUKOHARJO
No Register :191897
Tgl masuk : 8 Juni 2012 Jam : 12.00 WIB
Di rawat di ruang : Bougenville - VK
I. PENGKAJIAN
Tanggal : 8 Juni 2012 Jam : 12.10 WIB
A. DATA SUBYEKTIF
BIODATA IBU SUAMI
Nama
Umur
Agama
Pendidikan
Pekerjaan/penghasilan
Suku/Bangsa
Alamat
No.telp/ Hp : Ny. S
: 35 tahun
: Islam
: SMA
: IRT
: Jawa/ Indonesia
: Karangasem RT.3 bulu
: : Tn. M
: 35 tahun
: Islam
: STM
: Swasta
: Jawa/ Indonesia
: Karangasem RT.3 bulu
:
2. Tanda-tanda Persalinan
a. Kontraksi teratur sejak tanggal : 8 Juni 2012 jam : 06.00 WIB
b. Frekuensi : 1-2 Kali/10 menit
c. Durasi : 20 detik
d. Kekuatan : sedang
e. Lokasi ketidak nyamanan di: perut bawah dan pinggang
3. Pengeluaran Pervaginam :
a. Lendir darah : ada
b. Air ketuban : sudah pecah warna : jernih, jam 09.00 WIB
c. Darah : tidak ada warna : tidak ada
4. Riwayat Menstruasi
a. Menarche : 14 th e. Banyaknya : 2-3x ganti pembalut
b. Siklus : 30 hari, teratur f. Dismenorhae: ya
c. Lama : 5-6 hari g. Fluor Albus : ya , Sifat :putih kental
d. Sifat darah : merah encer
5. Riwayat Perkawinan
a. Kawin : 1 kali.
b. Kawin pertama umur : 26 th.
c. Dengan suami sekarang : 9 th.
6. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat Kesehatan Yang Lalu :
Ibu mengatakan tidak pernah mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun seperti
jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS, hipertensi, anemia dll
b. Riwayat Kesehatan Keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada anggota keluarga yang pernah mengalami penyakit
berbahaya, menular atau menahun seperti jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS,
hipertensi, anemia dll
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Ibu mengatakan saat ini tidak sedang mengalami penyakit berbahaya, menular atau menahun
seperti jantung, hepatitis, diabetes mellitus,HIV/AIDS, hipertensi, anemia dll, hanya saat ini ibu
merasakan nyeri perut dan pinggang.
7. Riwayat Kehamilan, Persalinan, Nifas Yang Lalu
Kehamilan Persalinan Nifas
Ke
Periksa di
Oleh
Kompli
-kasi
Tgl
Lahir
Umur
Kehami-lan
Jenis
Persali-nan
Peno-long
Jenis
Kela-min BB Lahir komplikasi
Lak-tasi
Kom-plikasi
Hidup Mati Ibu Bayi
d. Imunisasi TT : 2 kali
Ke Tanggal Oleh
1 7 November 2011 Bidan
2 14 Januari 2012 Bidan
e. Minum tablet Fe : 110 tab (ibu rajin mengkosumsi terapi yang di berikan)
i. Kebiasaan :
- Minum jamu : ibu mengatakan tidak mengkonsumsi jamu
- Merokok : ibu mengatakan tidak pernah merokok
- Minum-minuman keras : ibu mengatakan tidak mengkosumsi minuman keras
- Obat-obat terlarang : ibu mengatakan tidak menggunakan obat terlarang
j. Persiapan persalinan :
- Tempat : puskesmas
- Penolong : bidan
- Pengambil keputusan : suami
- Pendamping : suami dan keluarga
- Transportasi : ada , motor
- Dana/biaya : jampersal
- Donor darah : PMI
9. Riwayat KB
No Jenis
Kontrasepsi Mulai memakai Berhenti/ ganti cara
Tanggal/
Tahun Oleh Keluhan Tanggal/
Tahun Oleh Alasan
1 Suntik 3 bulanan Juli 2005
Bidan spooting Juli 2011 sendiri Ingin hamil
Makan terakhir
- Minum
Minum terakhir
3x/hari (Nasi,lauk,sayur)
9-10 gelas/hari
(Air putih,teh,susu)
Satu porsi/piring
(Nasi,lauk,sayur)
Jam 06.30 WIB
Satu gelas
(Air putih)
Jam 11.00 WIB
Tidak ada
Tidak ada
Eliminasi :
- BAK
BAK terakhir
- BAB
BAB terakhir
