Anda di halaman 1dari 5

KSPS BMT UGT Sidogiri Indonesia

Unjuk Prestasi Koperasi Kaum Santri, Omzetnya Rp


16 Triliun
Dikenal sebagai koperasi kaum sarungan yang hanya berbisnis di lingkungan
pondok pesantren, BMT UGT Sidogiri mampu membuktikan sebagai pemuncak
daftar koperasi beromset terbesar di Indonesia. Apa rahasia suksesnya ?

Selama ini banyak pihak memandang kaum santri jebolan pesantren, hanya pandai mengaji, salawatan
dan kegiatan yang berbau ibadah saja. Jangankan untuk berbisnis, menghidupi dirinya sendiri saja harus
mengantungkan bantuan dari pihak lain. Lulusannya pun dipetakan sekadar menjadi guru mengaji atau
paling banter dosen agama.
Pandangan itu harus segera diubah ketika melihat sepak terjang Koperasi Simpan Pinjam Syariah (KSPS)
BMT UGT Sidogiri Indonesia. Pasalnya, koperasi yang dikelola para alumni pesantren dan kyainya ini
mampu menjadi yang terbesar di Tanah Air. Tidak tanggung-tanggung, omzetnya tembus Rp 16 triliun,
jauh mengungguli koperasi besar lainnya. Untuk ukuran koperasi di Indonesia, jumlah omzet tersebut
terbilang sangat besar.
Koperasi yang didirikan 15 tahun silam itu boleh disebut simbol sukses kaum santri dalam berkoperasi.
Lahir dari rahim pesantren, pendirian UGT Sidogiri mengusung misi yang salah satunya untuk
melepaskan masyarakat dari jeratan rentenir. Gayung pun bersambut, dimana warga memberi respek
terhadap koperasi ini.
Menurut Mahmud Ali Zain, Ketua Koperasi BMT UGT Sidogiri, pendirian koperasi tidak bisa dilepaskan
dari kondisi sosial ekonomi yang dihadapi. "Banyak pelaku usaha dan warga yang terbelit utang rentenir.
Akibatnya, mereka menjadi semakin miskin. Atas perintah kyai kami, akhirnya didirikan koperasi UGT
Sidogiri ini," ujar Mahmud yang selalu setia mengenakan sarung dan peci.
Ketika awal didirikan, kata Mahmud, modalnya hanya bonek (bondho atau modal nekat). Betapa tidak
dibilang nekat karena modal finansial terbatas, SDM kurang mumpuni, dan fasilitas minim. Namun
karena memiliki misi mulia untuk membebaskan masyarakat dari jerat rentenir, para pendiri pun terus
melaju.
Berbekal perintah kyai dan keyakinan saja akhirnya koperasi ini dapat berdiri pada 6 Juni 2000. Dengan
modal keyakinan bahwa barang siapa berjuang di jalan Allah, maka Allah yang akan menjadi penolong-
Nya, kemudian koperasi ini hadir di tengah masyarakat.
Karena belum punya modal yang cukup, pada awalnya kantor pusat BMT UGT Sidogiri menumpang di
sister koperasinya yaitu BMT Maslahah. Untuk membagi peran dengan saudara tuanya itu, UGT berada
di level Provinsi Jawa Timur. Sedangkan Maslahah ada di level Kabupaten Pasuruan.
Sedangkan kantor operasional didirikan di ibu kota Provinsi Jawa Timur, Surabaya. Padahal seperti
diketahui, Surabaya merupakan kota terbesar kedua setelah Jakarta. Tingkat persaingannya sangat ketat,
baik dengan sesama koperasi maupun dengan perbankan.
Merambah Perkotaan
Pembukaan kantor di jantung ekonomi Jawa Timur itu sekaligus ingin mematahkan pandangan umum
bahwa koperasi hanya bisa tumbuh di desa. Pengurus yakin koperasiatau BMT juga bisa eksis di kota,
asalkan pengelolaannya profesional.
Seiring berkembangnya waktu, UGT Sidogiri berhasil meraih kepercayaan anggota. Hal ini ditandai
dengan jumlah anggota yang terus meningkat dan kinerja keuangan yang gemilang. "Alhamdulilah, usaha
UGT Sidogiri terus berkembang sampai saat ini," ungkap Mahmud yang juga mantan anggota Dewan
Perwakilan Daerah (DPD) Jawa Timur Periode 2004-2009 ini.
UGT Sidogiri memiliki usaha BMT (Baitul Mal wat Tamwil) yang bergerak di bidang jasa keuangan
syariah. Produknya meliputi simpanan; pembiayaan dan layanan jasa- jasa.
Produk Simpanan koperasi berupa:
a. Tabungan Umum Syariah
b. Tabungan Haji Al-Haromain
c. Tabungan Umrah Al-Hasanah
d. Tabungan Idul Fitri
e. Tabungan Lembaga Peduli Siswa
f. Tabungan Qurban
g. Tabungan Tarbiyah
h. Tabungan Mudharabah Berjangka
i. Tabungan MDA Berjangka Plus Produk pembiayaan yang disalurkan kepada anggota berupa
j. UGT GES (Gadai Emas Syariah)
k. UGT MUB (Modal Usaha Barakah)
l. UGT MTA (Multiguna Tanpa Agunan)
m. UGT KBB (Kendaraan Bermotor Barokah)
n. UGT PBE (Pembelian Barang Elektronik)
o. UGT PKH (Pembiayaan Kafalah Haji)
Sedangkan produk layanan jasa-jasa (fee based income) yaitu jasa pelayanan transfer; PPOB (payment
point online banking), layanan umrah, dan layanan haji. Semua layanan tersebut didukung teknologi
informasi (IT) yang andal sehingga bisa diakses secara online.
Selain simpan pinjam, pelayanan jasa-jasa itu juga memberi kontribusi terhadap pendapatan koperasi.
Dengan dukungan IT pelayanan yang diberikan setara dengan perbankan. Hal ini juga untuk merespons
tuntutan anggota yang membutuhkan layanan cepat, mudah, dan aman.

