DEPARTEMEN MATERNITAS
ANTENATAL CARE (ANC)
Oleh :
125070201131012
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2016
1. DEFINISI
Antenatal care adalah cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Pelayanan antenatal atau yang sering disebut pemeriksaan kehamilan adalah
pelayanan yang di berikan oleh tenaga profesional yaitu dokter spesialisasi
bidan, dokter umum, bidan, pembantu bidan dan perawat bidan, untuk itu selama
masa kehamilannya ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau
dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan
pelayanan asuhan antenatal.
Pemeriksaan Antenatal Care (ANC) adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalkan kesehatan mental dan fisik ibu hamil, hingga mampu
menghadapi persalinan, kala nifas, persiapan pemberiaan ASI dan kembalinya
kesehatan reproduksi secara wajar (Manuaba, 2008).
Kunjungan Antenatal Care (ANC) adalah kunjungan ibu hamil ke bidan
atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk
mendapatkan pelayanan/asuhan antenatal. Pada setiap kunjungan Antenatal
Care (ANC), petugas mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi
ibu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik untuk mendapatkan diagnosis
kehamilan intrauterine serta ada tidaknya masalah atau komplikasi (Saifudin,
2005).
3. ADAPTASI KEHAMILAN
Setelah konsepsi, uterus akan berkembang untuk menyediakan nutrisi
dan perlindungan bagi janin yang akan berkembang dan tumbuh di
dalamnya. Secara fisioogis perubahan yang dapat digambarkan pada masa
konsepsi meliputi berikut ini :
a. Perubahan pada organ-organ sistem reproduksi
Suplai darah ke organ reproduksi meningkat segera setelah konsepsi
karena peningkatan kadar hormon-hormon steroid seksual. Vaskularisasi
tersebut memberikan suplai darah yang banyak bagi perkembangan
janin, tanda-tanda khas pada organ dan bergaia gejala pada wanita :
Uterus
Uterus berkembang sampai ke xifistermun. Pengurangan tinggi
fundus uteri di kenal dengan istilah lightening, terjadi pada berapa
bulan terakhir kehamilan, pada saat fetus turun kebagian bawah
uterus. Hal ini bertujuan untuk membuat jaringan pelvik menjadi lebih
lunak, dengan tonus uterus yang baik, dengan formasi yang baru dari
segmen bawah rahim.
Pada primigravida hal ini juga memacu penurunan fetus ke dalam
pelvik dan kepala menjadi engaged. Pada wanita nulipara, penurunan
kepala biasanya tidak terjadi sampai proses persalinan tiba.
Perkembangan segmen bawah rahim dari ujung istmus berakhir
sampai proses persalinan. Setelah diukur kira-kira 1-3 bagian tubuh
uterus sangat tipis dan mengandung sedikit otot. Kontraksi pada
bagian ini tidak sama dengan yang ada di fundus dan di korpus.
Serviks
Segera setelah periode tidak terjadinya menstruasi pertama,
serviks menjadi lebih lunak sebagai akibat meningkatnya suplai darah
(tanda Goodells). Kanalis servikskalis dipenuhi oleh mukus yang
kental disebut operkulum. Selama kehamilan operkulum menghambat
masuknya bakteri ke uterus, yang mengalir selama persalinan, yang
disebut blooddy show, yang menandakan bahwa kanalis terbuka
untuk lewatnya bayi.
Serviks nulipara (wanita yang belum pernah mengalami
kehamilan) terlihan bulat dan halus serta menonjol ke arah vagina.
Proses kelahiran meregangkan serviks dan hampir selalu
menyebabkan laserasi serviks. Setelahnya, bentuk serviks menjadi
oval. Selama masa kehamilan konsistensi serviks berubah. Sebelum
masa kehamilan teraba seperti ujung hidung; pada awal masa
kehamilan teraba seperti ujung daun telinga; dan pada keadaan term
terasa seperti bibir.
Vagina
Sampai minggu kedelapan, meningkatnya vaskularisasi pada
vagina menyebabkan tanda kehamilan yang khas disebut
tandachadwicks, corak yang berwarna keunguan yang dapat terlihat
oleh pemeriksa. Dalam berespon terhadap stimulasi hormonal,
sekresi sel-sel vagina meninggkiat secara berarti. Sekresi tersebut
berwarna putih dan bersifat sangat asam, dikenal istilah putih
atau leukorrea. Sekresi vagina merupakan media yang menyuburkan
basilus doderleins. Basilus ini merupakan garis pertahanan terhadap
candida albikans, patogen yang tumbuh dalam media alkali.