8-9x/hari
(Warna kuning jernih)
1x/hari
(Konsistensi lembek)
(Konsistensi lembek)
Jam 05.00 WIB
Tidak ada
Tidak ada
Istirahat :
- Tidur siang
- Tidur malam
2 jam
8 jam
Belum
Belum
Tidak ada
Tidak ada
Aktifitas Mengerjakan pekerjaan rumah Tirah baring Tidak ada
Personal Hygiene
Mandi 2x/hari
Gosok gigi 2x/hari
Ganti pakaian 2x/hari Ganti jarik 1x Tidak ada
Rekreasi
Pola Seksual
1-2x/bulan Belum Tidak ada
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : cukup Kesadaran : composmentis
b. Tanda Vital :
TD : 110/70 mm Hg
Nadi : 84 kali/menit
Pernafasan : 23 kali/menit
Suhu : 36,2 0C
c. TB : 158 cm
BB : sebelum hamil 50 kg Saat hamil/ sekarang 63 kg
LILA : 27 cm
2. Pemeriksaan fisik :
a. Inspeksi
Kepala dan Leher
- Rambut/kulit kepala: bersih,hitam,lurus,panjang/ bersih tidak ada ketombe dan benjolan
abnormal
- Wajah : bersih, tidak oedema, tidak ada cloasma gravidarum
- Mata : simetris, konjungtiva tidak anemis,sklera tidak ikhterik
- Hidung :bersih, tidak ada secret, tidak ada kelainan dan benjolan abnormal
- Mulut : lidah bersih, tidak ada stomatitis, tidak terjadi karies gigi
- Telinga : simetris, tidak ada kelainan, tidak ada serument
- Leher : tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.
Dada : simetris, tidak terlihat tarikan/ retraksi dinding dada
Payudara : simetris, areola mammae hiperpigmentasi, pappila menonjol
Abdomen
- Bekas luka : tidak ada
- Striae gravidarum : ada
Genetalia
- tanda chadwich : tidak ada
- varices : tidak ada
- bekas luka : ada
- kelenjar bartholini :tidak terjadi peradangan
- Pengeluaran : lendir darah
b. Palpasi
Muka : tidak teraba pembengkakan/ oedema
Leher : tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid, kelenjar limfe dan vena jugularis.
Payudara : tidak teraba benjolan abnormal, kolostrum belum keluar
Abdomen
Palpasi Leopold
- Leopold I : TFU 3 jari di bawah prosesus xefoideus, teraba bagian janin bulat, lunak dan tidak
melenting (bokong)
- Leopold II : Bagian kiri perut ibu teraba bagian janin keras memanjang (punggung)
Bagian kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)
- Leopold III : Bagian terendh janin teraba bulat, keras dapat di goyangkan (kepala)
- Leopold IV : Bagian terendah janin sudah masuk PAP 3/5 bagian
Osborn tes : tidak dilakukan
Pemeriksaan Mc Donal : 31 cm TBJ= 31-11 x 155= 3100 gram
Ekstremitas
- Tangan : tidak ada pembengkakan/ oedema, tidak ada varises
- Kaki : tidak ada pembengkakan/ oedema, tidak ada varises
Genetalia : tidak terjadi pembengkakan/ oedema
c. Auscultasi
Dada
- Paru Paru : pernapasan teratur (suara napas vesikuler), tidak ada ronkhi dan wheezing
- Jantung : detak jantung teratur (luph,,dubh,luph,,dubh)
Abdomen
- Djj : (11+11+12)x4= 136 x/menit, teratur
- punctum maximum : kiri bawah pusat ibu
d. Perkusi :
- Abdomen : tidak kembung (suara timpani)
- Ekstremitas (reflek patela) : reflek ekstremitas positif +/+
3. Pemeriksaan Panggul Luar (bila perlu)
a. Distancia spinarum : tidak dilakukan
b. Disansia kristarum : tidak dilakukan
c. Boundelogue : tidak dilakukan
d. Lingkar Panggul : tidak dilakukan
4. Pemeriksaan dalam :
Jam: 12.20 WIB
Tidak ada luka atau massa pada genetalia eksterna, portio lunak- tebal, pembukaan 3 cm, kulit
