Anda di halaman 1dari 6

Nama : A.A.

Ayu Laksmi Damarnegari


NIM : 1508305027
Judul Praktikum : Assei Mikrobiologi
Tanggal Praktikum : 23 Maret 2017

I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Mikroorganisme tersebar luas di alam dan merupakan salah satu penyebab
penyebaran suatu penyakit atau infeksi. Mikroorganisme ini biasanya mencemari
pangan sehingga sangat mudah untuk menginfeksi manusia atau hewan. Upaya
pengendalian pertumbuhan mikroorganisme perlu dilakukan untuk menghambat
atau mencegah pertumbuhan mikroorganisme agar tidak mencemari makanan
ataupun lingkungan sekitar. Pengendalian ini dapat dilakukan dengan
menggunakan zat-zat kimia, perlakuan fisik, maupun perlakuan biologis (Pelczar
dan Chan, 2009)
Salah satu pengendali mikroorganisme yang berupa zat kimia adalah
antibiotik. Antibiotik dapat berasal dari hasil metabolisme sesama
mikroorganisme maupun berasal dari hasil ekstraksi tumbuhan, antibiotik ini biasa
disebut antibiotik alami. Antibiotik adalah segolongan senyawa, baik alami
maupun sintetik yang efeknya menekan atau menghentukan suatu proses biokimia
yang sedang terjadi di dalam organisme, khususnya proses infeksi oleh bakteri
(Craig, 1998). Berdasarkan sifatnya, antibiotik dibedakan menjadi antibiotik yang
bersifat bakterisidal, yaitu yang bersifat destruktif dan mematikan bakteri dan
antibiotik yang bersifat bakteriostatik, yaitu yang hanya menghambat
pertumbuhan atau multiplikasi bakteri (Saene dan Silvestri, 2005).

I.2 TUJUAN
1. Untuk mengetahui besarnya hambatan yang ditimbulkan oleh beberapa
ekstrak sampel terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli.
2. Untuk mengetahui ekstrak sampel yang paling efektif untuk menghambat
pertumbuhan bakteri Escherichia coli.

II. METODE
Praktikum assei mikrobiologi menggunakan 6 sampel yang akan dijadikan
ekstrak, diantaranya : kunyit, daun mint, daun jambu, daun sirih, daun juwet, dan
jahe. Alat yang digunakan antara lain pisau, mortar dan pestle untuk menumbuk,
tabung reaksi, mikropipet, cawan Petri yang berisi medium NA dan biakan bakteri
Escherichia coli. Pertama dilakukan ekstraksi sampel dengan cara ditumbuk di
hingga halus, ditambahkan air steril lalu diletakkan diatas kain kasa dan diperas
hingga mendapatkan ekstrak dari sampel. Selanjutnya ekstrak difortex agar
homogen. Ekstrak lalu dimasukkan pada dua lubang yang terdapat pada cawan
Petri yang sudah dilubangi dengan cark borer, lubang lainnya diberi air steril yang
berperan sebagai kontrol negatif, selanjutnya diinkubasi 24 jam dengan suhu
37C.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
III.1 HASIL
(terlampir)
III.2 PEMBAHASAN
Praktikum ini memperoleh hasil pada ektrak kunyit yang dilakukan oleh
kelompok satu, persentase hambatan relatifnya adalah 36,25% yang berarti kurang
efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri. Kunyit memiliki kandungan
kurkumin, ar-turmeron, turmeron, curlone dan terpenoid yang berfungsi sebagai
antibakteri disamping sebagai antiinflamasi dan mempunyai efek antioksidan
(Koo dan Gang, 2012). Kurang efektifnya hambatan dari ekstrak kunyit dapat
dikarenakan kurang telitinya praktikan saat mengekstrak atau memasukkan
ekstrak ke dalam sumur difusi. Kelompok dua menggunakan ekstrak daun mint,
diperoleh hasil persentase hambatan relatifnya 58,75%. Kandungan daun mint
dalam minyak atsirinya dapat bersifat antiseptik dan menghambat pertumbuhan
bakteri (Muchtaridi dkk, 2010). Minyat atsiri yang merupakan hasil metabolit
sekunder ini mengandung flavonoid yang dapat menghambat sintesa asam nukleat
dari bakteri (Sahu dan Saxena, 2013). Ekstrak daun mint dianggap mampu
mengambat pertumbuhan bakteri sehingga sering digunakan sebagai tambahan
dalam produk pasta gigi (Susanti dan Nugroho, 2012)
Kelompok tiga menguji ekstrak daun jambu biji dan diperoleh persentase
hambatan relatifnya adalah 32,71%. Ekstrak daun jam bu biji mengandung
flavonoid glikosida, steroid dan tannin (Dhiman dkk, 2011). Flavonoid dan tannin
merupakan senyawa fenol yang bersifat desinfektan dengan mendenaturasi protein
yang dapat menyebabkan berhentinya aktivitas metabolisme sel bakteri karena
semua aktivitas metabolisme sel dikatalis oleh protein. Flavonoid juga bersifat
bakteriostatik dengan menghambat sintesis dinding sel bakteri (Ratnah, 2012).
Melihat kandungan daun jambu biji, seharusnya persentase yang dihasilkan besar
dan hasilnya efektif, kurang efektifnya hambatan dari ekstrak daun jambu biji
dikarenakan kurang telitinya praktikan saat mengekstrak atau memasukkan
ekstrak ke dalam sumur difusi. Kelompok empat menggunakan ektrak daun sirih
memperoleh persentase hambatan relatifnya 35%. Daun sirih mengandung 4,2%
minyak atsiri yang mengandung karvakol bersifat sebagai desinfektan dan anti
jamur (Syukur dan Hernani, 1997). Daun sirih juga mengandung flavonoid,
saponin, dan tannin yang bersifat bakteriostatik (Hermawan dkk, 2007). Kontrol
negatif pada cawan Petri dengan ekstrak daun sirih menunjukkan zona bening
yang lebih besar, padahal seharusnya kontrol negatif tidak memiliki zona bening
dan paling banyak ditumbuhi bakteri. Hal ini mungkin diakibatkan oleh
merembesnya ekstrak daun sirih ke lubang yang lain sehingga menimbulkan zona
bening pada kontrol negatif.
Kelompok lima menggunakan ekstrak daun juwet memperoleh persentase
hambatan relatif 48,75%. Ekstrak daun juwet mengandung -sitosterol, betulinic
acid, mycaminose, crategolic (maslinic) acid, n-hentriacontane, noctacosanol, n-
triacontanol, n-dotricontanol, quercetin, myricetin, myricitrin and the flavonol
glycosides myricetin 3-O-(4''-acetyl)- Lrhamnopyranosides (Ranjan dkk, 2011).
Kandungan flavonolnya berperan sebagai bakteriostatik sehingga mampu
menghambat pertumbuhan bakteri. Kelompok terakhir menggunakan ekstrak jahe
dan diperoleh persentase hambatan relatifnya sebesar 80%. Jahe memiliki
antimikroba sehingga dapat digunakan jika terinfeksi bakteri (Islam dkk, 2014).
Kandungan lipophilic flavonoid dapat merusak dinding sel mikroorganisme
sehingga menghambat pertumbuhannya (Ekwenye dan Elegalam, 2005).