Sebagaimana kehamilan mengalami kemajuan, mengingkatnya
kongesti vaskular organ vagina dan pelvik menyebabkan peningkatan
sensitifitas yang sangat berarti. Hal ini mungkin mengarah pada
tingginya derajat rangsangan seksual, terutama pada bulan keempat
dan ketujuh masa kehamilan.
Menurut Depkes RI (2004) kunjungan ideal yang dilakukan oleh ibu hamil
diharapkan mengikuti anjuran sebagai berikut:
a. Awal kehamilan sampai dengan tujuh bulan memeriksakan diri setiap empat
minggu sekali.
b. Usia kehamilan tujuh bulan sampai dengan sembilan bulan tiap dua minggu
sekali.
c. Usia kehamilan sembilan bulan sampai dengan sepuluh bulan tiap satu
minggu sekali.
Kunjungan tersebut bisa lebih banyak frekuensinya bila ada anjuran dari
tenaga pemeriksa kehamilan karena melihat kondisi ibu atau bila ada masalah
serta gangguan pada kandungannya. Frekuensi minimal pemeriksaan kehamilan
adalah 4 kali selama kehamilan dengan rincian sebagai berikut:
a. Satu kali pada usia kehamilan satu sampai tiga bulan (triwulan I).
b. Satu kali pada usia kehamilan empat sampai enam bulan (triwulan II).
c. Dua kali pada usia kehamilan tujuh sampai sembilan bulan (triwulan III).
5. INDIKATOR PELAYANAN
1. Kunjungan pertama (K1)
K1 adalah kontak pertama ibu hamil dengan tenaga kesehatan yang
mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan terpadu dan
komprehensif sesuai standar. Kontak pertama harus dilakukan sedini
mungkin pada trimester pertama, sebaiknya sebelum minggu ke 8.
Adapun tujuan pemeriksaan pertama pada perawatan antenatal adalah
sebagai berikut:
1) Mendiagnosis dan menghitung umur kehamilan.
2) Mengenali dan menangani penyulit - penyulit yang mungkin dijumpai
dalam kehamilan, persalinan dan nifas.
3) Mengenali dan mengobati penyakit - penyakit yang mungkin diderita
sedini mungkin.
4) Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak.
5) Memberikan nasehat - nasehat tentang cara hidup sehari hari dan
keluarga berencana, kehamilan, persalinan, nifas dan laktasi.
Pada kunjungan pertama adalah kesempatan untuk mengenali faktor
risiko ibu dan janin. Ibu diberitahu tentang kehamilannya, perencanaan
tempat persalinan, juga perawatan bayi dan menyusui. Informasi yang
diberikan sebagai berikut :
1) Kegiatan fisik dapat dilakukan dalam batas normal.
2) Kebersihan pribadi khususnya daerah genitalia harus lebih dijaga karena
selama kehamilan terjadi peningkatan secret vagina.
3) Pemilihan makan sebaiknya yang bergizi dan serat tinggi.
4) Pemakaian obat harus dikonsultasikan dahulu dengan tenaga kesehatan.
Wanita perokok atau peminum harus menghentikan kebiasaannya.
2. Kunjungan ke-2 (K2)
Pada periode ini pemeriksaan dilakukan minimal 1 kali. Hendrawan
(2008) menuturkan mengingat manifestasi klinik kasus kegawatdaruratan
obstetric yang berbeda - beda dalam rentang yang cukup luas, maka perlu
dilakukan kunjungan ANC yang teratur. Pada trimester II, ibu hamil diajurkan
periksa kehamilan 1 bulan sekali sampai umur kehamilan 28 minggu. Adapun
tujuan pemeriksaan kehamilan di trimester II menurut Saifuddin (2002) ialah
sebagai berikut:
1) Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya
2) Penapisan preeklamsi gemelli, infeksi alat reproduksi dan saluran
perkemihan.
3) Mengulang perencanaan persalinan.
3. Kunjungan ke-4 (K4)
K4 adalah ibu hamil dengan kontak 4 kali atau lebih dengan tenaga
kesehatan yang mempunyai kompetensi, untuk mendapatkan pelayanan
terpadu dan komprehensif sesuai standar. Kontak 4 kali dilakukan sebagai
berikut: sekali pada trimester I (kehamilan hingga 12 minggu) dan trimester
ke-2 (>12 - 24 minggu), minimal 2 kali kontak pada trimester ke-3 dilakukan
setelah minggu ke 24 sampai dengan minggu ke 36. Kunjungan antenatal
bisa lebih dari 4 kali sesuai kebutuhan dan jika ada keluhan, penyakit atau
gangguan kehamilan. Kunjungan ini termasuk dalam K4.
