Anda di halaman 1dari 5

Metode Belajar Blok Biomedical Science (BMS) 2

Dalam penyusunan silabus blok ini, kami mengurangi jadwal kuliah dan
menggantinya dengan berbagai metode lainnya agar mahasiswa tidak merasa bosan dengan
metode belajar tatap muka. Mahasiswa diharapkan ikut terlibat dalam proses pembelajaran
secara aktif dan diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berkomunikasi, kreativitas,
dan ilmu pengetahuannya mengenai berbagai materi yang disampaikan dengan metode
belajar yang bervariasi. Metode belajar dianut dari berbagai teori belajar, yaitu meaningful
learning di mana mahasiswa didorong untuk menggabungkan prior knowledge, learners
choice, dan meaningful material. Lalu, teori John Dewey untuk pelaksanaan PBL (problem-
solving), teori Vygotsky tentang zone of proximal development dan teori sosial kognitif pada
PAL, serta experimental learning pada SL dan praktikum.

1. Kuliah

Walaupun kuliah merupakan cara yang tradisional, namun cara ini tidak tergantikan.
Metode ini adalah metode yang paling banyak kami gunakan di blok BMS 2 karena
materi pada materi ini sulit dipelajari secara mandiri. (1) Kuliah akan memberikan
pengetahuan dasar kepada mahasiswa mengenai blok ini. Dalam 1 minggu, waktu
yang diberikan untuk metode belajar kuliah rata-rata sebanyak 10-15 jam. Pada blok
ini setiap kuliah akan direkam dan disebar ke mahasiswa, baik melalui internet
maupun dengan soft file. Dengan metode ini mahasiswa diharapkan dapat mengulang
materi kuliah yang telah diajarkan sebelumnya.(2)

2. Problem based learning (PBL)

Metode ini digunakan untuk menggali ilmu dasar yang telah dimiliki mahasiswa
dengan menyediakan sebuah kondisi yang menstimulasi mahasiswa untuk berpikir.
Orientasi pada proses ini diharapkan dapat membimbing mahasiswa tidak hanya
untuk menggali ilmu dasar, tetapi juga untuk dimengerti, diaplikasikan, dan dianalisis
sesuai dengan kondisi/ masalah yang muncul dan menumbuhkan problem-solving
skills.(3) Sifat self-directed learning mahasiswa dapat terpacu melalui kewajiban untuk
memperkaya diri dengan ilmu yang terkait dengan bimbingan fasilitator. PBL
berlangsung sesuai dengan The Seven Jump method dan dilakukan dalam kelompok
kecil yang akan melatih effective collaboration skill.

3. Peer assisted learning (PAL)


Metode pembelajaran ini akan membuat mahasiswa bersosialisasi dengan lingkungan
fakultas kedokteran dan memberikan role model yang membuat mahasiswa lebih
nyaman pada lingkungan belajar. Dengan metode pengajaran yang berbeda ini,
diharapkan materi dapat disampaikan dengan lebih efektif dan tepat sasaran. (4)
Perkembangan motivasi belajar mahasiswa juga dapat terjadi dengan bantuan dari
peer dan lingkungan (ZPD). Mahasiswa akan melakukan diskusi aktif dengan tutor
dalam kelompok kecil, kemudian diuji dengan kuis dan diakhiri dengan pemberian
feedback oleh tutor maupun teman kelompok.

4. Jigsaw

Metode Jigsaw dalam sebuah kelompok kecil akan melatih mahasiswa dalam
teaching skil karena dengan mengajar orang lain merupakan salah satu cara yang
paling efektif untuk belajar dan belajar dengan efektif dalam suasana yang interaktif
dan menyenangkan bersama teman.(5) Dalam metode pembelajaran ini, mahasiswa
diharapkan dapat lebih mengerti berbagai topik pembahasan dengan cara belajar aktif
tanpa menghabiskan banyak waktu. Setelah sesi penyampaian materi, kemudian
mahasiswa akan diuji secara spontan oleh tutor mengenai penguasaan materi.

5. E-learning

Manfaat e-learning dapat dirasakan baik oleh mahasiswa maupun pengajar. Dengan
penerapan metode ini, pengajar dapat memperoleh akses pengetahuan secara mudah
dan cepat sehingga tetap up-to-date.(6) Sementara itu, e-learning sebagai metode yang
efisien dan efektif, juga membantu mahasiswa terlibat aktif sehingga meningkatkan
kesadaran mahasiswa untuk belajar mandiri.(6) Dalam blok ini, tugas ringkasan
journal reading sebelum hari pertama kuliah, tugas sebelum praktikum biokimia dan
mindmapping anatomi, bahan jigsaw, serta tugas neuroanatomi akan dimasukkan
dalam e-learning.

6. Tugas kreatif

Tugas kreatif ini berupa sebuah prakarya tentang topik mekanisme keseimbangan dan
koordinasi. Hasil prakarya yang dibuat berupa alat peraga untuk organ-organ yang
berperan dalam mekanisme keseimbangan dan koordinasi terutama organ kanalis
semisirkularis. Tugas ini dibuat secara kelompok dan berguna pada saat kuliah dan
praktikum fisiologi tentang keseimbangan dan koordinasi. Alat peraga itu sendiri akan
membantu mahasiswa memahami dan membayangkan proses keseimbangan tubuh.
Hasil karya berupa alat peraga ini dapat menstimulasi imajinasi mahasiswa dalam
membayangkan proses yang terjadi di dalam kanalis semisirkularis.