Nilai-nilai Profetik
Pada kesempatan sama, Sekretaris UGT Sidogiri A. Thoha Putra mengatakan, perkembangan usaha
koperasi ini sepenuhnya ditopang anggota. Artinya, kontribusi anggota sangat besar. "Kami tumbuh
dengan dukungan riil anggota dan komuni- tas," ujar Thoha.
Loyalitas anggota ditunjukkan dengan besarnya simpanan. Sebelum dibatasi maksimal Rp500 juta seperti
sekarang, dulu simpanan anggota ada yang mencapai milyiaran. Ini berkat kepercayaan yang tinggi (trust)
anggota terhadap pengurus koperasi.
Dalam pengelolaan usaha, pengurus mengadopsi nilai-nilai profetik (kenabian) yaitu sidiq, amanah,
tabligh,dan fathonah. Sidiq berarti jujur dalam hal segala hal. Pengelola yang antara Iain terdiri pengurus,
pengawas, dan karyawan haruslah bersikap jujur.
Amanah berarti terpercaya. Harus satu kata antara perkataan dan perbuatan. Ambil contoh, catatan
keuangan harus sesuai dengan kenyataan. Sehingga tidak dikenal istilah mark up atau tindikan korupsi.
Tabligh berarti transparansi wajib dijunjung tinggi, baik antarpengelola dengan anggota ataupun
antarpengelola. Relasi yang transparan diwujudkan dalam rapat anggota yang diadakan 5 kali dalam
setahun. "Transparansi akan menumbuhkan kepercayaan anggota terhadap ko- perasi," ungkap Thoha.
Sedangkan fathonah, berarti UGT Sidogiri dikelola secara profesional. Pengelolaan yang profesional
antara Iain ditandai dengan adanya standardisasi pelayanan di semua kantor layanan. Selain itu, memiliki
SOP dan standar operasional manajemen (SOM).
Sementara itu, Direktur Utama (dahulu disebut manajer) UGT Sidogiri Abdul Majid Umar menambahkan,
sejalan dengan kepercayaan anggota dan masyarakat yang terus tumbuh, koperasi pun mengepakkan
sayapnya hingga ke Kalimantan. "UGT Sidogiri akan terus mengembangkan sayap usaha," ujarnya.
Meski lahir dari rahim pesantren, namun koperasi UGT Sidogiri telah mengadopsi prinsip-prinsip
universal koperasi. Misalnya tidak bersifat diskriminasi. Bahkan, di tempat-tempat yang mayoritas non
muslim seperti di Kalimantan Barat, UGT Sidogiri tetap bertaji. Ini berarti aspek profesionalitas lebih
menonjol dibanding primordialisme sempit.
Sampai dengan saat ini, UGT Sidogiri memiliki 257 unit yang tersebar di berbagai daerah seperti di Pulau
Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Meski berbasis syariah, namun koperasi ini bisa diterima di kalangan
non muslim. Contohnya, di Kalimantan Barat. "Anggota lebih mengedepankan kualitas layanan
dibanding simbol," ujar Abdul Majid.
la yang sejak tahun 2005 diamanahi sebagai Dirut UGT Sidogiri yakin koperasi ini akan terus
berkembang. Hal ini tidak lepas dari pengelolaannya yang sesuai dengan tata kelola koperasi yang baik.
Ditunjang dengan brand Sidogiri sebagai salah satu pesantren tertua di Indonesia yang telah melahirkan
jutaan alumni tersebar di berbagai sektor.