ketuban(-), presentasi belakang kepala, penurunan 2/5 bagian, STLD (+)
5. Pemeriksaan Penunjang/Lab
a. Protein urine : tidak dilakukan
b. Urine Reduksi : tidak dilakukan
c. Hb : 9,7 gram%
d. Lain-lain : HbsAg (-)
Golongan darah AB
HCT 28
Trombosit 174.000
AL 11.600
GDS 82
Dasar
Subyektif
Ibu mengatakan bernama Ny.S
Ibu mengatakan berumur 35 tahun
Ibu mengatakan ini adalah proses persalinan keduanya
Ibu mengatakan belum pernah mengalami keguguran
Ibu mengatakan hari pertama haid terakhirnya tanggal 12 September 2012
Ibu mengatakan ketuban pecah tanggal 8 Juni 2012, jam 09.00 WIB
Ibu mengatakan perutnya terasa mules, pinggangnya nyeri dan kenceng-kenceng sejak tanggal
08 Juni 2012, jam 06.00 WIB
Obyektif
Tanda vital
- TD : 110/70 mmhg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernapasan : 24 x/menit
- Suhu : 36,2 oC
Pemeriksaan leopold
- Leopold 1 : TFU 3 jari di bawah prosesus xefoideus, teraba bagian janin bulat, lunak dan tidak
melenting (bokong)
- Leopold 2 : Bagian kiriperut ibu teraba bagian janin keras memanjang (punggung), Bagian
kanan perut ibu teraba bagian kecil-kecil janin (ekstremitas)
- Leopold 3 : Bagian terendah janin teraba bulat, keras dan dapat di goyangkan (kepala)
- Leopold 4 : Bagian terendah janin sudah masuk PAP 3/5 bagian
Denyut jantung janin : (11+11+12)x4=136 x/menit, teratur
Kontraksi 2x/ 10 menit durasi 10 detik
Pemeriksaan dalam
Tidak ada luka atau massa pada genetalia eksterna, portio lunak- tebal, pembukaan 3 cm, kulit
ketuban(-), presentasi belakang kepala, penurunan 2/5 bagian,STLD (+)
2. Masalah :
Ibu cemas menghadapi persalinan
Dasar :
Ibu mengatakan merasa cemas dengan proses persalinan yang sedang di hadapinya
3. Kebutuhan :
KIE tentang proses persalinan
Motifasi ibu dalam menghadapi proses persalinan
3. Tindakan antisipasi :
Bedrest total dengan posisi panggul lebih rendah dari badanya (trendelenburg)
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG untuk pemberian terapi
IV. IDENTIFIKASI TINDAKAN SEGERA
Tanggal : 8 juni 2012 Jam : 12.45 WIB
Kolaborasi dengan dokter Sp.OG
V. PERENCANAAN
Tanggal : 8 juni 2012 Jam : 12.50 WIB
1. Beritahu hasil pemeriksaa pada ibu dan keluarga
2. Inform consent pada pasien dan keluarga
3. Berikan terapi sesuai dengan advice dokter yaitu infus RL dan injeksi ampicilin
4. Jelaskan pada ibu mengenai proses persalinan yang sedang di hadapi
5. Anjurkan pada ibu untuk menarik napas panjang ketika dirasakan ada kontraksi
6. Anjurkan pada ibu untuk tetap makan dan minum ketika di sela-sela kontraksi
7. Anjurkan pada ibu untuk BAK jika dirasakan ingin BAK
8. Anjurkan pada keluarga untuk tetap memberikan dukungan pada ibu
9. Siapkan partus set, kelengkapan ibu dan bayi
10. Observasi keadaan umum ibu dan janin tiap 30 menit dan kemajuan persalinan tiap 4 jam
VI. PELAKSANAAN
Tanggal : 8 juni 2012 Jam :12.55 WIB
1. Memberitahu hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga bahwa keadaan ibu dan janinnya
normal
Tanda vital
- TD : 110/70 mmhg
- Nadi : 84 x/menit
- Pernapasan : 24 x/menit
- Suhu : 36,2 oC
Denyut jantung janin : (11+11+12)x4=136 x/menit, teratur
Kontraksi 2x/ 10 menit durasi 10 detik
Pembukaan : 3cm
2. Meminta inform konsen pada pasien dan keluarga mengenai tindakan yang akan di lakukan
bila terjadi kala 1 lama.
