PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
program terapi keperawatan di dunia yang merupakan salah satu dari intervensi
keperawatan. Salah satu jenis TAK tersebut adalah terapi Aktifitas Kelompok
Sosialisasi yang diprogramkan terhadap pasien gangguan jiwa Skizoprenia
dengan masalah utama gangguan hubungan sosial menarik diri dan halusinasi.
Program terapi Aktifitas Kelompok di Indonesia mulai diterapkan secara
terintegrasi dalam proses keperawatan sekitar tahun 1996 yang dipelopori oleh
Budianna Keliat di Rumah sakit Jiwa Pusat Jakarta. Hal yang diharapkan dari
program terintegrasi tersebut adalah menghasilkan asuhan keperawatan yang
berkualitas sehingga dapat meningkatkan komunikasi pasien dan berdampak
pada lama hari rawat pasien dan menurunkan jumlah klien rawat inap di
Rumah Sakit Jiwa.
B. Tujuan Penulisan
Penyusunan makalah tentang Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) ini memiliki
tujuan umum dan tujuan khusus sebagai berikut:
1) Tujuan Umum
Mampu memahami dan mengimplementasikan terapi aktivitas kelompok
pada kelompok khusus gangguan jiwa secara tepat dan benar.
2) Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu:
a. Menjelaskan defenisi dari Kelompok, Terapi, Terapi kelompok dan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
b. Menyebutkan tujuan dari terapi aktivitas kelompok baik tujuan
umum, tujuan khusus dan tujuan rehabilitasi TAK
c. Menguraikan tentang tipe tipe Terapi Aktivitas Kelompok (TAK)
d. Menjelaskan tentang indikasi serta kontraindikasi dari Terapi
Aktivitas Kelompok (TAK)
2
e. Menguraikan tentang sasaran dan keanggotaan dari Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK)
f. Menjelaskan tentang mekanisme proses Terapi Aktivitas Kelompok
(TAK)
g. Memahami tentang peran perawat dalam Terapi Aktivitas
Kelompok (TAK)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Kelompok merupakan kumpulan dua orang ataupun lebih yang saling
berinteraksi, bergantung, saling berkomunikasi, saling memberikan informasi
serta memiliki sistem norma dan aturan-aturan tertentu yang telah disepakati
bersama (Keliat et al., 2011).
3
Terapi kelompok merupakan psikoterapi yang dilaksanakan secara
berkelompok yang bertujuan memberikan suatu stimulasi untuk pasien dengan
gangguan interpersonal. Terapi kelompok dapat dilakukan dengan cara
berdiskusi antara pasien satu dengan yang lainnya yang diarahkan atau
dipimpin oleh terapis (Yosep, 2010).
Terapi aktifitas kelompok merupakan salah satu terapi yang dilakukan
pada satu kelompok pasien yang terdiri dari 5-12 orang yaitu dengan cara
kelompok tersebut melakukan suatu kegiatan atau aktivitas tertentu secara
bersama-sama yang bertujuan agar dapat mengubah perilaku pasien yang
maladaptif menjadi adaptif (Keliat et al., 2011).
2. Tujuan Khusus
a) Melatih pemahaman identitas diri karena setiap orang mempunyai
identifikasi diri tentang mengenal dirinya di dalam lingkungannya.
b) Sebagai sarana penyaluran emosi oleh seseorang untuk menjaga kesehatan
mentalnya. Di dalam kelompok akan ada waktu bagi anggotanya untuk
4
menyalurkan emosinya untuk didengar dan dimengerti oleh anggota
kelompok lainnya.
c) Meningkatkan keterampilan hubungan sosial untuk diterapkan sehari-hari
melalui TAK yang memberikan kesempatan bagi anggota kelompok untuk
saling berkomunikasi dan memungkinkan peningkatan hubungan sosial
dalam kesehariannya.
d) Bersifat rehabilitatif, yang artinya bahwa pasien-pasien yang telah sembuh
secara medis, perlu juga disiapkan fungsi dan kemampuan untuk persiapan
mandiri dan sosial di tengah masyarakat. Dari segi rehabilitasi terapi
kelompok bertujuan meningkatkan kemampuan ekspresi diri, keterampilan
sosial, kepercayaan diri, kemampuan empati, dan menigkatkan
pengetahuan tentang masalah-masalah kehidupan dan pemecahannya.
