Anda di halaman 1dari 8

ISSN 2302-1616

Vol 2, No. 1, Juni 2014, hal 48-55

Preparasi Kromosom Fase Mitosis Markisa Ungu (Passiflora edulis)


Varietas Edulis Sulawesi Selatan
NURUL MUHLISYAH1, CUT MUTHIADIN1, BAIQ FARHATUL WAHIDAH1,
ISNA RASDIANAH AZIZ1
1
Jurusan Biologi, Fakultas Sains dan Teknologi, UIN Alauddin Makassar
Jl. Sultan Alauddin 36 Samata, Kab. Gowa 92113
email: cutmuthia82@gmail.com

ABSTRACT
Passion fruit (Passifloraceae) was derived from tropical South America. Kind of passion fruit
that widely cultivated in South Sulawesi is purple passion fruit (Passiflora edulis). This study aimed
to observe the activity of Passiflora edulis chromosome at different stages of cell division and
observed active mitosis time. The study was conducted by using exploratory descriptive study and
obtained results a mitotic on Passiflora edulis occurs at 09.00 until 15.00 pm. Prophase seen in 5
minute after observation, prometaphase in 80 minute after the first observation, metaphase in 154
minutes after the first observation, anaphase in 227 minutes after the first observation, and telophase
in 317 minutes after the first observation.

Keywords: Chromosome, Mitosis, Passiflora edulis, Purple Passion Fruit

PENDAHULUAN Secara umum, produksi markisa di Sulawesi


Indonesia merupakan wilayah tropis, Selatan pada tahun 1990-1995 meningkat dari
beriklim basah. Daerah ini memungkinkan 5.270 ton menjadi 38.824 ton atau sekitar
tumbuhnya berbagai macam tumbuhan dengan 127,3% per tahun. Di Brastagi, Sumatra Utara
subur. Berbagai macam buah-buahan, seperti pada tahun 1998 terdapat luas area tanaman
durian, rambutan, lengkeng tumbuh liar di markisa 1.274 ha dengan produksi 55.000 ton
hutan Sumatera dan Kalimantan. Namun, (Rukmana, 2003).
masih terlalu sedikit yang dibudidayakan. Tanaman markisa (Passifloraceae)
Padahal buah-buahan tersebut merupakan berasal dari Amerika Selatan yang beriklim
harta alam yang sangat berharga (Sunarjono, tropis. Saat ini terdapat lebih dari 400 spesies
2008). tanaman markisa (Passifloraceae) dan 50
Perkembangan industri pengolahan hasil spesies diantaranya dapat dikomsumsi sebagai
buah-buahan merupakan peluang yang cukup buah. Tanaman markisa yang banyak
besar untuk meningkatkan produksi buah- dibudidayakan secara komersial markisa ungu
buahan sebagai bahan baku industri (Passiflora edulis f edulis.Sims) dan markisa
pengolahan tersebut. Di Indonesia, kuning (Passiflora edulis f flavicarpa Degner).
perkembangan industri pengolahan hasil buah- Nama lain dari buah markisa di luar negeri
buahan cukup pesat. Beberapa industri adalah passion fruit, granadilla, purple
pengolahan hasil buah-buahan yang sudah granadilla fruit atau merajuca.
beroperasi di Negara kita adalah industri Tanaman markisa dikembangkan di
pengalengan buah-buahan, industri minuman beberapa tempat di Indonesia antara lain di
sari buah, dan industri jus. Luas wilayah Sulawesi Selatan, Sumatra Utama, Sumatra
pemanenam buah markisa di Sulawesi Selatan Barat dan Lampung. Jenis markisa yang
cenderung terus meningkat, dari 1.304,70 ha dikembangkan di Sulawesi Selatan dan
pada tahun 1990 menjadi 2.247,26 ha pada Sumatra Utara adalah markisa ungu
tahun 1995, atau meningkat rata-rata sebesar (Passiflora edulis) sedangkan di Sumatra
14% per tahun. Produktivitas buah markisa Barat pada umumnya adalah markisa kuning
juga meningkat dari 4,04 ton/ha pada tahun (konyal) untuk dikomsumsi secara langsung
1990 menjadi 17,28 ton/ha pada tahun 1995. (Sulistyo, 2003).
NURUL MUHLISYAH dkk Biogenesis 49