3. Meemberikan terapi sesuai dengan advice dokter
Memberikan infus RL 20 tpm
Memberikan injeksi ampicilin dosis 1 gram + 5ml aquabidest secara IV yang sebelumnya di
skintest terlebih dahulu di lengan kanan secara IC untuk mengetest apakah ibu alergi atau tidak
pada obat yang akan di berikan.
4. Menjelaskan pada ibu mengenai proses persalinan yang sedang di hadapi dapat berlangsung
secara normal walaupun ibu merasakan ketidaknyamanan nyeri pada saat terjadi kontraksi, dan
ibu tidak perlu cemas karena telah di beri perawatan dan pengawasan oleh bidan serta dokter
sehingga apabila terjadi kegawat daruratan dapat segera di lakukan tindakan. Pembukaanya
sudah 3-4 cm, dan akan di sertai peningkatan kontaksi, maka semakin sering kontraksi ibu juga
akan merasa semakin sakit, dan hal tersebut adalah kejadian yang normal.
5. Menganjurkan pada ibu untuk menarik napas panjang ketika ada kontraksi yaitu dengan cara
menari napas melalui hidung dan di keluarkan melalui mulut secara perlahan, hal tersebut
bermanfaat sebgai tekhnik relaksasi ibu untuk mengurangi rasa nyeri yang di rasakan
6. Menganjurkan pada ibu untuk tetap makan dan minum di sela-sela kontraksi yang berguna
untuk mempertahankan tenaga ibu yang terkuras oleh kekuatan kontraksi.
7. Menganjurkan pada ibu untuk tetap BAK dan tidak menahanya ketika di asakan ingin Bak,
karena kandung kemih/ kantung urin yang penuh dapat mengganggu penurunan kepala janin ke
jalan lahir.
8. Menganjurkan pada keluarga untuk tetap memberikan dukungan pada ibu dalam mengahadapi
proses persalinanya yaitu dengan cara selalu menemani dan berada di samping ibu, selain itu
juga dapat dilakukan degan memberikan sentuhan-sentuhan-sentuhan ringan/ mengelus-elus
pinggang ibu.
9. Menyiapkan partus set, meliputi:
bak instrumen yang di dalamnya terdapat: 1 gunting tali pusat, 1 guting episiotomi, 2 klem tali
pusat, kocher, pinset, kassa, 2 pasang handscoon, penjepit tali pusat, kateter nelaton.
Heating set meliputi benang heating steril, jarum heating dan lidokain
Washkom berisi larutan clorin, bengkok, kapas DTT, tempat placenta, underpad, spuit 3cc,
oksitosin, dan misoprostol.
Lampu sorot, suctoin dan lampu termoregulasi.
10. Mengobservasi keadaan umum ibu dan janinya serta kemajuan persalinan yaitu:
Nadi, Djj, kontraksi, Suhu tubuh, pengeluaran, Tekanan darah dan pembukaan servix.