5
menyebabkan psikotik kronik yang berakibat pada toleransi terhadap
kecemasan serta sulit untuk beradaptasi.
6
a. Pelaksanaan kegiatan Terapi Aktivitas kelompok dalam memberikan teknik
terapi diharapkan tidak terlalu ketat.
b. Didalam suatu kelompok, masalah atau diagnose setiap anggota dapat
bersifat heterogen
c. sebaiknya dalam satu kelompok dipilih anggotayang mempunyai
pengalaman dan tingkat kemampuan berfikir yang sama.
7
3. Terapi Aktivitas Kelompok Orientasi Realita
Terapi aktivitas ini mengorientasikan pasien kepada hal-hal yang
sebenarnya, dimana pasien dengan gangguan jiwa Psikotik mengalami
penurunan daya ingat seperti tidak mengenali dirinya sendiri, orang lain,
tempat dan waktu. Pasien terkadang merasa asing dengan diri nya sendiri
maupun lingkungannya sehingga menimbulkan ansietas pada klien dan
untuk mencegah hal tersebut maka perlu diberikan stimulus yang konsisten
tentang realitas yang ada di sekitarnya. Aktivitas dapat berupa pengenalan
diri sendiri, orang, tempat, waktu, benda yang ada di sekitar pasien dan
semua keadaan nyata.
8
Anggota kelompok berada pada posisi melingkar, bisa duduk ataupun berdiri.
Pada fase pembukaan, leader membuka acara, dan memperkenalkan diri,
kemudian dilanjutkan oleh co-leader dan fasilitator secara bergantian. Leader
juga menjelaskan maksud dan tujuan dilaksanakannya kegiatan terapi aktivitas
kelompok tersebut, kontrak waktu dan tempat serta menyampaikan aturan-
aturan dalam kegiatan kelompok termasuk penjelasan sanksi dan rewards.
Dalam fase awal ini therapist juga memberikan kesempatan kepada anggota
kelompok untuk mengemukakan pendapatnya, ini bertujuan untuk menggali
ide-ide dan peranan yang muncul dalam kelompok sebelum dimulainya
kegiatan.
Ketika memasuki fase kerja, theraphist dan team bertugas sebagai pengarah
kegiatan dan juga berperan untuk menjaga agar kegiatan atau aktifitas berjalan
sesuai aturan-aturan yang sudah ditetapkan dan disepakati bersama (Kaplan &
Sadcok, 2012). Fase kerja ini merupakan inti dari terapi aktivitas kelompok,
yaitu sebuah proses untuk merubah tingakah laku individu-individu pesakitan
dalam memecahkan masalah-masalah yang dihadapi. Dan merubah teknik
koping mereka dalam menghadapi stressor agar tidak mengalami depressan
ataupun distress karena mekanisme koping yang salah. Kegiatan-kegiatan
dalam terapi aktivitas kelompok sangatlah beragam, tergantung dari jenis terapi
aktivitas kelompok tersebut.
Fase akhir yaitu berisi tentang evaluasi kegiatan, dimana theraphist disini
bertugas untuk menilai sejauh mana anggota kelompok dapat mencapai goal
yang telah direncanakan sebelumnya. Apakah anggota menunjukan respon
katarsis (ekspresi gagasan, pikiran dan hal-hal yang tersupresi dan
menghasilkan rasa lega pada anggota). Juga penilaian terhadap kohesi antar
anggota kelompok. Theraphist juga sebaiknya melibatkan anggota untuk
memberikan penilaian terhadap sukses atau tidaknya kegiatan yang sudah
dilakukan. Ataupun memberi anggota kesempatan untuk memberi kritik saran
dan masukan kepada theraphist dan team. Pemberian sanksi dan reward juga
diberikan pada fase ini, namun bisa juga dilakukan pada akhir fase kerja dan
yang terakhir adalah melakukan kontrak waktu dan tempat untuk pertemuan
selanjutnya.
9
G. Peran Perawat
Peranan perawat dalam terapi aktivitas kelompok secara umum bersifat
fasilitatif (Kaplan & Sadcok, 2012). Anggota kelompok sendiri adalah sumber
utama penyembuhan dan perubahan, Di dalam kegiatan kelompok perawat
mempunyai peranan lebih dari seorang ahli yang sedang menerapkan sebuah
teknik.