Markisa asam berkulit buah ungu (Novel dkk, 2010). Dengan demikian,
merupakan bahan baku utama industri perlunya mempertahankan keberadaan
pengolahan sari buah markisa dan sirup tanaman markisa ungu (Passiflora edulis)
konsentrat. Markisa ini banyak dibudidayakan varietas edulis sebagai tanaman yang banyak
di Sulawesi Selatan, yaitu Kabupaten Gowa, terdapat di daerah Sulawesi Selatan sebagai
Sinjai, Tator, Enrekang, dan Polmas, dan di buah yang memiliki prospek. Karena itu, perlu
dataran tinggi Sumatera Utara yang meliputi adanya pelestarian tanaman markisa dengan
Kabupaten Karo, Simalungun, Dairi, dan mengetahui informasi morfologi dan genetika
Tapanuli Utara. Markisa asam berkulit buah tanaman, khususnya kromosom.
kuning merupakan salah satu jenis markisa
yang tidak banyak dibudidayakan, namun METODE
dapat tumbuh di dataran rendah. Walaupun Pengambilan Bahan. Lokasi
jenis ini tidak banyak dibudidayakan di pengambilan bahan markisa ungu varietas
Indonesia, namun disebagain besar Negara edulis di Dusun Kalebarembeng, Kecamatan
penghasil markisa, kultivar-kultivar markisa Bontonompo, Kabupaten Gowa.
kuninglah yang umum dibudidayakan (Zee Perkecambahan dan Pemotongan
dan Menukat 1995, Verheij dan Coronel 1997, Ujung Akar. Proses perkecambahan benih
Rojas 1997). Markisa jenis konyal atau markisa dilakukan dilaboratorium
markisa manis memiliki rasa yang manis dan Mikrobiologi Universitas Islam Negeri
menyegarkan, enak dikomsumsi sebagai buah Alauddin dengan menggunakan medium tanah
segar. Markisa ini banyak diusahakan di dan aquadest. Setelah tumbuh akar dengan
daerah Alahan Panjang, Kabupaten Solok, panjang sekitar 0,5 cm, langkah selanjutnya
Sumatera Barat. Jenis konyal mempunyai adalah proses pemotongan ujung akar, dimana
potensi pengembangan dan prospek pasar yang akar tersebut dipotong sekitar 3 mm, dengan
cerah. Pasar buah segar markisa konyal antara waktu pemotongan dimulai pada pukul 08.00
lain Jakarta, Bandung, Pekambaru, dan Batam sampai pukul 12.00 WITA dengan interval
(Karsina dkk, 2007). waktu satu jam yang bertujuan untuk
Siklus sel adalah periode dari permulaan mengetahui waktu mitosis dari markisa.
satu pembelahan menuju ke permulaan yang Pembuatan sediaan. Pembuatan sediaan
lainnya, sedangkan reproduksi seluler adalah atau pembuatan preparat pada penelitian ini
proses perputaran dari pertumbuhan mitosis dengan menggunakan metode Squash (Jahier
dan pembelahan sel. Siklus sel terdiri dari dan Tanguy, 1996) yang terdiri dari: (1) Tahap
interfase dan mitosis. Interfase itu sendiri Fiksasi. Dilakukan dengan memotongan ujung
terdiri dari tiga fase (G1, S, dan G2). Sedangkan akar yang masih muda kemudian akar tersebut
mitosis terdiri dari 5 fase yaitu profase, dimasukkan ke dalam botol flakon. Langkah
prometafase, metafase, anafase dan telofase. selanjutnya adalah dilakukan fiksasi dengan
Mitosis adalah proses pembagian genom yang menggunakan larutan asam asetat glasial 45%
telah digandakan oleh sel ke dua sel identik (45 ml asam asetat glasial ditambahkan 55ml
yang dihasilkan oleh pembelahan sel. Mitosis akuades) dengan waktu 15 menit pada suhu
umumnya diikuti oleh sitokinesis yang 4C. kemudian, potongan ujung akar tersebut
membagi sitoplasma dan membran sel. Proses dicuci dengan menggunakan akuades
ini menghasilkan dua sel anak yang identik, sebanyak 3 kali pengulangan. Fiksasi
yang memiliki distribusi organel dan dilakukan dengan tujuan untuk
komponen sel yang sama, serta bertujuan mempertahankan komponen dari sel-sel
untuk mempertahankan pasangan kromosom markisa sehingga tetap dalam keadaan hidup.
yang sama melalui pembelahan inti secara (2) Tahap Maserasi. Pada tahap maserasi
berturut-turut. Proses mitosis terjadi di dalam potongan ujung akar yang telah difiksasi serta
sel somatik yang bersifat meristematik, yaitu dicuci bersih selanjutnya dilakukan proses
sel-sel yang hidup terutama sel-sel yang maserasi dengan menggunakan larutan HCl
sedang tumbuh (ujung akar dan ujung batang) 1N (1 ml asam klorida ditambah 11ml
Vol 2, Juni 2014 Biogenesis 50

