Anda di halaman 1dari 8

TUGAS

MEKANIKA BATUAN

ST. KHADIJAH REZKIANI TAMAR MDH


09320140056
C2

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR
2016
Batuan adalah suatu bahan terdiri dari mineral padat atau solid berupa massa
yang berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragmen.

Batuan memiliki sifat fisik diantaranya yaitu :

1. Kekerasan
Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap suatu
abrasi. Kekerasan batuan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari mineral
batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang
diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan.
2. Kekuatan
Kekuatan mekanik batuan adalah sifat kekuatan atau ketahanan terhadap gaya
luar, kekuatan batuan tergantung pada komposisi mineralnya. Diantara mineral-
mineral yang terkandung di dalam batuan, kuarsa adalah mineral terkompak dengan
kuat tekan mencapai lebih 500 MPa. Biasanya semakin tinggi kandungan mineral
kuarsa dalam batuan maka semakin tinggi kekuatan batuan tersebut. Kekerasan dan
kekuatan batuan diklasifikasikan dengan skala Fredrich Van Mohs (1882), seperti
pada tabel berikut
Tabel 1
Kekerasan dan Kekuatan Batuan
Klasifikasi Skala Mohs Kuat tekan batuan
(Mpa)
Sangat keras +7 +200
Keras 67 120 200
Kekerasan sedang 4,5 6 60 120
Cukup lunak 3 4,5 30 60
Lunak 23 10 30

Sangat lunak 12 10

3. Abrasivitas

Merupakan sifat menggores dan mengikis dari batuan, sehingga sering


menyebabkan keausan pada gigi pahat dan diameter pahat. Setiap batuan mempunyai
sifat abrasivitas yang berbeda-beda, pada umumnya batuan beku mempunyai tingkat
abrasivitas sedang sampai tinggi, batu pasir lebih abrasif daripada shale, serta
limestone lebih abrasif dari batu pasir atau shale. Ukuran dan bentuk dari partikel
batuan menyebabkan berbagai tipe keausan, seperti juga torsi dan daya tekan pada
pahat.

4. Elastisitas

Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan modulus elastisitas atau modulus


Young (E), dan nisbah Poisson (). Modulus elastisitas merupakan factor
kesebandingan antara tegangan normal dengan regangan relatifnya, sedangkan
nisbah Poisson merupakan kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan
aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas,
jenis perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan. Nilai modulus elastisitas
untuk batuan sedimen sangat rendah, hal ini disebabkan komposisi mineral dan
teksturnya, seperti modulus elastisitas pada arah sejajar bidang perlapisan selalu
lebih besar dibandingkan dengan arah pada tegak lurus.

5. Plastisitas
Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi
tetap setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum
hancur. Atau bisa juga di definisikan sebagai adalah karakteristik batuan untuk
menahan regangan yang melebihi kekuatannya sebelum batuan tersebut hancur. Sifat
plastic tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan dan dipengaruhi oleh
adanya pertambahan kuarsa, feldspar dan mineral lain. Lempung lembab dan
beberapa batuan homogen mempunyai sifat plastik.
6. Tekstur
menunjukan hubungan antara mineral penyusun batuan yang dapat
menceritakan proses genesanya, tekstur dapat diklasifikasikan berdasarkan sifat
porositas, ikatan antar butir, densitas dan ukuran butir. Jika porositas batuan kecil
maka semakin kuat ikatan antar butir dan densitasnya juga semakin besar sehingga
kekerasannya menjadi tinggi sehingga menjadi susah dibor.
7. Struktur Geologi
Struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan berpengaruh
pada penyesuaian kelurusan lubang bor, aktifitas pemboran dan kemantapan lubang
bor. Adanya rekahan rekahan dan rongga rongga dalam batuan seperti di
batugamping sering mempersulit kerja pemboran, karena batang bor dapat terjepit.
8. Porositas

Porositas adalah perbandingan volume pori-pori ( yaitu volume yang ditempati


oleh fluida ) terhadap volume total batuan. yang jika dirumuskan :

Dimana :
= Porositas absolute (total), fraksi (%)
Vp = Volume pori-pori, cc
Vb = Volume batuan (total), cc
Vgr = Volume butiran, cc

Porositas batuan reservoir dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu:

Porositas absolut, adalah perbandingan antara volume pori total terhadap volume
batuan total yang dinyatakan dalam persen, atau secara matematik dapat ditulis
sesuai persamaan sebagai berikut :

Porositas efektif, adalah perbandingan antara volume pori-pori yang saling


berhubungan terhadap volume batuan total (bulk volume) yang dinyatakan
dalam persen.

Dimana :
e = Porositas efektif, fraksi (%)
g = Densitas butiran, gr/cc
b = Densitas total, gr/cc
f = Densitas formasi, gr/cc

Berdasarkan waktu dan cara terjadinya, maka porositas dapat juga


diklasifikasikan menjadi dua, yaitu :

Porositas primer, yaitu porositas yang terbentuk pada waktu yang bersamaan
dengan proses pengendapan berlangsung.
Porositas sekunder, yaitu porositas batuan yang terbentuk setelah proses
pengendapan.

Besar kecilnya porositas dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu ukuran butir,
susunan butir, sudut kemiringan dan komposisi mineral pembentuk batuan.Untuk
pegangan dilapangan, ukuran porositas dapat dilihat pada Tabel 1.berikut :

9. Permeabilitas
Permeabilitas adalah parameter yang memvisualisasikan kemudahan suatu
fluida untuk mengalir pada media berpori. Parameter ini dihubungan dengan
kecepatan alir fluida oleh hokum Darcy.