Gramis
differential,
four
overall
wall
tei-
layer,
outer
Thus,
charge staining
groups
cell
lipoteichoic
(Lipo)techoic
from
which confer
Gram-positive
negative
which
membrane
known
molecule
charged
bacteria as
both
positive
(cationic)
crystal
(Cowan and direct
based
shape.
anumber
thick,
peptidoglycan
polysaccharidesacid.
amembrane.
cellisan
Gram-
bacteria
and is
of
over-
includes
endotoxin),
that
sugars
an readily
dyes such
Talaro, stain-
highly
infused
including
neg-
over-
cell
wall consists
The
includes
overallthatneg-
haveasan
in-
2009).
IV. KESIMPULAN
1. Kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri oleh ekstrak kunyit
adalah sebesar 36,25%, ekstrak daun mint sebesar 58,75%, ekstrak daun jambu
sebesar 31,71%, ekstrak daun sirih sebesar 35%, ekstrak daun juwet sebesar
48,75% dan ekstrak jahe sebesar 80%.
2. Ekstrak yang paling efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri adalah
ekstrak jahe, karena diperoleh persentase hambatan relatifnya sebesar 80%.

DAFTAR PUSTAKA

Craig, W.A. 1998. Choosing an Antibiotic on the Basis of Pharmacodynamics.


England:Ear Nose Throat
Dhiman, A., Nanda, A., Ahmad, S., dan Narasimhan, B. 2011. In Vitro
Antimicrobial Activity of Mathanolic Leaf Extract of Psidium guajava L.
Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences.3(2) : 226-229
Ekwenye, U.N dan N.N. Elegalam. 2005. Antibacterial Activity of Ginger
(Zingiber officinale Roscoe) and Garlic (Allium sativum L.) Extracts on
Escherichia coli and Salmonella thypi. International Journal of Molecular
Medicine and Advance Science. 1(4):411-416
Hermawan, A., H. Eliyani, dan W.Tyasningsih. 2007. Pengaruh Ekstrak Daun
Sirih (Piper betle L.) terhadap Pertumbuhan Staphylococcus aureus dan
Escherichia coli dengan Metode Difusi Disk. [Skripsi]. FKH Universitas
Airlangga
Islam, K., A.A. Rowsni, M.M. Khan, dan M.S. Kabir. 2014. Antimicrobial
Activity of Ginger (Zingiber officinale) Extracts Against Food-Borne
Pathogenic Bacteria. International Journal of Science. 3(3):867-871
Koo, H.J. dan D.R. Gang. 2012. Suites of Terpene Synthases Explain Differential
Terpenoid Production in Ginger and Turmeric Tissues. PLOS ONE. 7(12)
Pelczar, Michael J. dan E.C.S. Chan. 2009. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Jakarta:UI
Press
Ranjan, A., A. Jaiswal dan B. Raja. 2011. Enhancement of Syzygium cumini
(Indian Jamun) Active Constituents by Ultra-Violent (UV) Irradiation
Method. Scientific Research and Essays. 6(12):2457-2464
Ratnah, S.T. 2012. Aktifitas Ekstrak Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus Penyebab
Karies Gigi.[Skripsi]. Program Pascasarjana Universitas Hasanuddin
Saene, V.H.K.F., and L. Silvestri, 2005. Infection Control In The Intensive Care
Unit. International Journal Of Environmental Science. 1(6):1081-1093.
Susanti, D.A.A. dan D.A. Nugroho. 2012. Pengaruh Volume Ekstrak Daun Mint
(Mentha piperita) yang Ditambahkan pada Resin Akrilik Polimerisasi Kimia
terhadap Kekerasan.[Skripsi]. FKIK Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta
LAMPIRAN

Gambar 1. Pengujian ekstrak


daun sirih terhadap pertumbuhan
Eschericia coli sebelum inkubasi

Gambar 2. Pengujian ekstrak daun sirih terhadap pertumbuhan Eschericia coli


setelah inkubasi

Keterangan :

1. Zona bening

Anda mungkin juga menyukai