akuades) kurang lebih 11 menit dengan suhu penutup tersebut diberi kuteks yang bertujuan
55C dalam inkubator. Kemudian potongan agar bagian tepi gelas penutup melekat dengan
ujung akar tersebut dicuci dengan akuades baik serta diberi label. Selanjutnya preparat
sebanyak 3 kali. Tahap maserasi dilakukan kromosom tersebut disimpan di lemari
dengan laruran HCL bertujuan untuk pendingin pada suhu 4C sampai waktu
melisiskan lamela tengah. (3) Tahap pengamatan. Squash bertujuan untuk
Pewarnaan. Proses pewarnaan dilakukan pada menipiskan sel, agar sel menyebar.
bagian ujung akar yang telah dimaserasi dan Pengamatan dan Pemotretan. Preparat
dibersihkan. Selanjutnya adalah tahap yang telah diperoleh kemudian diamati
pewarnaan dengan menggunakan larutan aceto dibawah mikroskop dengan menggunakan
orcein 1% (1 gram orcein yang dilarutkan mikroskop binokuler Prima Star Ziess.
dalam 100ml asam asetat 45%) selama 20 Selanjutnya mengamati dibawah mikroskop
menit pada suhu kamar. Pewarnaan dengan fase-fase mitosis (Profase, Prometafase,
larutan orcein bertujuan untuk pewarnaan Metafase, Anafase dan Telofase).
kromosom. (4) Pemencetan. Proses
pemencetan dilakukan setelah potongan ujung HASIL
akar tersebut diwarnai. cuplikan dari ujung Berdasarkan dari hasil penelitian
akar tersebut selanjutnya diletakkan pada gelas Preparasi Kromosom Fase mitosis Markisa
preparat namun sebelum ditutup dengan gelas Ungu (Passiflora edulis) varietas edulis
penutup terlebih dahulu ditetesi gliserin, Sulawesi Selatan yang dilakukan dengan
langkah selanjutnya adalah dilakukan proses menggunakan jenis penelitian deskriptif
pemencetan (squash) dengan menggunakan eksploratif, telah diperoleh hasil sebagai
ujung pensil. Kemudian bagian tepi gelas berikut:

Tabel 1. Fase Mitosis pada akar markisa ungu (P. edulis)


Gambar Fase Mitosis Keterangan
a. Profase Pembesaran 10 x 100 1. Kromatin

1
NURUL MUHLISYAH dkk Biogenesis 51

b. Prometafase Pembesaran 10 x 100 1. Kromosom menuju ketengah


kutub

c. Metafase Pembesaran 10 x 100 1. Kromosom berada ditengah kutub

d. Anafase Pembesaran 10 x 100 1. Kromatid yang berlawanan kutub

1
Vol 2, Juni 2014 Biogenesis 52

e. Telofase Pembesaran 10 x 100 1. 2 sel anak

Tabel 2. Waktu Pengamatan Fase-fase mitosis pada markisa ungu (P. edulis) varietas edulis yang dimulai
pada pukul 09.00 WITA
No. Fase-fase pembelahan mitosis Waktu Pembelahan (menit ke-)
1. Profase 5
2. Prometafase 80
3. Metafase 154
4. Anafase 227
5. Telofase 317