7. Field trip

Mahasiswa melakukan kunjungan ke Museum Anatomi sehingga mahasiswa


memahami pelajaran anatomi yang didapat dari kuliah dan praktikum. Museum
menyediakan alat peraga untuk memvisualisasi secara 3D topik
neuromuskuloskeletal. Mahasiswa diharapkan dapat mengerti, mengidentifikasi, dan
mengenali organ-organ neuromuskuloskeletal.(7) Metode ini memang hampir sama
dengan kegiatan praktikum anatomi, tetapi cadaver yang ada sudah terlalu lama dan
sulit dalam mengidentifikasi organ-organ tertentu apalagi warna. Alat peraga yang ada
di museum diharapkan dapat menutupi kekurangan yang didapat dari kegiatan
praktikum.(8)

8. Belajar mandiri

Belajar mandiri merupakan metode belajar yang mengandalkan kemandirian


mahasiswa dalam mencari, mendalami, dan mungkin mengalami sendiri topik-topik
kuliah tanpa ada intervensi dari dosen. Metode ini bertujuan untuk mendorong
mahasiswa menjadi self-directed learners. Sebuah penelitian di India (Kirtana 2012)
menunjukkan bahwa self-directed learning (SDL) merupakan metode yang lebih
efektif dibandingkan dengan hanya lecture dalam mendalami topik fisiologi pada
tahun pertama mahasiswa kedokteran.(9)

9. Skills Lab
Dalam metode pembelajaran ini, mahasiswa diajarkan ketrampilan tertentu yang
berhubungan dengan blok yang sedang dijalani. Mahasiswa diharapkan dapat
menguasai ketrampilan yang diajarkan dan mempraktekannya secara baik dan benar.
Sebelum menjalani SL, mahasiswa akan diberikan pengarahan terlebih dahulu dalam
kelas besar untuk menyamakan persepsi dan menjelaskan maksud dan tujuan dari SL
yang akan dilakukan. Dengan mempraktekkan secara langsung ketrampilan yang
sedang dipelajari diharapkan mahasiswa dapat memahami maksud dan tujuan dari
ketrampilan tersebut dan mengingat langkah-langkah ketrampilan tersebut.
Adult Learning Theory: Skills lab dapat membangun mahasiswa menjadi lebih aktif
dan meningkatkan self-directness karena mahasiswa akan mempraktekkan
ketrampilan secara langsung sehingga selain harus bisa mengingat mahasiswa juga
harus mengerti maksud dari setiap langkah skills lab. (10) Selain itu skills lab juga
mengajarkan mahasiswa untuk bisa bekerja sama dan saling membantu dalam
latihannya.

10. Praktikum
Praktikum dalam blok ini mencakup praktikum anatomi, histologi, biokimia dan
fisiologis. Mahasiswa diharapkan dapat memperdalam pengetahuan mereka dengan
mengamati objek secara langsung. Dalam praktikum biokimia mahasiswa dapat
belajar untuk merumuskan sendiri cara kerja dari praktikum yang akan dikerjakan dan
menemukan maksud dan tujuan dari praktikum tersebut. Dalam praktikum anatomi
dan histologi mahasiswa akan mengamati objek secara langsung. Mahasiswa
diharapkan dapat mengidentifikasi dan memahami anatomi dan histologi
neuromuskuloskeletal. Dalam praktikum fisiologi mahasiswa dapat mengamati secara
langsung dan memahami maksud dan tujuan dari praktikum. Selain itu praktikum
membantu mahasiswa untuk menjadi adult learner karena mahasiswa terdorong untuk
menjadi lebih aktif mencari bahan praktikum dan bekerja sama dengan teman dalam
kelompok.(10)

Referensi
1. Sherwood L. Human Physiology: From Cells to Systems. 6th ed. Belmont: Brooks/Cole,
Thompson Learning, Inc.,2007.

2. McGarr O. A Review of Podcasting in Higher Education: Its Influence on the Traditional


Lecture. Australas J Educ Technol. 2009;25:30921.

3. Hung W, Jonassen DH, Liu R, others. Problem-based learning. Handb Res Educ
Commun Technol. 2008;3:485506.

4. Cate O Ten, Durning S. Peer teaching in medical education: twelve reasons to move from
theory to practice. Med Teach. 2007;29:5919.

5. Norintan AM. Learning through teaching and sharing in the jigsaw classroom. J Ann
Dent. 2008;716.

6. Ruiz JG, Mintzer MJ, Leipzig RM. The impact of e-learning in medical education. Acad
Med. 2006;81:20712.

7. Sobotta. Atlas of Human Anatomy. 23st ed. EGC, Jakarta, 2012.

8. Marreez YM, Willems LN. The use of medical school museums in teaching anatomy
within an integrated medical curriculum. Teaching anatomy. 2014;267-75.

9. Pai KM, Rao KR, Punja D, Kamath A. The effectiveness of self-directed learning (SDL)
for teaching physiology to first-year medical students. Australas Med J. 2014;7:44853.

10. Akaike M, Fukutomi M, Nagamune M, Fujimoto A, Tsuji A, Ishida K, et al. Simulation-


based medical education in clinical skills laboratory. J Med Investig JMI. 2012;59:2835.

Anda mungkin juga menyukai