Permeabilitas mempunyai arah, dimana ke arah x dan y biasanya mempunyai


permeabilitas lebih besar dari pada ke arah z. Sistem ini disebut anisotropic.
Apabila permeabilitas tersebut seragam ke arah horizontal maupun vertikal disebut
sistem isotropik.
Satuan permeabilitas adalah m2. Pada umumnya pada reservoir panasbumi,
permeabilitas vertikal berkisar antara 10-14 m2, dengan permeabilitas horizontal dapat
mencapai 10 kali lebih besar dari permeabilitas vertikalnya (sekitar 10 -13 m2). Satuan
permeabilitas yang umum digunakan didunia perminyakan adalah Darcy (1 Darcy =
10-12 m2).

10. Densitas Batuan


Densitas batuan dari batuan berpori adalah perbandingan antara berat terhadap
volume (rata-rata dari material tersebut). Densitas spesifik adalah perbandingan
antara densitas material tersebut terhadap densitas air pada tekanan dan temperatur
yang normal, yaitu kurang lebih 103 kg/m3.
Batuan mempunyai sifat-sifat tertentu yang perlu diketahui, dalam mekanika
batuan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu ;
a. Sifat fisik batuan seperti bobot isi Spesific Gravity porositas dan absorbsi Void
Ratio.
b. Sifat mekanika batuan seperti kuat tekan, kuat tarik, modulus elastisitas, Poisson
`s Ratio.
Kedua sifat tersebut dapat ditentukan, pada umumnya ditentukan terhadap sampel
yang diambil dari lapangan. Satu persatu dapat digunakan untuk menentukan kedua
sifat batuan. Pertama-tama adalah penetuan sifak fisik batuan yang merupakan
pengujian tanpa merusak (Non Destructive Test), kemudian dilanjutkan dengan
penentuan sifat mekanik batuan yang merupakan pengujian merusak (Destructive
Test) sehingga contoh fasture (hancur).
Pembutan contoh batuan dapat dilakukan dilaboratorium maupun dilapangan (insitu).
Pembuatan percontohan dilaboratorium dilakukan dari blok batuan yang diambil
dilapangan hasil pemboran Core (inti). Sampel yang didapat berbentuk selinder
dengan diameter pada umumnnya antara 50-70 mm dan tingginya dua kali diameter
tersebut. Ukuran percontohan dapat lebih kecil dari ukuran yang disebut diatas
tergantung maksud pengujian.
Pengujian ini dilakukan pada inti bor (core) dengan contoh berbentuk silinder dengan
dimeter 50-70 mm kemudian dipotong dengan mesin untuk mendapatkan ukuran
tinggi dua kali diameternya.

MEKANIKA BATUAN
Mekanika batuan adalah ilmu pengetahuan teoritik dan terapan yang mempelajari
karakteristik, perilaku dan respons massa batuan akibat perubahan keseimbangan
medan gaya di sekitarnya, baik karena aktivitas manusia maupun alamiah.

Sifat batuan yang sebenarnya di alam adalah :

a. HETEROGEN

1. Jenis mineral pembentuk batuan yang berbeda.

2. Ukuran dan bentuk partikel/butir berbeda di dalam batuan.

3. Ukuran, bentuk, dan penyebaran void berbeda di dalam batuan.

b. DISKONTINU

Massa batuan di alam tidak kontinu (diskontinu) karena adanya bidang-bidang lemah
(crack, joint, fault, fissure) di mana kekerapan, perluasan dan orientasi dari bidang-
bidang lemah tersebut tidak kontinu.

c. ANISOTROP

Karena sifat batuan yang heterogen, diskontinu, anisotrope maka untuk dapat
menghitung secara matematis misalnya sebuah lubang bukaan yang disekitarnya
terdiri dari batuan B1, B2, B3, diasumsikan batuan ekivalen B sebagai
pengganti batuan B1, B2, B3 yang mempunyai sifat homogen, kontinu dan isotrop

Fungsi Mekanika Batuan Di Dalam Dunia Pertambangan


Semua bahan galian yang di tambang baik itu ditambang secara tambang
terbuka ataupun tambang bawah tanah, sangat berhubungan dengan batuan. Karena
semua bahan-bahan galian tersebut menempel ataupun berada didalam batuan itu
sendiri.
Oleh karena itu diperlukan suatu cara, teknik, bagaimana cara memisahkan bahan
galian tersebut dari batuan-batuan yang tidak bermamfaat. Karena batuan mimiliki
sifat-sifat yang berbeda pada tiap jenis batuannya, diskontiniu dan anisotrope, maka
dalam hal ini dibutuhkan suatu teknik yaitu mekanika batuan. Telah dijelaskan
sebelumnya pengertian mekanika batuan, dimana fungsi dari pada mekanika batuan
tersebut adalah mempelajari bagaimana sifat, cara dan teknik agar proses kegiatan
penambangan tidak terganggu.
DAFTAR PUSTAKA

http://www.slideshare.net/GeologyrocknrollaLani/209192753-
sifatfisikdanmekanikbatuan

https://www.academia.edu/11496913/Sifat_fisik_dan_mekanik_pada_batu
an

http://afanmining10.blogspot.co.id/2014/03/sifat-fisik-batuan.html

http://ourgeology.blogspot.co.id/2010/11/sifat-fisik-batuan.html

Anda mungkin juga menyukai