VII. EVALUASI
Tanggal : 8 juni 2012 Jam : 13.10 WIB
1. Ibu dan keluarga sudah mengetahui hasil serta kadaan ibu dan janinya saat ini
2. Pasien dan keluarga telah memberikan persetujuan tindakan medis bila terjadi kala 1 lama.
3. Terapi infus RL dan injeksi ampicilin telah di berikan sesuai advice dokter.
4. Ibu sudah mengetahui jika proses yang di alaminya adalah suatu hal yang normal dan
kecemasan ibu sedikit berkurang
5. Ibu melakukan tekhnik relaksasi menarik napas ketika ada kontraksi
6. Ibu tetap mencoba makan atau minum ketika tidak ada kontraksi
7. Ibu mencoba untuk BAK dengan pispot yang dibantu oleh kelurga ketika di rasa ingin BAK
8. Keluarga bersedia memberika dukungan pada ibu
9. Pertus set, kelengkapan ibu dan bayi telah di siapkan
10. Kemajuan persalinan tetap terpantau
Tabel pengawasan kala I
Hari, tanggal, jam Tekanan darah/ mmhg Nadi
x/menit Suhu
0C Kontraksi
X/ durasi (detik) Djj
x/menit Pemeriksaan dalam
Kk, cm
Jumat, 8 juni 2012 jam
14.10 110/70 80 36,0 2x, 10 detik 136 Kk (-)
3cm
14.40 - 82 - 2x, 10 132 -
15.10 - 83 - 2x, 15 132 -
15.40 - 88 - 2x,10 132 -
16.10 - 84 - 2x, 15 132 -
16.40 - 84 - 3x, 10 144 -
17.10 - 84 - 3x, 18 132 -
17.40 - 82 - 3x, 18 136 -
18.10 120/70 80 36,8 3x, 20 136 Kk (-)
3 cm
18.40 - 83 - 3x, 22 136 -
19.10 - 84 - 3x, 20 140 -
19.40 - 83 - 3x, 21 136 -
20.10 - 84 - 3x, 23 132 -
20.40 - 82 - 3x, 20 132 -
21.10 - 85 - 3x, 22 144 -
21.40 - 86 - 3x, 24 132 -
22.10 120/80 82 36,3 3x, 25 136 Kk (-)
3 cm
22.40 - 84 - 3x, 25 136 -
23.10 - 84 - 3x, 25 132 -
23.40 - 82 - 3x, 23 132 -
00.10 - 83 - 3x, 25 144 -
00.40 - 85 - 3x, 25 136 -
01.10 - 87 - 3x, 24 136 -
01.40 - 84 - 3x, 25 132 -
02.10 130/90 80 36,5 3x, 27 132 Kk (-)
3 cm
02.40 - 84 - 3x, 23 136 -
03.10 - 85 - 3x, 25 144 -
03.40 - 83 - 3x, 26 140 -
04.10 - 82 - 3x, 26 136 -
04.40 - 85 - 3x, 28 136 -
05.10 - 83 - 3x, 28 132 -
05.40 - 85 - 3x, 30 132 -
06.10 120/90 88 36,4 3x, 30 132 Kk (-)
3 cm
06.40 - 86 - 3x, 28 136 -
07.10 - 83 - 3x, 29 144 -
07.40 - 86 - 3x, 28 132 -
08.10 120/ 80 87 - 3x, 27 136 Kk (-)
3 cm
DATA PERKEMBANGAN I
Obyektif
a. VS
- TD: 120/80 mmhg
- Nadi : 87 x/menit
b. Kontraksi : 3x, durasi 27 detik
c. Djj : (11+11+12)x4=136 x/menit
d. Pembukaan : 3 cm
Assesment
Ny. S, umur 35 tahun, GII PI A0, UK 39+4minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, letak
memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala 1 fase laten dengan KPD disertai kala
1 lama.