Perawat menanamkan pengaruh pribadinya dengan menyentuh berbagai
variabel seperti empati, kehangatan dan rasa hormat. Perawat dapat berperan
sebagai katalisator yang berarti untuk mempermudah proses komunikasi dan
interaksi (Yosep, 2010).
Perawat sebagai Regulator yaitu membantu mengarahkan suatu proses ke
arah yang bermanfaat dan Auxiliary ego yang berarti sebagai penopang bagi
yang anggotanya mempunyai ego terlalu lemah (Yosep, 2010). Perawat
sebaiknya mengusahakan agar dapat terciptanya suasana dengan tingkat
kecemasan yang sesuai, sehingga klien mampu mengembangkan diri dalam
aktivitas kelompok. Selain itu perawat juga berperan dalam tugas sebagai
berikut:
1. Sebagai moderator dan pengawas dalam diskusi kelompok
2. Mengevaluasi hasil diskusi kelompok
3. Melakukan pendekatan kepada kelompok secara efektif
4. Memberi motivasi kepada klien agar aktif dalam kegiatan yang
dilaksanakan
5. Menciptakan suasana terapeutik
6. Memberi kesempatan kepada klien untuk bekerja sama antar klien dan
perawat
7. Memberikan bimbingan dan arahan pada klien yang pasif dan hiperaktif
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Terapi Aktivitas Kelompok (TAK) merupakan kegiatan psikoterapi
yang dilakukan pada sekelompok atau sekumpulan orang dengan gangguan
interpersonal dengan tujuan memberikan stimulus dalam bentuk interaksi
komunikasi informasi guna mengubah perilaku anggota kelompok terapi yang
maladaptif menjadi adaptif, selain itu beberapa tujuan khusus terapi ini adalah
memfasilitasi psikoterapis terhadap klien dalam memantau dan meningkatkan
hubungan interpersonal antaranggota pada waktu yang sama, meningkatkan
kemampuan uji realitas, melakukan sosialisasi, meningkatkan kesadaran
terhadap hubungan reaksi dan meningkatkan motivasi untuk kemajuan kognitif
dan afektif. Terapi Aktivitas Kelompok diikuti oleh pasien rehabilatasi sesuai
dengan indikasi jenis terapi aktivitas kelompoknya. Beberapa jenis TAK
berdasarkan indikasinya yaitu TAK sosialisasi, TAK Stimulasi Persepsi, TAK
Stimulasi Sensori dan TAK Orientasi Realita
Dalam pelaksanaan proses TAK, terdapat beberapa persyaratan
keanggotaan kelompok dalam kegiatan tersebut diantaranya adalah pasien yang
telah mempunyai diagnosa yang jelas dan kooperatif sehingga proses TAK
dapat berjalan lancar sesuai dengan tahapan proses kegiatan tersebut yang
dimulai dengan tahap pembukaan, tahap kerja dan tahap terminasi. Selain itu
proses TAK juga tidak terlepas dari peran perawat sebagai fasilitator untuk
mengarahkan jalannya proses TAK.
B. Saran
Sesuai dengan kesimpulan yang telah kemukakan di atas dan dalam
rangka peningkatan pedoman terapi aktivitas kelompok yang ada maka
penyusun mengajukan saran sebagai berikut :
11
1. Bagi mahasiswa
Diharapkan mahasiswa dalam menyusun dan mengimplementasi terapi
aktivitas kelompok harus memperhatikan setiap point point penting
dalam terapi agar dapat tercapai tujuan umum, khusus juga tujuan
rehabilatasi dari pelaksanaan terapi.
2. Bagi Institusi
Diharapkan dapat memberikan masukan dan meningkatkan kemampuan
peserta didik untuk menerapkan terapi aktivitas kelompok. Serta
diharapkan untuk lebih banyak menyediakan buku buku refrensi yang
berhubungan dengan terapi aktivitas kelompok di perpustakaan guna
penyempurnaan laporan ini.
DAFTAR PUSTAKA
12
LAMPIRAN
Lampiran 1.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
SOSIALISASI (Fase I)
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Kontrak :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : cara memperkenalkan diri kepada orang lain
Tujuan aktivitas : klien dapat menyebutkan jati dirinya
Aturan main :
1. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.
Fase Kerja
1. Hidupkan kaset pada tape recorder
2. Edarkan bola tennis berlawanan dengan araj jarum jam
13
3. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola tennis
mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap, nama
panggilan yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist sebagai
contoh.
