KAJIAN TEORI
A. Senam Hamil
1. Definisi (kebidanan komunitas, 2009)
Senam hamil adalah sisi dari perawatan antenatal pada sebagian
pusat service kesehatan spesifik, seperti rumah sakit dan puskesmas,
klinik, maupun pusat service kesehatan lainnya (Muhimah, safiI,
2010). Senam hamil adalah bagian dari perawatan antenatal. Menurut
Wulandari (2006) dalam jurnal kesehatan masyarakat dijelaskan bahwa
senam hamil merupakan pelayanan prenatal efektif untuk menurunkan
kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan pertama. Senam
hamil berguna untuk mengoptimalkan keseimbangan fisik, memelihara
kesehatan kehamilan, mengurangi bahkan menghilangkan keluhan
yang terjadi karena perubahan- perubahan akibat proses kehamilan dan
mempermudah proses persalinan.
2. Manfaat Senam Hamil (kebidanan komunitas, 2009)
Menurut Wulandari dalam jurnal kesehatan masyarakat Senam
hamil mempunyai manfaat diantaranya yaitu mengurangi stress selama
kehamilan dan pada masa pasca melahirkan, meningkatkan
pertumbuhan janin dan plasenta pada trimester pertama dan kedua,
mengurangi insiden komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan
seperti pra-eklampsia dan gestational diabetes, memudahkan proses
persalinan, dan mengurangi sakit punggung selama trimester ketiga,
Menjaga kondisi otot-otot dan persendian, memperkuat dan
mempertahankan elastisitas otot-otot, ligamen, dan jaringan yang
berperan dalam mekanisme persalinan, serta membentuk sikap tubuh
yang prima, mempertinggi kesehatan fisik dan psikis, memberikan
kenyamanan (relaksasi), menguasai teknik- teknik pernafasan.
3. Kontraindikasi Senam Hamil (seri asuhan kebidanan: kehamilan,
2009)
Ada beberapa keadaan dimana ibu hamil tidak boleh melakukan senam
hamil diantaranya yaitu, pre-eklamsia, Ketuban Pecah Dini (KPD),
1 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Perdarahan trimester II dan III, Kemungkinan lahir premature,
Incopeten Cerviks, diabetes, anemia, thyroid, aritimia, Palpitasi,
riwayat perdarahan, penurunan atau kenaikan BB berlebihan.
4. Pedoman keselamatan senam hamil (panduan lengkap bagi wanita
hamil dan menyusui, 2010)
Dalam melakukan senam hamil harus memperhatikan beberapa
pedoman, antara lain:
a. Boleh melanjutkan semua bentuk senam dalam kehamilannya
yang sudah terbiasa dilakukan seorang ibu hamil.
b. Minum yang cukup sebelum, selama dan setelah melakukan
senam.
c. Hindari senam atau latihan jika terjadi perdarahan, ancaman
persalinan kurang bulan, serviks yang tidak kuat (kompeten),
pertumbuhan janin intra uterin lambat, dan demam.
d. Senam ringan hingga sedang dan teratur (3 kali seminggu)
e. Hindari senam terlentang dengan kaki lurus, melompat atau
menyentak, pengangkatan kaki secara lurus dan sit up (duduk)
penuh.
f. Jangan meregangkan otot hingga melampaui resistensi
maksimum oleh karena efek hormonal dari kehamilan atas
relaksasi ligamen.
g. Melakukan Warming up (pemanasan) sebelum memulai senam
hamil sehingga peredaran darah dalam tubuh akan meningkat
dan mengurangi kemungkinan terjadinya kejang/luka, serta
melakukan cooling down setelah melakukan senam hamil.
h. Saat bangkit dari lantai hendaknya dilakukan secara perlahan,
untuk menghindari hipotensi orthostatik.
5. Petunjuk Senam Hamil (panduan menjalani kehamilan sehat, 2007)
Saat melakukan senam hamil harus memperhatikan petunjuknya,
antara lain:
a. Melakukan konsultasi atau pemeriksaan kesehatan kehamilan
terlebih dahulu.
b. Mulai melakukan senam hamil saat usia kehamilan 28 minggu.
c. Mempersiapkan ruangan yang nyaman dan menggunakan pakaian
yang sesuai.
d. Minum sebelum, selama dan setelah melakukan senam hamil.
e. Melakukan 3x seminggu secara teratur.
2 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
f. Melakukan pemanasan dan pendinginan.
g. Jangan menahan nafas selama latihan senam.
h. Menghentikan senam jika muncul keluhan pada ibu hamil.
i. Melakukan senam hamil dengan panduan dari instruktur.