Planning
1. Beritahu ibu tentang kondisinya dan janinya
2. Anjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi
3. Anjurkan ibu untuk baring miring ke kiri
4. Berikan terapi sesuai advice dokter : drip oxytoxin 5 IU dalam infus D5% (500 ml) dan
lakukan peningkatan 4 tetes tiap 15 menit, tetesan dimulai dari 8 tetes/ menit
Implementasi
1. Memberitahu ibu tentantang kondisinya dan janinya
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan tekhnik relaksasi
3. Menganjurkan ibu untuk baring miring ke kiri guna mengurangi ras nyeri dan meningkatkan
penurunan kepala janin
4. Memberikan terapi drip oxytoxin 5 IU dalam infus D5% (500 ml) dan melakukan peningkatan
tetesan tiap 15 menit dengan awal 8 tetesan/ menit dan meningkat 4 tetes/ 15 menit.
Evaluasi
1. Ibu sudah mengetahui keadaanya dan janinya
2. Ibu melakukan tekhnik relaksasi untuk mengurangi rasa nyerinya
3. Ibu melakukan baring miring kiri
4. Drip oxytocin terpantau hingga tetesan maximal 40 tetes /menit
DATA PERKEMBANGAN II
Tanggal: 9 Juni 2012 jam: 12.00 WIB
Subjektif
- ibu mengatakan kenceng kenceng semakin sering dan semakin sakit serta ingin mengejan
Obyektif
a. VS
- TD : 110/70 mmhg
- N : 85 x/menit
- R : 24 x/menit
- S : 36,70C
b. DJJ : (11+12+11)x4=136 x/menit
c. Kontraksi Uterus : 4x, durasi 29 detik
d. Pembukaan : pembukaan 5 cm
Assesment :
Ny. S, umur 35 tahun, GII PI A0, UK 39+4minggu, janin tunggal, hidup intra uteri, letak
memanjang, presentasi belakang kepala, puki, inpartu kala 1 fase aktif dengan KPD disertai kala
1 lama.
Planning :
1. Beritahu ibu tentang kondisinya dan bayinya
2. Anjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi
3. Anjurkan ibu untuk miring ke kiri
4. Anjurkan ibu untuk makan dan minum di sela-sela kontraksi
5. Anjurkan ibu untuk BAK bila merasa ingin BAK
Implementasi : 1. Memberitahu ibu bahwa kondisi ibu dan bayi ibu baik
2. Menganjurkan ibu untuk melakukan teknik relaksasi apabila merasa kenceng-kenceng
3. Menganjurkan ibu untuk miring ke kiri
4. Menganjurkan ibu untuk makan dan minum
5. Menganjurkan ibu untuk BAK bila merasa ingin BAK
Implementasi :
1. Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan akan dilakukan pertolongan kelahiran
bayi
2. Mendekatkan alat yang di butuhkan dalam proses pertolongan persalinan, meliputi : partus set
yaitu bak instrumen yang di dalamnya terdapat: 1 gunting tali pusat, 1 gunting episiotomi, 2
klem tali pusat, kocher, pinset, kassa, 2 pasang handscoon, penjepit tali pusat, kateter nelaton.
Heating set meliputi benang heating steril, jarum heating dan lidokain
Washkom berisi larutan clorin, bengkok, kapas DTT, tempat placenta, underpad, spuit 3cc,
oksitosin, dan misoprostol.
Lampu sorot, suctoin dan lampu termoregulasi.
3. Memposisikan ibu untuk proses persalinan yaitu posisi dorsal recumbent atau litotomi, serta
memasang underpad di bawh bokong ibu.