4. Penanganan Komplikasi (PK)
PK adalah penanganan komplikasi kebidanan, penyakit menular maupun
tidak menular serta masalah gizi yang terjadi pada waktu hamil, bersalin dan
nifas. Pelayanan diberikan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi.AGB) dan kurang energi kronis (KEK).
k. KIE Efektif
KIE efektif dilakukan pada setiap kunjungan antenatal yang meliputi:
1) Kesehatan ibu
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memeriksakan kehamilannya secara
rutin ke tenaga kesehatan dan menganjurkan ibu hamil agar beristirahat
yang cukup selama kehamilannya (sekitar 9-10 jam per hari) dan tidak
bekerja berat.
2) Perilaku hidup bersih dan sehat
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk menjaga kebersihan badan selama
kehamilan misalnya mencuci tangan sebelum makan, mandi 2 kali sehari
dengan menggunakan sabun, menggosok gigi setelah sarapan dan
sebelum tidur serta melakukan olah raga ringan.
3) Peran suami/keluarga dalam kehamilan dan perencanaan persalinan
Setiap ibu hamil perlu mendapatkan dukungan dari keluarga terutama
suami dalam kehamilannya. Suami, keluarga atau masyarakat perlu
menyiapkan biaya persalinan, kebutuhan bayi, transportasi rujukan dan
calon donor darah. Hal ini penting apabila terjadi komplikasi kehamilan,
persalinan, dan nifas agar segera dibawa ke fasilitas kesehatan.
4) Tanda bahaya pada kehamilan, persalinan dan nifas serta kesiapan
menghadapi komplikasi
Setiap ibu hamil diperkenalkan mengenai tanda-tanda bahaya baik
selama kehamilan, persalinan, dan nifas misalnya perdarahan pada hamil
muda maupun hamil tua, keluar cairan berbau pada jalan lahir saat nifas,
dsb. Mengenal tanda-tanda bahaya ini penting agar ibu hamil segera
mencari pertolongan ke tenaga kesehtan kesehatan.
5) Asupan gizi seimbang
Selama hamil, ibu dianjurkan untuk mendapatkan asupan makanan yang
cukup dengan pola gizi yang seimbang karena hal ini penting untuk
proses tumbuh kembang janin dan derajat kesehatan ibu. Misalnya ibu
hamil disarankan minum tablet tambah darah secara rutin untuk
mencegah anemia pada kehamilannya.
6) Gejala penyakit menular dan tidak menular
Setiap ibu hamil harus tahu mengenai gejala-gejala penyakit menular
(misalnya penyakit IMS,Tuberkulosis) dan penyakit tidak menular
(misalnya hipertensi) karena dapat mempengaruhi pada kesehatan ibu
dan janinnya.
7) Penawaran untuk melakukan konseling dan testing HIV di daerah tertentu
(risiko tinggi)
Konseling HIV menjadi salah satu komponen standar dari pelayanan
kesehatan ibu dan anak. Ibu hamil diberikan penjelasan tentang risiko
penularan HIV dari ibu ke janinnya, dan kesempatan untuk menetapkan
sendiri keputusannya untuk menjalani tes HIV atau tidak. Apabila ibu
hamil tersebut HIV positif maka dicegah agar tidak terjadi penularan HIV
dari ibu ke janin, namun sebaliknya apabila ibu hamil tersebut HIV negatif
maka diberikan bimbingan untuk tetap HIV negatif selama kehamilannya,
menyusui dan seterusnya.
8) Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan pemberian ASI ekslusif
Setiap ibu hamil dianjurkan untuk memberikan ASI kepada bayinya
segera setelah bayi lahir karena ASI mengandung zat kekebalan tubuh
yang penting untuk kesehatan bayi. Pemberian ASI dilanjutkan sampai
bayi berusia 6 bulan.
9) KB paska persalinan
Ibu hamil diberikan pengarahan tentang pentingnya ikut KB setelah
persalinan untuk menjarangkan kehamilan dan agar ibu punya waktu
merawat kesehatan diri sendiri, anak, dan keluarga.
10) Imunisasi
Setiap ibu hamil harus mendapatkan imunisasi Tetanus Toksoid (TT)
untuk mencegah bayi mengalami tetanus neonatorum.