6. Persiapan Fisik Sebelum Senam Hamil (panduan super lengkap hamil
sehat, 2010)
Secara umum, tujuan utama dari persiapan fisik dari senam hamil,
antara lain:
a. Mencegah terjadinya deformitas (cacat) kaki, nyeri kaki, varices,
bengkak dan memelihara fungsi kaki untuk menahan beban berat
badan yang semakin meningkat.
b. Melatih teknik pernafasan yang berfungsi untuk kehamilan dan
sejak kehamilan dan kebutuhan oksigen ibu hamil akan terpenuhi.
c. Memperkuat dan mempertahankan elastisitas otot-otot dinding
perut otot dasar panggul dan lainnya.
7. Pelaksanaan Senam Hamil Secara Umum
a. Latihan Pendahuluan
Tujuannya adalah untuk mengetahui daya kontraksi otot otot
tubuh, luas gerakan persendian, dan mengurangi serta
menghilangkan nyeri dan kekakuan tubuh.
1) Latihan 1
Sikap duduk tegak bersandar ditopang kedua tangan, kedua tungkai
kaki diluruskan dan dubuka sedikit, seluruh tubuh lemas dan rileks.
a) Gerakan kaki kiri jauh kedepan, kaki kanan jauh
kebelakang ; lalu sebaliknya gerakan kanan jauh kedepan,
kaki kiri jauh kebelakang. Lakukan masing masing 8 kali.
b) Gerakan kaki kanan dan kiri sama sama jauh kedepan dan
kebelakang( fleksi plantar dan dorsal)
c) Gerakan kaki kanan dan kiri bersama sama kekanan dan
ke kiri
d) Gerakan kaki kanan dan kiri bersama sama kearah
dalam(endorotasi) sampai ujung jari menyantuh lantai, lalu
gerakan kedua kaki kearah luar(ektsorotasi)
e) Putarkan kedua kaki bersama sama (sirkumduksi)
kekanan dan kiri masing masing 4 kali
3 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
f) Angkat kedua lutut tanpa menggeser kedua tumit dan
bokong, tekankan kedua tungkai kaki ke lantai sambil
mengerutkan otot dubur, lalu tarik otot-otot perut sebelah
atas simfisis kedalam (kenpiskan perut) kemudian relaks
kembali. Lakukan sebanyak 8 kali.
2) Latihan 2
Sikap duduk tegak, kedua tungkai kaki lurus dan rapat.
Letakkan tungkai kanan di atas tungkai kiri, kemudian tekan
tungkai kiri dengan kekuatan seluruh tungkai kanan sambil
mengempeskan dinding perut bagian atas dan mengerutkan
liang dubur selama beberapa saat, kemudian istirahat. Ulangi
Gerakan ini dengan tungkai kiri di atas tungkai kanan. Lakukan
gerakan gerakan tersebut masin g masing 8 kali.
3) Latihan 3
Sikap duduk tegak, kedua tunkai kaki lurus, rapat dan rileks
a) Angkat tungkai kanan ke atas, lalu letakkan kembasli;
angkat tungkai kiri keatas, lalu letakkan kembali
lakukan hal ini berganti ganti sebnyak 8 kali.
b) Lakukan pula latihan seperti di atas dalam posisi
berbaring terlentang, kedua tungkai kaki lurus; angkat
kedua tungkai bersama sama, kedua lutut jangan di
tekuk kemudian turunkan kembali perlahan lahan.
Lakukan gerakan ini sebanyak 8 kali.
4) Latihan 4
Sikap duduk bersila, badan tegak, kedua tangan di atas bahu,
kedua lengan di samping badan.
a) Tekan samping payudara dengan sisi lengan atas
b) Lalu putarkan kedua lengan tersebut kedepan, ke atas
samping telinga
c) Teruskan sampai kebelakang dan akhirnya kembali
kesikap semula. Lakukan gerakan gerakan diatas
sebanyak 8 kali.
5) Latihan 5
Sikap berbaring, telentang kedua lengan disamping badan dan
kedua lutut ditekuk. Latihan : angkat pinggul sampai badan dan
4 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
kedua tungkai atas membentuk sudut dengan lantai yang
ditahan oleh kedua kaki dan bahu. Turunkan pelan pelan.
Lakukan sebanyak 8 kali.
6) Latihan 6
Sikap berbaringlah telentang, kedua tungkai lurus, kedua
lengan berada disamping badan, keseluruhan badan rilaks.