4. Pimpin persalinan pada ibu, meliputi cara mengejan yang benar.
5. Melakukan pertolongan persalinan, yaitu:
- membuka tutup partus set dan memeriksa kembali kelengkapan alat dan bahan
- memasang underpad di bawah bokong ibu
- memakai APD (celemek dan handscoon)
- menahan perineum setelah tampak kepala bayi dengan diameter 5-6 cm dengan tangan kanan
yang dilapisi kain bersih dan kering
- melahirkan kepala bayi dengan tangan kiri berada di vertek untuk mencegah defleksi maksimal
dan membantu lahirnya kepala, menganjurkan ibu untuk meneran secara perlahan atau bernafas
secara cepat dan dangkal
- memeriksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat
- menunggu kepala bayi melakukan putaran paksi luar secara spontan
- setelah kepala melakukan putaran paksi luar, memegang biparietal dan menganjurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi
- melahirkan bahu depan dengan lembut gerakkan kepala kearah bawah dan distal hingga bahu
depan lahir
- melahirkan bahu belakang dengan menggerakkan kearah atas dan distal sampai bahu belakang
lahir
- memindahkan tangan kanan untuk menyangga samping lateral tubuh bayi
- memindahkan tangan kiri untuk menyusur pada lengan bayi, dada dan punggung serta bokong,
sampai kedua kaki, dilanjutkan dengan memegang kedua mata kaki dan pegang masing masing
mata kaki dengan ibu jari dan jari lainnya
- menilai bayi dengan memposisikan kepala bayi 15o lebih rendah dari badan bayi untuk menilai
bayi (apakah bayi menangis, warna kulit, bayi bergerak aktif), dengan cara memegang bayi,
tangan kiri diantara kedua kaki bayi dan tangan kanan memegang kepala bayi.
- mengeringkan bayi mulai dari muka, kepala, dan bagian tubuh lainnya kecuali telapak tangan
tanpa membersihkan verniks.
Evaluasi :
Bayi lahir pada jam 13.00 WIB, menangis kuat, jenis kelamin laki laki, berat badan 2700 gram,
panjang badan 48 cm.
Plasenta belum lahir
DATA PERKEMBANGAN IV
Tanggal : 9 Juni 2012 jam : 13.00 WIB
Subyektif :
ibu mengatakan merasa bahagia atas kelahiran bayi ibu
ibu mengatakan perutnya mules dan terasa masih kenceng-kenceng
Obyektif :
bayi lahir spontan jam 13.00 WIB, menagis kuat, gerak aktif, jenis kelamin laki-laki
plasenta belum lahir
TFU setinggi pusat
Tali pusat memanjang
Semburan darah mendadak dan singkat
Implementasi :
1. Memastikan bayi tunggal dengan melakukan palpasi perut ibu sebelum menginjeksikan
oksitosin karena oksitosin menyebabkan uterus berkontraksi yang akan sangat menurunkan
pasokan oksigen kepada bayi.
2. Melakukan management aktif kala III, yaitu :
a. Pemberian suntikan oksitosin dalam 1 menit pertama setelah bayi lahir dengan cara IM pada
1/3 bagian atas paha bagian luar sebanyak 10 unit. Oksitosin ini dapat merangsang fundus uteri
untuk berkontraksi dengan kuat dan efektif sehingga dapat membantu pelepasan plasenta dan
mengurangi kehilangan darah.
b. Melakukan penegangan tali pusat terkendali
- Berdiri disamping ibu, memindahkan klem pada tali pusat sekitar 5-10 cm dari vulva
- Saat mulai ada kontraksi, menegangkan tali pusat ke arah bawah, melakukan tekanan dorso
kranial hingga tali pusat menjulur dan korpus uteri bergerak keatas yang menandakan plasenta
telah lepas dan dapat dilahirkan
- Setelah plasenta terlepas, menganjurkan ibu untuk meneran agar plasenta terdorong keluar
melalui introitus vagina.
- Pada saat plasenta pada introitus vagina terlihat maka melahirkan plasenta dengan mengangkat
tali pusat keatas dan menopang plasenta dengan tangan lainnya untuk diletakkan dalam kendil.
Pengeluarannya dengan memutar plasenta searah jarum jam hingga selaput ketuban terpilin
menjadi satu.
- Segera setelh plasenta lahir, melakukan masase fundus uteri dengan cara menggerakkan tangan
dengan arah memutar pada undus uteri supaya uterus berkontraksi.
Evaluasi:
Placenta lahir spontan, jam 13.05 WIB, lengkap, terjadi laserasi derajat II, dan telah di lakukan
penjahitan perineum.
DATA PERKEMBANGAN V
Assasment
Ny. S, umur 35 tahun, PII A0, inpartu kala IV, normal.