11) Peningkatan kesehatan intelegensia pada kehamilan (Brain booster)
Untuk dapat meningkatkan intelegensia bayi yang akan dilahirkan, ibu
hamil dianjurkan untuk memberikan stimulasi auditori dan pemenuhan
nutrisi pengungkit otak (brain booster) secara bersamaan pada periode
kehamilan.
7. PATHWAY (terlampir)
8. JENIS PELAYANAN
Pelayanan antenatal terpadu diberikan oleh tenaga kesehatan yang
kompeten yaitu dokter, bidan dan perawat terlatih, sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Pelayanan antenatal terpadu terdiri dari :
a. Anamnesa
1) Identitas Pasien
Identitas umum, perhatian pada usia ibu, status perkawinan dan tingkat
pendidikan. Range usia reproduksi sehat dan aman antara 20-30 tahun.
Pada kehamilan usia remaja, apalagi kehamilan di luar nikah,
kemungkinan ada unsur penolakan psikologis yang tinggi. Usia muda
juga faktor kehamilan risiko tinggi untuk kemungkinan adanya komplikasi
obstetri seperti preeklampsia, ketuban pecah dini, persalinan preterm,
abortus.
2) Keluhan utama
Sadar/tidak akan kemungkinan hamil, apakah semata-mata ingin periksa
hamil, atau ada keluhan/ masalah lain yang dirasakan.
3) Riwayat kehamilan sekarang / riwayat penyakit sekarang
Ada/tidaknya gejala dan tanda kehamilan. Jika ada amenorea, kapan hari
pertama haid terakhir (HPHT), siklus haid biasanya berapa har Hal ini
penting untuk memperkirakan usia kehamilan dan memperkirakan saat
persalinan. Ditanyakan apakah sudah pernah periksa kehamilan ini
sebelumnya atau belum (jika sudah, berarti ini bukan kunjungan antenatal
pertama, namun tetap penting untuk data dasar inisial pemeriksaan kita).
Apakah ada keluhan / masalah dari sistem orga lain, baik yang
berhubungan dengan perubahan
fisiologis kehamilan maupun tidak.
4) Usia kehamilan
1. Tafsiran Persalinan menurut
Rumus Naegele :
Hari Pertama Haid Terakhir(HPHT)
Hari Bulan Tahun
+7 3 +1
2. Rumus McDonals :
Tinggi fundus (cm) x 2/7 = usia kehamilan dalam bulan\Tinggi fundus
(cm) x 8/7 = usia kehamilan dalam minggu
3. Gerakan janin (Quickening) pada minggu ke 17 19
4. Tinggi fundus uteri (McLennan and Sandberg)
5. USG
b. Pemeriksaan
Pemeriksaan dalam pelayanan antenatal terpadu, meliputi berbagai jenis
pemeriksaan termasuk menilai keadaan umum (fisik) dan psikologis
(kejiwaan) ibu hamil.
1) Status obstetricus / pemeriksaan khusus obstetrik
Abdomen
- Inspeksi : membesar/tidak (pada kehamilan muda pembesaran
abdomen mungkin belum nyata).
- Palpasi : tentukan tinggi fundus uteri (pada kehamilan muda dilakukan
dengan palpasi bimanual dalam, dapat diperkirakan ukuran uterus -
pada kehamilan lebih besar, tinggi fundus dapat diukur dengan pita
ukuran sentimeter, jarak antara fundus uteri dengantepi atas simfisis
os pubis).
- Palpasi Leopold I IV
- Pada kehamilan aterm, perkiraan berat janin dapat menggunakan
rumus cara Johnson-Tossec yaitu :
tinggi fundus (cm) - (10/11/12/13)* x 155 gram.
*(10/11 jika sebagian besar msk PAP, 12 jika sebagian kecil msk PAP,
13 jika belum msk PAP)
- Auskultasi : dengan stetoskop kayu Laennec atau alat Doppler atau
funandoscope yang ditempelkan di daerah punggung janin, dihitung
frekuensi selama satu menit. Frekuensi denyut jantung janin normal
adalah 120-160 x /menit.
