Anda di halaman 1dari 2

Definisi Secara Bahasa:

Bidah secara bahasa berarti membuat sesuatu tanpa ada contoh sebelumnya.
(Dalam Al Mujam Al Wasith, 1/91, Majma Al Lugoh Al Arobiyah-Asy Syamilah)

Hal ini sebagaimana dapat dilihat dalam firman Allah,

Allah Pencipta langit dan bumi. (QS. Al Baqarah [2] : 117, Al Anam [6] : 101),
maksudnya adalah mencipta (membuat) yang mana tidak ada contoh pada
sebelumnya.

Juga firman-Nya,

Katakanlah: Aku bukanlah yang menyampaikan hal yang baru di antara rasul-
rasul. (QS. Al Ahqaf [46] : 9) , maksudnya aku bukanlah Rasul pertama yang diutus
ke dunia ini dan menyampaikan hal Baru (Melainkan Tauhid yang sama seperti
Pendahuluku). Lisanul Arob, 8/6 Asy Syamilah.

Definisi Secara Istilah:


Definisi bidah secara istilah yang paling bagus adalah definisi yang dikemukakan
oleh Al Imam Asy Syatibi dalam Al Itishom. Beliau mengatakan bahwa bidah
adalah:

Suatu istilah untuk suatu jalan dalam agama yang dibuat-buat (tanpa ada dalil, pen)
yang menyerupai syariat (ajaran Islam), yang dimaksudkan ketika menempuhnya
adalah untuk berlebih-lebihan dalam beribadah kepada Allah Taala

Macam-macam Bidah:

Bidah Dalam Ad-Dien (Islam) Ada Dua Macam :

[1] Bidah qauliyah itiqadiyah : Bidah perkataan yang keluar dari keyakinan, seperti
ucapan-ucapan orang Jahmiyah, Mutazilah, dan Rafidhah serta semua firqah-firqah
(kelompok-kelompok) yang sesat sekaligus keyakinan-keyakinan mereka.
[2] Bidah fil ibadah : Bidah dalam ibadah : seperti beribadah kepada Allah dengan
apa yang tidak disyariatkan oleh Allah : dan bidah dalam ibadah ini ada beberapa
bagian yaitu :

[a]. Bidah yang berhubungan dengan pokok-pokok ibadah : yaitu mengadakan


suatu ibadah yang tidak ada dasarnya dalam syariat Allah Taala, seperti
mengerjakan shalat yang tidak disyariatkan, shiyam yang tidak disyariatkan, atau
mengadakan hari-hari besar yang tidak disyariatkan seperti pesta ulang tahun,
kelahiran dan lain sebagainya.

[b]. Bidah yang bentuknya menambah-nambah terhadap ibadah yang disyariatkan,


seperti menambah rakaat kelima pada shalat Dhuhur atau shalat Ashar.

[c]. Bidah yang terdapat pada sifat pelaksanaan ibadah. Yaitu menunaikan ibadah
yang sifatnya tidak disyariatkan seperti membaca dzikir-dzikir yang disyariatkan
dengan cara berjamaah dan suara yang keras. Juga seperti membebani diri
(memberatkan diri) dalam ibadah sampai keluar dari batas-batas sunnah Rasulullah
Shallallahu alaihi wa sallam

[d]. Bidah yang bentuknya mengkhususkan suatu ibadah yang disyariatkan, tapi
tidak dikhususkan oleh syariat yang ada. Seperti mengkhususkan hari dan malam
nisfu Syaban (tanggal 15 bulan Syaban) untuk shiyam dan qiyamullail. Memang
pada dasarnya shiyam dan qiyamullail itu disyariatkan, akan tetapi
pengkhususannya dengan pembatasan waktu memerlukan suatu dalil.

Anda mungkin juga menyukai