4. Tulis nama panggilan pada kerta dan tempelka
5. Ulangi nomor 1 dan 2 sampai semua anggota mendapat giliran
6. Beri pujian untuk setiap keberhasilan klien dengan memberi tepuk tangan.
Fase Terminasi
Evaluasi :
1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok
setelah memperkenalkan diri. Contoh : Bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan hari ini?
2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
3. Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba
mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari harinya.
Kontrak yang akan datang :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- topik/kegiatan : memperkenalkan diri
Hasil yang diharapkan :
75 % anggota kelompok mampu mempekenalkan diri : salam, nama
lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
14
Lampiran 2.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
SOSIALISASI (Fase II)
15
5. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola tennis
mendapat giliran untuk menyebutkan : salam, nama lengkap, nama
panggilan yang disenangi, asal, dan hobi. Dimulai oleh terapist sebagai
contoh.
6. Ulangi nomor 3 sampai 5 sampai semua anggota mendapat giliran
7. Hidupkan kembali kast pada rape recorder.
8. Edarkan bola tennis
9. Pada saat tape dimatikan, minta pad klien yang memegang bola tennis
untuk memperkenalkan klien yang disebelah kanannya pada kelompok
yaitu : salam, nama lengkap, nama panggilan yang disenangi, asal, dan
hobi. Dimulai oleh terapist sebagai contoh.
10. Ulangi no. 7 sampai 9 sampai semua klien mendapat giliran.
11. Beri pujian untuk setiap keberhasilan anggota kelompok dengan
memberi tepuk tangan.
Fase Terminasi
Evaluasi :
a. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok
setelah memperkenalkan diri. Contoh : Bagaimana perasaannya
setelah mengikuti kegiatan hari ini?
b. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
c. Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba
mengenalkan diri pada orang lain dalam kehidupan sehari
harinya.
Kontrak yang akan datang :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- topik/kegiatan : memperkenalkan diri
Hasil yang diharapkan :
75 % anggota kelompok mampu :
1. Mengenal satu orang klien lain dengan cara : memberi salam,nama
lengkap,nama panggilan, asal dan hobi.
16
2. Memperkenalkan satu orang klien kepada kelompok dengan cara :
menyebutkan nama lengkapnya, nama panggilan, asal dan hobi.
Lampiran 3.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
SOSIALISASI (Fase III)
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Kontrak :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : cara berbicara dengan orang lain
Tujuan aktivitas :
klien dapat menyampaikan dan membicarakan topik tertentu :
1. Memilih topik yang ingin dibicarakan
2. Menyampaikan topik yang ingin dibicarakan
3. Memberi pendapat tentang topik yang dipilih
Aturan main :
17
1. Setiap peserta harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil harus seijin pemimpin TAK.
Fase Kerja
1. Evaluasi kemampuan yang lalu dan tugas untuk mengenalkan orang lain
2. Hidupkan kaset pada tape recorder
3. Edarkan bola tennis berlawanan dengan araj jarum jam
4. Pada saat tape dimatikan, anggota kelompok yang memegang bola tennis
mendapat giliran untuk menyampaikan satu topik yang ingin
dibicarakan. Contoh topik : cara bicara yang baik atau cara mencari
teman. Dimulai oleh terapist sebagai contoh.
5. Ulangi nomor 2 dan 4 sampai semua anggota mendapat giliran
6. Tuliskan pada flipchart topik yang disampaikan secara berurutan
7. Hidupkan kembali kaset pada rape recorder.
8. Edarkan bola tennis
9. Pada saat tape dimatikan, minta pada klien yang memegang bola tennis
untuk menyampaikan suatu topik yang disukai.
10. Ulangi no. 7 sampai 9 sampai semua klien mendapat giliran.
11. Pemimpin TAK membantu menetapkan topik yang paling banyak dipilih
12. Hidupkan lagi kaset
13. Edarkan bola tennis
14. Pada saat tape dimatikan, minta pada klien yang memegang bola tennis
untuk menyampaikan suatu topik yang disukai.
15. Ulangi no. 12 sampai 14 sampai semua klien mendapat giliran.
16. Beri pujian untuk tiap keberhasilan klien dengan bertepuk tangan
Fase Terminasi
Evaluasi :
1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan anggota kelompok setelah
memperkenalkan diri. Contoh : Bagaimana perasaannya setelah
mengikuti kegiatan hari ini?