PEMBAHASAN pengamatan pertama. Menurut Khalifah


Mitosis merupakan pembelahan sel yang (2013), Fase prometafase merupakan fase
dapat menghasilkan 2 sel anak yang identik awal dari metafase. Waktu prometafase
dengan induknya. Mitosis pada tanaman pada beberapa tanaman berbeda-beda setiap
terjadi selama 30 menit sampai beberapa jam spesies. Pada penelitian lain fase
(Crowder, 2006). Proses pengamatan mitosis prometafase pada Cabai rawit (Capsicum
P. edulis dilakukan dengan menggunakan frutescent) varietas cakra putih ditemukan
mikroskop Binokuler Primo Star Zeiss. pada jam 10.30 WIB (Tricahya, 2012).
Proses pembelahan sel P. edulis terdiri dari Sedangkan waktu prometafase pada jeruk
profase, prometafase, metafase, anaphase dan nipis dan jeruk purut banyak ditemukan
telofase. pada jam 08.00 WIB (Arisuryanti dkk,
1. Profase 2007).
Menurut Suryo (2008), pada tahap 3. Metafase
profase benang-benang tampak memendek Pada preparat akar P. edulis , fase
sehingga terlihat tebal dan menjadi metafase terlihat pada menit ke-154 atau
kromosom. Fase profase pada preparat akar pada pukul 11.34 WITA setelah
P. edulis menunjukkan sel terihat terpisah pengamatan pertama. Menurut Susanto dkk
dengan sel lainnya dan pada sel tersebut (2011), pada fase metafase benang spindel
terlihat adanya kromatid yang menyebar telah terbentuk dan kromosom terlihat
dan tebal. Fase profase ini sendiri terlihat menebal dan berada pada bidang tengah sel
pada menit ke-5 atau pada pukul 09.05 (bagian ekuator), pengamatan pada fase ini
WITA pada saat pengamatan pertama. paling mudah dilakukan karena pada tahap
2. Prometafase inilah kromosom paling jelas terlihat.
Pada preparat akar P. edulis fase 4. Anafase
prometafase ini terlihat pada jam 10.20 Pada preparat akar P. edulis, fase
WITA, atau pada menit ke-80 setelah anafase terlihat pada menit ke-227 atau
NURUL MUHLISYAH dkk Biogenesis 53