Kinerja
BMT UGT Sidogiri berhasil menunjukkan kinerja yang positif dalam lima tahun terakhir (2010 - 2014).
Sampai akhir tahun 2014, total aset tercatat sebesar Rp1,51 triliun (hasil pembulatan), melonjak
signifikan dari tahun 2010 yang hanya Rp226,32 miliar.
Simpanan anggota pada tahun 2010 sebesar Rp33,57 miliar. Namun lima tahun kemudian, 2014,
melonjak menjadi Rp245,14 miliar. Sehingga pertumbuhan simpanan anggota rata-rata mencapai 128,45
persen per tahun.
Dari Sisi pembiayaan, pada tahun 2010 dana yang disalurkan sebesar Rp148,03 miliar. Kemudian pada
tahun 2014 sebesar Rp929,25 miliar. Dalam rentang waktu lima tahun, pembiayaan tumbuh sebesar
Rp941,07 miliar.
Yang menarik, jumlah anggota penyimpan jauh lebih besar dibanding peminjam. Pada tahun 2014, jumlah
anggota penyimpan sebanyak 544.169 orang. Sedangkan peminjam 119.660 anggota. Ini
mengindikasikan tingkat kepercayaan masyararakat yang sangat tinggi terhadap UGT Sidogiri.
Seiring dengan Iaju usaha yang ciamik, pengurus tidak melupakan fungsi sosial koperasi. Setiap tahun
dikeluarkan zakat dan dana sosial yang jumlahnya cenderung meningkat. Pada tahun Ialu dana sosial
yang dikeluarkan sebesar Rp8,93 miliar. Sedangkan dana zakat yang disalurkan Rp7,01 miliar.
Dengan keberhasilannya menjadi jawara koperasi, Sidogiri membetot perhatian semua pihak. Dalam satu
kesempatan seminar nasional di Surabaya beberapa waktu Ialu, Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
Muliaman Hadad pernah mengungkapkan, UGT Sidogiri dapat menjadi contoh terbaik pengembangan
koperasi di Indonesia. Pengembangan koperasi ini tidak hanya ditunjang dengan hal-hal yang bersifat
teknis manajemen, tetapi juga dengan ketulusan hati dan mengharap rida ilahi

Anda mungkin juga menyukai