18
2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada anggota
kelompok
3. Pemimpin TAK meminta anggota kelompok untuk mencoba bercakap
cakap tentang topik tertentu dengan orang lain dalam kehidupan sehari
harinya.
Kontrak yang akan datang :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- topik/kegiatan : memperkenalkan diri
Hasil yang diharapkan :
75 % anggota kelompok mampu :
1. Memilih topik yang akan dibicarakan
2. Memberi pendapat atas topik yang dipilih.
19
Lampiran 4.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
STIMULASI SENSORI
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Kontrak :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : mendengarkan musik
Tujuan aktivitas : klien dapat menyebutkan kembali isi lagu yang
didengarkan dan meyebutkan perasaannya setelah
mendengarkan lagu itu.
Aturan main :
1. Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil, harus seijin pimpinan TAK
20
Fase Kerja
1. Hidupkan kaset
2. Beri kesempatan kepada klien untuk mendengarkan musik sampai selesai
3. Tanyakan isi lagu tersebut
4. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaannya setelah
mendengarkan lagu tersebut.
5. Ulangi no. 1 4 sampai beberapa lagu yang sejenis selesai didengarkan.
Fase Terminasi
Evaluasi :
1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah
mendengarkan musik.
2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien
3. Pemimpin TAK memintak klien untuk mencoba mendengarkan
musik yang lain dan mendiskusikannya dengan orang lain dalam
kehidupan sehari harinya.
Kontrak yang akan dating :
- waktu :
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : senam kesegaran jasmani
Hasil yang diharapkan :
75 % klien mampu :
1. Menyebutkan isi lagu yang didengarkan
2. Menyebutkan perasaannya setelah mendengarkan lagu.
21
Lampiran 5.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
PENYALURAN ENERGI
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Kontrak :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : melakukan senam kesegaran bersama
Tujuan aktivitas : klien dapat melakukan gerakan senam untuk
menyalurkan energinya.
Aturan main :
22
1. Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan
akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil, harus seijin pimpinan TAK
Fase Kerja
1. Atur posisi pasien dalam barisan
2. Hidupkan kaset
3. Motivasi klien untuk mengikuti gerakan senam seperti yang
dicontohkan instruktur senam
Fase Terminasi
Evaluasi :
1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah
mendengarkan musik.
2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien
3. Pemimpin TAK meminta klien untuk mencoba melakukan senam
secara teratur setiap hari.
Kontrak yang akan datang :
- waktu :
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : mendiskusikan tentang bunga
Hasil yang diharapkan :
75 % klien mampu :
1. Mengikuti senam dari awal sampai akhir
2. Menyebutkan perasaannya setelah mengikuti senam
23
Lampiran 6.
TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK (TAK) :
ORIENTASI REALITA
Fase Orientasi
Salam terapeutik
Kontrak :
- waktu : 45 menit
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : mendiskusikan bunga yang dilihat secara tepat.
Tujuan aktivitas : klien dapat menyebutkan bunga yang dilihat secara
tepat.
Aturan main :
24
1. Setiap klien harus mengikuti permainan dari awal sampai dengan
akhir
2. Bila ingin ke kamar kecil, harus seijin pimpinan TAK
Fase Kerja
1. Perlihatkan setangkai bunga kepada klien
2. Motivasi klien untuk menyebutkan warna bunga, wana daun, jumlah
kelopak bunga, jumlah daun yang dilihat
3. Berikan pujian bila klien dapat menyebutkan secara tepat
4. Ulangi no. 1 3 sampai semua bunga habis didiskusikan
Fase Terminasi
Evaluasi :
1. Pemimpin TAK mengeksplorasikan perasaan klien setelah
mendengarkan musik.
2. Pemimpin TAK memberikan umpan balik positif pada klien
3. Pemimpin TAK meminta klien untuk mencoba mendiskusikan benda
benda lain dalam kehidupan sehari hari.
Kontrak yang akan datang :
- waktu :
- tempat : Ruang Jiwa C RSUD Dr. Soetomo
- Topik : mendiskusikan tentang bunga
Hasil yang diharapkan :
75 % klien mampu menyebutkan warna bunga, warna daun, jumlah kelopak
bunga dan daun secara tepat.
25
26