c. Reaksi Kimia
Minyak dan senyawa lemak tak jenuh (lipid) yang terkandung dalam daging
ikan dan jaringan lainnya dapat mengalami perubahan sewaktu ikan tersebut sedang
disimpan, dan menghasilkan bau amis, perubahan rasa, dan perubahan warna.
Mikroorganisme dan enzim-enzimnya dapat terlibat dalam oksidasi lemak, namun
otooksidasi, kombinasi lemak dengan oksigen lebih umum terjadi. Biasanya ikan
memiliki tingkat perubahan lemak menjadi lemak tidak jenuh yang lebih tinggi
dibanding dengan makanan lainnya dan, oleh karena itu, menjadi lebih rentan
terhadap oksidasi bau amis. Ketika bau amis telah terbentuk, ikan memiliki bau dan
rasa minyak biji rami atau cat.
3. Bagaimana menurut kelompok anda penanganan ikan seperti yang anda lihat di video
tersebut?
a. Penanganan mana yang sudah benar?
Penanganan yang benar adalah dengan diberi es batu.
Pelapisan ikan dengan es memiliki dua fungsi. Pertama, pendinginan ikan
hingga ke suhu yang tepat di atas beku (0 - 2C) sehingga memperlambat
pembusukan oleh bakteri dan enzim. Harus ditegaskan bahwa pelapisan es bukanlah
obat termanjur untuk menghilangkan perubahan pada kualitas, namun pelapisan es
memberikan banyak sekali perlindungan dari aktivitas bakteri. Fungsi es yang kedua
adalah bahwa es yang mencair yang mengalir menghilangkan darah, bakteri, lendir,
dan sebagainya.
4. Solusi apa yang anda beikan agar ikan tidak banyak mengalami kerusakan sebelum
dikonsumsi sehingga akan benar-benar dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein
hewani yang murah bagi kesehatan masyarakat?
a. Tidak memberikan luka pada tubuh ikan
Bakteri yang menyebabkan pembusukan pada ikan dapat memasuki daging
ikan melalui setiap tusukan atau luka yang terbuka. Oleh karena itu ikan yang telah
mati tidak boleh ditusuk ataupun disayat untuk mencegah masuknya bakteri dan
memperlambat proses pembusukan.
b. Disiangi
Disiangi adalah pembuangan organ dalam ikan seperti insang dan usus karena
sebagian besar bakteri biasanya terdapat pada lendir permukaan, insang, dan usus
ikan yang masih hidup. Disiangi ini untuk mencegah penyebaran bakteri masuk ke
dalam tubuh ikan karena saat ikan mati pertahanan tubuhnya juga ikut hilang.
c. Dicuci dengan air bersih
Salah satu tempat perkembangbiakan bakteri pembusuk pada ikan adalah
lendir pada permukaan kulit dan perut. Untuk membersihkan lendir, darah, dan
segala kotoran yang berpotensi sebagai kontaminan bisa dilakukan dengan cara
pencucian menggunakan air bersih.
d. Menjaga kebersihan dan higiene
Kebersihan dan higiene sangatlah penting untuk dijaga agar ikan tidak
terkontaminasi oleh bakteri pembusuk. Kebersihan yang harus dijaga tidak hanya
kebersihan ikannya saja, tetapi juga kebersihan semua hal yang kontak dengan ikan,
seperti kebersihan tempat penyimpanan, kebersihan kapal nelayan penangkap ikan,
dan kebersihan es batu yang digunakan untuk mengawetkan ikan agar tidak menjadi
kontaminan.
e. Pemberian es batu
Es batu akan memberikan suhu yang rendah untuk mencegah pertumbuhan
bakteri yang dapat menyebabkan ikan cepat membusuk. Suhu merupakan faktor
yang paling penting dalam mengendalikan degradasi mengingat perkembangbiakan
bakteri dan perubahan kimia bergantung pada suhu. Dengan menurunkan suhu
secara memadai, perkembangbiakan bakteri dapat dihentikan seluruhnya, sedangkan
perubahan enzim diperlambat secara signifikan. Dengan cara tersebut jangka waktu
penyimpanan atau daya tahan dapat ditingkatkan.