Latihan, Panjangkan tungkai kanan dengan menarik tungkai
kiri mendekati bahu kiri, lalu kembali pada posisi semula. Ingat
kedua lutut tidak boleh ditekuk (dibengkokkan). Keadaan dan
gerakan serupa dilakukan sebaiknya untuk tungkai kiri. Setiap
gerakan dilakukan masing masing 2 kali. Latihan ini diulang
sebanyak 8 kali.
7) Latihan 7
Latihan, panggul diputar kekanan dan kekiri masing masing 4
kali. Gerakan panggul kekiri yang dilakukan seperti tekankan
pinggang kelantai sambil mengempiskan perut dan
mengerutkan otot dubur, gerakan panggul kekanan, angkat
pinggang, gerakan panggul kekiri dan seterusnya. Cara-cara
latihan pendahuluan diatas dilakukan beberapa hari sampai
wanita hamil ini dapat menjalankan latihan latihan inti.
b. Latihan Inti
Tujuannya yaitu latihan pembentukan sikap tubuh, latihan
kontraksi dan rileksasi, latihan pernapasan.
1) Minggu ke 22-25
a) Latihan pembentukan sikap tubuh Sikap : berbaring
telentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan disamping
badan dan santai (rilaks).
b) Latihan angkat pinggang sampai badan membentuk
lengkungan. Lalu tekankan pinggang kelantai sambil
mengempiskan perut, serta kerutkan otot otot dubur,
lakukan merulang kali (8-10 kali).
c) Latihan kontraksi relaksasi
Sikap berbaring telentang, kedua lengan disamping
badan,
5 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
kedua kaki ditekuk pada lutut dan rileks. tegangkan
otot-otot muka dengan jalan mengerutkan dahi,
mengatupkan tulang rahang dan menegangkan otot-otot
leher selama beberapa detik, lalu lemaskan dan rileks.
Lakukan ini 8-10 kali.
d) Latihan pernapasan
Sikap berbaring telentang, kedua lengan disamping
badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan santai.
Letakkan tangan kiri diatas perut, Lakukan pernapasan
diafragma : tarik napas melalui hidung, tangan kiri naik
keatas mengikuti dinding perut yang menjadi naik, lalu
hembuskan napas melalui mulut. Frekuensi latihan
adalah 12-14 kali permenit.
e) Lakukan gerakan pernapasan ini sebanyak 8 kali
dengan interal 2 menit. Tujuannya untuk mempercepat
timbulnya rileksasi, menghilangkan rasa nyeri his kala
pendahuluan dan his kala pembukaan dan untuk
mengatasi rasa takut dan stres.
2) Minggu ke 26-30
a) Latihan pembentuh sikap tubuh
Sikap merangkap, kedua tangan sejajar bahu. Tubuh
sejajar dengan lantai, sedangkan tangan dan paha tegak
lurus. Tundukkan kepala, sampai terlihat kearah vulva,
pinggang diangkat sambil mengempiskan perut bawah
dan mengerutkan dubur Lalu turunkan pinggang, angkat
kepala sambil melemaskan otot-otot dinding perut dan
dasar panggul. Ulangi kegiatan diatas sebanyak 8.
Latihan kontraksi dan relaksasi. Sikap berbaring
terlentang, kedua tangan disamping badan, kedua kaki
ditekuk pada lutut dan santai. Latihan : lemaskan
seluruh tubuh, kepalkan kedua lengan dan tegangkan
selama beberapa detik, lalu lemaskan kembali. Kerjakan
sebanyak 8 kali.
6 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
b) Latihan pernafasan
Sikap : berbarung, terlentang, kedua kaki ditekuk pada
lutut, kedua lengan disamping badan dan lemaskan
badan. Lakukan pernafasan torak (dada) yang dalam
selama 1 menit, lalu ikuti dengan pernafasan diafragma.
Kombinasi kedua pernafasan ini dilakukan 8 kali
dengan masa interval 2 menit. Latihan pernafasan
bertujuan unutk mengatasi rasa nyeri (sakit) his pada
waktu persalinan.