Pelvimetri
- Distansia Spinarum ( 24 26 cm)
Jarak antara kedua spina iliaca anterior superior sinistra dan dextra
- Distansia Cristarum ( 28 30 cm)
Jarak terpanjang antara dua tempat yang simetris pada crista iliaca
sinistra dan dextra
- Conjugata Eksterna (Boudeloque) 18 cm
Jarak antara bagian atas symphisis ke prosessus spinosus lumbal 5
B. ANALISA DATA
DATA ETIOLOGI MASALAH
DS : Perubahan fisiologis Mual
Mengatakan mual,
muntah, mengatakan Peningkatan HCG
tidak nafsu makan,
lemas dan pusing Mual muntah
DO :
Muntah, tampak Sulit makan / tidak nafsu makan
lemas, kulit pucat
Mual
DS : Kehamilan pertama Defisiensi
Mengatakan tidak Pengetahuan
tahu persiapan dan Perubahan fisiologis dan
hal yang harus psikologis kehamilan
diperhatikan ibu
hamil, mengatakan Kurang pajanan informasi
tidak mengetahui
pentingnya menjaga Tidak mengetahui hal-hal yang
tekanan darah, harus diperhatikan pada ibu
nutrisi dan aktivitas hamil
untuk ibu hamil
DO : Defisiensi Pengetahuan
Jarang periksa
kehamilan, tidak
mengetahui berat
badan dan tinggi
badan, tidak mampu
menyebutkan tanda
bahaya umum
kehamilan
DS : Kehamilan trimester ketiga Ansietas
Mengatakan takut
akan proses Mendekati persalinan
persalinan,
mengatakan tidak Cemas menghadapi proses
bisa tidur, sering persalinan
banyak pikiran
DO : Ansietas
Raut wajah tampak
khawatir, tampak
bingung, sulit
berkonsentrasi
C. PRIORITAS DIAGNOSA
1. Mual berhubungan dengan kehamilan ditandai dengan kurang nafsu
makan, melaporkan mual
2. Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang pajanan
informasi ditandai dengan melaporkan adanya masalah tentang
pengetahuan tentang kehamilan
3. Ansietas berhubungan dengan status kesehatan (kehamilan), stress
ditandai dengan melaporkan kecemasan terhadap persalinan,
bingung
D. RENCANA KEPERAWATAN
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1 Mual Setelah dilakukan tindakan NIC : Fluid Management
keperawatan selama 1x15 menit, - Monitor status hidrasi
klien dapat mengatasi mual dengan (Kelembaban membran mukosa,
kriteria hasi : vital sign adekuat)
NOC : Comfort Level, Nutritional - Anjurkan untuk makan pelan-
Status pelan
- Klien dapat mengidentifikasi hal- - Jelaskan untuk menggunakan
hal yang mengurangi mual napas dalam untuk menekan
- Nutrisi klien dapat terjaga adekuat reflek mual
- Klien dapat melaporkan bebas dari - Batasi minum 1 jam sebelum, 1
mual jam sesudah dan selama makan
- Instruksikan untuk menghindari
bau makanan yang menyengat
2 Defisiensi Setelah dilakukan tindakan NIC :
Pengetahuan keperawatan selama 1 x 30 menit, - Kaji tingkat pengetahuan klien
klien dapat bertambah dan keluarga
pengetahuannya dengan kriteria hasil - Jelaskan perubahan pada
: kehamilan dan tanda bahaya
NOC : Knowledge : Health Behaviour umum
- Klien mampu mengenali - Gambarkan tanda dan gejala
perubahan pada saat kehamilan yang muncul terkait kehamilan
- Klien mampu melaksanakan - Identifikasi kemungkinan
prosedur yang dijelaskan secara penyebab
benar - Sediakan informasi pada klien
- Klien mampu menjelaskan kembali tentang kondisi dengan cara
apa yang dijelaskan perawat/tim yang tepat
kesehatan lain - Sediakan informasi bagi
keluarga tentang kemajuan klient
- Diskusikan pilihan terapi yang
tepat untuk klien
3 Ansietas Setelah dilakukan tindakan NIC : Anxiety Reduction
keperawatan selama 1x 30 menit, - Nyatakan dengan jelas harapan
klien dapat mengetahui cara terhadap perilaku klien
mengatasi kecemasan dengan kriteria - Jelaskan semua prosedur
hasil : menghadapi persalinan dan
NOC : Anxiety Control, Coping persiapan yang diperlukan
- Klien mampu mengidentifikasi dan - Berikan informasi factual
mengungkapkan gejala cemas mengenai tindakan
- Klien mampu mengungkapkan dan - Libatkan keluarga untuk
menunjukkan tehnik untuk mendampingi klien
mengontrol cemas - Bantu klien mengenal situasi
- Postur tubuh, ekspresi wajah, yang menimbulkan kecemasan
bahasa tubuh dan tingkat - Dorong klien untuk