pada pukul 12.47 WITA setelah Beberapa tanaman aktif membelah pada
pengamatan pertama. Menurut Elrod pagi hari berkisar antara jam 07.00-12.00
(2002), Selama anaphase, kromatid- WITA, namun pada kultivar tertentu diperoleh
kromatid memisah di bagian sentromer dan waktu pembelahan optimum pada malam hari
tertarik ke kutub-kutub yang pada jam 22.00. Pada P. edulis, sel aktif
berseberangan. membelah pada pukul 09.00 sampai jam 15.00
5. Telofase WITA. Pembelahan sel pada tanaman berbeda-
Pada preparat akar P. edulis, fase beda karena memilki morfologi yang berbeda-
telofase terlihat pada menit ke-317 atau beda pula, seperti pada P. edulis yang memiliki
pada pukul 14.17 WITA setelah kulit biji yang keras sehingga proses
pengamatan. Menurut Elrod (2002), pada perkecambahan pun terbilang lama, akar
fase telofase, masing-masing set kromatid muncul pada 1-2 bulan setelah penanaman.
yang memisah berkumpul pada kedua kutub Bahan utama yang sering digunakan pada
sel dan kromatid tersebut kini berubah penelitian mitosis adalah akar yang masih
menjadi kromosom. muda, asam asetat 45% yang bertujuan untuk
Menurut Rindyastuti dan Daryono (2009), mempertahankan kesegaran agar P.edulis,
lama fase mitosis secara khusus diatur oleh gen HCL 1 N dengan tujuan untuk melisiskan
dan bervariasi antara spesies yang satu dengan lamela tengah, dan aceto orcein yang bertujuan
spesies lainnya, antara organ yang satu dengan untuk mewarnai kromosom. Pada akar muda
organ yang lainnya dalam satu spesies, bahkan tersebut terdapat jaringan maristematik yang
antara tipe sel satu dengan tipe sel yang masih aktif untuk membelah. Selain itu juga
lainnya. Waktu pembelahan mitosis P. edulis digunakan kolkisin sebagai reagen untuk
varietas edulis pada penelitian ini terlihat pada memperjelas pengamatan fase mitosis.
jam 09.00-15.00 WITA. Pada penelitian yang Menurut Suminah (2002), induksi kolkisin
dilakukan sebelumnya pada beberapa spesies merupakan mekanisme yang sering digunakan
berbeda menyebutkan bahwa waktu mitosis untuk mendorong terjadinya mutasi, sehingga
papasan I (Coccinia grandis (L) Voigt) terjadi perubahan bentuk, ukuran dan jumlah
dimulai pada jam 08.00-11.30 (Rindyastuti kromosom (pengurangan dan penambahan)
dan Daryono (2009), jeruk nipis (Citrus sehingga pengamatan pun lebih mudah
aurantifolia) pada jam 08.00-08.30 WIB, jeruk dilakukan. Dalam penelitian Induksi Poliploidi
purut (Cirus hystrix DC) pada jam 08.00-09.30 Bawang Merah (Allium ascalonicum L.)
WIB (Arisuryanti dkk, 2007). Namun berbeda dengan pemberian kolkisin perubahan yang
dengan papasan II yang waktu mitosis dimulai terjadi ditandai secara visual dengan
pada jam 08.30-09.30 WIB, 11.00-12.00 dan membesarnya ujung akar (Jw: jendulan).
14.00-14.30 WIB (Rindyastuti dan Daryono, Pada penelitian ini, hasil yang diperoleh
2009), begitupun dengan waktu mitosis aktif tidak begitu jelas pada setiap fase dikarenakan
pada tomat varietas Berlian, varietas Intan proses pewarnaan pada ujung akar P.edulis
(Darmawan, 2010) dan pada cabai rawit yang kurang lama. Menurut Setiawan (2000),
(Capsicum frutencent) varietas cakra putih Setiap kultivar tanaman memiliki daya serap
(Tricahya, 2012) yaitu pada jam 08.30 WITA. pewarna yang berbeda-beda pada setiap
Sedangkan pada bawang putih (Allium sativum kromosomnya, sehingga dibutuhkan waktu
L.) diperoleh waktu pembelahan optimum yang lebih lama untuk penetrasi. Hal ini sangat
pada jam 09.00 (Suminah, 2002). dipengaruhi jenis tumbuhan. Perbedaan
Pada tanaman mata kucing (Dimocarpus tanggapan terhadap reaksi warna ini
malesianus) menunjukkan bahwa waktu menunjukkan perbedaan gen dan protein yang
mitosis aktif tanaman mata kucing antara dihasilkan.
pukul 07.00-09.00 WITA, (Hardian et.al., Aceto orsein sangat cocok untuk ujung
2011). Sedangkan pada kacang kapri (Pisum akar karena penetrasinya cepat, serta tahan
sativum L.) waktu pembelahan optimum lama. Nurjannah (2011), pewarnaan pada Akar
diperoleh pada jam 22.00 (Suminah, 2002). planlet anggrek Phalaenopsis gigantea,
Vol 2, Juni 2014 Biogenesis 54

Phalaenopsis fasciata dan Phalaenopsis Crowder LV. 2006. Genetika Tumbuhan.