3) Minggu ke 31-34
a) Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap : berdiri tegak, kedua lengan disamping badan,
kedua kaki selebar bahu dan berdiri rileks. Lakukan
gerakan jongkok perlahan-lahan, badan tetap lurus, lalu
tegak berdiri perlahan-lahan. Pada mula berlatih, supaya
jangan jatuh, kedua tangan boleh berpegangan pada
misalnya sandaran kursi. Lakukan sebanyak 8 kali.
b) Latihan kontraksi dan relaksasi
Sikap tidur telentang, kedua tangan disamping badan,
kedua kaki ditekuk dan lemaskan badan. Lakukan
pernafasan diafragma dan dada yang dalam.
c) Latihan pernafasan
Latihan pernafasan seperti telah diharapkan tetap
dengan frekuensi 26-28 permenit dan lebih cepat.
Gunakan untuk menghilangkan rasa nyeri.
4) Minggu ke 35 sampai akan partus
a) Latihan pembentukan sikap tubuh
Sikap : berbaring telentang, kedua lengan disamping
badan, kedua kaki ditekuk pada lutut dan rilaks. Latihan
: angkat badan dan bahu, letekkan dagu diatas dada
melihatlah kearah vulva. Kegiatan ini pertahankan
beberapa saat, lalu kembali kesikap semula dan
santailah. Latihan ini diulang 8 kali dengan interval 2
manit.
b) Latihan kontraksi dan relaksasi
7 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Sikap tidur telentang, kedua lengan disamping badan,
kedua kaki lurus, lemaskan seluruh tubuh, lakukan
pernafasan secara teratur dan berirama. Tegakkan
seluruh otot tubuh dengan cara katupkan rahang
kerutkan dahi, tegangkan otototot leher kepalkan
kedua tangan, tegangkan bahu tegangkan otototot
perut, kerutkan dubur tegangkan kedua tungkai kaki dan
tahan napas, setelah beberapa saat kembali kesikap
semula dan lemaskan seluruh tubuh. Lakukan kegiatan
ini 9 kali.
c) Latihan pernafasan
Sikap tidur telentang, kedua lutut dipegang oleh kedua
lengan (posisi litotomi) dan rileks. Buka mulut sedikit
dan benafaslah sedalamdalamnya, lalu tutup mulut.
Latihan mengejan seperti buang air besar (defekasi)
kearah bawah dan depan. Setelah lelah mengejan,
kembali keposisi semula. Latihan ini diulang 4 kali
dengan interval 2 menit.
c. Latihan Penenangan dan Relaksasi
1) Latihan penenangan
Tujuan latihan ini berguna untuk menghilangkan tekanan
(stres) pada waktu melahirkan. Dengan latihan ini diharapkan
ibu dapat menjadi tenang dan memperoleh relaksasi sempurna
menghadapi persalinan. Sikap berbaring miring kearah
punggung janin, misalnya ke kiri, maka lutut kanan diletakan di
depan lutut kiri keduanya ditekuk. Tangan kanan ditekuk di
depan badan, sedangkan tangan kiri dibelakang badan. Tenang,
lemaskan seluruh badan,mata dipicingkan, hilangkan semua
suara yang menganggu; atasi tekanan. Kerjakan latihan ini
selama 5-10 menit.
2) Latihan Relaksasi
a) Syarat relaksasi adalah sebagai berikut :
(1) Tutuplah mata dan tekukkan semua persendian
(2) Lemaskan seluruh otot otot badan termasuk muka
8 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
(3) Pilihlah tempat yang tenang atau tutuplah mata dan
telinga
(4) Pusat kan pikiran pada suatu titik, misalnya pada
irama pernafasan
(5) Pilihlah posisi relaksasi yang paling anda senangi
b) Ada 4 posisi relaksasi, yaitu :
(1) Posisi terlentang kedua kaki lurus
(2) Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk
(3) Berbaring miring
(4) Posisi relaksasi nyang sedang duduk, yaitu dengan
duduk menghadap sandaran kursi dalam posisi
membungkuk, kedua kaki ke lantai, kedua tangan di
atas sandaran.
c) Duduklah dengan tenang, relaksasi dilakukan dengan
jalan menutup mata, melemaskan otot- otot seluruh
tubuh, tenang dan bernafas dalam dan teratur. Gunanya
untuk memberikan ketenangan dan mengurangi nyeri
oleh his saat persalinan.
d. Senam hamil (senam hamil & Nifas pedoman praktik bidan, 2012)
Instruksi dan informasi senam antenatal
Senam kaki dan tungkai
Tujuan senam: meningkatkan sirkulasi, khususnya liran balik
vena.
Mengapa perlu: sirkulasi melambat karena pengaruh hormone
pada dinding vena, peningkatan volume darah, dan tekanan akibat
pembesaran uterus. Sirkulasi yang lambat menyebabkan kram,
pembengkakakkan pergelangan kaki, dan varises vena.