Planning
Observasi keadaan umum dan vital sign ibu
Anjurkan pada ibu untuk melakukan massase perutnya untuk merangsang kontraksi guna
menghindari perdarahan
Bereskan alat dan masukan ke dalam larutan klorin 0,5 %, buang barang habis pakai
Bereskan ibu dan ganti pakaian serta kain dengan yang bersih dan kering
Observasi perdarahan
Implementasi
Mengobservasi keadaan umum dan vital sign ibu
Menganjurkan pada ibu untuk melakukan massase perutnya untuk merangsang kontraksi guna
menghindari perdarahan
Membereskan alat dan memasukan ke dalam larutan klorin 0,5 % dan membuang barang habis
pakai
Membereskan ibu dan menganti pakaian serta kain dengan yang bersih dan kering.
Mengobservasi perdarahan ibu
Evaluasi
Keadaan umum dan vital sign ibu terpantau.
Keadaan umum : cukup,
Kesadaran: composmentis,
TD: 120/80 mmhg,
Suhu: 36,7 0C,
Nadi : 84 x/menit.
Napas : 20 x/menit
Ibu memassase perutnya untuk menghindari perdarahan
Alat-alat sudah di bereskan dan memsukan ke larutan klorin 0,5 %
Ibu sudah di bersihkan dan di ganti pakaian serta kain penutupnya dengan kain yang kering dan
bersih.
Pedarahan terpantau.
Pemantauan 2 jam pp Jam observasi Jumlah perdarahan
(ml atau pembalut)
1 Jam pertama 13.05 2 pembalut berisi kira-kira 60 ml
13.20 40 ml
13.35 35 ml
13.50 25 ml
1 jam kedua 14.05 20 ml
14.35 20 ml
() (...........)
BAB IV
PEMBAHASAN
A. KESENJANGAN
Tidak terjadi kesenjangan pada saat pelaksanaan tindakan di rumah sakit dengan teori, dimana di
lahan juga melakukan tindakan medis yang seharusnya di lakukan untuk pertolongan persalinan
lama yaitu:
1. Pemberian rehidrasi dan infus cairan pengganti
2. Memberikan perlindungan obat antibiotik
B. PEMBAHASAN
Dalam pelaksanaan tindakan penanganan masalah dalam persalinan, pada dasarnya tindakan
medis yang di lakukan sudah sesuai, hanya saja di temui perbedaan persepsi dalam penentuan
ketuban sudah pecah atau belum.
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban sebelum terdapat tanda mulai persalinan dan
ditunggu satu jam sebelum terjadi inpartu. Ketuban pecah dini merupakan pecahnya selaput janin
sebelum proses persalinan dimulai.
Ketuban dinyatakan pecah dini bila terjadi sebelum proses persalinan berlangsung. Ketuban
pecah dini disebabkan oleh karena berkurangnya kekuatan membrane atau meningkatnya
tekanan intra uterin
Partus lama adalah persalinan yang berlangsung lebih dari 24 jam pada primigravida dan lebih
dari 18 jam pada multigravida. Dilatasi serviks di kanan garis waspada persalinan fase aktif. Dan
fase laten yang melampaui waktu 20 jam pada primigravida atau waktu 14 jam pada multipara
merupakan keadaan abnormal
Bahaya partus lama:
Bagi ibu : Atonia uteri, laserasi, perdarahan, infeksi, kelelahan ibu dan shock
Bagi janin : Asfiksia akibat partus lama itu sendiri, trauma cerebri yang disebabkan oleh
penekanan pada kepala janin, cedera akibat tindakan ekstraksi dan rotasi dengan forceps yang
sulit dan pecahnya ketuban lama sebelum kelahiran.
B. SARAN
Bagi mahasiswa agar dapat lebih menambah pengetahuan dalam penatalaksanaan pertolongan
persalinan kala 1 lama.
Bagi tenaga kesehatan agar lebih menambah pengalaman dalam upaya meningkatkan
profesional kerja dalam hal pertolongan persalinan patologi.
DAFTAR PUSTAKA