schilleriana dilakukan dengan menggunakan Yogyakarta: Gadjah Mada University
aceto orcein 2% selama 24 jam pada suhu 5OC. Press.
Sedangkan pada tanaman pacar air (Impatiens Darmawan G. 2010. Karakterisasi kromosom
balsamina L.), pewarnaan akar selama 5 menit Tomat (Lycopersicum esculentum Mill)
(Wiendra, 2011). Varietas Berlian dan Varietas Intan.
Pembuatan preparat akar P. edulis pada [Skripsi]. Yogyakarta: UIN Sunan
penelitian ini dilakukan dengan metode squash Kalijaga.
(pencet). Kualitas squash sangat menentukan Elrod S and Stansfield W. 2002. Genetika
kualitas preparat. Squash yang baik Edisi Keempat. Jakarta: Erlangga.
menghasilkan preparat yang hanya terdiri dari Karsina FH, Silalahi FH, Manshur A.
selapis sel, terpisah-pisah, tidak tumpang- Eksplorasi Dan Karakterisasi Plasma
tindih, tidak terpecah-pecah dan tidak Nutfah Tanaman Markisa. 2007. J.Hort.
terdenaturasi. Squash dilakukan dalam media 17(4):297-306.
gliserin. Gliserin bersifat kental dan licin, Nurjannah IS. 2011. Pengaruh Konsentrasi
sehingga memudahkan proses squash serta Kolkisin Pada Beberapa anggrek alam
sulit menguap sehingga mampu menjaga (Phalaenopsis sp). [Skripsi]. Surakarta:
kesegaran bahan. Universitas Sebelas Maret.
Novel SS, Nuswantara S, Syarif S. 2010.
KESIMPULAN Genetika Laboratorium. Jakarta: Trans
Fase-fase mitosis pada penelitian yang Info Media.
dilakakukan telah ditemukan fase profase, Rindyastuti R dan Daryono BS. 2009.
prometafase, metaphase, anaphase dan telofase Identifikasi Papasan (Coccinia grandis
pada preparat akar markisa ungu (Passiflora (L.) voigt) di Tiga Populasi di Yogyakarta.
edulis) varietas edulis Sulawesi Selatan yang Jurnal Biologi Indonesia. vol 6 (1): 131-
menggunakan perlakuan (perendaman 142.
kolkisin). Rukmana R. 2008. Usaha Tani Markisa.
Waktu pembelahan mitosis pada tanaman Yogyakarta: Kanisus.
markisa (Passiflora edulis) varietas edulis Suminah S dan Setyawan AD. 2002. Induksi
Sulawesi Selatan terjadi pada jam 09.00 Poliploidi Bawang Merah (Allium
sampai jam 15.00 WITA. Fase profase terlihat ascalonicum L.) dengan Pemberian
pada jam 09.05 WITA atau pada menit ke-5 Kolkisin. Biodiversitas. vol 3 (1): 174-
setelah pengamatan, fase prometafase terlihat 180.
pada jam 10.20 WITA atau pada menit ke-80 Setyawan AD dan Sutikno. 2000. Karyotipe
setelah pengamatan pertama, fase metafase Kromosom pada Allium sativum L.
terlihat pada jam 11.34 WITA atau pada menit (Bawang Putih) dan Pisum sativum L.
ke-154 setelah pengamatan pertama, fase (Kacang Kapri). Biodiversitas. vol 2 (1):
anafase terlihat pada jam 12.47 WITA atau 20 27.
pada menit ke-227 setelah pengamatan Sunarjono H. 2008. Berkebun 21 Jenis
pertama, dan fase telofase terlihat pada jam Tanaman dan Buah. Jakarta: Penebar
14.17 WITA atau pada menit ke-317 setelah Swadaya.
pengamatan pertama. Suryo. 2007. Sitogenetika. Yogyakarta:
Gadjah mada University Press.
DAFTAR PUSTAKA Susanto HA. 2011. Genetika. Yogyakarta:
Arisuryanti T, Rahmawati, Kartina AK. 2007. Graha Ilmu.
Studi Kromosom Jeruk Nipis (Citrus Tricahya E. 2012. Karakterisasi Kromosom
aurantifolia (Chritsm.) Swingle) dan Cabai Rawit (Capsicum frutescens)
Jeruk Purut (Citrus hystrix DC). Berkala Varietas Cakra Putih. [Skripsi].
Ilmiah Biologi. vol 6(2): 107 112. Yogyakarta: UIN Sunan Kalijaga.
NURUL MUHLISYAH dkk Biogenesis 55

Wiendra NM, Pharmawati M, Astiti NP. 2011. Poliploid Tanaman Pacar air (Impatiens
Pemberian Kholkisin Dengan Lama balsamina S.). Jurnal Biologi XV
Perendaman Berbeda Pada induksi Universitas Udayana. vol 1 (1):9-14.

Anda mungkin juga menyukai