Posisi awal: duduk di tempat tidur, lantai, atau di kursi dengan
kaki diregangkan kea rah depan dan di topang.
Senam kaki: tekuk dan regangkan kaki dengan cepat. Ulangi
sedikitnya 12 kali. Putar kedua kaki membentuk lingkaran sebesar
mungkin, pertahankan lutut tidak bergerak, ulangi sedikitnya 12
kali pada setiap arah.
Pengencangan tungkai: angkat kedua kaki kea rah atas dan tekan
bagian belakang lutut menyentuh dasar permukaan. Tahan dalam
9 | P E N ATA L A K S A N A A N K E H A M I L A N
hitungan 5, bernapas dengan irama normal, lalu rileks. Ulangi
sebanyak 10 kali.
Frekuensi: kapanpun mungkin dilakukan khususnya pada dinihari,
malam hari, dan pada saat duduk dengan tungkai di angkat.
Saran:
a. Duduk dengan tungkai ditinggikan dan disangga
b. Pilih posisi duduk bukan berdiri
c. Geliatkan jari kaki ketika berdiri
d. Jangan duduk atau berbaring dengan tungkai di silangkan
e. Bila perlu, kenakan penyokong yang ketat
f. Kenakan alas kaki dengan benar
g. Ubah posisi sesering mungkin
h. Berjalan kaki membantu sirkulasi
Posisi awal: posisi mana saja yang nyaman dengan kaki sedikit
direnggangkan.
10 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Frekuensi: Sesering dan kapanpun mungkin sehingga menjadi
kebiasaan. Gunakan ingatan misalnya setelah setiap berkemih.
Pengujian yang sangat jarang adalah dengan penghentian aliran
tengah.
Saran: Biasakan melakukan senam ini dimana saja dan kapan saja.
Hentikan aliran tengah berkemih hanya kadang-kadang. Jangan
menahan napas. Jangan mengencangkan paha atau bokong.
Kontraksikan pertama secara perlahan kemudian secara cepat.
Rujuk ke penasihat bila perlu.
Senam abdomen
Tranversus
11 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Posisi awal-berbaring miring: Berbaring miring dengan kedua
lutut menekuk ke arah dada dan 1 bantal diletakkan diantara
tungkai.
12 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Mengangkat panggul
13 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Cara senam: kencangkan abdomen, kencangkan otot bokong dan
dorong sebagian kecil punggung kearah atas. Tahan sampai
hitungan 5, berbapas normal, lalu dengan perlahan relaksasikan
abdomen dan biarkan tulang belakang lurus- bukan melengkung.
Ulangi sampai 10 kali.
14 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Posisi awal: duduk dikursi dengan punggung tegak tersangga atau
duduk biasa.
Senam peregangan
15 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Peringatan: senam peregangan harus selalu di dahului dengan
senam pemanasan dan ibu hamil tidak boleh melakukan
peregangan yang berlebihan.
Posisi awal: berdiri dengan tangan dia angkat tegak lurus terhadap
dinding dan telapak tangan meneklan dinding, salah satu kaki ada
di belakang kaki yang lain.
16 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Cara senam: biarkan beban berat badan ada di tungkai untuk
membuat lutut kebawah ke arah lantai kaki selama menit dan
secara perlahan tingkatkan sampai satu menit
Cara senam: tarik kaki kea rah tubuh di pergelangan kaki, tanpa
menekuk lutut. Tahan peregangan ini selam menit dan
meningkat sampai 1 menit.
B. Imunisasi
1. Definisi
Imunisasi adalah memberi kekebalan terhadap penyakit tertentu.
Sedangkan pengertian tetanus toksoid adalah proses membangun
kekebalan sebagai pencegahan terhadap infeksi tetanus (Indanati
Rukna, 2008 http://adln.lib.unair.ac.id).
Imunisasi tetanus toksoid adalah proses untuk membangun kekebalan
tubuh sebagai upaya pencegahan terhadap infeksi tetanus. Vaksin TT
adalah vaksin yang mengandung toksoid tetanus /bakteri C. tetani yang
telah dilemahkan kemudian dimurnikan (Depkes RI, 2009).
17 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
2. Tujuan imunisasi TT (Depkes RI, 2009)
Tujuan diberikannya imunisasi tetanus toksoid antara lain untuk
melindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum, melindungi ibu
terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka, pencegahan penyakit
pada ibu hamil dan bayi kebal terhadap kuman tetanus, serta umtuk
mengelimansi penyakit tetanus pada bayi baru lahir.
3. Cara pemberian dan dosis (Depkes RI, 2009)
a. Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar
suspense menjadi homogeny
b. Vaksin disuntikan secara intra muscular atau subkutan dalam
c. Imunisasi TT untuk pencegahan terhadap tetanus atau tetanus
neonatorum, dari 2 dosis primer 0,5 ml yang diberikan secara
intra muscular dengan interval 4 minggu . dilanjutkan dengan
dosis ketiga setelah 6 bulan berikutnya.
d. Untuk mempertahankan kekebalan terhadap tetanus pada WUS,
maka dianjurkan diberikan 5 dosis. Dosis keempat diberikan
satu tahun setelah dosis ke 3, dan dosis ke 5 diberikan 1 tahun
setelah dosis ke 4. Imunisasi TT dapat diberikan selama
kehamilan, bahkan pada priode trimester 1
e. Diunit pelayanan statis, vaksin TT yang telah dibuka boleh
digunakan selama 4 minggu dengan ketentuan :
1) Vaksin belum kadarluarsa, VVM masih dalam konisi A dan
B
2) Vaksin disimpan dalam suhu +2 + 8 C
3) Tidak pernah terendam air
f. Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh
digunakan kembali untuk hari berikutnya.
4. Jadwal pemberian imunisasi TT pada wanita usia subur (Peraturan
Menteri Kesehatan RI No. 42 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan
Imunisasi)
18 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
T3 6 bulan setelah T2 5 tahun
T4 1 tahun setelah T3 10 tahun
T5 1 tahun setelah T4 >25 tahun
19 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
1) Mencuci tangan dengan sabun, bilas dengan air mengalir
kemudian keringkan dengan handuk
2) Memakai sarung tangan
e. Melaksanakan prosedur pemberian imunisasi
1) Mengambil spuit 3 cc dan mengaspirasi vaksin TT sebanyak
0,5 cc
2) Mengeluarkan udara yang terdapat dalam spuit dengan cara
menem[patkan spuit sejajar dengan mata, jarum tertutup
menghadap ke atas, kemudian keluarkan perlahan udara yang
masih tersisa di dalam spuit.( pastikan dosis vaksin tidak
berkurang)
3) Menyeka lengan pasien dengan kapas air hangat pada 1/3
lengan bagian luar. Untuk kesepakatan TT1 diberikan di lengan
kanan ibu, TT2 di lengan kiri ibu
4) Membuang kapas hangat habis pakai di tempat sampah
5) Menusukkan jarum dengan sudut 60 derajat sampai jarum
masuk area subkutan dalam
6) Melakukan aspirasi untuk memastika tidak mengenai
pembuluh darah
7) Menusukkan vaksin secar perlahan dengan mendorong piston
spuit sampai vaksin habis
8) Mencabut jarum dari lengan pasien secara perlahan dengan
menekan bekas suntikan dengan menggunakan kapas air hangat
9) Buang jarum pada box yang telah di sediakan
10) Menjelaskan pada ibu bahwa tindakan sudah selesai
11) Membuka sarung tangan dan mebuang pada tempat sampah
12) Merapikan alat dan pasien
13) Menanyakan reaksi imunisasi pada ibu
14) Mencuci tangan
15) Mendokumentasikan
20 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N
Perawat melakukan kunjungan rumah untuk mencari dan menemuka
ibu hamil.
3. Pendidik atau Penyuluhan Kesehatan
Perawat menjelaskan kepada ibu yang telah dilakukan pemeriksaan
tentang hasil pemeriksaan, perubahan-perubahan yang terjadi pada ibu
hamil, pentingnya imunisasi, pentingnya dalam senam hamil, jenis
resiko yang ditemukan, bahaya dari resiko kehamilan yang ditemukan
dan pentingnya kesehatan jiwa pada ibu hamil serta, perawatan
payudara pada inu hamil.
4. Kordinator dan Kolaborator
Perawat melakukan kordinasi terhadap semua pelayanan yang diterima
oleh ibu hamil dari berbagai program, dan bekerja sama dengan
keluarga dalam perencanaan pelayanan keperawatan serta sebagai
penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan dan sektor terkait
lainnya.
5. Konselor
Perawat menyediakan informasi-informasi tentang ibu hamil,
membantu ibu hamil untuk menggali dan mengetahui permasalahan
seperti imunisasi pada ibu hamil serta memiliki pemecahan masalah
yang dapat dikerjakan.
21 | P E N A T A L A K S A N A A N K E H A M I L A N